G
DENGAN DIAGNOSA STEMI DI RUANG AL-AMIN RSUD SITI AISYAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pembimbing :
Ns. Wella Juartika S.kep., M.Kep (CI Akademik)
Ns. Deni Oktarina Gumay S.Kep (CI Klinik)
Ns. Dessy Natalia S.Kep (CI Klinik)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
CI LAPANGAN CI LAPANGAN
CI PENDIDIKAN
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................ 1
D. Manfaat.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. STEMI................................................................................................ 3
1. Pengertian..................................................................................... 3
2. Etiologi ........................................................................................ 3
3. Tanda dan Gejala.......................................................................... 4
4. WOC............................................................................................. 4
5. Komplikasi.................................................................................... 5
6. Penatalaksanaan ........................................................................... 5
1. Pengkajian................................................................................... 6
2. Diagnosa Keperawatan................................................................ 6
3. Intervensi Keperawatan............................................................... 6
4. Evaluasi Keperawatan................................................................. 8
A. Identitas............................................................................................ 10
B. Riwayat Kesehatan........................................................................... 10
C. Riwayat Kehamilan dan Persalinan................................................. 10
D. Aktivitas Sehari-hari........................................................................ 11
E. Pemeriksaan Fisik............................................................................ 11
F. Pengkajian Psikososial..................................................................... 12
G. Pemeriksaan Diagnostik................................................................... 14
H. Hasil Pemeriksaan Laboratorium..................................................... 15
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan...................................................................................... 42
2. Saran................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan salah satu masalah
kesehatan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia. STEMI
mempunyai gejala khas yang berkaitan erat dengan hasil EKG yaitu elevasi
segmen ST yang persisten. Data menunjukkan bahwa mortalitas akibat STEMI
sering terjadi dalam 24-48 jam pasca onset dan 30 hari setelah serangan adalah
30% (Brunner & Suddarth, 2013). Berdasarkan data WHO 2015 menunjukkan
bahwa 45% kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu
17,7 dari 39,5 juta kematian (Riskesdas, 2019). Sedangkan menurut Jakarta Acute
Syndrome (JAC) Registry pada tahun 2015 jumlah pasien STEMI di Jakarta
mencapai 1.024 orang (Dharma et al., 2016). STEMI merupakan penyakit
kardiovaskuler penyebab kecacatan dan kematian terbesar seluruh dunia. STEMI
menyebabkan kematian 6%-14% dari jumlah total kematian pasien yang
disebabkan oleh SKA (Danchin et al., 2016).
STEMI disebabkan oleh adanya aterosklerotik pada arteri koroner atau
penyebab lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen miokardium (Andrayani, 2016). Pada kondisi awal
akan terjadi iskemia miokardium, namun bila tidak dilakukan tindakan reperfusi
segera maka akan menimbulkan nekrosis miokard yang bersifat irreversible.
Komplikasi yang biasa terjadi pada penderita STEMI yaitu adanya remodelling
ventrikel yang pada akhirnya akan mengakibatkan shock kardiogenik, gagal
jantung kongestif, serta disritmia ventrikel yang bersifat lethal aritmia (Carrick et
al., 2016). Diagnosis awal yang cepat dan penanganan yang tepat setelah pasien
tiba di ruang IGD dapat mencegah kerusakan miokardial yang besar serta
mengurangi komplikasi yang dapat terjadi pada pasien sehingga menurunkan
risiko kematian.
Pencegahan keterlambatan dalam penanganan STEMI sangat penting di fase
awal yaitu saat pasien mengalami nyeri dada yang hebat. Defibrillator harus
tersedia, pemberian terapi pada tahap awal terutama terapi reperfusi (Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
laporan ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
diagnosa STEMI pada Tn. G di RSUD Siti Aisyah”
C. Tujuan
Tujuan dalam laporan ini dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan studi kasus Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
diagnosa STEMI pada Tn. G di RSUD Siti Aisyah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengkajian klien dengan STEMI
b. Untuk menegakkan Diagnosis Keperawatan pada Klien dengan STEMI
c. Untuk menyusun Perencanaan Keperawatan pada Klien dengan STEMI
d. Untuk melaksanakan Intervensi Keperawatan pada Klien dengan STEMI
e. Untuk mengevaluasi Klien dengan STEMI
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa/i
Hasil laporan ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya disiplin ilmu keperawatan
mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan STEMI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. STEMI
1. Pengertian
Infark Miokard Akut ( IMA ) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium
yang disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada
arteri koroner. Sumbatan ini sebagian besar disebabkan oleh rupture flak ateroma
pada arteri koroner yang kemudian diikuti oleh terjadinya thrombosis,
vasokontriksi, reaksi inflamasi, dan mikroembolisasi distal. Kadang-kadang
sumbatan akut ini dapat pula disebabkan oleh spasme arteri koroner, emboli, atau
vaskulitis. (Intan, 2019).
STEMI merupakan bagian dari Sindrom Koroner Akut (SKA) yang pada
umumnya diakibatkan oleh rupturnya plak aterosklerosis yang mengakibatkan
oklusi total pada arteri koroner dan disertai dengan tanda dan gejala klinis iskemia
miokard seperti munculnya nyeri dada, adanya J point yang persistent, adanya
elevasi segmen ST serta meningkatnya biomarker kematian sel miokardium yaitu
troponin (Wahyunadi, Sargowo, & Suharsono, 2017).
2. Etiologi
Menurut Nurarif (2013) dalam (Zulhafni, 2020) penyebabnya yaitu :
a. Faktor penyebab :
1) Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a. Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, spasme, arteritis.
b. Faktor sirkulasi : Hipotensi, stenosos Aurta, insufisiensi.
c. Faktor darah : Anemia, hipoksemia, polisitemia.
2) Curah jantung yang meningkat :
a. Aktifitas yang berlebihan.
b. Emosi.
c. Makan terlalu banyak.
d. Hypertiroidisme.
3) Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
a. Kerusakan miocard.
b. Hypertropimiocard.
c. Hypertensi diastolic.
b. Faktor predisposisi:
1) Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a. Usia lebih dari 40 tahun.
b. Jenis kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause.
c. Hereditas.
d. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2) Faktor resiko yang dapat diubah :
a. Mayor : hiperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, diet tinggi
lemak jenuh, aklori.
b. Minor : inaktifitas fisik, pola kepribadian tipe A (emosional, agresif,
ambisius, kompetitif), stress psikologis berlebihan.
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang dirasakan pada pasien STEMI menurut (Black &
Hawks, 2014):
1. Nyeri dada sentral yang berat terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak
mereda, biasanya dirasakan diatas region sternal bawah dan abdomen bagian
atas, seperti rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas,
dipelintir, tertekan yang berlangsung lebih dari 20 menit, tidak berkurang
dengan pemberian nitrat. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher. Gejala
yang menyertai yaitu berkeringat, pucat, mual, sulit bernapas, cemas dan lemas
2. Ekstremitas yang teraba dingin, perspirasi, rasa cemas dan gelisah akibat
pelepasan katekolamin
3. Tekanan darah dan denyut nadi pada mulanya meninggi sebagai akibat aktivasi
sistem saraf simpatik. Jika curah jantung berkurang, tekanan darah mungkin
turun. Bradikardi dapat disertai gangguan hantaran, khususnya pada kerusakan
yang mengenai dinding inferior ventrikel kiri
4. Keletihan dan rasa lemah akibat penurunan perfusi darah ke otot rangka
5. Nausea dan vomitus akibat stimulasi yang bersifat refleks pada pusat muntah
oleh serabut saraf nyeri atau akibat refleks vasovagal
6. Sesak napas dan bunyi krekels yang mencerminkan gagal jantung
7. Suhu tubuh yang rendah selama beberapa hari setelah serangan infark miokard
akut akibat respon inflamasi
8. Distensi vena jugularis yang mencerminkan disfungsi ventrikel kanan dan
kongesti paru
9. Bunyi jantung S3 dan S4 yang mencerminkan disfungsi ventrikel
4. Patofisiologi
Pada Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (STEMI) umumnya
terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus
pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Pada sebagian besar kasus,
infark terjadi jika plak aterosklerosis mengalami fisur, ruptur atau ulserasi, dan
jika kondisi lokal atau sistemik memicu trombogenesis, sehingga terjadi trombus
mural pada lokasi ruptur yang mengakibatkan oklusi arteri koroner. Penelitian
histologis menunjukkan plak koroner cenderung mengalami ruptur jika
mempunyai fibrousca yang tipis dan inti kaya lipid (Alwi, 2009) dalam (AJA
MICHELLE PUTRI HABERHAM, 2018).
Aterosklerosis,thrombos
is,kontraksiarteri,korona
ria.
Penurunan aliran
darah ke jantung
Kekurangan oksigen
dan nutrisi
Iskemik pada
jaringan miokard
Nekrosis
Suplay dan
Mk : Resiko Perfusi
kebutuhan oksigen
Miokard Tidak Efetif
ke jantung tidak
Metabolisme
Iskemia
anaerob meningkat
Timbunan asam
Infark
laktat meningkat
6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan awal tata laksana infark miokard akut yaitu mengembalikan perfusi
miokard sesegera mungkin, meredakan nyeri, serta mencegah dan tata laksana
komplikasi ( Asikin, Nuralamsyah, Susaldi, 2016 ) dalam (Intan, 2019) Tata
laksana awal meliputi :
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien
1) Identitas klien
Meliputi: Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk
rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta
status hubungan dengan pasien.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: sesak, udema, dan nyeri dada
g. Integritas Ego
1) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian,
tangisan meledak, otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan
pola bicara.
h. Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit
kepala
1. Pernapasan
1) Gejala :
a) Disnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja,
takipnea, ortopnea. Dispnea
b) Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum
c) Riwayat merokok
2) Tanda :
a) Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori
pernapasan
b) Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)
c) Sianosis
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis
2. Penurunan Curah Jantung b.d Perubahan Irama Jantung
3. Gangguan Pola Tidur b.d Kurang Kontrol Tidur
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil:
Keluhan nyeri
Sikap protektif
Kesulitan tidur
Ket:
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Ket:
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Keluhan sulit tidur
Keluhan sering
terjaga
Ket:
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
4. Intervensi Keperawatan
Tahap akhir merupakan tahap akhir yang digunakan untuk menialai
keberhasilan asuhan keperawtan atas tindakan yang diberikan, pada teori
maupun kasus dalam membuat evaluasi disusun berdasarkan tujuan dan
kriteria hasil yang ingin dicapai.
BAB III
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PADA TN.G DENGAN DIAGNOSA STEMI DI RUANG AL-AMIN
RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. G
Jenis kelamin : Laki – laki
Umur : 60 Tahun ( 02-04-1963 )
Statusperkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Jln. Kemang II Watervang
Tanggal masuk RS : 16 Juni 2023
Tanggal Pengkajian : 16 Juni 2023
No.Register : 223514
Ruangan/Kamar : Al Amin
Golongan Darah :A
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : STEMI
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. S
Hubungan dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln. Kemang II Watervang
1. Dimana lokasinya
Dibagian dada bagian tengah
2. Apakah menyebar
Klien mengatakan tidak menyebar
A. Orang tua
Klien mengatakan orantuanya memiliki riwayat penyakit jantung.
B. Saudara Kandung
Klien mengatakan saudara kandungnya memiliki riwayat hipertensi
C. Penyakit keturunan yang ada
Penyakit jantung
D. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan orang tuanya sudah meninggal
E. Penyebab meninggal
Orang tua pasien meninggal karena penyakit stroke
F. Genogram
B. Tanda-tanda Vital :
Suhu Tubuh : 36,0°C Nadi : 61×/Menit
TD :160/90 mmHg RR : 26×/ Menit
TB : 154 Cm BB : 65 Kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan Rambut
Kepala
a. Bentuk : Simetris
b. Ubun-ubun : Normal tidak ada kelainan
c. Kulit kepala : Bersih tidak ada kotoran
Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : Merata dan beruban sebagian
b. Bau : Tidak bau
c. Warna kulit : Bersih tidak ada kotoran
Wajah
a. Warna kulit : Sawo Matang
b. Struktur wajah : Simetris kanan dan kiri
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris kanan dan kiri
b. Palpebra : Tidak tampak secret (cairan, darah
atau nanag)
c. Konjungtiva dan skelera : Konjungtiva an anemis, sklera: non
ikterik
d. Pupil : Isokor, saat diberikan cahaya pupil
mengecil
e. Cornea dan Iris : Tidak ada kelainan
f. Visus : Penglihatan sedikit kabur
g. Tekanan bola mata : Tidak ada tekanan bola mata
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septumnasi : Tulang hidung ada dan
septum simetris
b. Lubang hidung : Simetris, memiliki 2 lubang
hidung kanan dan kiri
c. Cuping hidung : Simetris, tidak ada tarikan
cuping hidung saat bernapas
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris kanan dan kiri
b. Ukuran telinga : Simetris kanan dan kiri
c. Lubang telinga : Simetris, tidak ada tampaknya
kotoran atau sumbatan
d. Ketajaman pendengaran : Tidak ada kelainan pendengaran
5. Mulut dan Faring
a. Keadaan bibir : Mukosa bibir sedikit kering
b. Keadaan gusi dan gigi : Bersih dan tidak ada perdarahan
c. Keadaan lidah : Bersih tidak ada kotoran
d. Orofaring : Tidak ada peradangan
6. Leher
a. Posisitrakea : Normal, tegak lurus dan tidak
bengkak
b. Thyroid : Tidak ada pembesaran tyroid
c. Suara : Tidak ada suara tambahan
d. Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan limfe
e. Vena jugularis : Tidak ada kelainan, berdetak
normal
f. Denyut nadi karotis : Berdetak secara normal
D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : Klien tampak bersih
2. Kehangatan : Akral teraba hangat
3. Warna : Kuning langsat
4. Turgor : Baik lembab elastis
5. Kelembaban : Lembab
6. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan
b. Pernafasan
Frekuensi : 26×/menit
Irama : Normal
c. Tanda kesulitan bernafas : Klien tampak sesak
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara : Normal, kanan dan kiri sama
b. Perkusi : Normal suara ketukan sonor
c. Auskultasi
Suara nafas : Veskuler normal
Suara ucapan : Suara terdengar jelas
Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : Normal tidak ada pembesaran lectur
lordis tak nampak
b. Palpasi : Tidak ada pembesaran jantung
Pulsasi : Normal denyut nadi teraba
c. Perkusi : Timpani
d. Auskultasi
Bunyijantung : Lup dup (s1, s2)
Bunyitambahan : Tidak ada bunyi tambahan
Murmur : Tidak ada suara murmur
Frekuensi : Lup dup (s1, s2) normal
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi
a. Bentuk abdomen : Simetris
b. Benjolan/massa : Tidak ada benjolan/massa
c. Bayangan pembuluhdarah : Tidak ada bayangan pembuluh
darah
2. Auskultasi
a. Peristaltik usus : 19x /Menit
b. Suara Tambahan : Tidak ada suara tambahan
3. Palpasi
a. Tanda nyeri tekan : Ada tanda nyeri tekan
b. Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan / Massa
c. TandaAscites : Tidak ada penumpukan cairan
d. Hepar : Normal tidak teraba hepar
e. Lien : Normal
f. Titik Mc Burney : Tidak ada nyeri tekan
4. Perkusi
a. Suara Abdomen : Tidak ada suara tambahan
b. Pemeriksaan Ascites : Tidak ada penumpukan cairan
5. Genitalia
a. Rambut Pubis : Ada merata
b. Lubang Uretra : Tidak ada penyumbatan
c. Kelainan pada genetalia eksternal dan daerah inguinal
6. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : Normal
b. Kelainan pada anus : Tidak ada kelainan
c. Perineum : Tidak ada kelainan
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal /Ekstremitas
1. Kesimetrisan otot :Simetris
2. Pemeriksaan edema : Tidak ada edema
3. Kekuatan Otot 5 5
5 5
4. Kelainnan pada ekstermitas dan kuku
Tidak ada kelainan
I. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat Kesedaran
G C S : 15 E4 M 6 V5
2. Meningea Sign
3. Status Mental
a. Kondisi emosi /perasaan : Stabil
b. Orientasi : Klien dapat berorientasi dengan baik
c. Proses berpikir (Ingatan,ateensi,keputusan,perhitungan) : Klien dapat
mengingat dengan baik
d. Motivasi (Kemauan) : Klien mengatakan ingin cepat sembuh
e. Persepsi : Klien yakin penyakitnya pasti dapat
diobati
f. Bahasa : Bahasa daerah Lubuk Linggau
a. Nervus Olfaktorius / NI :
Klien dapat membedakan bau
b. Nervus Optikus / NII :
Klien dapat membedakan warna
c. Nervus Okulomotorius / N III, Troklearis / N IV, Abdusen / NVI :
Klien dapat menggerakan mata
d. Nervus Trigeminus / NV :
Normal, klien dapat merasakan sentuhan
e. Nervus Fasialis / NVII :
Klien dapat berekspresi
f. Nervus Vestibulocochlearis / NVIII :
Normal, klien dapat mendengar dengan baik
g. Nervus Glossopharingeus / N IX, Vagus / NX:
Normal, klien dapat menelan dan merasakan makanan
h. Nervus Asesorius / NXI :
Klien dapat menggerakan bahu
i. Nervus Hipoglossus / NXII :
Klien dapat menjulurkan lidah
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan : Klien berjalan dengan perlahan karena kaki terasa
lemah
b. Romberg Test : Klien duduk dan berdiri dengan bantuan
c. Tes Jari –hidung : Jari – jari dapat berkoordinasi dengan baik
d. Pronasi – supinasitest : Klien dapat melakukannya
e. Heel to shintest : Tidak dilakukan
6. Fungsi Sensori
a. Identifikasi sentuhan ringan : Klien dapat merasakan sentuhan
b. Test tajam –tumpul : Klien dapat merasakan tajam dan tumpul
c. Test panasdingin : Klien dapat merasakan panas dan dingin
d. Testgetaran : Klien dapat merasakan getaran
e. Stereognosis test : Klien dapat mengenal benda sekitar
f. Graphestesiatest : Tidak dilakukan
g. Membedakan duatitik : klien dapat membedakan 2 titik
h. Tpognosistest : Tidak dilakukan
7. Reflek
a. Reflek Bisep : Normal
2. B AK
a. Pola BAK : Bak lancar
Inkontinensia : Tidak
b. KarakterUrine : Kekuningan
Retensi : Tidak
c. Nyeri / Rasa Terbakar /kesulitanBAK : Tidak
d. Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih : Tidak
e. Penggunaan Diuretika : Ya
f. Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
masalah BAK
C. Pola makan danminum
1. Gejala(Subyektif)
a. Diit(Type) : Bubur
b. Pola Diit : 3x sehari
c. Anoreksia : Tidak Mual, Muntah :tidak
d. Nyeri ulu hati : Tidak ada
e. Alergi : Tidak ada
f. Berat badan sebelum sakit : 65 kg
2. Tanda (Obyektif)
Berat Badan : 65 Kg,TB 154 Cm
Bentuk tubuh : Normal, badan klien berisi
3. Waktu pemberian makan : Pagi,siang,malam
4. Jumlah dan jenis makanan : Bubur, sayur, dan lauk pauk
5. Waktu pemberian cairan : Sesuai kebutuhan
a. Kesulitan mengunyah : Klien mengatakan tidak ada
kesulitan mengunyah
b. Kesulitan Menelan : Tidak ada kesulitan menelan
6. Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah
D. Kebersihan diri / Personal Hygiene:
a. Pemeliharaan badan : Klien mandi 2 x sehari dengan
bantuan
b. Pemeliharaan gigi dan mulut : Klien mengosok gigi 2x sehari dan
mulut klien bersih dengan bantuan
c. Pemeliharaan kuku : Bersih dan kukunya pendek
E. Pola kegiatan / Aktivitas : Klien melakukan aktivitas dengan bantuan
XI. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
A. Diagnosa Medis: STEMI
2. Rontgen
Tidak dilakukan
3. ECG
Hasil: Tidak dilakukan
Interpretasi:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………
Nilai Normal:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
4. USG
Hasil: Tidak dilakukan
Interpretasi:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………
Nilai Normal:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
5. Lain-lain ;
…………………………………………………………………………
……………………
Lubuklinggau, Juni 2023
Praktikan
(Kelompok 2)
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Basofil 0 0–1 %
Esinofil 0 0–4 %
ELEKTROLIT
Tgl cetak:16/06/2023
Petugas laboratorium
P: 61x/m
RR: 26x/m
T: 36 C
SPO2:96%
ANALISA DATA
kegagalan jantung
memompa darah
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut b.d agen pencedera SLKI: tingkat nyeri SIKI: manajemen nyeri - Untuk mengetahui
fisiologi lokasi,karakterist
Setelah dilakukan Observasi: nyeri
Ds: -klien mengeluh nyeri dada tindakan keperawatan 2. Identifikasi, lokasi,karakteristrik,intensitas nyeri.
menjalar sampai kepunggung disertai selama 3x24 jam 3. Identifikasi skala nyeri - Untuk
sesak nafas diharapkan tingkat mengetahui skala
nyeri menurun: Terapeutik: nyeri
P: Nyeri Ketika beraktivitas 3. Berikan teknik non farmakologis
Q: seperti di tusuk-tusuk Dengan kriteria hasil: 4. Fasilitasi istirahat dan tidur - Untuk
R:bagian dada kiri mengurangi rasa
S: skala nyeri 7 Kriteri 1 2 3 4 5 Edukasi:
nyeri pada pasien
T: Hilang Timbul a hasil 2. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
Keluh mengurangi nyeri - Agar pasien
Do:
an mampu
- Klien tampak lemah Kolaborasi
- Klien tampak meringis nyeri 3. Kolaborasi pemberian analgetik meredakan nyeri
Sikap dengan mandiri
protekt
- Untuk
if
mengurangi rasa
Kesuli
nyeri
tan
tidur
Keterangan:
1. meningkat
2. cukup meningkat
3. sedang
4. cukup menurun
5. menurun
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2 Penurunan Curah Jantung b.d SLKI : perfusi miokard SIKI : Perawatan Jantung - Untuk mengetahui
Perubahan Irama Jantung Setelah dilakukan tindakan Observasi keluhan nyeri dada
keperawatan selama 3x24 1. Monitor keluhan nyeri
Ds: Klien Mengatakan Nyeri jam diharapakan perfusi dada - Untuk melakukan
dibagian dada menjalar ke miokard meningkat Dengan 4. Monitor tekanan darah posisi semi fowler
punggung kriteria hasil: dan fowler untuk
Terapeutik kenyamanan
Do: - Klien
Kri 1 2 4 4 5 1. Posisikan pasien semi - Utuk memberikan
tampak berdiri
teri fowler dan fowler dengan bantuan oksigen
tegak a kaki ke bawah atau ke posisi
memegang has nyaman - Untuk memantu
il klien beraktivitas
dada sebelah
Br 3. Berikan oksigen untuk secara bertahap
kiri adi mempertahankan saturasi
- Denyut nadi kar oksigen 94% - Untuk
klien tampak dia berkolaborasi
Ga 4. Anjurkan berhenti merokok terhadap penyakit
lemah
mb Kolaborasi jantung
ara 5. Berkolaborasi pemberian obat
n
EK
G
arit
ma
nia
Keterangan:
1. menurun
2. cukup menurun
3. sedang
4. sukup meningkat
5. meningkat
KEPERAWATAN
1. Minggu/18- Nyeri Akut b.d agen Jam 09.00 wib Jam 14.30 wib
06-2023 pencedera Fisiologi
4. Mengidentifikasi,lokasi,karakteristik,intensitas S: klien mengatakan masih nyeri di dada
Ds: -klien mengeluh nyeri menjalar kepunggung
nyeri dada menjalar R/ P: Nyeri Ketika beraktivitas
sampai kepunggung Q: Seperti ditusuk-tusuk P:Nyeri ketiks beraktivitas
disertai sesak nafas R: Bagian dada kiri Q:seperti ditusuk-tusuk
S: Skala nyeri 7 R:bagian dada kiri
P: Nyeri Ketika T: Hilang Timbul S: skala nyeri 6
beraktivitas T: Hilang Timbul
Q: seperti di
tusuk-tusuk 5. Identifikasi skala nyeri
R/ Skala nyeri 7 O: - keadaan umum lemah
R:bagian dada kiri
S: skala nyeri 7 - klien tampak gelisah
T: Hilang Timbul Jam 09.10 Wib -klien tampak meringis
6. Berikan teknik non farmakologis -klien tampak bersikap protektif
Do:
R/ Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
- Klien tampak TTV
lemah TD: 150/90 mmHg
- Klien tampak 7. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
meringis R/ Mengatur suhu ruangan,menjaga P: 63x/m
lingkungan dari kebisingan RR: 25x/m
- Klien tampak T: 36 C
Jam 09.30 wib
Bersikap SPO2:96%
8. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
protektik
- Klien tampak mengurangi rasa nyeri
A. Nyeri akut belum teratasi
gelisah R/ Klien tampak melakukan teknik relaksasi
nafas dalam secara mandiri Kriteria hasil 1 2 3 4 5
TTV:
TD: 160/90 9. Kolaborasi pemberian analgetik Keluhan nyeri
mmHg R/ inj lansoprazole 40 mg/24 jam
Candesartan(PO) 6 mg/24 jam Meringis
P: 61x/m
Sikap protektif
RR: 26x/m
T: 36 C Gelisah
SPO2:96% Ket:
1. Keluhan nyeri cukup meningkat
2. Meringis sedang
3. Sikap Protektif sedang
4. Gelisah sedang
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Keterangan:
P: intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
1. Senin/19-06- Nyeri Akut b.d agen Jam 09.00 wib Jam 14.30 wib
2023 pencedera Fisiologi
1. Mengidentifikasi,lokasi,karakteristik,intensitas S: klien mengatakan nyeri di dada
Ds: -klien mengeluh nyeri menjalar kepunggung sedikit menurun
nyeri dada menjalar R/ P: Nyeri Ketika beraktivitas
sampai kepunggung Q: Seperti ditusuk-tusuk P:Nyeri ketika beraktivitas
disertai sesak nafas R: Bagian dada kiri Q:seperti ditusuk-tusuk
S: Skala nyeri 5 R:bagian dada kiri
P: Nyeri Ketika T: Hilang Timbul S: skala nyeri 4
beraktivitas T: Hilang Timbul
Q: seperti di
tusuk-tusuk 2. Identifikasi skala nyeri
R:bagian dada kiri R/ Skala nyeri 6 O: - keadaan umum lemah
S: skala nyeri 7 -klien tampak meringis
T: Hilang Timbul
Jam 09.10 Wib -klien tampak bersikap protektif
Do: 3. Berikan teknik non farmakologis
- Klien tampak R/ Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam TTV
lemah
- Klien tampak 4. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri TD: 145/75 mmHg
meringis R/ Mengatur suhu ruangan,menjaga RR: 22x/menit
lingkungan dari kebisingan N: 65x/menit
S:36,0° C
- Klien tampak
Bersikap Jam 09.30 wib SPO2:95%
protektik 5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
- Klien tampak mengurangi rasa nyeri A. Nyeri akut belum teratasi
gelisah R/ Klien tampak melakukan teknik relaksasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
nafas dalam secara mandiri
TTV:
Keluhan nyeri
TD: 150/75 mmHg 6. Kolaborasi pemberian analgetik
RR: 24x/menit R/ inj lansoprazole 40 mg/24 jam Meringis
N: 63x/menit Candesartan(PO) 6 mg/24 jam
Sikap protektif
S:36 ° C
SPO2: 96% Gelisah
Ket:
7. Keluhan nyeri sedang
8. Meringis sedang
9. Sikap Protektif sedang
10. Gelisah sedang
P: intervensi dilanjutkan
2 Senin 19/18- Penurunan Curah Jam 10.00 wib Jam 15.00 wib
06-2023 Jantung b.d Perubahan 6. Memonitor keluhan nyeri dada
Irama Jantung S: klien mengatakan masih nyeri di dada
R/ Skala Nyeri 5 menjalar kepunggung
Ds: Klien Mengatakan
Nyeri dibagian dada 7. Memonitor tekanan darah O: - klien tampah meringis
menjalar ke punggung R/ TD : 118/67 mmHg TTV
TD: 140/85 mmHg
Do: - Jam 10.10 wib RR: 22x/menit
Klien N: 65x/menit
8. Memposisikan pasien semi fowler dan fowler S:36,0° C
tampak
dengan kaki ke bawah atau ke posisi nyaman
berdiri R/ Klien merasa nyaman ketika berdiri SPO2:95%
tegak
9. Memberikan oksigen untuk mempertahankan A. Penurunan curah jantung belum
memega teratasi
saturasi oksigen 94%
ng dada R/ Terpasang nasal kasul 5 lpm Kri 1 2 3 4
sebelah teri
kiri a
Jam 10.20 Wib has
- Denyut il
10. Menganjurkan berhenti merokok Bra
nadi
R/ Klien mengerti dengan apa yang dianjurkan dik
klien ard
tampak 11. Berkolaborasi pemberian obat ia
lemah R/ Cpg 25mg /24 jam Ga
Arixtra 2,5/24 jam mb
ara
n
TD: 145/90 EK
mmHg G
P: 61x/m arit
ma
RR: 26x/m nia
T: 36 C Keterangan:
SPO2:96% 1. Bradikardia sedang
2. Gambaran EKG aritmania
sedang
P: intervensi dilanjutkan
Keterangan:
P: intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
1. Selasa, 20- Nyeri Akut b.d agen Jam 14.10 wib Jam 21.00 wib
06-2023 pencedera Fisiologi
1. Mengidentifikasi,lokasi,karakteristik,intensitas S: klien mengatakan nyeri sudah
Ds: -klien mengeluh nyeri menurun
nyeri dada menjalar R/ P: Nyeri Ketika beraktivitas
sampai kepunggung Q: Seperti ditusuk-tusuk P:Nyeri ketika beraktivitas
disertai sesak nafas R: Bagian dada kiri Q:seperti ditusuk-tusuk
S: Skala nyeri 4 R:bagian dada kiri
P: Nyeri Ketika T: Hilang Timbul S: skala nyeri 3
beraktivitas T: Hilang Timbul
Q: seperti di
tusuk-tusuk 2. Identifikasi skala nyeri
R/ Skala nyeri 4 O: - keadaan umum baik
R:bagian dada kiri
S: skala nyeri 7 -klien tampak meringis
T: Hilang Timbul Jam 14.20 Wib -klien tampak bersikap protektif
3. Berikan teknik non farmakologis
Do:
R/ Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam TTV
- Klien tampak
lemah TD: 145/75 mmHg
- Klien tampak 4. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
R/ Mengatur suhu ruangan,menjaga RR: 22x/menit
meringis
lingkungan dari kebisingan N: 65x/menit
S:36,0° C
- Klien tampak Jam 14. 30 wib
Bersikap SPO2:95%
5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
protektik
mengurangi rasa nyeri A. Nyeri akut belum teratasi
- Klien tampak
gelisah R/ Klien tampak melakukan teknik relaksasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
nafas dalam secara mandiri
TTV:
Keluhan nyeri
TD: 150/75 mmHg Jam 17.00 wib
RR: 24x/menit 6. Kolaborasi pemberian analgetik Meringis
N: 63x/menit R/ inj lansoprazole 40 mg/24 jam
Sikap protektif
S:36 ° C Candesartan(PO) 6 mg/24 jam
SPO2: 96% Gelisah
Ket:
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Sikap Protektif menurun
4. Gelisah menurun
P: intervensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Keterangan:
P: intervensi dihentikan