Disusun Oleh :
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
i
ii
FORM HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH DOKTER KELUARGA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kunjungan rumah ini sebagai bagian dari tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kusuma Surabaya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu
Surabaya.
Surabaya.
iv
5. Prof. H. Didik Sarudji, M.Sc sebagai pembimbing yang telah
rumah ini.
7. Kepala Puskesmas Gedeg beserta staff dan jajaran nya yang telah
ini.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. ii
FORM HASIL KEGIATAN……………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………...…. vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...…. 1
A. Latar Belakang………………………………………...…. 1
B. Rumusan Masalah……………………...……………...…. 2
C. Tujuan……………………...………………...….……...… 2
D. Manfaat……………………......……………...………...… 3
A. Identitas Penderita……………………………………........ 5
B. Anamnesis……………………………………………....… 5
C. Pemeriksaan Fisik……………………………………....… 7
D. Pemeriksaan Penunjang……………………………....…... 12
E. Resume……………………………………....…………… 12
F. Penatalaksanaan……………………………………....….. 13
G. Follow-up……………………………………....……….... 13
A. Faktor Keluarga…………………………………….……. 17
B. Penyakit Karena Faktor Genetik…………….…………... 19
C. Fungsi Keluarga…………………………….…………… 19
vi
D. Faktor Lingkungan……………………….………..….…. 23
E. Faktor Perilaku Keluarga………………….……………... 25
F. Faktor Pelayanan Kesehatan……………………………. 25
A. Temuan Masalah…………………………………….…. 26
B. Analisis…………………………………………………. 27
C. Pembahasan……………………………………….……. 27
A. Kesimpulan……………………………………….……. 31
B. Saran…………………………………...………………. 31
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….………………. 32
LAMPIRAN………………………………………………………………. 33
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Arthritis (GA) yang berada di wilayah UPT Puskesmas Gedeg, Kecamatan Gedeg,
Kabupaten Mojokerto, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi. Mengingat
kasus ini masih banyak ditemukan di masyarakat khususnya di wilayah UPT
Puskesmas Gedeg, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto beserta
permasalahannya seperti masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Gout
Arthritis (GA) maka dipilihlah kasus ini sebagai kunjungan rumah.
Berdasarkan anamnesa pasien telah menderita GA sejak 5 tahun yang lalu
kambuh-kambuhan. Pasien telah mendapatkan pengobatan sebelumnya namun
tidak rutin kontrol ke puskesmas, hanya berobat kalau kambuh saja.
Diharapkan dari kunjungan rumah ini, dapat diketahui lingkungan,
perilaku pasien beserta keluarga dalam proses terjadinya penyakit dan upaya
penyembuhannya. Dari kunjungan rumah ini juga diharapkan dapat direncanakan
dan pemberian motivasi pada pasien dan keluarga terhadap upaya kesembuhan
penyakitnya. Oleh karena itu penting kiranya bagi penulis memperhatikan dan
mencermatinya yang kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di
lapangan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada Tn.S, sebagai penderita,
anggota keluarga dan anggota masyarakat dengan memperhatikan
faktor- faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya keluarga
maupun masyarakat sekitar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi penyakit pasien.
2
b. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui
APGAR.
c. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM.
d. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram.
e. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan.
f. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya.
g. Mengidentifikasi faktor lingkungan fisik dan sosial ekonomi.
h. Mengidentifikasi metode penanganan/manajemen pasien.
i. Menganalisis dan membahas (memecahkan masalah/faktor risiko)
yang dihadapi pasien (diilustrasikan dengan diagram Blum).
j. Menyimpulkan masalah pasien, keluarga dan lingkungannya
sertamemberi saran terhadap pasien, keluarga dan lingkungannya.
D. Manfaat
3
c. Evaluasi dan pembelajaran tambahan terhadap kondisi penyakit
yang berdampak pada lingkungan di masyarakat.
4. Bagi Individu Tenaga Kesehatan
a. Meningkatkan pemahaman holistik pada kondisi penyakit pada
pasien.
b. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan pasien.
4
BAB II
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta (karyawan pabrik)
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Batan Krajan RT3 RW4
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 1 September 2021
B. Anamnesis
5. Riwayat Kebiasaan :
a. Riwayat merokok : tidak ada
b. Riwayat olahraga : jarang
c. Riwayat keluarga merokok : tidak ada
7. Riwayat Gizi :
Pasien sehari-hari makan 3 kali/hari dan teratur. Setiap kali dengan
nasi sepiring dengan lauk pauk seperti telur, tahu, tempe, ayam, dan
ikan. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran.
8. Anamnesis Sistem :
6
j. Gastrointestinal : tidak ada kelainan
k. Nafsu makan : baik
Porsi makan : porsi yang disediakan
dihabiskan
Minum : 8 gelas perhari
l. Genitourinaria
Urine : 3-4 kali sehari, tidak ada kelainan
Warna : kuning
Bau : tidak bau
o. Neuropsikiatri
Neurologik : tidak ada kelainan
Psikiatrik : tidak ada cemas dan stress
p. Musculoskeletal : nyeri & kesemutan jari tangan kanan
menjalar hingga lengan kanan atas
q. Ekstremitas
Atas : tidak ada kelainan
Bawah : benjolan di lutut kanan, nyeri (+)
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Tampak cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi
kesan baik.
2. Tanda Vital dan Status Gizi
a. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit, reguler, kuat angkat
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 37°C
b. Status Gizi
Berat Badan : 75 kg
Tinggi Badan : 170 cm
BB 75
Body Mass Index (BMI) : = =¿ 24,4
TB 1.752
2
7
Nilai BMI Penilaian berat badan
>30 Obesitas
25 – 29.9 Berat badan lebih
18.5 – Berat badan ideal
24.9
<18.5 Berat badan kurang
8
a. Sekret : (-/-)
b. Cuping telinga : dalam batas normal
c. Nyeri tekan mastoid : (-/-)
d. Pendengaran berkurang : (-/-)
8. Tenggorokan
a. Tonsil : T1/T1
b. Faring : tidak hiperemis
9. Leher
a. JVP : tidak dilakukan pengukuran
b. Pembesaran kelenjar tiroid : (-)
c. Pembesaran kelenjar limfe : (-)
10. Toraks
Simetris (+), retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
a. Cor :
I : iktus kordis tidak tampak
P : iktus cordis kuat angkat
P : batas kiri atas : ICS II Parasternal line Sinistra
batas kanan atas : ICS II Parasternal line Dextra
batas kiri bawah : ICS V Midclavicular line Sinistra
batas kanan bawah : ICS IV Parasternal line Dextra
Batas jantung kesan tidak melebar
A : S1,S2 tunggal, reguler, murmur (-), bising (-)
b. Pulmo :
Pemeriksaan dilakukan dari depan dan belakang, posisi berbaring
dan duduk.
I : simetris, jejas (-)
P : nyeri tekan (-), fremitus raba simetris
P : sonor (+/+)
10
N VIII : pendengaran baik
N IX : disfagia (-), disfonia (-), reflex muntah
normal
N X, N XI : kekuatan m. sternocleidomastoideus
simetris
kekuatan bahu simetris
N XII : dysarthria (-), deviasi lidah (-), atrofi lidah
(-)
c. Motorik
Pengamatan : gaya berjalan normal
Palpasi otot : nyeri otot (-), kontraktur (-)
Tonus otot : normal
Kekuatan otot :5 5
Kekuatan otot :5 5
d. Reflex fisiologis
Biceps : (+/+)
Triceps : (+/+)
KPR : (+/+)
APR : (+/+)
e. Reflex patologis
Babinski : (-/-)
Schaefer : (-/-)
Openheim : (-/-)
Hoffman Tromner : (-/-)
f. Sensorik / Sensibilitas
Eksteroseptif : nyeri (+/+), suhu (+/+), taktil (+/+)
Proprioseptif : rasa gerak (+/+), rasa sikap (+/+), rasa getar (+/+)
g. Fungsi otonom
Miksi : inkontinensia (-)
16. Pemeriksaan Psikis
a. Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
11
b. Kesadaran : compos mentis, tidak berubah
c. Mood / Afek : sesuai
d. Psikomotor : normoaktif
e. Proses pikir : bentuk : realistik
isi : waham (-), halusinasi (-)
arus : koheren
f. Insight : baik
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Resume
F. Penatalaksanaan
1. Non-Medikamentosa
a. Minum obat rutin minimal setiap 1x/bulan bila obat akan habis
atau bila ada keluhan untuk dilakukan evaluasi terhadap terapi
yang akan diberikan.
b. Mengubah gaya hidup menjadi sehat dengan makan seimbang,
dan rutin berolah raga melakukan gerakan tangan dan kaki.
c. Motivasi yang adekuat dari keluarga agar asam urat dan tekanan
darah dapat terkontrol baik salah satunya dengan cara
mengingatkan penderita untuk makan sehat serta mengajak
berolah raga.
2. Medikamentosa
a. Allopurinol 100mg 1x1
G. Follow-up
14
BAB III
PENGELOLAAN PASIEN
16
BAB IV
HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN
LINGKUNGAN
A. Faktor Keluarga
1. Struktur Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga patriakal, dimana yang
dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah Tn. S
sendiri.
2. Bentuk Keluarga
Alamat lengkap : Batan Krajan RT 3 RW 4
Bentuk Keluarga. : Nuclear Family
Ayah Istri
Suami
(pasien)
: Hubungan baik
17
berjalan dengan baik dalam suatu harmoni hubungan
keluarga yang baik pula.
4. Perilaku pasien dan anggota keluarga
e. Selanjutnya siapa?
Kesimpulan:
Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak
setuju apabila hal tersebut negatif dan mengganggu kesehatan
keluarganya. Hubungan antara Tn. S dan keluarganya baik dan dekat.
Keterangan:
:Laki-laki : Pasien
a. Adaptation
19
Tabel IV.1 Tabel APGAR, Adaption
No Pernyataan anggota keluarga thd Ya Ka- Tdk
. keadaan dan perilaku Tn. E dang
2
Skor total 12 4 0
20
b. Partnership
21
10 Kesepakatan bila Tn. S malas beraktivitas √
fisik
Skor total 14 2 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor =
0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis) (<60%)
Skor total = 16 diberi nilai = 2 artinya keluarga harmonis menghadapi
perilaku Tn. S. (berilah nilai partnership = 1 pada Tabel IV.6)
22
2. Patologi lingkungan keluarga (identifikasi dengan metode SCREEM)
SUMBER PATOLOGI KET
Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga begitu juga -
dengan tetangga, di masyarakat cukup baik dan di tempat ia
bekerja.
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat -
dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.
Religius Pemahaman agama cukup baik, dan rajin menjalankan sholat 5 -
waktu dan rutin ikut pengajian.
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah, untuk -
memenuhi kebutuhan primer pasien sendiri saja sudah cukup
karena anak pun telah hidup mandiri meski belum mampu
mencukupi kebutuhan sekunder.
Edukasi Tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien masih tergolong -
rendah.
Medis Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya pergi -
ke Puskesmas Gedeg dengan menggunakan kartu BPJS. Jarak
yang cukup dekat dengan puskesmas memudahkan pasien untuk
kontrol. Meskipun demikian, kesadaran pasien akan kesehatan
masih kurang.
Keterangan :
Tekanan Patologi Sosial
Patologi : (-) artinya tidak ada tekanan (masalah) antara Tn. S dan
keluarga
menyangkut SCREEM di masyarakat Desa Batan Krajan.
22
Hasil Analisis
Pasien dan keluarga yang tinggal di Desa Batan Krajan tidak merasa
mendapat tekanan (masalah) dalam menghadapi fungsi patologi sosial.
Masalah yang berkaitan dengan ekonomi dan edukasi, untuk memenuhi
kebutuhan primer dan sekunder juga sudah bisa terpenuhi. Dalam mencari
pelayanan kesehatan juga tidak ada kendala, karena biasanya
menggunakan Puskesmas yang mudah dijangkau dan menggunakan kartu
BPJS kesehatan yang memadai.
D. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik/sanitasi rumah
23
rumah seluruhnya ditehel kecuali dapur dan kamar mandi hanya
semen saja. Atap rumah dilengkapi plafon kecuali dapur, kamar
mandi, dan tempat mencuci. Dinding rumah seluruhnya terbuat dari
tembok. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur dan
kamar mandi yang terpisah dari ruang utama. Rumah memiliki 1
pintu keluar saja di depan, jendela di depan ruang tamu dan kamar
tidur ada ventilasi. Ventilasi dan penerangan rumah cukup baik.
Atap rumah tersusun dari genteng. Sumber air untuk kebutuhan
sehari-harinya keluarga ini menggunakan sumur bor yang terletak di
bagian belakang rumah. Secara keseluruhan kebersihan rumah
cukup baik. Sehari-hari memasak terkadang menggunakan gas.
Fasilitas penyimpanan sampah setempat tidak dimiliki, sampah
yang dihasilkan langsung dikumpulkan di tempat yang terletak
beberapa meter dari rumah. Fasilitas pembuangan air limbah
keluarga sudah memenuhi sanitasi lingkungan karena air limbah
keluarga dialirkan ke septic tank di belakang rumah yang jaraknya
sudah jauh (> 10 m) dari sumur yang ada.
a. Lingkungan Sosial
b. Lingkungan Ekonomi
24
bawah.
Tidak ada masalah dari faktor perilaku keluarga, hubungan kondisi yang
baik antar keluarga cukup baik. Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini
termasuk keluarga menengah ke bawah. Rumah yang dihuni keluarga ini cukup
memadai karena sudah memenuhi dalam pemenuhan standar kesehatan. Lantai
ditehel, pencahayaan ruangan yang cukup, ventilasi cukup, dan memiliki fasilitas
MCK bagi keluarga. Sampah keluarga dibuang ditempat pembuangan sampah
yang ada di belakang rumah. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh
keluarga ini jika sakit adalah Puskesmas Gedeg.
Akses pelayanan Kesehatan Tn. S sesungguhnya cukup baik, karena cukup dekat
dengan Puskesmas.
1. Aspek Pelayanan
Tn. S merupakan peserta pelayanan BPJS Kesehatan, jadi setiap kali kontrol
Tn. S selalu menggunakan BPJS, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya
dan dana pribadi.
BAB V
25
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Masalah
2. Faktor perilaku
a. Tidak rutin kontrol ke puskesmas
b. Aktifitas berat saat bekerja
c. Pola makan yang kurang sehat dan tidak seimbang
3. Faktor lingkungan
a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan sosial/budaya
1. Kondisi sosial ekonomi kelas menengah ke bawah
2. Tingkat pendidikan lulusan SMA
4. Faktor pelayanan kesehatan
Setiap kali kontrol Tn. S selalu menggunakan BPJS, sehingga tidak
perlu mengeluarkan biaya dan dana pribadi.
5. Faktor genetik
Orang tua Tn. S ada yang menderita Gout Arthritis.
26
B. Analisis
Keturunan
27
Krajan RT3 RW4 dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
28
kemungkinan juga terbiasa seperti dilakukan masyarakat sekitarnya.
Pola makan yang tidak sehat dan aktivitas yang berat masih banyak
dijumpai di masyarakat dengan sosial budaya seperti kediaman Tn. S.
Kegiatan kunjungan rumah (home visit) seperti kunjungan rumah ke
pasien (Tn. S) tersebut perlu dikembangkan dengan penyuluhan
kesehatan di sekitar kediaman pasien. Programnya dapat disusun
secara sederhana seperti:
a. Sasaran pada keluarga di satu wilayah RT
b. Waktu dan lokasi disesuaikan dengan kegiatan sasaran, misalnya
saat pertemuan di RT yang bersangkutan
c. Materi disampaikan secara sederhana, jelas, dan mudah dipahami.
d. Sesekali dokter puskesmas turun langsung. Biasanya apabila dokter
turun langsung, masyarakat cenderung lebih antusias
29
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Hasil identifikasi penyakit pasien
Berdasarkan hasil resume anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang sampai pada kerimpulan bahwa Tn. S (33 tahun) menderita gout
arthritis.
2. Hasil identifikasi metode penanganan/manajemen pasien
Penanganan pasien dilakukan secara patient centered oriented.
3. Hasil identifikasi fungsi faktor keluarga dan lingkungan
a. Segi Biologis
b. Segi Psikologis
Hubungan keluarga pasien terjalin cukup baik.
c. Segi Sosial
Hubungan penderita dengan tetangga cukup baik, sosialisasi dengan
tetangga cukup baik.
Mengatur pola makan yang sehat dan seimbang, aktivitas fisik yang berat,
dan rutin kontrol ke puskesmas untuk mencegah penyakit gout arthritis
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
33
34