FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
Disusun Oleh:
Pembimbing :
Miftachurningsih, S.Kep.,Ns
LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH TERHADAP
PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS TAWANGSARI DESA
TAWANGSARI
KECAMATAN TROWULAN
KABUPATEN MOJOKERTO
Laporan Kunjungan rumah ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat
mengikuti ujian profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
Disusun Oleh
Ni Putu Diah Kumala Dewi 19710066
Menyetujui,
Mengesahkan,
Kepala Puskesmas Tawangsari
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan penyusunan “Laporan Kunjungan Rumah Pasien Hipertensi
Puskesmas Tawangsari Desa Tawangsari Kecamatan Trowulan Kabupaten
Mojokerto”. Tugas praktik kerja lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Dengan menyusun laporan ini, penulis berharap dapat menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan penulis, serta berpikir maju dan kritis dalam menghadapi segala
permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
membantu terwujudnya laporan ini di antaranya :
1. Prof. Dr. Sri Harmadji, dr., Sp.THT-KL (K), selaku Rektor Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Dr. Suhartati, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya,
serta sebagai dosen pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
4. Hj. Andiani, dr., M.Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
5. Dr. Didik Chusnul Yakin, M. Sos,. M. Si. Selaku Kepala Dinas Kesehatan
Mojokerto
6. Dr. Ulum Rokhmat Rokhmawan, MH selaku coordinator Putaran Puskesmas
Kepanitraan Klinik IKM beserta staf dan jajarannya
7. Siti Kumaiyah, S.Kep.Ns,M.Kes. selaku Kepala Puskesmas Tawangsari,
Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
8. Miftachurningsih, S.Kep.,Ns. selaku pembimbing Dokter Muda Puskesmas
Tawangsari, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
9. Seluruh paramedis dan non medis yang telah banyak membantu kami selama
melaksanakan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Tawangsari,Desa Tawangsari, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini sehingga
kritik dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan laporan kunjungan
rumah dalam rangka praktek lapangan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan……………………………………………………... ii
Kata Pengantar…………………………………………………………… iii
Daftar Isi…………………………………………………………………. v
Daftar Tabel……………………………………………………………… viii
Daftar Gambar…………………………………………………………… ix
Lembar Laporan Home Visit Keluarga………………………………….. 1
Karakteristik Demografi Keluarga………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………...……. 4
C. Tujuan …………………………………………………………… 4
1. Tujuan Umum………………………………………………… 4
2. Tujuan Khusus………………………………………………… 5
D. Manfaat…………………………………………………………... 5
A. Identitas Pasien………….……………………………………..... 6
B. Anamnesis……………………………………………………….. 6
1. Keluhan Utama……………………………………………….. 6
iii
5. Riwayat Kebiasaan…………………………………………… 7
6. Riwayat Pengobatan………………………………….……… 7
7. Riwayat Gizi…………………………………………………. 8
C. Pemeriksaan Fisik……………………………………………...... 8
D. Pemeriksaan Penunjang………………………………………….. 11
E. Resume…………………………………………………………… 11
F. Diagnosis ..........………………………………………………….. 12
F. Penatalaksanaan………………………………………………….. 12
2. Medika Mentosa……………………………………………… 12
A. Faktor Keluarga………………………………………………….. 15
1. Struktur keluarga………………………………………… 15
2. Bentuk keluarga…………………………………………. 15
3. Pola interaksi keluarga…………………………………… 15
4. Perilaku pasien dan anggota keluarga……………………. 15
B. Penyakit karena faktor genetik…………………………………... 17
C. Fungsi keluarga………………………………………………….. 17
iv
1. Fisiologi keluarga (identifikasi metode APGAR)……….. 17
Patologi lingkungan keluarga (identifikasi dengan metode
2. SCREEM)……………………………………………….. 19
D. Faktor Lingkungan………………………………………………. 20
1. Lingkungan fisik/sanitasi rumah…………………………. 20
2. Lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya……………….. 21
E. Faktor perilaku keluarga…………………………………………. 21
F. Faktor pelayanan kesehatan……………………………………… 22
A. Temuan Masalah………………………………………………… 23
1. Masalah aktif……………………………………………. 23
2. Faktor perilaku…………………………………………... 23
3. Faktor lingkungan……………………………………….. 23
4. Faktor pelayanan kesehatan……………………………… 23
5. Faktor genetik………………………………………….... 24
B. Analisis………………………………………………………….. 24
1. Faktor Keturunan………………………………………… 24
2. Faktor Lingkungan………………………………………. 24
3. Faktor Perilaku…………………………………………… 24
4. Faktor Pelayanan Kesehatan……………………………... 24
C. Pembahasan……………………………………………………… 25
A. Kesimpulan……………………………………………………… 27
B. Saran…………………………………………………………….. 28
Daftar Pustaka…………………………………………………………... 30
Lampiran………………………………………………………………... 31
v
DAFTAR TABEL
BMI ……………..……………………………….………. 9
vi
DAFTAR GAMBAR
dari Ny.S………...……………................................…. 24
vii
LEMBAR LAPORAN HOMEVISIT KELUARGA
8
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi didefinisikan sebagai pengukuran BP sistolik 130 mmHg atau lebih tinggi
atau pengukuran BP diastolik 80 mmHg atau lebih tinggi. Hipertensi sebelumnya
didefinisikan sebagai BP sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau BP diastolik 90
mmHg atau lebih tinggi. Dengan pedoman yang diperbarui, pengukuran 140/90 mmHg
atau lebih tinggi dianggap sebagai hipertensi stage 2 (AHA, 2017).
Klasifikasi hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yakni hipertensi primer yang
penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh
penyakit gijal, jantung, dan endokrin. Sering kali pasien tidak mengeluhkan gejala
apapun, namun apabila tensi tetap dibiarkan tinggi, maka akan menimbulkan berbagai
komplikasi. Untuk itu, deteksi dini terhadap tensi dengan cara melakukan pengukuran
secara berkala penting untuk dilakukan (Nuraini, 2015).
10
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diakui sebesar 8,8% terdiagnosis
hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat dan
32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan sebagian besar penderita
Hipertensi tidak mengetahui mengapa hipertensi tidak mendapatkan pengobatan
(Kemenkes, 2019)
Laporan ini ditulis berdasarkan kasus dari seorang penderita hipertensi, usia
50 tahun dengan jenis kelamin perempuan, yang berdomisili di wilayah
Puskesmas Pandan, Kabupaten Mojokerto.
B. Rumusan masalah
a. Apa saja faktor-faktor predisposisi terjadinya hipertensi pada pasien ?
b. Bagaimana kondisi lingkungan pasien terhadap kesehatan psien ?
c. Bagaimana respon pasien terhadap layanan kesehatan ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara penyakit yang diderita pasien
dengan kehidupan sosial dan ekonomi pasien serta pelayanan kesehatan dan
lingkungan penderita
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi penyakit pasien
b. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
c. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
d. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram
e. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan
f. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya
11
g. Mengidentifikasi faktor lingkungan fisik dan sosial ekonomi
D. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Home Visite yang dilakukan antara lain:
1. Bagi Dokter Muda
a. Sebagai bekal pengalaman di lapangan untuk melakukan proses pendataan
yang di analisis secara holistik tentang hubungan antara penyakit dengan
kondisi sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan
b. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada penatalaksaan
penyakit di masyarakat
c. Memupuk sikap peduli dan sikap menolong sebagai bekal menjadi seorang
dokter
2. Bagi pasien dan keluarganya
a. Meningkatkan kepuasan serta mengedukasi pasien dan keluarganya.
b. Meningkatkan pemahaman mengenai penyakit.
3. Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.
b. Mencapai derajat hidup yang baik dan dapat maksimal di masyarakat.
c. Evaluasi dan pembelajaran tambahan terhadap kondisi penyakit yang
berdampak pada lingkungan di masyarakat.
4. Bagi Individu Tenaga Kesehatan
a. Lebih meningkatkan pemahaman terhadap kasus hipertensi
b. Meningkatkan pemahaman holistik pada kondisi penyakit pasien
c. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan pasien
12
BAB II
HASIL PEMERIKSAAN KLINIK
A. Identitas Penderita
Nama : Ny. S
Umur : 46 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Sakit kepala
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh sering nyeri kepala sejak 2 tahun belakangan ini, nyeri dibagian
kepala terasa cekot-cekot dan bagian leher belakang, tidak mbliyur. Nyeri dirasakan
berkurang bila istirahat dan memberat bila aktivitas berlebihan.
Tidak ada keluhan sesak, maupun nyeri dada, bila tidur menggunakan satu
bantal, tidak pernah pingsan, tidak mengeluh pandangan kabur, BAK lancar tidak
nyeri, warna kuning jernih
13
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat kencing manis : disangkal
b. Riwayat asma : disangkal
c. Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
d. Riwayat batuk lama : disangkal
e. Riwayat penyakit jantung : disangkal
f. Riwayat hipertensi : sejak 2 tahun yang lalu
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat sakit sesak nafas : disangkal
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat diabetes mellitus : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat merokok : disangkal
b. Riwayat keluarga merokok : suami
c. Riwayat olah raga : Jarang berolah raga, dan membersihkan
rumah dan halaman.
6 Riwayat Pengobatan
Sejak 2 tahun lalu pasien mendapatkan terapi Captopril 2 x 25 mg pasien
jarang minum obat, dan sesekali pasien minum obat saat ada keluhan saja
14
6. Riwayat Gizi
Setiap hari pasien makan sebanyak 2-3 kali, dengan nasi dan lauk seperti
tahu, tempe, pindang atau bandeng yang direbus, sayur sayuran seperti daun
pepaya dan petai. ikan asin Pasien dan keluarga sesekali mengkonsumsi ayam.
Pasien mengaku jarang, memakan makanan kalengan, maupun daging.
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
BB 55
BMI = 2 = = 22,9
TB 1,552
3.Kulit
15
Warna :Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Kelembaban : Baik
Turgor : Cukup
4.Mata
Katarak : (-/-)
Radang : (-/-)
Konjungtivitis : (-/-)
Uveitis : (-/-)
Pterigium : (-/-)
5.Hidung
6.Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah
hiperemis (-)
7.Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-)
8. Tenggorokan
16
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9.Leher
JVP Tidak dilakukan pengukuran, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
kelenjar limfe (-).
10.Thoraks
Simetris (+), retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor :
P : nyeri tekan (-), fremitus raba dada kanan sama dengan kiri.
P : sonor (+/+)
11.Abdomen
17
I :dinding perut sejajar dengan dinding dada, jejas (-), bekas operasi (-)
- - - -
15.Pemeriksaan Neurologik
Fungsi motorik :
5 5 RF +2 +2 RP - -
5 5 +2 +2 - -
18
16.Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
arus :koheren
Insight : baik
D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap : tidak dilakukan
E. Resume
Pasien mengeluh sering nyeri kepala sejak 2 tahun lalu belakangan ini,nyeri
dibagian kepala terasa cekot-cekot dan bagian leher belakang, tidak mbliyur. Nyeri
dirasakan berkurang bila istirahat dan memberat bila aktivitas berlebihan.
Tidak ada keluhan sesak, maupun nyeri dada, bila tidur menggunakan satu
bantal, tidak pernah pingsan, tidak mengeluh pandangan kabur, BAK lancar tidak
nyeri, warna kuning jernih.
19
F. Diagnosis
Hipertensi stage II
G. Penatalaksanaan
a. Non Medika mentosa
1. Edukasi untuk minum obat hipertensi secara rutin, serta melakukan
kontrol tekanan darah minimal setiap 1x/bulan bila obat akan habis
atau bila ada keluhan untuk dilakukan evaluasi terhadap terapi yang
akan diberikan.
2. Rutin mengukur tekanan darah dalam kegiatan Posbindu yang berada di
Desa Pesanan Bicak
3. Melakukan olahraga ringan minimal 30 menit setiap hari
4. Motivasi yang adekuat dari keluarga untuk kesembuhan pasien
5. Motivasi spiritual agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Medikamentosa
a. Captopril 2 x 25 mg
20
BAB III
PENGELOLAAN PASIEN
(PATIENT MANAGMENT)
21
BAB IV
HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUNGAN
A. Faktor Keluarga
1. Struktur keluarga
Keluarga Ny. S termasuk keluarga patriakal dimana yang dominan dan
memegang kekuasaan dalam keluarga adalah suami Ny. S
2. Bentuk Keluarga
Alamat lengkap : Desa Pesanan Bicak. Kecamatan Trowulan.
Kabupaten Mojokerto
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
3. Pola Interaksi keluarga
Keterangan :
: hubungan baik
Gambar. IV.1
22
Jawab: Ikut menjaga dan mensuport pasien
c. Jika butuh dirawat inap, izin siapa yang dibutuhkan
Jawab: Butuh izin dari suami pasien .
d. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan pasien ?
Jawab: suami pasien
e. Selanjutnya siapa?
Jawab: Anak kedua pasien
f. Siapa yang secara emosional jauh dari pasien ?
Jawab: tidak ada.
g. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab : keluarga pasien selalu mendukung pasien asal memberi
dampak positif bagi kesehatan pasien
h. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab : Tidak ada.
Kesimpulan:
Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak setuju
apabila hal tersebut negatif dan mengganggu kesehatan keluarganya.
Hubungan antara Ny.. S dan keluarganya baik dan dekat.
23
B. Penyakit karena faktor Genetik
Dari informasi Ny. S diperoleh keterangan bahwa tidak ada anggota
keluarga atau family terdekat yang menderita Hipertensi.
Gambar IV.2 Diagram Genogram Keluarga Ny. S
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
C. Fungsi Keluarga
24
1. Fisiologi keluarga (identifikasi dengan metode APGAR)
a. Adaptation
Jika ada masalah keluarga dalam hal apapun pasien selalu pertama
kali membicarakannya kepada suaminya. Dukungan dari anak dan
suaminya sangat memberi motivasi bagi pasien untuk bisa sembuh.
Walaupun memiliki hipertensi, pasien dapat menyesuaikan diri
dengen pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik, karena pasien
dapat mengerjakan tugas rumah seperti menyapu rumah, mencuci,
memasak dapat dilakukan secara mandiri.
Tabel IV.1: APGAR tentang Pernyataan Anggota Keluarga terhadap
karbohidrat.
3 Memotivasi Ny. S dalam hal mengatur frekuensi makan. √
4 Memotivasi Ny. S dalam beraktivitas fisik. √
fisik
Jawaban Ya nilai 2, kadang-2 nilai 1 dan tidak nilai 0.
Berilah skor :
Skor =15 :anggota keluarga kurang menerima keluhan Ny. S(Skor Adaptation1 )
b. Partnership
25
Pasien selalu mengkomunikasikan mengenai penyakitnya dengan
seuami pasien. Suami pasien sangat sayang dan selalu merawat pasien.
Setiap pulang dari kerja, suami pasien selalu menyempatkan untuk
membawakan daun salam, temulawak untuk dijadikan obat pasien. Suami
pasien selalu menjaga pasien dan meminta untuk tidak terlalu lelah,
dan meyakinkan bahwa pasien akan cepat sembuh.
Tabel IV.2: APGAR Pernyataan Kesepakatan Bersamaantar Anggota
konsumsi karbohidrat.
3 Kesepakatan bila Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi ✓
makan.
4 Kesepakatan bila Ny. S tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Kesepakatan bila Ny. S tidak rutin minum obat √
6 Kesepakatan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Kesepakatan bila Ny. S tidak kontrol ke yankes √
8 Kesepakatan bila Ny. S mengeluh karena makanan √
dibatasi
9 Kesepakatan bila Ny. S bosan minum obat. √
10 Kesepakatan bila Ny. S malas beraktivitas fisik √
Jawaban Ya nilai 2, kadang-2 nilai 1 dan tidak nilai 0.
Berilah skor :
c. Growth
26
Pasien tidak menyadari bahwa untuk bisa mengontrol penyakitnya,
pasien harus rutin kontrol, dan rutin minum obat serta mematuhi saran
yang diberikan oleh bidan desa dan dokter Puskesmas.
Tabel IV.3 APGAR Pernyataan Kedewasaan/kesabaran Anggota
konsumsi karbohidrat.
3 Memahami saat Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi √
makan.
4 Memahami saat Ny. S tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Memahami saat Ny. S. tidak rutin minum obat √
6 Memahami saat Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Memahami saat Ny. S tidak kontrol ke yankes √
8 Memahami saat Ny. S mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Memahami saat Ny. S bosan minum obat. √
10 Memahami saat Ny. S menolak anjuran beraktivitas fisik √
Berilah skor :
Skor = 11 : keluarga kurang sabar terhadap sikap Ny.S. yang tidak mau mengerti
d. Affection
Pasien merasa hubungan kasih dan interaksi dengan masing-masing
individu yang ada dalam rumah tersebut adalah cukup baik .
Tabel IV.4: APGAR Pernyataan Anggota Keluarga terhadap Sikap Dan
Perilaku Ny. S
No. Pernyataan anggota keluarga terhadap sikap dan perilaku Ny. S. Ya Ka- Tdk
27
dang2
1. Sering menghibur atas keluhan akibat Ny. S sakit hipertensi √
2 Sering menasihati bila Ny. S tidak mampu mengurangi √
konsumsi karbohidrat.
3 Sering menasihati bila Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi √
makan.
4 Sering mengingatkan dan mendorong bila Ny. S tidak rajin √
beraktivitas fisik.
5 Sering mengingatkan bila Ny. S. tidak rutin minum obat √
6 Sering mengingatkan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Sering mengingatkan Ny. S bila sudah waktunya kontrol ke √
yankes
8 Sering menasihati bila Ny. S mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Sering mengingatkan bila Ny. S bosan minum obat. √
10 Sering memotivasi dan mendorong saat Ny. S malas beraktivitas √
fisik
Berilah skor :
e. Resolve
Pasien merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia
dapatkan dari keluarganya.
Tabel IV.5: APGAR Pernyataan Anggota Keluarga tentang
sakit hipertensi
2 Saling mengingatkan bila Ny. S tidak mengurangi ✓
konsumsi karbohidrat.
28
3 Saling mengingatkan bila Ny. S tidak bisa mengatur √
frekuensi makan.
4 Saling mengingatkan dan mendorong bila Ny. S tidak rajin ✓
beraktivitas fisik.
5 Saling mengingatkan bila Ny. S tidak rutin minum obat ✓
6 Saling mengingatkan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Saling mengingatkan bila Ny. S sudah waktunya kontrol √
ke yankes
8 Saling menasihati bila Ny. S mengeluh karena makanan √
dibatasi
9 Saling mengingatkan bila Ny. S bosan minum obat. ✓
10 Saling mendorong bila Ny. S malas beraktivitas fisik √
Berilah skor :
2)
Tabel IV.6: Temuan dan Skor Fungsi Keluarga Ny. S menurut APGAR
Skor
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Bagaimana dukungan dari
mengalami masalah,
keluarga tersebut
(Notoatmodjo, 2003).
bagaimana pemecahannya
(Notoatmodjo, 2003).
komplikasi.
Hubungan kasih sayang dan Saya puas dengan cara
penyakit saya.
Kepuasan di dalam keluarga Saya puas dengan cara
bagi keluarganya
(Notoatmodjo, 2003).
Total Skor 8
30
Kriteria skor APGAR:
intervensi
intervensi
intervensi
Total dari APGAR score keluarga Ny. S adalah 8. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis keluarga Ny. S dalam keadaan baik dan tidak perlu
intervensi.
31
pasien dan suami rajin menjalankan sholat 5 waktu
dan rutin ikut pengajian.
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah untuk -
memenuhi kebutuhan primer dan sekunder sudah
bisa terpenuhi.
Edukasi Pendidikan anggota keluarga cukup memadai. -
Medikal Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini +
biasanya pergi ke Puskesmas Tawangsari dengan
menggunakan kartu BPJS. Kegiatan PROLANIS
setiap bulan sangat membantu pasien dalam
menangani penyakitnya. Namun pasien datang
kontrol bila ada keluhan saja.
Hasil Analisis
D. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik/sanitasi rumah
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah yang memiliki pekarangan
rumah dibagian samping dengan pagar pembatas. Terdiri dari 1 ruang
tamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar mandi dengan jamban. Terdapat
ventilasi yang cukup pada ruang tamu dan kamar lainnya. Lantai sebagaian
rumah sudah menggunakan keramik. Ventilasi dan penerangan rumah
cukup baik. Atap rumah tersusun dari genteng. Air untuk kebutuhan
sehari-hari menggunakan sumur bor, masak menggunakan gas, kebersihan
rumah cukup baik.
32
Gambar IV.3 Denah Rumah Ny.S (Ny.S, 2020)
34
F. Faktor Pelayanan Kesehatan
1. Aspek pelayanan
Beberapa kendala yang terjadi adalah
a. Kurangnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien
b. Kurangnya monitoring dan evaluasi terhadap pasien Hipertensi dan
Komplikasinya
c. Kunjungan rumah belum optimal
d. Kurangnya komunikasi petugas kesehatan dan pasien
e. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan
2. Kepesertaan BPJS
Ny.S tidak mempergunakan kartu BPJS nya jika hendak berobat ke
puskesmas
35
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yang
terdapat dalam bentuk keluarga, pola interaksi, pertanyaan sirkuler, identifikasi
informasi penyakit genetik, fisiologi keluarga (metode APGAR), patologi lingkungan
keluarga (metode SCREEM) maupun faktor-faktor risiko tentang faktor perilaku,
faktor lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan kesehatan, maka
dapat dirumuskan sebagai temuan masalah yang terkait dengan Ny. S dan keluarga
serta masyarakat sekitar yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk diagram Blum
(Lihat Gambar IV.1).
A. Temuan Masalah
1. Masalah aktif
a. Hipertensi stage II
b. Persepsi yang salah tentang penyakit yang diderita
c. Jarang mengkonsumsi obat
2. Faktor perilaku
a. Ketidakteraturan dalam meminum obat
b. Kurang berolahraga atau melakukan kegiatan fisik
c. Kurang bisa mengatur stress
d. Pola hidup tidak teratur
3. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan fisik
Sanitasi rumah belum baik
b. Lingkungan sosial/budaya
1. Kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah
2. Tingkat pendidikan rendah
36
b. Kurang optimalnya monitoring dan evaluasi terhadap pasien Hipertensi
dan Komplikasinya
c. Kurang optimalnya kunjungan rumah
d. Kurang optimalnya komunikasi nakes dan pasien
e. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan
5. Faktor genetik
Tidak ada keluarga pasien yang menderita sakit yang sama
B. Analisis
Keturunan
Lingkungan Perilaku
Rumah Tidak
mengkonsumsi obat
layak huni
Ny. S rutin
Kebersihan Kurangnya aktivitas
masih perlu 46 th fisik
ditingkatkan
Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan konsep H.L. Blum diatas, faktor perilaku dan pelayanan kesahatan
yang menjadi faktor penyebab terjadinya hipertensi pada pasien ini. Dari segi
perlaku pasien yang tidak teratur mengkonsumsi obat dari dokter, merupakan
37
masalah utama. Dengam mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi pada
hipertensi dapat memicu pasien
C. Pembahasan
Pada prinsipnya secara umum pencegahan kejadian hipertensi primer ini
hanya menghindari faktor-faktor predisposisi dan memperbaiki pola hidup yang
sehat dan seimbang. Dimana hipertensi primer merupakan 90 % dari semua kasus
yang ada. Adanya riwayat keluarga yang mengalami hipertensi haruslah menjadi
suatu perhatian yang penting bagi anggota keluarga. Adapun faktor-faktor
predisposisi hipertensi sebagai berikut :
1. Genetik atau keturunan
Pasien memiliki dua orang anak, dimana ada kemungkinan terjadinya
hipertensi pada kedua anaknya karena faktor genetik, sehingga perlu
memberikan pendidikan kesehatan terhadap anak-anak pasien tersebut unytuk
menjaga pola hidup sehat dan seimbang sedini mungkin.
2. Pola hidup
Kebutuhan fisik harus dipenuhi sesuai kebutuhan, makan tidak
berlebihan, penggunaan garam tidak berlebihan, aktivitas fisik tidak terlalu
dipaksa, olahraga yang teratur, tidak minum alkohol dan obat-obatan
terlarang.
3. Adanya risiko penyakit kardiovaskuler
Adapun beberapa risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler antara lain
keturunan, merokok, dislipidemia, usia tua lebih 55 tahun, kegemukan,
kurang olah raga atau tidak pernah olahraga serta adanya riwayat diabetes
melitus.
4. Pemakian obat-obat yang meningkatkan tekanan darah
38
Hindari penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau tanpa petunjuk
dokter seperti kortikosteroid, obat flu yang mengandung pseudoefedrin, dan
obat-obat antidepresan. Sehingga apabila keluarga sakit hendaknya berobat ke
dokter atau ke puskesmas terdekat.
5. Obesitas
Obesitas atau berat badan lebih akan meningkatkan terjadinya
hipertensi dan diabetes melitus. Sehingga kesimbangan asupan makanan dan
keteraturan olahraga serta penimbangan berat badan secara periodik di
puskesmas dapat membantu mengatur dan menjaga berat badan agar tetap
seimbang
39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Segi Biologis
Pasien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya namun belum
sepenuhnya sadar sehingga lebih memilih untuk tidak teratur minum obat.
2. Segi Psikologis
Hubungan di dalam keluarga pasien baik, terbukti dari proses
penyelesaian masalah yang selalu dilakukan bersama.
3. Segi Sosial
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar cukup baik. Pasien sering
bersosialisasi dengan tetangga melalui kegiatan arisan, ataupun pengajian
bersama.
40
B. Saran
AHA. (2017). High bood pressure clinical practice guideline for the
prevention,detection,evalution.A report of the Amerika college of cardiologt. America
: J Am Coll Cardiol.
42
Lampiran 1. Foto rumah pasien
43