ABSTRAK
Sindroma mata kering (Dry Eye Syndrome) adalah suatu kumpulan gejala
dengan kondisi mata terasa perih, mudah lelah, gatal, merah dan mata terasa sep-
erti berpasir. Sindroma mata kering dapat terjadi karena kondisi lingkungan
(alergi, debu, dan asap). Salah satu asap pembakaran adalah asap pembakaran
sate. Asap pembakaran arang merupakan suatu polusi udara yang dapat men-
imbulkan inflamasi pada permukaan mata. Pada asap pembakaran terkandung ba-
han-bahan logam yang dapat mengiritasi mata. Mata kering merupakan penyakit
multifaktorial air mata dan permukaan mata yang menimbulkan gejala tidak nya-
man, gangguan penglihatan, dan instabilitas lapisan air mata yang berpotensial
kerusakan pada permukaan mata. Dari uraian tersebut dilakukan penelitian ini un-
tuk menganalisis lebih lanjut tentang hubungan antara polusi asap pada pembakar
sate dengan dry eye syndrome di Kecamatan Gubeng Surabaya.
Populasi penelitian ini adalah pembakar sate di Kecamatan Gubeng, Kota
Surabaya, Provinsi Jawa Timur, dengan besar sampel yang diambil pada
penelitian ini adalah 62 responden. Dengan uji statistik yang digunakan dalam
proses pengolahan data adalah uji Pearson dengan korelasi. Metode ini digunakan
untuk mengetahui hubungan polusi asap pembakaran dengan dry eye syndrome di
Kecamata Gubeng, Kota Surabaya. Dan dari hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan antara polusi asap pada pembakar sate dengan dry eye syndrome di
Kecamatan Gubeng, Surabaya, dengan nilai p < 0,05.