Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

Komang Ayu Pradnya Antari 18710056

Febriana Trisna Fitri 18710066

Alviandy Jaya 19710017

I Gusti Putu Ari Nugraha 19710019

Esti Nur Hidayati 19710059

Ni Putu Diah Kumala Dewi 19710066

Fatimatul Ulfah 19710069

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2020

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH


HIPERTENSI
PUSKESMAS TAWANGSARI DESA TAWANGSARI
KECAMATAN TROWULAN
KABUPATEN MOJOKERTO

Disusun Oleh:

Ni Putu Diah Kumala Dewi 19710066

Pembimbing :
Miftachurningsih, S.Kep.,Ns

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2020

LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH TERHADAP
PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS TAWANGSARI DESA
TAWANGSARI
KECAMATAN TROWULAN
KABUPATEN MOJOKERTO

Laporan Kunjungan rumah ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat
mengikuti ujian profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya

Disusun Oleh
Ni Putu Diah Kumala Dewi 19710066

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Puskesmas Tawangsari

Dr. Sugiharto dr.,MARS, FISPH, FISCM Miftachurningsih, S.Kep.,Ns


NIDN. 0703107104 NIP. 198108142008012017

Mengesahkan,
Kepala Puskesmas Tawangsari

Siti Kumaiyah, S.Kep.Ns,M.Kes


NIP. 196703091988032011
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan penyusunan “Laporan Kunjungan Rumah Pasien Hipertensi
Puskesmas Tawangsari Desa Tawangsari Kecamatan Trowulan Kabupaten
Mojokerto”. Tugas praktik kerja lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Dengan menyusun laporan ini, penulis berharap dapat menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan penulis, serta berpikir maju dan kritis dalam menghadapi segala
permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
membantu terwujudnya laporan ini di antaranya :
1. Prof. Dr. Sri Harmadji, dr., Sp.THT-KL (K), selaku Rektor Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Dr. Suhartati, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya,
serta sebagai dosen pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
4. Hj. Andiani, dr., M.Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
5. Dr. Didik Chusnul Yakin, M. Sos,. M. Si. Selaku Kepala Dinas Kesehatan
Mojokerto
6. Dr. Ulum Rokhmat Rokhmawan, MH selaku coordinator Putaran Puskesmas
Kepanitraan Klinik IKM beserta staf dan jajarannya
7. Siti Kumaiyah, S.Kep.Ns,M.Kes. selaku Kepala Puskesmas Tawangsari,
Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
8. Miftachurningsih, S.Kep.,Ns. selaku pembimbing Dokter Muda Puskesmas
Tawangsari, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
9. Seluruh paramedis dan non medis yang telah banyak membantu kami selama
melaksanakan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Tawangsari,Desa Tawangsari, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini sehingga
kritik dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan laporan kunjungan
rumah dalam rangka praktek lapangan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat.

Mojokerto, 28 Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan……………………………………………………... ii
Kata Pengantar…………………………………………………………… iii
Daftar Isi…………………………………………………………………. v
Daftar Tabel……………………………………………………………… viii
Daftar Gambar…………………………………………………………… ix
Lembar Laporan Home Visit Keluarga………………………………….. 1
Karakteristik Demografi Keluarga………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………… 3

B. Rumusan Masalah…………………………………………...……. 4

C. Tujuan …………………………………………………………… 4

1. Tujuan Umum………………………………………………… 4

2. Tujuan Khusus………………………………………………… 5

D. Manfaat…………………………………………………………... 5

BAB II HASIL PEMERIKSAAN KLINIK

A. Identitas Pasien………….……………………………………..... 6

B. Anamnesis……………………………………………………….. 6

1. Keluhan Utama……………………………………………….. 6

2. Riwayat Penyakit Sekarang…………………………………... 6

3. Riwayat Penyakit Dahulu……………………………………. 7

4. Riwayat Penyakit Keluarga………………………………….. 7

iii
5. Riwayat Kebiasaan…………………………………………… 7

6. Riwayat Pengobatan………………………………….……… 7

6. Riwayat Sosial Ekonomi ………….………………………… 7

7. Riwayat Gizi…………………………………………………. 8

C. Pemeriksaan Fisik……………………………………………...... 8

D. Pemeriksaan Penunjang………………………………………….. 11

E. Resume…………………………………………………………… 11

F. Diagnosis ..........………………………………………………….. 12

F. Penatalaksanaan………………………………………………….. 12

1. Non Medika Mentosa…………………………………………. 12

2. Medika Mentosa……………………………………………… 12

BAB III PENGELOLAAN PASIEN

A. Patient Centered Management.………………………………….. 13


1. Rencana promosi dan pendidikan kesehatan pasien dan
keluarga…………………………………………………. 13
2. Rencana edukasi penyakit kepada pasien dan keluarga… 13
B. Prevensi Bebas Penyakit untuk Keluarga lainnya..………………. 13

BAB IV IDENTIFIKASI KELUARGA DAN FAKTOR LINGKUNGAN

A. Faktor Keluarga………………………………………………….. 15
1. Struktur keluarga………………………………………… 15
2. Bentuk keluarga…………………………………………. 15
3. Pola interaksi keluarga…………………………………… 15
4. Perilaku pasien dan anggota keluarga……………………. 15
B. Penyakit karena faktor genetik…………………………………... 17
C. Fungsi keluarga………………………………………………….. 17
iv
1. Fisiologi keluarga (identifikasi metode APGAR)……….. 17
Patologi lingkungan keluarga (identifikasi dengan metode

2. SCREEM)……………………………………………….. 19
D. Faktor Lingkungan………………………………………………. 20
1. Lingkungan fisik/sanitasi rumah…………………………. 20
2. Lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya……………….. 21
E. Faktor perilaku keluarga…………………………………………. 21
F. Faktor pelayanan kesehatan……………………………………… 22

BAB V Hasil Analisis dan Pembahasan

A. Temuan Masalah………………………………………………… 23
1. Masalah aktif……………………………………………. 23
2. Faktor perilaku…………………………………………... 23
3. Faktor lingkungan……………………………………….. 23
4. Faktor pelayanan kesehatan……………………………… 23
5. Faktor genetik………………………………………….... 24
B. Analisis………………………………………………………….. 24
1. Faktor Keturunan………………………………………… 24
2. Faktor Lingkungan………………………………………. 24
3. Faktor Perilaku…………………………………………… 24
4. Faktor Pelayanan Kesehatan……………………………... 24
C. Pembahasan……………………………………………………… 25

BAB VI Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan……………………………………………………… 27
B. Saran…………………………………………………………….. 28

Daftar Pustaka…………………………………………………………... 30
Lampiran………………………………………………………………... 31

v
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Klasifikasi Penilaian Status Gizi berdasarkan

BMI ……………..……………………………….………. 9

Tabel IV.1 Tabel SCREEM………………………………………… 19

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Ny.S dan

Anggota Keluarganya yang lain ……………………. 15

Gambar IV.2 Diagram Genogram Keluarga Ny.S...………………… 17

Gambar IV.3 Denah Rumah Ny.S ………………….……..………… 20

Gambar V.1 Diagram Faktor Risiko Penyakit Hipertensi

dari Ny.S………...……………................................…. 24

vii
LEMBAR LAPORAN HOMEVISIT KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga FK UWKS


Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Tawangsari

Nama Pembimbin : Miftachurningsih, S.Kep.,Ns


Nama Dokter Muda : Ni Putu Diah Kumala Dewi, S.ked
Tanggal komunikasi pertama kali 28 Agustus 2020

Tabel 1: Catatan Konsultasi Pembimbing


Tingkat
Tanggal Pembimbing Paraf Keterangan
Pemahaman

8
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama pasien : Ny. S


Alamat : Desa Pesanan Bicak. Kecamatan Trowulan. Kabupaten Mojokerto
Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Tabel 2. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No Nama Kedudukan L/P Umur Pendid Pekerjaan Pasien Ket
. dalam (Tahun) ikan klinik
keluarga (Y/T)
1 Ny. S Ibu P 46 th SMA Ibu rumah Y Hiper
tangga tensi
2 Tn. F Anak L 23th SMA Wiraswast T -
a
3 Tn. U Menantu L 59 th SMA Wiraswast T -
a
Sumber : Data Primer, 28 Agustus 2020

9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi didefinisikan sebagai pengukuran BP sistolik 130 mmHg atau lebih tinggi
atau pengukuran BP diastolik 80 mmHg atau lebih tinggi. Hipertensi sebelumnya
didefinisikan sebagai BP sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau BP diastolik 90
mmHg atau lebih tinggi. Dengan pedoman yang diperbarui, pengukuran 140/90 mmHg
atau lebih tinggi dianggap sebagai hipertensi stage 2 (AHA, 2017).
Klasifikasi hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yakni hipertensi primer yang
penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh
penyakit gijal, jantung, dan endokrin. Sering kali pasien tidak mengeluhkan gejala
apapun, namun apabila tensi tetap dibiarkan tinggi, maka akan menimbulkan berbagai
komplikasi. Untuk itu, deteksi dini terhadap tensi dengan cara melakukan pengukuran
secara berkala penting untuk dilakukan (Nuraini, 2015).

Prevalensi hipertensi berbeda berdasarkan etnis dan jenis kelamin. Secara


keseluruhan, hipertensi lebih sering terjadi pada orang kulit hitam, dengan
perkiraan prevalensi masing-masing 59% dan 56% pada pria dan wanita kulit
hitam. Pria kulit putih, Asia, dan Hispanik masing-masing memiliki prevalensi
masing-masing 47%, 45%, dan 44%, dan wanita kulit putih, Asia, dan Hispanik
masing-masing memiliki prevalensi masing-masing 41%, 36%, dan 42% (Ripley,
2019).
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar
1,13 juta orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Jumlah penderita hipertensi terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 juta orang yang
diperkirakan hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang yang
dikeluarkan karena hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes, 2019).

Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan hasil


pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), berumur 45-54
tahun (45,3%), berusia 55-64 tahun (55,2%).

10
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diakui sebesar 8,8% terdiagnosis
hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat dan
32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan sebagian besar penderita
Hipertensi tidak mengetahui mengapa hipertensi tidak mendapatkan pengobatan
(Kemenkes, 2019)

Laporan ini ditulis berdasarkan kasus dari seorang penderita hipertensi, usia
50 tahun dengan jenis kelamin perempuan, yang berdomisili di wilayah
Puskesmas Pandan, Kabupaten Mojokerto.

Mengingat kasus hipertensi masih sering ditemui di berbagai daerah,


khususnya di wilayah Puskesmas Pandan, maka penulis tertarik untuk mengambil
kasus ini sebagai kasus Home Visite untuk dapat lebih mencermati dan
memperhatikan bagimana hubungan lingkungan keluarga dan keseharian pasien
terhadap proses penyakit pasien, serta sebagai bekal bagi penulis untuk terjun di
lapangan kelak.

B. Rumusan masalah
a. Apa saja faktor-faktor predisposisi terjadinya hipertensi pada pasien ?
b. Bagaimana kondisi lingkungan pasien terhadap kesehatan psien ?
c. Bagaimana respon pasien terhadap layanan kesehatan ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara penyakit yang diderita pasien
dengan kehidupan sosial dan ekonomi pasien serta pelayanan kesehatan dan
lingkungan penderita
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi penyakit pasien
b. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
c. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
d. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram
e. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan
f. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya
11
g. Mengidentifikasi faktor lingkungan fisik dan sosial ekonomi

D. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Home Visite yang dilakukan antara lain:
1. Bagi Dokter Muda
a. Sebagai bekal pengalaman di lapangan untuk melakukan proses pendataan
yang di analisis secara holistik tentang hubungan antara penyakit dengan
kondisi sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan
b. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada penatalaksaan
penyakit di masyarakat
c. Memupuk sikap peduli dan sikap menolong sebagai bekal menjadi seorang
dokter
2. Bagi pasien dan keluarganya
a. Meningkatkan kepuasan serta mengedukasi pasien dan keluarganya.
b. Meningkatkan pemahaman mengenai penyakit.
3. Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.
b. Mencapai derajat hidup yang baik dan dapat maksimal di masyarakat.
c. Evaluasi dan pembelajaran tambahan terhadap kondisi penyakit yang
berdampak pada lingkungan di masyarakat.
4. Bagi Individu Tenaga Kesehatan
a. Lebih meningkatkan pemahaman terhadap kasus hipertensi
b. Meningkatkan pemahaman holistik pada kondisi penyakit pasien
c. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan pasien

12
BAB II
HASIL PEMERIKSAAN KLINIK

A. Identitas Penderita
Nama : Ny. S

Umur : 46 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Desa Pesana Bicak. Kecamapatan Trowulan, Kabupaten


Mojokerto

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 28 Agustus2020

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Sakit kepala
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh sering nyeri kepala sejak 2 tahun belakangan ini, nyeri dibagian
kepala terasa cekot-cekot dan bagian leher belakang, tidak mbliyur. Nyeri dirasakan
berkurang bila istirahat dan memberat bila aktivitas berlebihan.

Tidak ada keluhan sesak, maupun nyeri dada, bila tidur menggunakan satu
bantal, tidak pernah pingsan, tidak mengeluh pandangan kabur, BAK lancar tidak
nyeri, warna kuning jernih

13
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat kencing manis : disangkal
b. Riwayat asma : disangkal
c. Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
d. Riwayat batuk lama : disangkal
e. Riwayat penyakit jantung : disangkal
f. Riwayat hipertensi : sejak 2 tahun yang lalu
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat sakit sesak nafas : disangkal
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat diabetes mellitus : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat merokok : disangkal
b. Riwayat keluarga merokok : suami
c. Riwayat olah raga : Jarang berolah raga, dan membersihkan
rumah dan halaman.
6 Riwayat Pengobatan
Sejak 2 tahun lalu pasien mendapatkan terapi Captopril 2 x 25 mg pasien
jarang minum obat, dan sesekali pasien minum obat saat ada keluhan saja

7 Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di rumahnya bersama
suami dan anaknya. Suami pasien bekerja sebagai sopir, mempunyai satu
orang anak yang belum berkeluarga. Anak pasien tinggal bersama pasien dan
suaminya

Sehari-hari, setiap pagi sekitar pukul 08.00 pasien menyiapkan bekal


untuk suami dan anak bekerja. Selain itu, pasien juga mengerjakan tugas
rumah seperti menyapu, mengepel, menyuci perabotan, dan memasak.

Untuk kebutuhan sehari-hari, dipenuhi oleh suami pasien. Tetapi, jika


masih kurang, kebutuhan pasien, di bantu oleh anak pasien

14
6. Riwayat Gizi
Setiap hari pasien makan sebanyak 2-3 kali, dengan nasi dan lauk seperti
tahu, tempe, pindang atau bandeng yang direbus, sayur sayuran seperti daun
pepaya dan petai. ikan asin Pasien dan keluarga sesekali mengkonsumsi ayam.
Pasien mengaku jarang, memakan makanan kalengan, maupun daging.

C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis

GCS : E4V5M6

2. Tanda Vital dan Status Gizi


a. Tanda Vital
Nadi : 90 x/menit, kuat, reguler
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,6oC
Tensi : 160/90 mmHg
Berat badan : 55 kg

Tinggi badan : 155 cm

Perhitungan status gizi berdasarkan body mass index (BMI) :

BB 55
BMI = 2 = = 22,9
TB 1,552

Nilai BMI Penilaian berat badan


>30 Obesitas
25-29,5 Berat badan lebih
18,5- 24,5 Berat badan ideal
<18,5 Berat badan kurang
Berdasarkan tabel BMI di atas maka status gizi penderita masuk dalam kategori berat
badan ideal.

3.Kulit

15
Warna :Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Kelembaban : Baik

Turgor : Cukup

Kepala :Tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut

4.Mata

Conjunctiva : anemis (-/-),

Sklera : Ikterik (-/-)

Pupil : Isokor (3mm/3mm)

Reflek kornea : (+/+)

Katarak : (-/-)

Radang : (-/-)

Konjungtivitis : (-/-)

Uveitis : (-/-)

Pterigium : (-/-)

5.Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)

6.Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah
hiperemis (-)
7.Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-)

8. Tenggorokan

16
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

9.Leher
JVP Tidak dilakukan pengukuran, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
kelenjar limfe (-).

10.Thoraks
Simetris (+), retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)

- Cor :

I : iktus kordis tidak tampak

P : iktus kordis tidak kuat angkat

P: Batas kiri atas : ICS II 1 cm lateral LPSS

Batas kanan atas : ICS II LPSD

Batas kiri bawah : ICS V 1 cm lateral MCLS

Batas kanan bawah : ICS IV LPSD

A : BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-).

Batas jantung kesan normal.

- Pulmo: (depan belakang)

I : simetris, jejas (-)

P : nyeri tekan (-), fremitus raba dada kanan sama dengan kiri.

P : sonor (+/+)

A: suara nafasdasar vesikuler (+/+)

suara tambahan Rh (-/-), wh (-/-)

11.Abdomen

17
I :dinding perut sejajar dengan dinding dada, jejas (-), bekas operasi (-)

A :peristaltik (+) normal

P :supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

P :timpani seluruh lapang perut

12.Ektremitas: akral dingin oedem


- - - -

- - - -

13.Sistem genetalia: dalam batas normal


14.Collumna vertebralis :
Inspeksi : deformitas (-), gibus (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

Palpasi : nyeri tekan (-).

15.Pemeriksaan Neurologik
Fungsi motorik :

5 5 RF +2 +2 RP - -

5 5 +2 +2 - -

18
16.Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif composmentis

Afek : appropriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : bentuk :realistik

isi :waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

arus :koheren

Insight : baik

D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap : tidak dilakukan

Pemeriksaan gula darah : tidak dilakukan

Pemeriksaan lipid profile : tidak dilakukan

Pemeriksaan EKG : tidak dilakukan

Pemeriksaan rontgen thoraks : tidak dilakukan

E. Resume
Pasien mengeluh sering nyeri kepala sejak 2 tahun lalu belakangan ini,nyeri
dibagian kepala terasa cekot-cekot dan bagian leher belakang, tidak mbliyur. Nyeri
dirasakan berkurang bila istirahat dan memberat bila aktivitas berlebihan.

Tidak ada keluhan sesak, maupun nyeri dada, bila tidur menggunakan satu
bantal, tidak pernah pingsan, tidak mengeluh pandangan kabur, BAK lancar tidak
nyeri, warna kuning jernih.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis, GCS E4V5M6.


Tanda vital T : 160/90 mmHg, N: 88x/menit, Rr: 18 x/menit, S : 36,6 0C, BB : 55 kg,
TB : 155 cm, status gizi berdasarkan BMI normal

Riwayat hipertensi sejak 2 tahun lalu, obat yang minum Captopril 2 x 25 mg


namun pasien minum obat jika merasakan ada keluhan saja.

19
F. Diagnosis
Hipertensi stage II

G. Penatalaksanaan
a. Non Medika mentosa
1. Edukasi untuk minum obat hipertensi secara rutin, serta melakukan
kontrol tekanan darah minimal setiap 1x/bulan bila obat akan habis
atau bila ada keluhan untuk dilakukan evaluasi terhadap terapi yang
akan diberikan.
2. Rutin mengukur tekanan darah dalam kegiatan Posbindu yang berada di
Desa Pesanan Bicak
3. Melakukan olahraga ringan minimal 30 menit setiap hari
4. Motivasi yang adekuat dari keluarga untuk kesembuhan pasien
5. Motivasi spiritual agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Medikamentosa

a. Captopril 2 x 25 mg

20
BAB III
PENGELOLAAN PASIEN
(PATIENT MANAGMENT)

A. Patient Centered Management


Rencana promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga

Pasien diberi nasehat bahwa hipertensi ini dapat mengakibatkan


kerusakan organ jika tidak terkontrol dan diobati dengan tepat. Seperti stroke,
retinopati hipertensi. Oleh karena itu pasien dianjurkan untuk :
a. Turut serta dalam kegiatan Posbindu yang berada di wilayah
Puskesmas Tawangsari, rutin mengukur tekanan darah agar dapat
terkontrol, bilamana tinggi segera periksa ke Puskesmas
Tawangsari.
b. Aktivitas fisik dan olahraga yang teratur seperti berjalan-jalan di
sekitar rumah minimal 30-45 menit/ hari sebanya 3-4 x/minggu
atau kegiatan membersihkan rumah dapat terhitung sebagai
aktivitas fisik juga.
c. Harus menggunakan obat-obat anti hipertensi secara teratur.
d. Tidak stres fisik maupun psikologis (banyak pikiran) dalam
mengahadapi suatu masalah dengan pendekatan spiritual dengan
cara lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

B. Prevensi Bebas Penyakit untuk Keluarga Lainnya

Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah dan mengobati


tekanan darah tinggi. Diperlukan upaya-upaya pencegahan bagi penderita
hipertensi dan orang-orang yang beresiko tinggi untuk terkena hipertensi
mengingat prevalensi yang tinggi dan komplikasi yang ditimbulkan cukup berat.
Pencegahan hipertensi bisa dilakukan dengan meminum obat secara teratur,
aktifitas fisik secara teratur, penurunan berat badan, pembatasan asupan garam
garam dan banyak mengkonsumsi buah, sayuran, susu rendah lemak dan kacang –
kacangan.

21
BAB IV
HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUNGAN

A. Faktor Keluarga
1. Struktur keluarga
Keluarga Ny. S termasuk keluarga patriakal dimana yang dominan dan
memegang kekuasaan dalam keluarga adalah suami Ny. S
2. Bentuk Keluarga
Alamat lengkap : Desa Pesanan Bicak. Kecamatan Trowulan.
Kabupaten Mojokerto
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
3. Pola Interaksi keluarga

Keterangan :

: hubungan baik

Gambar. IV.1

Hubungan Ny. S dan suami baik. Jika ada masalah diselesaikan


bersama sama.

4. Perilaku pasien dan anggota keluarga


Metode menggunakan pertanyaan sirkuler ini berfungsi untuk
mengetahui siapa secara individual anggota keluarga yang mendukung
atau menentang pasien (Ny. S) apabila yang bersangkutan berbuat sesuatu
baik yang merugikan atau menguntungkan kesembuhan penyakitnya.
a. Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh keluarganya:
Jawab : Pasien diantar berobat oleh anak dan suaminya.
b. Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang
lain?

22
Jawab: Ikut menjaga dan mensuport pasien
c. Jika butuh dirawat inap, izin siapa yang dibutuhkan
Jawab: Butuh izin dari suami pasien .
d. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan pasien ?
Jawab: suami pasien
e. Selanjutnya siapa?
Jawab: Anak kedua pasien
f. Siapa yang secara emosional jauh dari pasien ?
Jawab: tidak ada.
g. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab : keluarga pasien selalu mendukung pasien asal memberi
dampak positif bagi kesehatan pasien
h. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab : Tidak ada.

Kesimpulan:

Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak setuju
apabila hal tersebut negatif dan mengganggu kesehatan keluarganya.
Hubungan antara Ny.. S dan keluarganya baik dan dekat.

23
B. Penyakit karena faktor Genetik
Dari informasi Ny. S diperoleh keterangan bahwa tidak ada anggota
keluarga atau family terdekat yang menderita Hipertensi.
Gambar IV.2 Diagram Genogram Keluarga Ny. S

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

C. Fungsi Keluarga
24
1. Fisiologi keluarga (identifikasi dengan metode APGAR)
a. Adaptation
Jika ada masalah keluarga dalam hal apapun pasien selalu pertama
kali membicarakannya kepada suaminya. Dukungan dari anak dan
suaminya sangat memberi motivasi bagi pasien untuk bisa sembuh.
Walaupun memiliki hipertensi, pasien dapat menyesuaikan diri
dengen pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik, karena pasien
dapat mengerjakan tugas rumah seperti menyapu rumah, mencuci,
memasak dapat dilakukan secara mandiri.
Tabel IV.1: APGAR tentang Pernyataan Anggota Keluarga terhadap

Keadaan, Sikap dan Perilaku Ny. S

No. Pernyataan anggota keluarga thd keadaan,sikap dan Ya Ka- Tdk

perilaku Ny.S dang2


1. Ikhlas menerima atas beban akibat Ny. S sakit hipertensi √
2 Memotivasi Ny. S dalam hal mengurangi konsumsi √

karbohidrat.
3 Memotivasi Ny. S dalam hal mengatur frekuensi makan. √
4 Memotivasi Ny. S dalam beraktivitas fisik. √

5 Mengingatkan Ny. S untuk rutin minum obat ✓


6 Memotivasi Ny. S bila waktunya kontrol ke yankes. √
7 Bersedia mengantar Ny.S untuk kontrol ke yankes √
8 Menerima bila Ny. S mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Tidak menerima keluhan Ny. S bosan minum obat. √
10 Tidak menerima keluhan saat Ny. S malas beraktivitas √

fisik
Jawaban Ya nilai 2, kadang-2 nilai 1 dan tidak nilai 0.

Berilah skor :

 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15

 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 10 -15

 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 10

Skor =15 :anggota keluarga kurang menerima keluhan Ny. S(Skor Adaptation1 )

b. Partnership

25
Pasien selalu mengkomunikasikan mengenai penyakitnya dengan
seuami pasien. Suami pasien sangat sayang dan selalu merawat pasien.
Setiap pulang dari kerja, suami pasien selalu menyempatkan untuk
membawakan daun salam, temulawak untuk dijadikan obat pasien. Suami
pasien selalu menjaga pasien dan meminta untuk tidak terlalu lelah,
dan meyakinkan bahwa pasien akan cepat sembuh.
Tabel IV.2: APGAR Pernyataan Kesepakatan Bersamaantar Anggota

Keluarga terhadap Sikap dan Perilaku Ny. S

No. Pernyataan harmonisasi (kesepakatan bersama) antar Ya Ka- Tdk

anggota keluarga terhadap sikap dan perilaku Ny. S dang2


1. Keluarga sepakat atas beban akibat Ny. S sakit hipertensi √
2 Kesepakatan bila Ny. S tidak mampu mengurangi ✓

konsumsi karbohidrat.
3 Kesepakatan bila Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi ✓

makan.
4 Kesepakatan bila Ny. S tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Kesepakatan bila Ny. S tidak rutin minum obat √
6 Kesepakatan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Kesepakatan bila Ny. S tidak kontrol ke yankes √
8 Kesepakatan bila Ny. S mengeluh karena makanan √

dibatasi
9 Kesepakatan bila Ny. S bosan minum obat. √
10 Kesepakatan bila Ny. S malas beraktivitas fisik √
Jawaban Ya nilai 2, kadang-2 nilai 1 dan tidak nilai 0.

Berilah skor :

 2 bila nilai pernyataan keluarga > 15 (harmonis)

 1 bila nilai pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis)

 0 bila nilai pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis)

Skor = 17 : harmonis terhadap sikap dan perilaku Ny. S (Skor partnership 2)

c. Growth

26
Pasien tidak menyadari bahwa untuk bisa mengontrol penyakitnya,
pasien harus rutin kontrol, dan rutin minum obat serta mematuhi saran
yang diberikan oleh bidan desa dan dokter Puskesmas.
Tabel IV.3 APGAR Pernyataan Kedewasaan/kesabaran Anggota

Keluarga terhadap Sikap dan Perilaku Ny. S

No. Pernyataan kedewasaan/kesabaran anggota keluarga Ya Ka- Tdk

terhadap sikap dan perilaku Ny. S dang2


1. Tidak terganggu atas beban akibat Ny. S sakit hipertensi √
2 Memahami saat Ny. S tidak mampu mengurangi √

konsumsi karbohidrat.
3 Memahami saat Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi √

makan.
4 Memahami saat Ny. S tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Memahami saat Ny. S. tidak rutin minum obat √
6 Memahami saat Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Memahami saat Ny. S tidak kontrol ke yankes √
8 Memahami saat Ny. S mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Memahami saat Ny. S bosan minum obat. √
10 Memahami saat Ny. S menolak anjuran beraktivitas fisik √

Jawaban Ya nilai 2, kadang-2 nilai 1 dan tidak nilai 0.

Berilah skor :

 2 (bersikap dewasa) bila nilai pernyataan keluarga > 15

 1 (bersikap kurang dewasa/sabar) bila nilai pernyataan keluarga 10 -15

 0 (bersikap tidak dewasa) bila nilai pernyataan keluarga < 10

Skor = 11 : keluarga kurang sabar terhadap sikap Ny.S. yang tidak mau mengerti

cara mencegah penyakitnya agar tidak mengalami komplikasi(Skor growth = 1)

d. Affection
Pasien merasa hubungan kasih dan interaksi dengan masing-masing
individu yang ada dalam rumah tersebut adalah cukup baik .
Tabel IV.4: APGAR Pernyataan Anggota Keluarga terhadap Sikap Dan

Perilaku Ny. S

No. Pernyataan anggota keluarga terhadap sikap dan perilaku Ny. S. Ya Ka- Tdk

27
dang2
1. Sering menghibur atas keluhan akibat Ny. S sakit hipertensi √
2 Sering menasihati bila Ny. S tidak mampu mengurangi √

konsumsi karbohidrat.
3 Sering menasihati bila Ny. S tidak bisa mengatur frekuensi √

makan.
4 Sering mengingatkan dan mendorong bila Ny. S tidak rajin √

beraktivitas fisik.
5 Sering mengingatkan bila Ny. S. tidak rutin minum obat √
6 Sering mengingatkan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Sering mengingatkan Ny. S bila sudah waktunya kontrol ke √

yankes
8 Sering menasihati bila Ny. S mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Sering mengingatkan bila Ny. S bosan minum obat. √
10 Sering memotivasi dan mendorong saat Ny. S malas beraktivitas √

fisik

Jawaban Ya nilai 2, kadang-2 nilai 1 dan tidak nilai 0.

Berilah skor :

 2 (keluarga kasih sayang) bila nilai pernyataan keluarga > 15

 1 (keluarga kurang kasing sayang) bila nilai pernyataan keluarga 10 -15

 0 (keluarga tidak kasih sayang) bila nilai pernyataan keluarga < 10

Skor = 20 : Keluarga kasih sayang trehadap Ny. S (Skor Affection 2).

e. Resolve
Pasien merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia
dapatkan dari keluarganya.
Tabel IV.5: APGAR Pernyataan Anggota Keluarga tentang

Kebersamaan dalam Membantu Mengatasi Penyakit Ny. S

No. Pernyataan anggota keluarga tentang kebersamaan dalam Ya Ka- Tdk

membantu mengatasi penyakit Ny. S dang2


1. Saling membantu dalam mengatasi beban akibat Ny. S √

sakit hipertensi
2 Saling mengingatkan bila Ny. S tidak mengurangi ✓

konsumsi karbohidrat.

28
3 Saling mengingatkan bila Ny. S tidak bisa mengatur √

frekuensi makan.
4 Saling mengingatkan dan mendorong bila Ny. S tidak rajin ✓

beraktivitas fisik.
5 Saling mengingatkan bila Ny. S tidak rutin minum obat ✓
6 Saling mengingatkan bila Ny. S malas kontrol ke yankes. √
7 Saling mengingatkan bila Ny. S sudah waktunya kontrol √

ke yankes
8 Saling menasihati bila Ny. S mengeluh karena makanan √

dibatasi
9 Saling mengingatkan bila Ny. S bosan minum obat. ✓
10 Saling mendorong bila Ny. S malas beraktivitas fisik √

Jawaban Ya nilai 2, kadang-2 nilai 1 dan tidak nilai 0.

Berilah skor :

 2(kebersamaan baik) bila nilai pernyataan keluarga > 15

 1 (kebersamaan kurang baik) bila nilai pernyataan keluarga 10 -15

 0 (kebersamaan tidak baik) bila nilai pernyataan keluarga < 10

Skor Resolve 17 : Kebersamaan keluarga baik/ memuaskan Ny. S. (Skor resolve

2)

Tabel IV.6: Temuan dan Skor Fungsi Keluarga Ny. S menurut APGAR

Skor
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Bagaimana dukungan dari

keluarga apabila ada salah

seorang anggota keluarga

mengalami masalah,

terutama untuk masalah Anggota keluarga


Adaptation ✓
kesehatan. Adakah saling mendukung dan menerima

keterbukaan di dalam keluhan Ny. S

keluarga tersebut

(Notoatmodjo, 2003).

Partnership Komunikasi yang terjalin ✓


29
antara anggota keluarga. Dalam menghadapi

Apakah pada saat salah satu persoalan yang menyangkut

anggota keluarga memiliki Penyakit Ny. S komunikasi

masalah, terutama untuk antar anggota keluarga

masalah kesehatan, tingkat kebersamaannya

didiskusikan bersama harmonis

bagaimana pemecahannya

(Notoatmodjo, 2003).

Apakah keluarga tersebut Anggota keluarga kurang

dapat memenuhi sabar terhadap sikap Ny. S

kebutuhan-kebutuhannya yang tidak mau mengerti


Growth √
(Notoatmodjo,2003). cara mencegah penyakitnya

agar tidak mengalami

komplikasi.
Hubungan kasih sayang dan Saya puas dengan cara

interaksi antar anggota keluarga saya

keluarga (Notoatmodjo, mengekspresikan kasih


Affection
2003). sayangnya dan merespon √

emosi yang disebabkan

penyakit saya.
Kepuasan di dalam keluarga Saya puas dengan cara

akan waktu dan keluarga saya membagi

kebersamaan yang waktu dengan

Resolve diluangkan oleh masing- mementingkan ✓

masing anggota keluarga kebersamaan.

bagi keluarganya

(Notoatmodjo, 2003).

Total Skor 8

30
Kriteria skor APGAR:

Skor < 5 : Ada permasalahan dalam keluarga yang memerlukan

intervensi

Skore 6 – 7 : Permasalahan keluarga lebih ringan dan memerlukan

intervensi

Skor 8 – 10 : fungsi keluarga dalam keadaan baik dan tidak memerlukan

intervensi

Hasil Analisis dan temuan:

Total dari APGAR score keluarga Ny. S adalah 8. Hal ini menunjukkan

bahwa fungsi fisiologis keluarga Ny. S dalam keadaan baik dan tidak perlu

intervensi.

1. Patologi lingkungan keluarga (identifikasi dengan metode


SCREEM)
Tabel IV.1 SCREEM

SUMBER PATOLOGI KET


Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga _
Sosial
begitu juga dengan tetangga dan di masyarakat
cukup baik.
Kultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, _
hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik
dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak
tradisi budaya yang masih diikuti. Menggunakan
bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.
Religius Pemahaman agama cukup baik, dan masih mau -
berusaha belajar Al-Quran walaupun lanjut usia,

31
pasien dan suami rajin menjalankan sholat 5 waktu
dan rutin ikut pengajian.
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah untuk -
memenuhi kebutuhan primer dan sekunder sudah
bisa terpenuhi.
Edukasi Pendidikan anggota keluarga cukup memadai. -
Medikal Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini +
biasanya pergi ke Puskesmas Tawangsari dengan
menggunakan kartu BPJS. Kegiatan PROLANIS
setiap bulan sangat membantu pasien dalam
menangani penyakitnya. Namun pasien datang
kontrol bila ada keluhan saja.

Hasil Analisis

Pasien tidak rutin mengkonsumsi obat dari puskesmas, karena


pasien merasa baik – baik saja jika tidak merasakan ada keluhan. Hal
ini yang menyebabkan hipertensi Ny.S tidak terkontrol dengan baik.

D. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik/sanitasi rumah
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah yang memiliki pekarangan
rumah dibagian samping dengan pagar pembatas. Terdiri dari 1 ruang
tamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar mandi dengan jamban. Terdapat
ventilasi yang cukup pada ruang tamu dan kamar lainnya. Lantai sebagaian
rumah sudah menggunakan keramik. Ventilasi dan penerangan rumah
cukup baik. Atap rumah tersusun dari genteng. Air untuk kebutuhan
sehari-hari menggunakan sumur bor, masak menggunakan gas, kebersihan
rumah cukup baik.

32
Gambar IV.3 Denah Rumah Ny.S (Ny.S, 2020)

2. Lingkungan sosial, ekonomi dan budaya


a. Lingkungan sosial
Dipandang dari segi ekonomi, pasien ini termasuk keluarga
ekonomi menengah kebawah . Pasien ini memiliki sumber
penghasilannya sendiri dan dibantu oleh suami dan anaknya yang
sudah bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tingkat
kesadaran akan memperhatikan kesehatan yang rendah menjadi
penyebab tidak terkontrolnya hipertensi yang di derita Ny.S
b. Lingkungan Ekonomi
Dari kondisi perumahan dan permukiman dan faslitas umum
yang tersedia lingkungan kehidupan masyarakat di sekitar keluarga
Ny. S tergolong kelas menengah ke bawah.
E. Faktor Perilaku Keluarga
Ny. S adalah seorang ibu dengan satu orang anak dimana sehari-hari
pasien hanya di rumah saja. Suami pasien bekerja sebagai sopir. Anak pasien
belum menikah dan tinggal bersama pasien. Hubungan pasien dalam keluarga
33
cukup baik. Suami dan anaknya selalu memberikan perhatian kepada pasien.
Untuk perekonomian pasien dibantu oleh anaknya yang juga sudah bekerja. Ny.S
jarang sekali melakukan olah raga dan tidak teratur dalam minum obat, rutin
kontrol pada kegiatan PROLANIS. Dapat disimpulkan bahwa pola hidup Ny.S
tidak teratur, karena tidak memahami tentang penyakit Hipertensi dan komplikasi
yang mungkin terjadi.

34
F. Faktor Pelayanan Kesehatan
1. Aspek pelayanan
Beberapa kendala yang terjadi adalah
a. Kurangnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien
b. Kurangnya monitoring dan evaluasi terhadap pasien Hipertensi dan
Komplikasinya
c. Kunjungan rumah belum optimal
d. Kurangnya komunikasi petugas kesehatan dan pasien
e. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan
2. Kepesertaan BPJS
Ny.S tidak mempergunakan kartu BPJS nya jika hendak berobat ke
puskesmas

35
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yang
terdapat dalam bentuk keluarga, pola interaksi, pertanyaan sirkuler, identifikasi
informasi penyakit genetik, fisiologi keluarga (metode APGAR), patologi lingkungan
keluarga (metode SCREEM) maupun faktor-faktor risiko tentang faktor perilaku,
faktor lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan kesehatan, maka
dapat dirumuskan sebagai temuan masalah yang terkait dengan Ny. S dan keluarga
serta masyarakat sekitar yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk diagram Blum
(Lihat Gambar IV.1).

A. Temuan Masalah
1. Masalah aktif
a. Hipertensi stage II
b. Persepsi yang salah tentang penyakit yang diderita
c. Jarang mengkonsumsi obat
2. Faktor perilaku
a. Ketidakteraturan dalam meminum obat
b. Kurang berolahraga atau melakukan kegiatan fisik
c. Kurang bisa mengatur stress
d. Pola hidup tidak teratur
3. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan fisik
Sanitasi rumah belum baik
b. Lingkungan sosial/budaya
1. Kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah
2. Tingkat pendidikan rendah

4. Faktor Pelayanan Kesehatan


a. Kurang optimalnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga
pasien

36
b. Kurang optimalnya monitoring dan evaluasi terhadap pasien Hipertensi
dan Komplikasinya
c. Kurang optimalnya kunjungan rumah
d. Kurang optimalnya komunikasi nakes dan pasien
e. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan
5. Faktor genetik
Tidak ada keluarga pasien yang menderita sakit yang sama

B. Analisis

Keturunan

Tidak ada keluarga pasien


yang menderita sakit yang
sama

Lingkungan Perilaku

 Rumah  Tidak
mengkonsumsi obat
layak huni
Ny. S rutin
 Kebersihan  Kurangnya aktivitas
masih perlu 46 th fisik
ditingkatkan

Pelayanan Kesehatan

 KIE terhadap pasien


masih kurang

Gambar V.1 Diagram Faktor Risiko Penyakit Hipertensi dari Ny. S

Berdasarkan konsep H.L. Blum diatas, faktor perilaku dan pelayanan kesahatan
yang menjadi faktor penyebab terjadinya hipertensi pada pasien ini. Dari segi
perlaku pasien yang tidak teratur mengkonsumsi obat dari dokter, merupakan

37
masalah utama. Dengam mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi pada
hipertensi dapat memicu pasien

memiliki keinginan untuk dapat terus menerus memperhatikan kondisi


tekanan darahnya.

Dari segi pelayanan kesehatan, pemberian edukasi yang kurang


mengenai komplikasi yang mungkin terjadi pasien memiliki peran yang besar
yang menjadikan pasien tidak teratur mengkonsumsi obat dari dokter.

C. Pembahasan
Pada prinsipnya secara umum pencegahan kejadian hipertensi primer ini
hanya menghindari faktor-faktor predisposisi dan memperbaiki pola hidup yang
sehat dan seimbang. Dimana hipertensi primer merupakan 90 % dari semua kasus
yang ada. Adanya riwayat keluarga yang mengalami hipertensi haruslah menjadi
suatu perhatian yang penting bagi anggota keluarga. Adapun faktor-faktor
predisposisi hipertensi sebagai berikut :
1. Genetik atau keturunan
Pasien memiliki dua orang anak, dimana ada kemungkinan terjadinya
hipertensi pada kedua anaknya karena faktor genetik, sehingga perlu
memberikan pendidikan kesehatan terhadap anak-anak pasien tersebut unytuk
menjaga pola hidup sehat dan seimbang sedini mungkin.
2. Pola hidup
Kebutuhan fisik harus dipenuhi sesuai kebutuhan, makan tidak
berlebihan, penggunaan garam tidak berlebihan, aktivitas fisik tidak terlalu
dipaksa, olahraga yang teratur, tidak minum alkohol dan obat-obatan
terlarang.
3. Adanya risiko penyakit kardiovaskuler
Adapun beberapa risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler antara lain
keturunan, merokok, dislipidemia, usia tua lebih 55 tahun, kegemukan,
kurang olah raga atau tidak pernah olahraga serta adanya riwayat diabetes
melitus.
4. Pemakian obat-obat yang meningkatkan tekanan darah

38
Hindari penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau tanpa petunjuk
dokter seperti kortikosteroid, obat flu yang mengandung pseudoefedrin, dan
obat-obat antidepresan. Sehingga apabila keluarga sakit hendaknya berobat ke
dokter atau ke puskesmas terdekat.
5. Obesitas
Obesitas atau berat badan lebih akan meningkatkan terjadinya
hipertensi dan diabetes melitus. Sehingga kesimbangan asupan makanan dan
keteraturan olahraga serta penimbangan berat badan secara periodik di
puskesmas dapat membantu mengatur dan menjaga berat badan agar tetap
seimbang

39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Segi Biologis
Pasien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya namun belum
sepenuhnya sadar sehingga lebih memilih untuk tidak teratur minum obat.

2. Segi Psikologis
Hubungan di dalam keluarga pasien baik, terbukti dari proses
penyelesaian masalah yang selalu dilakukan bersama.

3. Segi Sosial
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar cukup baik. Pasien sering
bersosialisasi dengan tetangga melalui kegiatan arisan, ataupun pengajian
bersama.

4. Segi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan


Kebutuan ekonomi keluarga pasien dapat terpenuhi dengan baik,
dengan saling membantu antar anggota keluarga.

5. Segi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi


Pasien merupakan individu yang terbuka, sehingga setiap masalah
yang dialaminya selalu diselesaikan bersama dengan keluarga, dan tidak
pernah memendam masalah sendiri.
6. Segi Perilaku Keluarga
Keluarga pasien memberi dukungan penuh kepada pasien supaya bias
cepat sembuh, terbukti dari anak yang selalu mengantar pasien berobat dan
suami pasien yang selalu memberi perhatian penuh pada pasien ketika pasien
sakit.

7. Segi lingkungan rumah


Lingkungan rumah pasien cukup baik, ventilasi cukup, sebagian lantai
rumah pasien telah diberi tehel, serta sudah tersedia jamban.

40
B. Saran

1. Untuk masalah medis hipertensi dilakukan langkah-langkah :


a. Promotif
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang hipertensi,
faktor risiko, cara pencegahan, komplikasi, serta kemungkinan penyakit
ini diturunkan secara genetik, agar anak pasien dapat lebih menjaga pola
hidup sedari dini, melalui program edukasi “MAK PERI”.
b. Preventif
1. Minum Obat Teratur
Mengkonsumsi obat-obat anti hipertensi secara teratur. Bila
obat habis segera kontrol.
2. Atur Stress
Kurangi stress fisik dan psikologi
3. Kurangi Konsumsi Garam
Mengatur pola makanan dan diet rendah garam, rendah
kolesterol, pola makanan yang sehat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
4. Periksa Tensi Berkala
Kontrol tekanan darah ke sarana kesehatan terdekat dengan
mengikuti kegiatan PROLANIS.
5. Rutin Aktivitas Fisik
Melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang teratur seperti
berjalan-jalan di sekitar rumah minimal 30-45 menit per hari sebanyak
3-4x dalam 1 minggu dan membersihkan rumah.
c. Kuratif
1.Amlodipin 1 x 5 mg (pagi) selama 1 minggu, kontrol.
2.Asam Mefenamat 3 x 500 mg prn
d. Rehabilitatif
Meningkatkan kepercayaan Ny. S tentang pentingnya mengontrol
tekanan darah sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dari
hipertensi.
2. Diharapkan dilakukan evaluasi ulang terhadap pemberian obat dan KIE yang
dilakukan dokter dan farmasi, agar terciptanya suatu informasi yang jelas bagi
pasien.
41
DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2017). High bood pressure clinical practice guideline for the
prevention,detection,evalution.A report of the Amerika college of cardiologt. America
: J Am Coll Cardiol.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas). Jakarta: Depker RI; 2018

Nuraini. 2015. Risk Factors of Hypertension. Faculty of Medicine University of


Lampung. Lampung

Ripley et al. 2019. Hypertension. PSAP Cardiology

42
Lampiran 1. Foto rumah pasien

43

Anda mungkin juga menyukai