PENDAHULUAN
benda tumpul, dari pada benda tajam, yang menyebabkan robeknya jaringan atau
kejadiannya, terjadi akibat trauma rumah tangga dan trauma kecelakaan. Tepi
luka sering tidak teratur dan bergerigi. Laserasi paling sering mempengaruhi
kulit, termasuk lemak subkutan, tendon, otot, atau tulang. Luka laserasi sering
trauma oleh benda-benda tajam karena kelalaian. Luka karena kelalaian yang
biasa terjadi pada rumah tangga umumnya dibiarkan sembuh dengan sendirinya,
atau sekalipun diobati, hanya sekedar menutup luka. Justru hal ini yang
menyebabkan luka menjadi rentan terkena infeksi. Luka sendiri memiliki tahapan
yang tepat dan cepat untuk mengobati luka tanpa harus berobat ke rumah sakit.
terjadinya luka. Penyembuhan luka akut normal adalah terjadi respon dimana
1
jaringan parut. Ini adalah respon tipikal yang dialami manusia setelah terjadi
berbagai jenis sel, mediator sitokin, dan matriks ekstraseluler. Fase penyembuhan
kontinu, tampak tumpang tindih antar tiap tahapan prosesnya (MacKay, 2003).
pasien merupakan salah satu dari pasien yang berada di wilayah Puskesmas
masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang luka terbuka oleh karena itu
B. Rumusan masalah
2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat
pasien.
3
c. Mahasiswa dapat melatih diri dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan
kesehatan pasien
yang berat.
4
BAB II
A. Identitas Penderita
Nama : An. V
Umur : 11 tahun
BB : 42 kg
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Jawa
B. Anamnesis
Ibu pasien mengatakan anaknya pada saat bersepeda dan ingin meletakkan
sepeda di sebelah motor ayahnya ternyata jari kelingking kaki kiri masuk kedalam
knalpot motor ayahnya kemudian saat menarik kaki terdapat luka terbuka pada
alami anaknya.
5
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
5. Riwayat Kebiasaan
Pasien adalah seorang anak dari Tn. S, pasien masih bersekolah. Pasien memiliki 1
orang saudara kandung, berumur 4 tahun. Saat ini pasien tinggal bersama orang
tua dan saudaranya. Semenjak sakit, pasien lebih banyak istirahat. Penghasilan
keluarga pasien saat ini didapat dari ayah pasien. Penghasilan perbulan yang
6
6. Riwayat Gizi
Pasien dalam sehari makan 3 kali, dengan nasi dan lauk pauk seperti sayur,
tempe, tahu, ayam dan ikan. Semenjak sakit nafsu makan pasien sedikit
menurun.
b. Kepala : Sakit kepala (-) pusing (-) rambut tidak rontok, benjolan (-)
h. Pernafasan :
1) Irama : Teratur
4) Sesak : (-)
i. Kardiovaskuler:
4) Akral hangat
j. Gastrointestinal:
7
3) Minum : Baik
k. Genitourinaria:
1) Kebersihan : Bersih
l. Neuropsikiatri:
3) Kulit : Lembab
5) Turgor : Baik
C. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum
1) Keadaan : baik
b. Tanda vital
3) RR : 20 x/menit
8
4) Suhu : 36,6oC
BB : 42 kg
TB : 120 cm
d. Kulit :
e. Kepala :
1) Bentuk : Normocephali
2) Atrofi (-)
f. Mata :
g. Hidung :
2) Epitaksis : (-)
h. Mulut :
2) Lidah : Bersih
9
3) Tepi lidah : Hiperemis (-)
i. Telinga :
1) Sekret (-)
j. Tenggorok :
1) Hiperemis (-)
k. Leher :
1) Trakea di tengah
4) Lesi (-)
l. Thorax :
1) Pulmo:
2) Cor :
c) Perkusi :
10
iii. Batas kiri bawah : Midclavicular line IV
m. Abdomen :
n. Ekstrimitas:
1) Akral hangat
2) Edema (-)
p. Pemeriksaan neurologik
q. Pemeriksaan psikis
3) Afek : Appropriate
4) Psikomotor : Normoaktif
5) Proses berpikir :
a) Bentuk : Realistik
11
b) Arus : Koheren
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Resume
jari kelingking kaki kiri setelah ingin meletakkan sepeda di sebelah motor ayahnya
ternyata jari kelingking kaki kiri masuk kedalam knalpot motor ayahnya kemudian
saat menarik kaki terdapat luka terbuka pada bagian jari kelingking. Pasien juga
120 cm.
F. Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
c. Asupan gizi yang baik dengan mengkonsumsi banyak protein, sayur dan
buah-buahan.
12
d. Olahraga untuk meningkatkan kebugaran tubuh.
2. Medikamentosa
Asam mefenamat
Vitamin 1x1
13
BAB III
PENGELOLAAN PASIEN
(PATIENT MANAGEMENT)
Medikamentosa
Asam mefenamat
Vitamin 1x1
Non medikamentosa
c. Konseling kepada pasien untuk melakukan kontrol rutin dan minum obat yang
rutin
keluarganya.
14
c. Edukasi dan motivasi mengenai perlunya perhatian dan dukungan untuk
kebersihan rumah yang ketat, ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup) dan
kebersihan lingkungan.
15
BAB IV
A. Faktor Keluarga
1. Struktur Keluarga
2. Bentuk Keluarga
keduanya. An. V hidup dengan orang tua dan 1 saudaranya. Dalam satu rumah
tinggal 4 orang anggota keluarga, yaitu kedua orang tua dan 2 orang anak.
Tn. S Ny.
M
An. V An. F
Pola interaksi antar anggota keluarga berjalan baik, interaksi antara suami
istri, ayah dengan anak, serta anak dengan ibu dan sebaliknya berjalan dengan
baik dalam suatu harmoni hubungan keluarga yang baik pula.
17
Gambar 4.2 Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
C. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Fisiologis Keluarga (A.P.G.A.R. Score)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R
Tidak skor 0, apabila nilai pernyataan keluarga >15 maka kesimpulan skor 2, bila
18
nilai pernyataan keluarga 10-15 maka kesimpulan skor 1, bila nilai pernyataan
a. Adaptation
Yaitu kualitas penerimaan anggota keluarga dalam menerima kenyataan
bahwa pasien mengalami kondisi luka terbuka.
Tabel 4.1 A.P.G.A.R (Adaptation)
No Pernyataan anggota keluarga Ya Kadang- Tidak
terhadap keadaan, sikap, dan kadang
perilaku An. V
1 Ikhlas menerima kondisi An. V +
2 Memotivasi / membujuk An. V +
untuk lebih sering makan
makanan bergizi
3 Memotivasi An. V dalam hal +
mengatur frekuensi makan
4 Memotivasi An. V untuk lebih +
sering melakukan aktivitas fisik
5 Mengingatkan An. V untuk rutin +
kosumsi obat
6 Memotivasi An. V bila +
waktunya kontrol ke yankes
7 Bersedia mengantar An. V untuk +
kontrol ke yankes
8 Tidak menerima keluhan setelah +
An. V diberikan edukasi
9 Tidak menerima keluhan bila +
An. V bosan minum obat
10 Tidak menerima keluhan saat +
An. V malas beraktivitas fisik.
b. Partnership
Yaitu kualitas kerja sama antara anggota keluarga dalam mengatasi setiap
masalah kondisi An. V
19
1 Keluarga sepakat atas beban +
akibat An. V sakit luka terbuka,
2 Kesepakatan bila An. V tetap di +
kondisi susah untuk makan
3 Kesepakatan bila An. V tidak +
bisa mengatur frekuensi makan.
4 Kesepakatan bila An. V tidak +
rajin beraktifitas fisik
5 Kesepakatan bila An. V tidak +
rutin minum obat
6 Kesepakatan bila An. V malas +
kontrol ke yankes
7 Kesepakatan bila An. V tidak +
kontrol ke yankes
8 Kesepakatan bila An. V +
mengeluhakan keadannya
9 Kesepakatan bila An. V bosan +
minum obat
10 Kesepakatan bila An. V malas +
beraktivitas fisik
c. Growth
Menunjukkan tingkat kesabaran anggota keluarga An. V dalam menghadapi
kondisi yang terjadi pada An. V
Tabel 4.3 A.P.G.A.R (Growth)
No Pernyataan kedewasaan / Ya Kadang- Tidak
kesabaran anggota keluarga kadang
terhadap sikap dan perilaku
An. V
1 Tidak terganggu atas beban +
akibat An. V sakit luka terbuka
2 Memahami kondisi yang dialami
An. V +
3 Memahami saat An. V tidak bisa +
mengatur frekuensi makan
4 Memahami saat An. V tidak +
rajin beraktifitas fisik
5 Memahami saat An. V tidak +
rutin minum obat
6 Memahami saat An. V malas +
kontrol ke yankes
7 Memahami saat An. V tidak +
kontrol ke yankes
8 Memahami saat An. V mengeluh +
karena makanan dibatasi
9 Memahami saat An. V bosan +
minum obat
20
10 Memahami saat An. V menolak +
anjuran beraktifitas fisik
d. Affection
Yaitu tingkat hubungan kasih sayang dalam berinteraksi antara anggota
keluarga dalam menghadapi perilaku An. V
Tabel 4.4 A.P.G.A.R (Affection)
No Pernyataan anggota keluarga Ya Kadang- Tidak
terhadap sikap dan perilaku An. V kadang
1 Sering menghibur atas keluhan +
akibat An. V sakit luka terbuka
2 Sering menasihati bila An. V tidak
mampu mengurangi konsumsi +
kacang, jeroan
3 Sering menasihati bila An. V tidak +
mengatur frekuensi makan
4 Sering mengingatkan dan +
mendorong bila An. V tidak rajin
beraktivitas fisik
5 Sering mengingatkan bila An. V +
tidak rajin minum obat
6 Sering mengingatkan bila An. V +
malas kontrol ke yankes
7 Sering mengingatkan bila An. V +
waktunya kontrol ke yankes
8 Sering menasihati bila An. V +
mengeluh karena makanan
dibatasi
9 Sering mengingatkan bila An. V +
bosan minum obat
10 Sering memotivasi dan +
mendorong saat An. V malas
beraktivitas fisik
e. Resolve
Yaitu tingkat keterlibatan/kebersamaan anggota keluarga An. V dalam
mengambil bagian pada setiap kesempatan untuk menghadapi setiap masalah
keluarga.
21
An. V
1 Saling membantu dalam +
mengatasi beban akibat An. V
sakit luka terbuka
2 Saling mengingatkan bila An.
V tidak mampu mengurangi +
konsumsi makanan kacang,
jeroan
3 Saling mengingatkan bila An. +
V tidak mengatur frekuensi
makan
4 Saling mengingatkan dan +
mendorong bila An. V tidak
rajin beraktivitas fisik
5 Saling mengingatkan bila An. +
V rajin minum obat
6 Saling mengingatkan bila An. +
V malas kontrol ke yankes
7 Saling mengingatkan bila An. +
V waktunya kontrol ke yankes
8 Saling menasihati bila An. V +
mengeluh karena makanan
dibatasi
9 Saling mengingatkan bila An. +
V bosan minum obat
10 Saling mendorong saat An. V +
malas beraktivitas fisik
Score
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Adaptation Bagaimana dukungan Saya puas bahwa saya
dari keluarga apabila dapat kembali ke keluarga
ada salah seorang saya bila saya menghadapi
anggota keluarga masalah
mengalami masalah,
terutama untuk masalah
kesehatan. Adakah
saling keterbukaan di
dalam keluarga tersebut
22
(Notoatmodjo, 2003).
Komunikasi yang Saya puas dengan cara
terjalin antara anggota keluarga saya membahas
keluarga. Apakah pada dan membagi masalah
saat salah satu anggota dengan saya
keluarga memiliki
Partnershi
masalah, terutama
p
untuk masalah
kesehatan, didiskusikan
bersama bagaimana
pemecahannya
(Notoatmodjo, 2003).
Apakah keluarga Saya puas dengan cara
tersebut dapat keluarga saya menerima
memenuhi kebutuhan- dan mendukung keinginan
Growth
kebutuhannya saya untuk melakukan
(Notoatmodjo,2003). kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
Hubungan kasih sayang Saya puas dengan cara
dan interaksi antar keluarga saya
anggota keluarga mengekspresikan kasih
Affection
(Notoatmodjo, 2003). sayangnya dan merespon
emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
Kepuasan di dalam Saya puas dengan cara
keluarga akan waktu keluarga saya dan saya
dan kebersamaan yang membagi waktu bersama-
diluangkan oleh sama
Resolve
masing-masing anggota
keluarga bagi
keluarganya
(Notoatmodjo, 2003).
Total Score 10
23
Kriteria :
intervensi
Total poin dari APGAR keluarga An. V adalah 10. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. V dan keluarganya dalam
keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.
24
banyak tradisi budaya
yang masih diikuti.
Menggunakan bahasa
jawa, tata krama dan
kesopanan.
Religion Pemahaman agama -
cukup. Penerapan
ajaran agama baik, hal
ini dapat dilihat dari
keluarga sering
beribadah Bersama di
rumah.
Economic Ekonomi keluarga ini +
tergolong menengah
kebawah, untuk
memenuhi kebutuhan
primer sudah bisa
terpenuhi, meskipun
belum mampu
mencukupi kebutuhan
sekunder rencana
ekonomi tidak
memadai, diperlukan
skala prioritas untuk
memenuhi kebutuhan
hidup.
Education Pendidikan anggota -
keluarga cukup
memadai yaitu lulusan
SMA. Pendidikan dan
pengetahuan orang tua
cukup.
Medical Dalam mencari -
pelayanan kesehatan
keluarga ini biasanya
25
menggunakan
puskesmas dan hal ini
mudah dijangkau
karena letaknya dekat.
Kesimpulan :
Pasien dan keluarga mempunyai masalah dalam fungsi patologis yang meliputi:
menghadapi penyakit.
D. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik / sanitasi rumah
Mojokerto dengan kondisi lingkungan rumah dan sekitarnya yang cukup bersih.
Rumah pasien berdekatan dengan rumah tetangga lainnya. Rumah ini terdiri dari
4 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu dan dapur. Ventilasi dan penerangan
rumah cukup. Siang harinya pintu dan jendela ruang tamu dibuka lebar supaya
ada sinar matahari yang masuk ke rumah dan sirkulasi udaranya pun baik. Ruang
tamu cukup bersih. Rumah memiliki wc, sumber air yang dimiliki di rumah
adalah air sumur yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti
tergolong cukup.
a. Lingkungan Sosial
An. V tetap bermain dengan tetangga sekitar di sebelah rumahnya. Dalam
26
tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Pasien dan
b. Lingkungan Ekonomi
Semenjak sakit, pasien istirahat dari pekerjaannya sebagai buruh di
keluarga. Untuk biaya hidup sehari-hari seperti makan, minum, atau iuran
membayar listrik dan seluruh keperluan lainnya ditanggung oleh kakak pasien.
setiap harinya mampu untuk membeli lauk yang diinginkan. Kalau ada
Dimana semenjak sakit ini, aktivitas pasien menurun. Hubungan pasien dengan
keluarga cukup baik. Setiap hari An. V rutin bersekolah dan menurut keluarga
pasien sudah teratur untuk minum obat. Namun nafsu makan pasien masih
kurang baik.
F. Pelayanan Kesehatan
1. Aspek Pelayanan
Keluarga ini memiliki sumber penghasilan yaitu dari ayah pasien yang bekerja
27
menjadi karyawan swasta. Rumah yang dihuni keluarga ini sudah memadai
kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah puskesmas.
kendala diantaranya :
2. Kepesertaan BPJS
ke bidan atau puskesmas, pasien memiliki BPJS. Posisi rumah pasien tidak terlalu
jauh dari puskesmas. Setiap sakit pasien pertama kali dibawa berobat ke
puskesmas.
BAB V
28
Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yang
faktor lingkungan (fisik, sosial, dan ekonomi) dan faktor pelayanan kesehatan, maka
dapat dirumuskan sebagai temuan masalah yang terkait dengan An. V dan keluarga
serta masyarakat sekitar yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk diagram Blum.
A. Temuan Masalah
1. Masalah aktif
2. Faktor perilaku
3. Faktor lingkungan
a. Lingkungan fisik
29
Sanitasi rumah baik.
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat luka terbuka sebelumnya.
B. Analisis
Faktor Genetik
Tidak ada Faktor Pelayanan
Faktor Perilaku
Kesehatan
Kurang menjalankan
30
PHBS. Kurang optimalnya
Pasien masih kurang komunikasi dengan
rutin kontrol ke tenaga kesehatan.
puskesmas.
Pasien
An. V
Faktor Lingkungan
Gambar 5.1 Konsep Analisis Blum
Kondisi sosial ekonomi
1. Faktor lingkungan menengah.
Tingkat Pendidikan edukasi.
Kondisi sosial ekonomi keluarga An. V termasuk kelompok menengah, kondisi
produktif, selain itu juga karena tingkat pendidikan masyarakat dan keluarga masih
2. Faktor perilaku
31
terbuka, yang mengakibatkan perilaku mengenai komplikasi luka terbuka kurang
terpenuhi.
Kurangnya intensitas edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien
pemberian informasi dan perubahan pola perilaku mengenai luka terbuka menjadi
kesehatan dan pasien yang kurang karena keterbatasan pada waktu pelayanan
media informasi / promosi kesehatan yang secara spesifik belum terlalu digalakkan
C. Pembahasan
32
a. Proses Inflamasi Pembuluh darah terputus, menyebabkan pendarahan dan tubuh
berusaha ntuk menghentikannya (sejak terjadi luka sampai hari ke – lima) dengan
karakteristik dari proses ini adalah: hari ke 0-5, respon segera setelah terjadi injuri
pembekuan darah untuk mencegah kehilangan darah, dan memiliki ciri-ciri tumor,
rubor, dolor, color, functio laesa. Selanjutnya dalam fase awal terjadi haemostasis,
pada fase akhir terjadi fagositosis dan lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi
infeksi.
karakteristik dari proses ini adalah: terjadi pada hari 3 – 14, disebut juga dengan fase
segar, mengkilat, jaringan granulasi terdiri dari kombinasi: fibroblasts, sel inflamasi,
pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid. Epitelisasi terjadi pada 24
jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka dan secara
c. Proses Maturasi Proses ini berlangsung dari beberapa minggu sampai dengan 2
tahun dengan terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta
(scar tissue) 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya serta terdapat
pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan vaskularisasi jaringan yang
mengalami perbaikan.
BAB VI
33
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pasien datang ke Puskesmas Tawangsari dengan keluhan Luka pada jari kelingking
b. Tidak ada faktor keturunan dari penyakit luka terbuka yang diderita.
d. Secara umum kondisi fisik tempat tinggal keluarga pasien belum memenuhi
34
Faktor resiko dari pasien (An. V) sebagai penderita luka terbuka adalah sebagai
berikut:
B. Saran
a. Preventif:
berikut:
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Diegelmann, R.F., Evans, M,C. Wound Healing: An Overview of Acute, Fibrotic and
Schremi, S., Szeimies, R., Pranti, L, Landthaler, M., Babilas, P. Wound healing in the
Griffin, R. S., & Gross, A. M. (2004). Chilhood bullying: current empirical findings
and future directions for research. Aggression and Violent Behavior. (9) 379-400.
2006; 61:571-578.
37