Disusun oleh
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan tidak lupa sholawat serta salam kami
panjatkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata dasar ilmu gizi
kesehatan masyarakat, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“EPIDEMIOLOGI GIZI TENTANG DIGITUS MILITUS” saya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan daam makalah ini, sehingga saya senantiasa terbuka
menerima kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi kita semua.
Penyusun
Avi rohayati
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan masalah ........................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ....................................................................................................... 6
2.2 Type-type diabetes militus ............................................................................ 7
2.3 Faktor penyebab diabetes militus .................................................................. 9
2.4 Penatalaksanaan ............................................................................................ 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
1.3.5 Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
1.3.6 Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat,
jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan
hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular
mikroangiopati (Sylvia & Lorrain, 2006).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormone insulin kurang
atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tetapi kurang efektif
(Sarwono, 2006).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk,
2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus
merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan
toleransi terhadap glukosa ( Rab, 2008)
6
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau
akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta
di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan
bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis
sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance,
dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis,
Gejala umum diabetes pada awal penyakit, yang juga dikenal dengan gejala
klasik di kalangan medis, adalah sering kencing (polyuria), sering haus (polydipsia)
dan sering lapar (polyphagia). Gejala-gejala ini akan berkembang dan memburuk
seiring dengan tidak terkontrolnya kadar gula yang sangat tinggi dalam darah
(hiperglikemia) sehingga merusak jaringan dan organ-organ tubuh, dan
berkomplikasi.
Tanpa insulin, gula dalam darah tidak dapat masuk dan digunakan oleh sel-sel
tubuh. Akhirnya tubuh akan mengolah lemak dan otot menjadi energi sehingga
menyebabkan penurunan berat badan. Ini dapat mengakibatkan kondisi akut yang
disebut ketoasidosis diabetik , yaitu kondisi di mana darah menjadi terlalu asam dan
terjadinya dehidrasi yang membahayakan.
7
Kadar glukosa darah yang tinggi juga bisa menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh. Karena itu, diabetes bisa mengakibatkan
sejumlah komplikasi jika tidak dikendalikan dengan baik. Peningkatan kadar gula
darah yang tidak signifikan dan tidak memicu gejala pun bisa mengakibatkan
kerusakan bila terjadi dalam jangka panjang.
Sel-sel dalam tubuh manusia membutuhkan energi dari gula (glukosa) untuk bisa
berfungsi dengan normal. Yang biasanya mengendalikan gula dalam darah adalah
hormon insulin. Insulin membantu sel mengambil dan menggunakan glukosa dari
aliran darah. Jika tubuh kekurangan insulin yang relatif, artinya kadar gula darah
sangat banyak akibat asupan berlebihan sehingga kadar insulin tampak berkurang;
atau muncul resistensi terhadap insulin pada sel-sel tubuh, kadar gula (glukosa) darah
akan meningkat drastis. Inilah yang memicu dan menjadi penyebab penyakit
diabetes (diabetes melitus).
Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki berat badan
berlebih dan kurang gerak fisik. Biasanya pola hidup yang tidak aktif banyak memicu
terjadinya penyakit ini. Itulah sebabnya diabetes tipe 2 sejak dahulu biasa ditemukan
pada orang-orang dewasa. Tapi sekarang, jumlah penderita diabetes tipe 2 pada anak-
anak juga mulai meningkat.
Gejala diabetes tipe 2 merupakan gejala klasik, artinya ini merupakan gejala
yang selalu ada di dalam diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Di antaranya:
8
Gejala lain yang bisa juga muncul pada diabetes tipe 2, antara lain:
Kelelahan.
Berkurangnya massa otot.
Turunnya berat badan.
Luka yang lambat sembuh atau sering mengalami infeksi.
Pandangan yang kabur.
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang
berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang
memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya
akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki
peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari
sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.
3. Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun
resikonya sangat kecil.
4. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika
orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
diabetes mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang
berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan
faktor utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas. Badan
9
Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia
akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun
belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda.
Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding
bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak
Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit
aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang
rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
5. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang
pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas
menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses
metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang
terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
2.4 PENATALAKSANAAN
1. Edukasi
Edukasi pada penyandang diabetes meliputi pemahamantentang perjalanan
penyakit DM, perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan,
penyulit/komplikasi DM dan risikonya, dan cara penggunaan obat
diabetes/insulin. Selain itu, untuk mencapai pengelolaan diabetes yang optimal
pada penyandang DM dibutuhkan perubahan perilaku agar dapat menjalani pola
hidup sehat meliputi:
a. Mengikuti pola makan sehat
b. Merningkatkan kegiatan jasmani
c. Menggunakan obat diabetes dan obat–obatan pada keadaan khusus secara
aman dan teratur
d. Melakukan pemantauan gula darah mandiri
e. Melakukan perawatan kaki secara berkala
10
2. Diet atau perencanaan makan
Dietisien atau ahli diet dapat membantu membuat perencanaan makan yang
cocok. Makanan sehari- hari hendaknya cukup karbohidrat, serat, protein,rendah
lemak jenuh, kolesterol, sedangkan natrium dan gula secukupnya. Kebutuhan
karbohidrat pada penyandang diabetes antara 45-65% kebutuhan kalori dengan
asupan karbohidrat tersebar dalam sehari, hindari makan karbohidrat dalam
jumlah besar dalam satu kali makan. Batasi karbohidrat sederhana seperti gula,
kue, tarcis, dodol, sirup, dan madu. Serat merupakan bagian dari karbohidrat
yang tidak dapat diserap tubuh, rendah lemak serta berpengaruh baik untuk kadar
gula darah. Pada umumnya gula darah setelah makan akan naik lebih lambat bila
makan makanan yang mengandung banyak serat.
3. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari–hari dan latihan secara teratur 3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit. Tujuan latihan jasmani untuk menjaga
kebugaran,menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas insulin
sehingga akan memperbaiki kendali gula darah. Latihan jasmani yang dianjurkan
berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai,
jogging, dan berenang. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Klasifikasi Diabetes Miletus :
1. Diabetes mellitus tipe 1
2. Diabetes mellitus tipe 2
3. Diabetes mellitus Gestasional
Penatalaksanaan :
1. Edukasi
2. Diet atau perencanaan makan
3. latihan jasmani
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan
istirahat yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula
melonjak tinggi
12
DAFTAR PUSTAKA
aan julianto, “sistem endokrin digitus militus” diakses pada 13 mei 2018
http://aanjhoel.blogspot.co.id/2015/09/makalah-diabetes-melitus.html
13