1
2020
2
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MANDURO
KABUPATEN MOJOKERTO
Disusun oleh :
Pembimbing :
Luluk Tarwiyah, SST., M.Kes
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH TERHADAP PASIEN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS MANDURO
KABUPATEN MOJOKERTO
Laporan Kunjungan Rumah ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti
ujian Profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Oleh:
Menyetujui
Mengesahkan
Kepala Puskesmas Sekardangan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan kunjungan rumah ini tepat
pada waktunya. Penyusunan laporan kunjungan rumah ini sebagai bagian dari tugas
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan sebagai salah satu syarat kelulusan
kasih kepada:
1. Prof. Sri Harmadji, dr., Sp.THT-KL(K) Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
yang telah memberi kesempatan kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran
2. Prof. Dr. Suhartati, dr., MS Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya yang telah memberi kesempatan kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
5. Dr. Wike Herawati, drg., M.Kes sebagai pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan laporan kunjungan rumah ini.
Kepaniteraan Klinik IKM beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan
iv
7. Kepala Puskesmas Sekardangan beserta staf dan jajaran nya yang telah memberikan
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran
yang membangun sangat saya hargai guna penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan……………………………………………………... ii
Kata Pengantar…………………………………………………………… iii
Daftar Isi…………………………………………………………………. iv
Daftar Tabel……………………………………………………………… vii
Daftar Gambar…………………………………………………………… viii
Lembar Laporan Home Visit Keluarga………………………………….. 1
Karakteristik Demografi Keluarga………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………...……. 7
C. Tujuan …………………………………………………………… 7
1. Tujuan Umum………………………………………………… 7
2. Tujuan Khusus………………………………………………… 7
D. Manfaat…………………………………………………………... 8
vi
F. Penatalaksanaan………………………………………………….. 16
1. Non Medika Mentosa…………………………………………. 16
2. Medika Mentosa……………………………………………… 17
vii
4. Faktor pelayanan kesehatan……………………………… 31
5. Faktor genetik………………………………………….... 31
B. Analisis………………………………………………………….. 32
1. Faktor Keturunan………………………………………… 32
2. Faktor Lingkungan………………………………………. 33
3. Faktor Perilaku…………………………………………… 33
4. Faktor Pelayanan Kesehatan……………………………... 34
C. Pembahasan……………………………………………………… 34
1. Edukasi mengenai penyakit Skizofrenia…………………. 35
2. Pengendalian penyakit Skizofrenia………………………. 36
3. Mengatur pola hidup untuk memperbaiki kualitas hidup
pasien…………………………………………………….. 38
4. Edukasi dan deteksi dini masyarakat mengenai Skizofrenia serta
PHBS………………………………………………. 39
Lampiran………………………………………………………………... 44
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang dikenal tekanan darah tinggi hampir diderita oleh
6-15%.(Yogiantoro, 2014)
yang muncul ringan atau bahkan tidak adanya gejala sama sekalu bagi mereka
merusak organ tubuh seperti jantung (70% penderita hipertensi akan merusak
jantung), ginjal, otak, mata, serta organ tubuh lainnya sehingga hipertensi
berlanjut menjadi “krisis hipertensi” dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70
perilaku pasien beserta keluarga dalam proses terjadinya penyakit dan upaya
2
penyembuhannya. Dari home visite ini juga diharapkan dapat direncanakan dan
penyakitnya. Oleh karena itu penting kiranya bagi penulis memperhatikan dan
lapangan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
a. Identifikasi pasien
b. Identifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
c. Identifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
d. Identifikasi faktor keturunan pasien melalui genogram
e. Identifikasi faktor pelayanan kesehatan
f. Identifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya
g. Identifikasi faktor lingkungan
h. Sebagai salah satu tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
3
D. Manfaat
HASIL KUNJUNGAN
1. IDENTITAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. I
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Jawa
B. Anamnesis
kepala, nyeri terasa seperti tertekan, hilang timbul dengan durasi sekitar satu
sampai dua menit, dalam sehari nyeri muncul hingga lima kali. Nyeri
berkurang saat pasien beristirahat dan nyeri kepala timbul apabila pasien
kurang tidur maupun kurang beristirahat. Saat ini tidak ada keluhan sesak,
maupun nyeri dada, bila tidur menggunakan satu bantal, tidak pernah pingsan,
muntah. Nafsu makan cukup baik. BAK lancar tidak nyeri, warna kuning
5
4. Riwayat kebiasaan :
Pasien saat ini tinggal di rumah bersama empat orang anggota keluarga,
dengan 3 orang anak, anak pertama sudah menikah dan bekerja sebagai
6. Riwayat Gizi
Pasien sehari-hari makan 3 kali/hari dengan porsi satu piring biasanya berupa
goreng maupun rebusan, tetapi pasien lebih sering makan makanan rebus.
6
7. Riwayat pengobatan
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Tanda Vital
a. Tanda Vital
3) Pernafasan : 20 x/menit
4) Suhu : 37,1oC
3. Kulit
dicabut
4. Mata
e. Katarak (-/-)
f. Radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5. Hidung
b. Sekret (-/-)
7
c. Epistaksis (-/-)
6. Mulut
7. Telinga
a. Sekret (-/-)
b. Othorea (-/-)
8. Tenggorokan
a. Tonsil T1/T1
9. Leher
10. Thoraks
b. Pulmo :
duduk.
I : Simetris (+/+)
P : sonor/sonor
- - - -
+ +
- - - -
+ +
11. Abdomen
P : NKCV (-)
1. Meningeal Sign:
2. N Cranialis :
- NV :Trismus (-)
3. Motorik
- Tonus otot
Normotonus Normotonus
10
Normotonus Normotonus
- Kekuatan otot
5 5
5 5
4. Reflex fisiologis :
- Bicep : (+/+)
- Tricep : (+/+)
- KPR : (+/+)
- APR : (+/+)
5. Reflex patologis :
6. Sensorik/ Sensibilitas :
- Eksteroseptif:
Nyeri : (+/+)
Suhu : (+/+)
Taktil : (+/+)
- Proprioseptif:
7. Fungsi otonom
11
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Resume
bersifat kambuh kambuhan, membaik saat istirahat dan muncul saat pasien kurang
rebusan. Dari pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital dengan tensi 1500/--, Nadi
12
80x / menit, Respiration rate 22x / menit, suhu 36,3 C. Pada regio thorax tidak
ditemukan kelainan baik jantung maupun paru, dari Regio abdomen tidak
2. Diagnosis Psikologis : -
pengobatan.
G. Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
bila obat akan habis atau bila ada keluhan untuk dilakukan
Mediakametosa
- Captopril 2 X 25 mg
14
BAB III
PENGELOLAAN PASIEN
morbiditas dan mortalitas kardiovaskular dan ginjal. Target tekanan darah adalah
<140/90 mmHg disertai dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Pada pasien
dengan diabetes atau penyakit ginjal, target tekanan darah adalah <130/80 mmHg.
Keuntungan dari obat antihipertensi ini berhubungan dengan penurunan dari (1)
insiden stroke, skitar 35-40 %; (2) MCI, sekitar 20-25%; dan gagal jantung, sekitar >
dari 50 %. Estimasi ini dlakukan pada hipertensi derajat 1 dengan tekanan sistolik 140-
159 mmHg dan atau tekanan diastolic 90-99 mmHg (Chobanian, 2003).
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan
tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah
jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan
atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah :
yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan
dislipidemia.
Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak
pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam ini juga
Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/
Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus,
sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda atau
pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol semakin hari
terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria
atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan
Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
Terapi Farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan
menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa
prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan
b) Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya
c) Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada usia 55 –
hipertensi secara umum, yang disadur dari A Statement by the American Society
2015)
17
A. Faktor Keluarga
1. Struktur keluarga
2. Bentuk keluarga
Ny.I (45 Tahun) adalah Pasien saat ini tinggal di rumah bersama 3 orang
anggota keluarga, dengan 3 orang anak, anak pertama sudah menikah dan
bekerja sebagai wirausaha serta telah hidup dengan suaminya, anak kedua
Pola interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik interaksi antara ibu
dengan anak, suami dengan istri, anak satu dengan anak lainnya dan sebaliknya
berjalan dengan baik dalam suatu harmoni hubungan keluarga yang baik pula.
19
Anak Anak
Keterangan :
: Hubungan baik
Gambar IV.1: Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Ny. I dan Anggota
pasien (Ny. I) apabila yang bersangkutan berbuat sesuatu baik yang merugikan
(1) Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh keluarganya ?
Jawab :
(2) Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
20
Jawab:
Ikut mendukung dan membantu apa yang telah diputuskan. Bila perlu ikut ke
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Anaknya.
Jawab :
anak pasien selalu tidak setuju dengan pasien apabila hal tersebut dapat
(8) Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab :
Tidak ada.
Kesimpulan:
Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak setuju apabila
Dari informasi Ny. I diperoleh keterangan bahwa tidak ada anggota keluarga atau
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
2020)
C. Fungsi Keluarga
APGAR SCORE
keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 =
baik.
1) ADAPTATION
2) PARTNERSHIP
dengan baik.
An.B Ny.D
3) GROWTH
Pasien sadar tentang kondisinya dan pasien memiliki harapan dan usaha yang
An.P
tinggi untuk
(adikkesembuhanya. Tn.N
pasien
4) )
AFFECTION
5) RESOLVE
Pasien merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama
anak anaknya.
pernah
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
Hasil analisis dan temuan : Total nilai APGAR keluarga Ny.I adalah 8. Hal ini
menunjukan bahwa fungsi fisiologis keluarga Ny.I dalam keadaan baik dan tidak perlu
intervensi. Namun disini perlu beberapa catatan yang terkait dengan prilaku pasien
Ny.SM sebagai berikut :
(1) APGAR yang menyangkut Growth anggota keluarga kurang sabar dalam
menghadapi Ny.I yang tidak mengerti cara mencegah penyakitnya yang
secara rinci adalah : pola makan yang tidak baik, aktivitas fisik yang
kurang, tidak teratur minum obat.
24
(2) APGAR yang menyangkut Ressolve , pasien Ny.I kurang puas terhadap
kebersamaan pasien dengan keluarga dikarenakan hanya tinggal dengan
suami dan seorang anaknya sehingga sulit membagi waktu bersama-sama
(6) Medical (medis) yaitu derajat pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
seseorang (Ny. I).
SCREEM
lain.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah,
terbatas.
Mampu menggunakan pelayan kesehatan dengan baik.
Medical
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini -
(sumber penghasilannya dari anak pasien), dan edukasi (pendidikan pasien dan
menghadapi penyakit.
a. Gambaran lingkungan
Ny. I. tinggal di sebuah rumah yang terdapat dapur dan jamban sendiri. Air
yang digunakan yaitu air sumur. Ventilasi dan penerangan cukup. Atap rumah
tersusun dari asbes. Dinding rumah berupa tembok yang sudah di cat
permanen, perabot rumah tangga minim. Sumber air untuk kebutuhan sehari-
b. Denah rumah
E. PERILAKU PASIEN
suami, anak, dan menantunya saja. Pasien mulai mengalami sakit seperti ini
sejak 5 bulan yang lalu. Lingkungan pasien termasuk rapi dan bersih. Tetapi
b. Faktor non-perilaku
Pasien tidak pernah berobat khususnya untuk hipertensi serta jarang mengukur
Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang masih
digunakan secara luas dalam identifikasi dan pembahasan masalah sebagai dasar
suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat. Menurut H.L Blum ada empat
kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style),
Genetik
Lingkungan
Derajat Pelayanan
kesehatan
Kesehatan
Perilaku
A. Temuan Masalah
2. Faktor perilaku
3. Faktor lingkungan
5. Faktor genetik
B. Analisis
Faktor Genetik:
Tidak ada keluarga yang mengalami tekanan
darah tinggi
ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik) sama dengan atau diatas 140
mmHg dan tekanan darah saat jantung sedang berelaksasi (diastolik) sama
dan lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti
otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian.
Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang merupakan salah satu faktor
2008).
Esensial atau primer lebih dari 90% pasien hipertensi merupakan hipertensi
primer. Hipertensi sering terjadi karena turun menurun dalam suatu keluarga, hal
ini menunjukan bahwa faktor genetik berperan penting pada kejadian hipertensi
primer. Faktor lain yang menjadi penyebab hipertensi primer ini adalah
penyakit ikutan dari penyakit sebelumnya. Kurang dari 10% penderita hipertensi
darah (Muchid,2006).
31
(Habermann,2008):
kadar natrium intraseluler dan rendahnya rasio antara kalium terhadap natrium.
terhadap hipertensi primer melalui beberapa gen yang terlibat dalam regulasi
2) Usia. Tekanan darah meningkat seiring dengan berjalanya usia. Tekanan sistolik
meningkat sesuai dengan usia, sedangkan tekanan diastolik tidak berubah mulai
dekade ke-5. Hipertensi sistolik isolasi merpakan jenis hipertensi yang paling
dibandingkan dengan orang kulit putih, dan pada kedua ras tersebut biasanya
4) Berat Badan Berlebih. Semakin tinggi berat badan, semakin banyak darah yang
dinding arteri.
jantung yang lebih banyak. Semakin tinggi denyut jantung, semakin berat
jantung harus bekerja pada setiap kontraksi dan lebih kuat tekanan pada arteri.
natrium di dalam sel. Jika kurang mengkonsumsi natrium, maka akan banyak
7) Merokok. Zat-zat kimia pada rokok dapat menyebaban kerusakan pada dinding
tekanan darah.
criteria terpenuhi: lingkar perut membesar (pria: > 100 cm, wanita: 90 cm), gula
puasa darah terganggu (normal < 126 md/dl), peningkatan tekanan darah 130/85
mmHg, trigliserida plasma 150 mg/dl, atau kolesterol HDL <40 mg/dL , <50
Diagnosis
pemeriksaan yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang
b.Faktor Resiko
1) Faktor Genetik
2) Faktor Lingkungan
kurang baik terhadap pasien dan anak yang tidak tinggal serumah karena
3) Faktor Perilaku
meningkatkan tensi. Selain itu pasien juga tidak pernah berolahraga sama-
Penyelesaian: Sebaiknya pasien memulai pola hidup sehat dan olahraga yang
teratur. Hal tersebut dapat menurunkan tekanan darah pasien. Selain itu
A. Kesimpulan
1. Segi Biologis:
2. Segi Psikologis:
4. Segi Lingkungan:
5. Segi Fisik:
B. SARAN
1. Promotif :
2. Preventif :
a) Olahraga teratur
Chobanian AV et al. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: the
JNC 7 report. JAMA. May 21;289(19):2560–72.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). 2015. Pedoman
Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular.
World Health Organization (WHO)/International Society of Hypertension (ISH).
2003. statement on management of hypertension.
Armilawaty, dkk. 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS : Makassar.
Yogiantoro. Pendekatan Klinis Hipertensi. Dalam: Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi
I, et al, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi keenam. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2014.