Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

By. Ny. P DI RUANG BAYI RS. PERMATA HATI KISARAN


TAHUN 2022

DISUSUN
OLEH :

1. Anggi Fitria Khairina S (20152014001)


2. Aura Diva Sagala (20152014002)
3. Cici Dwi Yuliana (20152014003)
4. Cindy Tamara (20152014005)
5. Febria Havina Alni (20152014008)
6. Halimatul Masruro (20152014009)
7. Indriani (20152014011)
8. Intan Sinaga (20152014012)
9. Jupita Hulu (20152014014)
10. Khairinnisa (20152014016)
11. Reska Mutia (20152014022)
12. Shella Vezi (20152014026)
13. Wiwin Sintaniya (20152014029)
14. Yussri Susanti (20152014030)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES AS SYIFA KISARAN
TAHUN 2022
1
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


By. Ny. P DI RUANG BAYI RS. PERMATA HATI KISARAN
TAHUN 2022

Telah Mendapatkan Persetujuan Dari :

Pembimbing lapangan Pembimbing Akademik


( Clinical Instruktur )

(Nova Sukarningsih, Am. Keb) (Selvi Puspan Sari, SST., M.Tr. Keb)
NIDN. 0112089302

Diketahui
Ketua STIKes As Syifa Kisaran

(Ustifina Hasanah Hasibuan SST, M.Kes)


NIDN. 0112129001

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan kelompok rumah sakit

dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada bayi baru lahir Ny.P di Ruang

baby Di RS. Permata Hati Kisaran. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas

praktek yang dimulai pada tanggal 18 Juli s/d 30 Juli 2022.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak yang terlibat secara langsung, oleh karena itu pada kesempatan ini

kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hj. Masdalifah Pasaribu, S.Kep, S.KM., M.Kes sebagai Ketua Yayasan

STIKes As syifa Kisaran.

2. Ustifina Hasanah Hasibuan, SST. M.Kes selaku Ketua STIKes As Syifa

Kisaran.

3. Dosen Pembimbing Selvi Puspan Sari, SST. M.Tr. Keb.

4. Ibu Nova Sukarningsih Am. Keb selaku pembimbing lapangan.

5. Seluruh staff dan pegawai RS. Permata Hati Kisaran.

6. Seluruh staff, dosen dan pegawai STIKes As Syifa yang telah banyak

memberikan pengetahuan dan bimbingan untuk menyusun laporan ini.

Walaupun penyusun telah menerima banyak bantuan namun, segala

kesalahan dalam laporan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyusun.

i
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran yang

membangun demi kesempurnaan Laporan kelompok Praktik Rumah Sakit ini.

Kisaran, 28 Juli 2022

Penyusun

ii4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 3
1.3 Tujuan....................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN........................................................ 5


2.1 Defenisi Bayi Baru lahir (BBL)................................................ 5
2.2 Etiologi...................................................................................... 6
2.3 Patofisiologi.............................................................................. 8
2.4 Penatalaksanaan ....................................................................... 9
2.4.1 Asuhan Bayi Baru Lahir.................................................. 9
2.4.2 Pendokumentasian pada Bayi Baru Lahir........................ 14

BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................... 15

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 22
4.1 Kesenjangan Teori dan Praktik................................................. 22

BAB V PENUTUP......................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 23
5.2 Saran ......................................................................................... 23
5.2.1 Insitute Pelayanan............................................................ 23
5.2.2 Institute Pendidikan......................................................... 23
5.2.3 Mahasiswa....................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

5
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram

(Saifudin, 2012).

Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global

yang yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup

jauh dari target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan

pada tahun 2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016). Hasil

survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB 32 per 100

KH. Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan provinsi Sumatera Utara

tahun 2015 AKB sebesar 4,3 per 1000 KH, (Dinkes Prov.Sumut, 2016).

Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian

terbanyak pada kelompok bayi 0 -6 dominasi oleh gangguan/kelainan

pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak

faktor ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-

6 hari adalah Hipertensi Maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran

(17,5%), ketuban pecah dini dan perdarahan antepartum masing-masing (12,5%).

Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis (20,5%),

malformasi kongenital (18,1%) dan pnemonia (15,4%). Dan penyebab utama

1
kematian bayi pada kelompok 29 hari – 11 bulan yaitu Diare (31,4%),

pnemonia (23,8) dan meningitis/ensefalitis (9,3%), sedangkan cakupan KN 1

: 77,31% ( Kemenkes, 2015).

Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan agar

setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter

Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta

diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan

(Kemenkes RI ,2015).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunka angka kematian

neonatal antara lain juga melalui penempatan bidan di desa, strategi Making

Pregnancy Safer, pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan

masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)

(Kemenkes, 2015).

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara lain

seperti meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan

mengharuskan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan Kunjungan

Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar, dan penanganan

neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan sesuai standar

tenaga kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti Manajemen

Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir,

Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (Kemenkes, 2015).

Berdasarkan latar belakang diatas maka salah satu yang perlu

dilakukan dengan memberikan asuhan kebidanan untuk mencapai kompetensi.

2
(Kemenkes, 2015). Salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program

recoknizing pembelajaran lampau (RPL), adalah menyusun salah satu asuhan

dalam pelayanan kebidanan, sehingga penulis memilih melakukan pelayanan

asuhan bayi baru lahir (BBL) sebagai salah satu tugas dalam menyelesaikan

tugas praktik Sarjana kebidanan. Pelayanan ini dilakukan di RS. Permata Hati

Kisaran Tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penyusun mengambil

kasus dengan rumusan masalah yaitu : “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

pada By. Ny. P di Rumah Sakit Permata Hati”.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Selesai melakukan pembinaan penyusun berharap mendapatkan gambaran

umum, menerapkan asuhan dan mampu melakukan penatalaksanaan terhadap

masalah yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir.

1.3.2 Tujuan Khusus

Dalam melaksanakan pembinaan terhadap Bayi Baru Lahir, penyusun

diharapkan dapat menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yaitu:

a. Mampu melaksanakan pengkajian dan pengumpulan semua data untuk

mengevaluasi keadaan pasien.

3
b. Mampu mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data tersebut.

c. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang akan terjadi.

d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera baik secara mandiri,

kolaborasi, atau rujukan.

e. Mampu merencanakan asuhan yang rasional sebagai dasar pengambilan

keputusan.

f. Mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.

g. Mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan.

1.4 Manfaat penulisan

Berdasarkan penerapan manajemen asuhan kebidanan yang telah penulis

lakukan terhadap bayi Ny ”P” dengan Bayi Baru Lahir maka penyusun

mengharapkan mendapatkan :

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir.

2. Mampu memberikan informasi tentang bayi baru lahir kepada klien serta

memberikan pelayanan yang berkualitas pada klien.

4
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Defenisi Bayi Baru Lahir (BBL)

Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami proses

kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa

maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan

(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi

dkk, 2015).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang

yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).

Menurut Sarwono (2005) dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan

Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

cukup bulan, 38-42 minggu denganberat badan sekitar 2500-3000gram dan

panjang badan sekitar 50-55 cm. Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut :

a. Berat badan 2.500-4.000 gram.

b. Panjang badan 48-52.

c. Lingkar dada 30-38.

d. Lingkar kepala 33-35.

e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.

f. Pernapasan ±40-60 kali/menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.

5
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas.

j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,

dan pada laki - laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.

k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l. Refleks Moro atau gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik.

m. Refleks grap atau menggenggam sudah baik.

n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium

berwarna hitam kecoklatan (Tando,2016).

1.2

2.2 Etiologi

a. Perubahan pada sistem pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah

kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem

saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.

Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.

b. Perubahan sistem Kardiovaskuler

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi

peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan

mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan

resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru dan

ductus arteriosus tertutup.

6
c. Perubahan termoregulasi dan metabolik

Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC,

maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi,

dan radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi

menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury).

d. Perubahan Sistem Neurologis

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum

berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak

terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah

terkejut, dan tremor pada ekstremitas.

e. Perubahan Gastrointestinal

Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi

50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang

diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil

metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai

120mg/100mL.

f. Perubahan Ginjal

Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan

2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali

dalam 24 jam.

7
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu

masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan

resiko infeksi pada periode bayi.

g. Perubahan Hati

Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial

untuk pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak

terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan

dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.

h. Perubahan Imun

Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu

masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan

resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.

2.1

2.2

2.3 Patofisiologi

Bayi baru lahir mempunyai karakteristik yang unik. Transisi dari

kehidupan janin intrauterin ke kehidupan bayi ekstrauterin, menunjukan

perubahan sebagai berikut, alveoli paru janin dalam uterus berisi cairan

paru. Pada saat lahir dan bayi mengambil nafas pertama, udara memasuki alveoli

paru dan cairan paru diabsorbsi oleh jaringan paru.

Pada nafas kedua dan berikutnya, udara yang masuk ke alveoli bertambah

banyak dan cairan paru diabsorbsi sehingga kemudian seluruh alveoli berisi

8
udara yang mengandung oksigen. Aliran darah paru meningkat secara

dramatis. Hal ini disebabkan ekspansi paru yang membutuhkan tekanan puncak

inspirasi dan tekanan akhir ekspirasi yang lebih tinggi. Ekspansi paru dan

peningkatan tekanan oksigen alveoli, keduanya menyebabkan penurunan

resistensi vaskuler paru dan meningkatkan aliran darah setelah lahir.

Aliran intrakardinal dan ekstrakardinal mulai beralih arah yang kemudian

diikuti penutupan dukus arteriosus. Kegagalan penurunan resistensi vaskuler

paru menyebabkan hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir, dengan

aliran darah paru yang inadekuat dan hipoksemia relatif. Ekspansi paru yang

inadekuat menyebabkan gagal nafas (Sholeh, 2013).

2.2

2.1

2.2

2.4 Penatalaksaan

2.2

2.1

2.2

2.3

2.4.1 Asuhan Bayi Baru Lahir

a. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi

tetap hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah

9
lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk

mencegah hipotermi.

b. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut

dan hidung (jika diperlukan). Tindakan ini juga dilakukan sekaligus

dengan penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis

spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan

napas segera dibersihkan.

c. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain

atau handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka,

kepala dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan

verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan menghangatkan bayi.

Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu

2 menit sebelum tali pusat diklem, Hindari mengeringkan

punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi membantu

bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.

d. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.

Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima.

Cara pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :

1. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.

Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong

(oksotosin IU intramuscular).

2. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3

cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali

10
pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar

darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat).

Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan

ke-1 ke arah ibu.

3. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan

menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain

memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan

menggunakan gunting DTT (steril).

4. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian

lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci

pada sisi lainnya.

5. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan

klorin 0,5%

6. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui

dini.

e. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal

tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis

kelamin.

f. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan

dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6

bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat

tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah lakukan kontak

11
kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan bayi

mencari dan menemukan putting dan mulai menyusui.

g. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah

pada bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko

mengalami perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada

semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin K1

(phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muscular pada

anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan

sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B.

h. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah

terjadinya infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah

lahir.

i. Memberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2

jam setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi

Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,

terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan

pada bayi usia 0-7 hari.

j. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui

apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta

kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.

Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki).

Diantaranya :

12
1. Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura

menutup/melebar adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.

2. Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan tanda-

tanda infeksi.

3. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis,

labiopalatoskisis dan reflex isap.

4. Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk

telinga.

5. Leher: perumahan terhadap serumen atau simetris.

6. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya

retraksi

7. Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa,

tumor).

8. Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali

pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau

selangkangan.

9. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum,

penis berlubang pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan

apakah labia mayora menutupi labio minora.

10. Anus: tidak terdapat atresia ani

11. Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.(Sondakh,2017)

Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015) adalah

pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan

13
kepada neonates sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari

setelah lahir.

1. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir,

dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak,

ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian

salep mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat dan pencegahan

kehilangan panas bayi.

2. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari

ke-7 setelah lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat,

pemberian ASI eksklusif, personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan

tanda-tanda bahaya.

3. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai

hari ke-28 setalah lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan

berat badan, tinggi badan dan nutrisinya.

2.4.2 Pendokumentasian pada Bayi Baru Lahir

2.1

2.2

2.3

2.4

a. Data Subjektif

1. Anamnesa

2. Identitas orang tua

3. Keluhan utama keadaan bayi ssaat dilihat

14
4. Riwayat kehamilan dan persalinan ibunya

5. Riwayat kesehatan ibu

6. Riwayat sosial dan ekonomi

b. Data objektif

1. Keadaan umum dan kesadaran penderita

2. Pengukuran tanda-tanda vital

15
BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Ny. P DI RUANG BABY RS. PERMATA HATI KISARAN

TAHUN 2022

Tanggal   : 18 Juli 2022

Jam          : 16.15 WIB

1. LANGKAH I PENGKAJIAN DATA

A. Data Subyektif

Nama Bayi      : Bayi Ny “P”

Umur                : 0 hari

Tgl lahir : 18 Juli 2022

Jam : 21.50 wib

Jenis kelamin   : Perempuan

Nama               : Ny “P”                    Nama Suami  : Tn “A”

Umur               : 21 tahun                  Umur             : 28 tahun

Agama             : Islam                       Agama           : Islam

Bangsa   : Indonesia       Bangsa : Indonesia

Pendidikan      : SMA            Pendidikan    : SMA

Pekerjaan         : IRT                         Pekerjaan       : Wiraswasta

Alamat            : Jl. Amir Hamzah, Lk. II,

Kec. Tanjung Balai

16
Anamnesa

Keluhan utama

Riwayat penyakit ibu selama mengandung

Perdarahan : Tidak ada

Pre eklampsia : Tidak ada

Eklampsia : Tidak ada

Penyakit kelamin : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

Kebiasaan ibu sewaktu mengandung

Makanan : Nasi, lauk pauk, sayuran, buah

Obat-obatan/jamu : Tidak ada

Merokok : Tidak pernah

Minum alkohol : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

Riwayat kelahiran bayi

Jenis persalinan : SC (Sectio Caesarea)

Ditolong oleh : Dokter

Komplikasi persalinan :

Ibu : KPD

Bayi : Tidak ada

Keadaan bayi baru lahir:

Nilai apgar : 8/9

Pengisapan lendir : Ya

17
Ambu bag : Tidak

Massage jantung : Tidak

Intubasi endotracheal : Tidak

Oksigen : Tidak

Therapi : Tidak

Rangsangan : Ya

B.       Data Objektif

Pemeriksaan umum

Keadaan umum     : Baik

Suhu                      : 36,5 0C

Pernapasan            : 50 x/menit

HR                        : 120 x/menit

BB                         : 3500 gram

PB                         : 51 cm

LK : 35 cm

Pemeriksaan fisik secara sistematis

Kepala      : Simetris, rambut lurus pendek, tidak ada lesi, tidak ada caput.

Ubun-ubun : Ubun-ubun besar dan kecil masih cekung

Muka            : Tidak ada odem

Mata         : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih

Telinga    : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan

Kulit      : Merah, ada verniks caseosa, ada lanugo

18
Mulut     : Bibir Simetris, tidak sumbing, mukosa bibir lembab, tidak ada

stomatitis, lidah merah muda

Hidung : Lubang ada 2, tidak ada serosum, tidak ada pernafasan cuping

hidung

Leher         : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis.

Dada        : Simetris kanan, kiri

Perut : Tidak ada benjolan

Tali pusat     : Tidak ada infeksi, basah, masih terbungkus kasa

Punggung    : Simetris, tidak ada benjolan dan lesi

Ekstrimitas : Tangan  : Simetris, jari lengkap

Kaki      : Simetris, jari kaki lengkap

Genetalia      : Bersih, testis sudah turun di skrotum,penis berlubang

Anus           : Berlubang

Refleks

Refleks moro    : Normal

Refleks rooting : Normal

Refleks sucking : Normal

Refleks graphs    : Normal

Refleks tonik neck  : Normal

Refleks walking      : Normal

Eliminasi

Miksi    : Sudah keluar, warna jernih, tgl 18-07-2022 pukul : 22.00 WIB

Mekonium : Sudah keluar, warna hijau kehitaman, 19-07-2022 pukul :12.45 WIB.

19
LANGKAH II INTERPRETASI DATA

DIAGNOSA

Bayi Ny “P” usia 0 hari dengan persalinan SC

Data dasar

Bayi lahir pada tanggal 18 Juli 2022 Pukul 21.50 WIB

bayi lahir dengan uk 37 minggu

Keadaan umum normal

Pernapasan            : 50 x/menit

nadi                       : 120 x/menit

suhu : 36,50C

BB                         : 3500 gram

PB                         : 51 cm

LK : 35 cm

Masalah

Keadaan umum bayi: Baik

Data dasar :

Bayi lahir dengan BB 3500 gram

Kebutuhan

Menjaga kehangatan suhu tubuh bayi.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi.

20
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

Data dasar bayi lahir dengan BB 3500 gram

LANGKAH IV IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA

Tidak Ada

LANGKAH V PERENCANAAN

1. Beritahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan.

2. Anjurkan kepada ibu untuk memberi asi eksklusif.

3. Lakukan perawatan tali pusat.

4. Cegah infeksi pada bayi.

LANGKAH VI PELAKSANAAN

1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan

Pernapasan          : 50 x/menit

nadi                     : 120 x/menit

suhu : 36,50C

BB               : 3500 gram

PB                   : 51 cm

LK : 35 cm

2. Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan asi secara eksklusif.

3. Melakukan perawatan tali pusat kepada bayi dengan cara dibungkus dengan

menggunakan kassa steril.

4. Melakukan pencegahan infeksi pada bayi dengan cara mencuci tangan

sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.

21
LANGKAH VII EVALUASI

1. Ibu dan keluarga sudah tahu hasil pemeriksaan.

2. Ibu bersedia untuk memberikan asi eksklusif.

3. Tali pusat sudah dibungkus dengan menggunakan kassa steril.

4. Pencegahan infeksi pada bayi sudah dilakukan.

22
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

4.1 Kesenjangan Teori Dan Praktik

Pada asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi Ny. P usia 0 hari

dilakukan sesuai 7 langkah helen varney. Selain itu, adapun langkah-langkah yang

lain yang dapat dilakukan untuk menangani bayi baru lahir adalah:

a. Lakukan informant consent terlebih dahulu pada ibu dan keluarga keluarga.

b. Penyuntikan vit K dan Hb-0.

c. Pemberian Salep mata.

d. Perawatan tali pusat dengan kassa steril

Sehingga dari hasil asuhan yang telah dilakukan maka dalam laporan ini

tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek yang didapat di

lapangan mengenai penanganan bayi baru lahir karena antara teori dan praktek

yang telah dilakukan saling berkesinambungan.

23
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penyusun melakukan pembinaan serta membuat manajemen asuhan

kebidanan pada bayi Ny”P” pada tanggal 18 Juli 2022, penyusun mendapatkan :

Bayi Ny. P usia 0 hari Bayi baru lahir dengan BB yaitu 3500 gram. Lahir di

Rumah Sakit Permata Hati Kisaran dengan penanganan Dokter Obgyn. Setelah

mendapatkan penanganan di rumah sakit bayi dirawat diruang baby.

5.2 Saran

Berdasarkan temuan-temuan dalam memberikan pembinaan pada klien, ada

beberapa saran yang dianggap perlu diantaranya kepada klien, institute pelayanan,

institute pendidikan, serta kepada mahasiswa sebagai pemberi asuhan yang akan

datang, antara lain:

5.2.1 Institute Pelayanan

Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi BBL untuk

mencapai pelayanan yang optimal.

5.2.2 Institute pendidikan

Diharapkan dapat menambah sumber buku terbaru agar mempermudah

mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan.

24
5.2.3 Mahasiswa

Diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari asuhan kebidanan

pada BBL dalam praktek rumah sakit maupun di klinik.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Sum

atera Utara. Medan: Dinkes Prov. SU.

Jannah, 2017. ASKEB II Persalianan Berbasis Kompetensi.Jakarta:EGC.

Johariyah.2016. AsuhanKebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: TIM

Kemenkes

(a).2015.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI 2015.

(b). 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals

(SDGs). Jakarta: Kemenkes RI 2015.

(c). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusdiklatnakes

Kemenkes RI.

Mangkuji , B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EGC

Marmi,dan K. Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016.Buku Acuan Midwifery Update.

Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. Asuhan Kebidanan

Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.

Sondakh, J. J.2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir. Malang:

Penerbit Erlangga.

Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC

26
27

Anda mungkin juga menyukai