LEMBAR PENGESAHAN
i
Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Pada Nifas dan Menyusui ini
dilaksanakan sebagai dokumen/laporan praktik Blok 5 yang telah dilaksanakan
di Puskesmas Simomulyo Surabaya Periode praktik tanggal 16 Januari 2023
s.d 4 Februari 2023
Surabaya, 2023
Zanuarita Fidya H, Amd.Keb Novita Eka K.W, SST., M.Keb Tatarini Ika P, SST., M.Kes
NIP.198701262011012014 NIP. 198411302009122001 NIP. 198012052006042002
Mengetahui, Mengetahui,
Kepala Puskesmas Simomulyo Ka Prodi Pendidikan Profesi Bidan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu yang berjudul “Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Nifas dan Menyusui (Ny L usia 23 tahun Pust partum 6 jam)
di Wilayah Kerja Puskesmas Simomulyo Surabaya”. Laporan ini disusun sebagai salah
satu syarat menyelesaikan tugas blok 5 Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Nifas
dan Menyusui pada Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, dan
saran dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Luthfi Rusyadi, SKM., M.Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
2. Dwi Wahyu S, S.ST., M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
3. Uswatun Khasanah, SST, M.Keb, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
4. dr. Nurul Lailah, selaku Kepala Puskesmas Simomulyo Surabaya.
5. Zanuarita Fidya H, Amd.Keb, selaku pembimbing praktik lapangan yang telah
memberi bimbingan dalam menyusun laporan ini.
6. Novita Eka, SST., M.Keb, selaku pembimbing 1 pendidikan saya yang telah
memberi bimbingan dalam menyusun laporan ini.
7. Tatarini Ika P, SST., M.Kes, selaku pembimbing 2 pendidikan saya yang telah
memberi bimbingan dalam menyusun laporan ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Surabaya, 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB 1......................................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Tujuan Asuhan....................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................................................
1.3 Waktu dan Tempat Praktik..................................................................................
BAB 2......................................................................................................................................
TINJAUAN TEORI................................................................................................................
BAB 3....................................................................................................................................
TINJAUAN KASUS.............................................................................................................
BAB 4....................................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................................
BAB 5....................................................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................................
DOKUMENTASI 59
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira- kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3
bulan (Kemenkes RI, 2015). Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi
masa nifas (Walyani, 2015).
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan postpartum
untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memerhatikan kondisi bayi
terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada
masa nifas, serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada
masa nifas diharapkan dapat mencegah kematian maternal (Walyani, 2015). Asuhan
kebidanan pada masa nifas dan menyusui merupakan bagian dari kompetensi utama
seorang bidan. Pada masa nifas dan menyusui merupakan komponen daur hidup siklus
reproduksi seorang perempuan. Bidan mempunyai peran penting dalam memfasilitasi
dan memberikan asuhanyang aman dan efektif, memberikan edukasi dan konseling
serta melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan dengan baik. (Wahyuningsih,
2018).
1
1.1 Tujuan
1.2 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. masa nifas
berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2009).
B. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas menurut Walyani (2015) adalah sebagai berikut :
1. Puerperium Dini
Kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama
hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun ini berupa kelegaan hati,
seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati”
yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anaknya.
3
Tujuan perawatan masa nifas adalah untuk mencegah dan mendeteksi adanya
kemungkinan adanya perdarahan post partum dan infeksi. Oleh karena itu,
penolong persalinan tetap aspada, sekurang-kurangnya 1 jam post partum
untuk mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi.
4
D. Perubahan Fisiologis Pada Masa NIfas
Ibu dalam masa nifas mengalami perubahan fisiologis. Setelah keluarnya
plasenta, kadar sirkulasi hormone HCG (human chorionic gonadotropin), human
plasental lactogen, estrogen dan progesterone menurun. Human plasental
lactogen akan menghilang dari peredaran darah ibu dalam 2 hari dan HCG
dalam 2 minggu setelah melahirkan. Kadar estrogen dan progesterone hampir
sama dengan kadar yang ditemukan pada fase folikuler dari siklus menstruasi
berturut-turut sekitar 3 dan 7 hari. Penarikan polipeptida dan hormon steroid ini
mengubah fungsi seluruh system sehingga efek kehamilan berbalik dan wanita
dianggap sedang tidak hamil, sekalipun pada wanita. Perubahan-perubahan yang
terjadi yaitu :
a. Sistem Kardiovaskular
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah
melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan
beban jantung meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai
volume darah kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran
semula.
a) Volume darah
Perubahan pada volume darah tergantung pada beberapa variabel.
Contohnya kehilangan darah selama persalinan, mobilisasi dan
pengeluaran cairan ekstravaskular. Kehilangan darah mengakibatkan
perubahan volume darah tetapi hanya terbatas pada volume darah total.
Kemudian, perubahan cairan tubuh normal mengakibatkan suatu
penurunan yang lambat pada volume darah. Dalam 2 sampai 3minggu,
setelah persalinan volume darah seringkali menurun sampai pada nilai
sebelum kehamilan.
b) Cardiac output
Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II persalinan.
Puncaknya selama masa nifas dengan tidak memperhatikan tipe persalinan
dan penggunaan anastesi. Cardiac output tetap tinggi dalam beberapa
5
waktu sampai 48 jam postpartum, ini umumnya mungkin diikuti dengan
peningkatan stroke voluma akibat dari peningkatan venosus return,
bradicardi terlihat selama waktu ini. Cardiac output akan kembali pada
keadaan semula seperti sebelum hamil dalam 2-3 minggu.
b. Sistem Haematologi
Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma sedikit menurun,
tetapi darah lebih kental dengan peningkatan viskositas sehingga
meningkatkan pembekuan darah. Haematokrit dan haemoglobin pada hari
ke 3-7 setelah persalinan. Masa nifas bukan masa penghancuran sel
darah merah tetapi tambahan-tambahan akan menghilang secara perlahan
sesuai dengan waktu hdup sel darah merah. Pada keadaan tidak ada
komplikasi, keadaan haematokrit dan haemoglobin akan kembali pada
keadaan normal seperti sebelum hamil dalam 4- 5 minggu postpartum.
a) Leukositsis meningkat, dapat mencapai 15000/mm³ selama persalinan dan
tetap tinggidalam beberapa hari postpartum. Jumlah sel darah putih
normal rata-rata pada wanita hamil kira-kira 12000/mm³. Selama 10-12
hari setelah persalinan umumnya bernilai antara 20000-25000/mm³,
neurotropil berjumlah labih banyak dari sel darah putih, dengan
konsekuensi akan berubah. Sel darah putih, bersama dengan peningkatan
normal pada kadar sedimen eritrosit, mungkin sulit diinterpretasikan jika
terjadi infeksi akut pada waktu ini.
b) Faktor pembekuan, yakni suatu aktivasi faktor pembekuan darah terjadi
setelah persalinan. Aktivasi ini, bersamaan dengan dengan tidak adanya
pergerakan, trauma atau sepsis, yang mendorong terjadinya tromboemboli.
Keadaan produksi tertinggi dari pemecahan fibrin mungkin akibat
pengeluaran dari tempat plasenta.
c) Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya tanda-tanda
trombosis (nyeri, hangat dan lemas, vena bengkak kemerahan dirasakan
keras atau padat ketika disentuh). yang Mungkin positif terdapat tanda-
tanda human's (doso fleksi kaki di mana menyebabkan otot-otot
mengompresi vena tibia dan ada nyeri jika ada trombosis). Penting untuk
diingat bahwa trombisis vena-vena dalam mungkin tidak terlihat namun
6
itu tidak menyebabkan nyeri.
d) Varises pada kaki dan sekitar anus (haemoroid) adalah umum pada
kehamilan. Varises pada vulva umumnya kurang dan akan segera kembali
setelah persalinan.
c. Sistem Reproduksi
a) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat
dengan berata uterus 750 gr
3) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat
simpisis dengan berat uterus 500 gr
Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis
dengan berat uterus 350 gr
4) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat
uterus 50 gr
b) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam-macam lochea :
Lochea Waktu Warna Ciri – ciri
Terdiri dari darah segar, jaringan sisa-sisa
Rubra/ 1-3 hari Merah
plasenta, dinding Rahim, lemak bayi,
Cruenta
lanugo, dan meconium
Merah
Sanguin
kecoklatan
4-7 hari Sisa darah dan berlendir
olenta
dan
berlendir
8-14 Kuning Mengandug serum, leukosit, dan
Serosa
hari kecoklatan robekan/laserasi plasenta
7
Mengandung leukosit, sel desidua, sel
Alba >14hari Putih
epitel, selaput lender serviks, dan
c) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6
minggu persalinan serviks menutup.
e) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari
ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.
f) Payudara
Kadar prolaktin yang disekresi oleh kelenjar hypofisis anterior
meningkat secara stabil selama kehamilan, tetapi hormon plasenta
menghambat produksi ASI. Setelah pelahiran plasenta, konsentrasi
estrogen dan progesterone menurun, prolaktin dilepaskan dan sintesis ASI
dimulai. Suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan
pembengkakan vascular sementara. Air susu, saat diproduksi, disimpan di
alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara diisap oleh bayi
untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.
Pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis posterior distimulsi olch
isapan bayi. Hal ini menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel di dalam
payudara dan pengeluaran ASI. Oksitosin juga menstimulasi kontraksi
8
miometrium pada uterus, yang biasanya dilaporkan wanita sebagai
afterpain (nyeri kontraksi uterus setelah melahirkan).
ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu pada setiap harinya +150-300 ml,
sehingga kebutuhan bayi setiap harinya. ASI dapat dihasilkan oleh
kelenjar susu yang dipengaruhi oleh kerja hormon- hormon, di antaranya
hormon laktogen.
ASI yang akan pertama muncul pada awal nifas adalah ASI yang
berwarna kekuningan yang biasa dikenal dengan sebutan kolostrum.
Kolostrum sebenarnya telah terbentuk di dalam tubuh ibu pada usia
kehamilan ± 12 minggu. Dan kolostrum merupakan ASI pertama yang
sangat baik untuk diberikan karena banyak sekali manfaatnya, kolostrum
ini menjadi imun bagi bayi karena mengandung sel darah putih.
Jadi, perubahan pada payudara dapat meliputi:
1) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon
prolaktin setelah persalinan
2) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari
ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan
3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya. proses
laktasi
d. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam peratam.kemungkinan terdapat
spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami
kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam
jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesidah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat
menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam
tempo 6 minggu.
e. Sistem Gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh
9
berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan
diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan
ke belakang.
f. Sistem Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.
Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar prolaktin dalam darah
berangsur-angsur hilang.
g. Sistem Muskulosklebal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini sangat
membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
h. Sistem Integumen
a) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan
berkurangnya hyperpigmentasi kulit
b) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan
akan menghilang pada saat estrogen menurun persalinan (Walyani, 2015)
E. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas
Setelah persalinan ibu perlu waktu untuk menyesuaikan diri, menjadi dirinya
lagi, dan merasa terpisah dengan bayinya sebelum dpt menyentuh bayinya.
Periode ini dalam tiga tahap yaitu :
i. Fase Taking In
Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung pada 1-2 hari setelah
persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus
perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.
j. Fase Taking hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitive,
sehingga mudah tersinggung dan marah. Dukungan moril sangat diperlukan
untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu,
k. Fase Leting Go
10
Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan peran barunya
dan berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu mulai secara penuh menerima
tanggung jawab sebagai seorang ibu dan menyadari atau merasa kebutuhan
bayi sangat bergantung pada dirinya sehingga keinginan untuk merawat diri
dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. (Walyani, 2015)
b.Ambulasi
Ibu nifas harus melakukan ambulasi dalam 24 jam setelah persalinan. Ambulasi
dini tersebut sangat penting dalam mencegah trombosis vena, menguatkan otot
perut, mengencangkan otot dasar panggul sehingga dapat memperbaiki sistem
sirkulasi darah.
c. Eliminasi
Diuresis terjadi pada 1 atau 2 hari pertama setelah melahirkan. Ibu nifas dapat
dibantu untuk duduk di atas kursi berlubang untuk BAK jika masih belum
diperbolehkan untuk berjalan sendiri dan mengalami kesulitan untuk BAK
dengaqn pispot. Pemberian obat untuk pengaturan kerja usus dapat membantu
melancarkan BAB pada ibu nifas yang cenderung mengalami konstipasi.
d. Personal Hygiene
Menganjurkan ibu nifas untuk membersihkan seluruh tubuh dan alat kelamin
menggunakan sabun dan air dari depan ke belakang. Menganjurkan pada ibu
agar mengganti pembalut minimal 2 kali sehari dan menganjurkan untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan alat kelamin.
11
hingga dapat menyebabkan depresi.
f. Seksual
Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri saat darah merah
berhenti keluar dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina
tanpa nyeri.
h. Senam Nifas
Senam nifas dapat membantu mengembalikan otot perut dan panggul kembali
normal. Dimulai dengan melakukan 5x latihanuntuk setiap gerakan, setiap
minggu dinaikkan lebih banyak dan pada minggu ke-6.
12
b) Reaksi orang tua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir berbeda-beda
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi
maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya
masalah pada jumlah anak, keadaan emosi, dan lain lain. Respons yang
mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif, dan ada juga
yang negatif. Respon positif dapat ditunjukan dengan ayah dan keluarga
menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia, ayah bertambah giat
bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik, ayah dan keluarga
melibatkan diri dalam perawatan bayi, dan perasaan sayang terhadap ibu
yang telah melahirkan bayi. Respon negatif dapat ditunjukan dengan
kelahiran bayi tidak diinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak
sesuai keinginan, kurang berbahagia karena kegagalan KB, perhatian ibu
pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang
mendapat perhatian dan sebagainya.
c) Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah kompitisi antara saudara kandung untuk
mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang
tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. Sibling
rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara
laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang
mempunyai dua anak atau lebih. Sibling rivalry atau perselisihan yang
terjadi pada anak-anak tersebut adalah hal yang biasa bagi anak- anak usia
antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah sangat mudah
terjadi Sibling rivalry.
13
refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, refleks prolactin
dan refleks aliran timbul akibat pernagsangan putting susu oleh hisapan bayi.
b. Refleks Prolaktin
Dalam puting susu terdapat banyak ujung saraf sensorik. Bila dirangsang,
timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis
bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormone prolaktin. Hormone
inilah yang berperan dalam peroduksi ASI di tingkat alveoli.
14
dibanding susu mamalia lain (7gr%). Laktosa mudah diurai menjadi
glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim lactase yang sudah ada
didalam mukosa saluran pencernaan sejak bayi lahir. Laktosa mempunyai
manfaat lain yaitu mempertinggi absorbs kalsium dan merangsang
pertumbuhan laktobasilus bifidus.
c) Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein dalam dalam
ASI sebesar 0,9% - 60%. Protein mudah dicerna dalam ASI karena
terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu
sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan
taurin untuk pertumbuhan otak.
d) Mineral
Mineral dalam susu sapi seperti natrium, kalium, kalsium, fosfor,
magnesium, dan klorida lebih tinggi 3-4 kali dibanding dengan yang
terdapat dalam ASI. Pada pembuatan susu formula adaptasi kandungan
berbagai mineral tersebut harus diturunkan hingga jumlahnya berkisar
0,25% - 0,34% dalam setiap 100 ml. Hal ini harus dilakukan karena tubuh
bayi belum mampu untuk mengekskresikan atau membuang dengan
sempurna kelebihan mineral tersebut.
e) Zat Protektif
1) Laktobasilus Bifidus
Laktobasilus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat
dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan
bersifat asam sehingga menghambat mikroorganisme seperti bakteri
E.coli yang sering menyebabkan diare pada bayi, shigela dan jamur.
Laktobasilus mudah tumbuh cepat dalam usus bayi yang mendapat
ASI, karena ASI mengandung polisakarida yang berkaitan dengan
nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan laktobasilus bifidus.
2) Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang berkaitan dengan zat besi.
Konsentrasinya dalam ASI sebesar 100 mg/100 ml tertinggi diantara
semua cairan biologis. Dengan meningkat zat besi, maka laktoferin
15
bermanfaat untuk untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu,
yaitu stafilokokus dan E.coli yang juga memerlukan zat besi untuk
pertumbuhannya.
1) Lisozim
Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri
(bakteriosidal) dan antiinflamatori. Konsentrasinya dalam ASI sangat
banyak (400 mg/ml). Keunggulan lisozim adalah bila faktor protektif
lain menurun kadarnya sesuai tahap lanjut ASI, maka lisozim justru
meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran.
2) Antibodi
Antibodi dalam ASI dapat bertahan didalam saluran pencernaan dan
membuat lapisan pada mukosanya, sehingga mencegah bakteri patogen
dan enterovirus masuk ke alam mukosa usus. Mekanisme antibodi pada
ASI adalah sebagai berikut: apabila ibu mendapat infeksi, maka tubuh
ibu akan membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan
jaringan limfosit.
16
b) Berikan ASI pada bayi dengan durasi waktu yang lama.
c) Berikan ASI bergantian sehingga bayi tidak bosan dengan bagian kiri atau
kanan saja.
d) Pijatan oksitosin dengan benar dapat membantu dalam memperbanyak ASI.
e) Memompa ASI setelah selesai menyusui apabila ASI masin banyak.
f) Buatlah suasana yang tenang dan rileks sehingga bayi lebih lama menyusu.
g) Banyak mengkonsumsi air putih.
h) Hindari perasaan cemas akan ASI yang tidak lancar.
H. Program dan Kebijakan Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan
untuk :
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
17
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus tidak ada
perdarahan abnormal dan tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
kelainan pasca melahirkan
6 hari
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan
KF-2 post
istirahat
partum
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak muncul tanda-tanda penyulit nifas
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan
pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga
bayi
agar tetap hangat.
2 minggu
KF-3 post Sama seperti saat kunjungan 6 hari setelah persalinan
partum
(Walyani, 2015)
2.2.1. Pengkajian
18
Pekerjaan : Pekerjaan berhubungan erat dengan status social ekonomi dari
suatu keluarga mengenai kebutuhan ibu dan bayi selama masa nifas dan
menyusui.
Alamat : bertujuan untuk mengetahui jarak tempuh
menuju fasilitas kesehatan dan duperlukan jika akan dilakukan kunjungan
rumah.
Nomor telp : untuk mengtahui nomor yang bisa dihubungi jika asewaktu-
waktu diperlukan
b. Keluhan utama
Normalnya ibu akan merasakan nyeri perut setelah lahir, nyeri perineum
khusunya jika terdapat luka jahitan (Iriyanti, 2014).
c. Riwayat Menstruasi
i. Siklus haid : Siklus haid normalnya 21 – 35 hari, mayoritas wanita mengalami
siklus 28 – 30 hari. Lama haid normalnya 4-7 hari namun 2-8 hari masih
dianggap normal.
ii. HPHT : Hari pertama haid terakhir (HPHT) membantu
penetapan tanggal perkiraan partus dengan siklus menstruasi selama enam
bulan terakhir dan mengetahui usia kehamilan saat bersalin (Irianti, 2014).
iii. HPL : Untuk memperkirakan tangal persalinan. HPL dihitung
menurut rumus Neagle yaitu dari HPHT tanggal ditambah tujuh, bulan
dikurangi 3, dan tahun ditambah satu atau tetap (Saifuddin, 2014). Walaupun
terkadang ibu bersalin tidak selalu sesuai HPL namun dengan HPL dapat
diketahui ibu sudah siap bersalin atau tidak.
d. Riwayat Persalinan Ini
Dikaji mulai dari tanggal ibu bersalin, cara ibu bersalin, kondisi bayi muali dari
jenis kelamin, berat badan, panjang badan dan kodisi segera setelah lahir, selain
itu dikaji adanya penyulit yang mungkin terjadi saat setelah bersalin. Pada
riwayat persalinan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu dan bayi
sebelumnya apakah terdapat riwayat komplikasi atau lainnya sehingga dapat
diberikan asuhan yang sesuai.
e. Riwayat Obstetri yang Lalu
19
Menurut Rochjati (2011) kehamilan dengan risiko tinggi terjadi pada ibu yang
mempunyai riwayat obstetrik buruk, yaitu :
i. Pernah gagal kehamilan (keguguran/abortus)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia <20 minggu (berat
janin kurang dari 500 gram)
ii. Persalinan dengan tindakan :
Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan.
Sectio Cesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi melalui
abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara mengiris dinding
perut dan dinding uterus.
Plasenta manual.
Perdarahan setelah melahirkan diberi infus.
Pernah melahirkan dengan bantuan vakum.
iii. Nifas
Adakah perdarahan, bagaimana riwayat laktasi dan ditanyakan adanya
penyulit masa nifas.
20
taking in yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah
melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri,
sehingga cenderung pasif tehadap lingkungan (Manuaba, 2010).
D. Pola Aktivitas sehari-hari
Nutrisi : Ibu menyusui harus mendapatkan tambahan zat makanan, sebesar
800 kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu
sendiri. Pemenuhan gizi ibu menyusui antara lain mengkonsumsi tambahan
kalori tiap hari sebanyak 500 kal, makan dengan diet seimbang, cukup protein,
mineral dan vitamin, minum sedikitnya 3 liter per hari, terutama setelah
menyusui, mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) selama masa nifas, minum
kapsul vitamin A (200.000 unit)
Istirahat : Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam sehari. Dapat
dipenuhi dengan istirahat siang dan malam. Apabila istirahat ibu tidak
tercukupi maka akan mengganggu produksi ASI, memperlambat proses
involusi uterus, menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
Eliminasi : Pada ibu nifas diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari masa nifas
dan BAK harus sudah dapat BAK spontan setiap 3 -4 jam (Prawirohardjo, 2014).
Pada 6 jam pertama postpartum, pasien sudah harus BAK, apabila air
kencing di tahan maka akan mengakibatkan kesulitan pada organ
perkemihan, misal infeksi. Defekasi atau buang air besar harus ada dalam 3
hari postpartum (Tonasih dan Sari, 2019). Anjurkan pasien untuk makan
makanan berserat tinggi dan banyak air putih.
Aktivitas : Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 2
jam (ibu boleh miring kiri atau kanan untuk mencegah adanya trombosit).
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan masa
nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan
normal dan tidak ada penyulit.
Personal hygiene : Pada masa nifas, seorang ibu sangat rentan terhadap
infeksi. Oleh karena itu kebersihan diri sangat penting untuk menceagh
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan
21
sangat penting untuk tetap dijaga (Prawirohardjo, 2014).
2. Data objektif
A. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Keadaan umum: respon baik terhadap stimulasi lingkungan dan tidak lemah
Kesadaran : composmentis yaitu kesadaran total
2) Tanda-tanda vital
Menurut Prawirohardjo (2014) pemeriksaan tanda-tanda vital pada masa nifas
sebagai berikut:
a) Tekanan Darah : Tekanan darah<140/90 mmHg. Tekanan darah biasanya bisa
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum. Bila tekanan darah
menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum ataupun tanda
anemia.
b) Pernafasan : Frekuensi pernafasan normal orang dewasa 16-24 x/menit. Pada
masa nifas umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu
dalam keadraan pemulihan atau dala kondisi istirahat.
c) Nadi : Normalnya 80-100 x/menit. Denyut nadi yang semakin meningkat selama
persalinan aktif, kembali normal beberapa jam pertama masa nifas. Apabila
denyut nadi aiatas 100 kali/ menit selama masa nifas, hal tersebut abnormal dan
mungkin menunjukkan adanya infeksi atau hemoragi pasca nifas lambat.
d) Suhu : Normalnya 36,5-37,5℃, adanya kenaikan suhu sampai hari kesepuluh
yang menunjukkan adanya mobiditas puerperalis.
B. Pemeriksaan fisik
1) Mata : konjungtiva pucat dan skelera putih.
2) Payudara : payudara bersih, putting tidak lecet, putting menonjol, terdapat
pengeluaran ASI dan tidak bengkak.
3) Abdomen : menentukan kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri, dan
pengosongan kandung kemih karena kandung kemih yang penuh bisa
memperlambat involusi uterus, dinding abdomen tampak lunak setelah pelahiran
karena dinding ini meregang selama kehamilan.
4) Genetalia : terdapat pengeluaran darah disebut lochea yaitu cairan sekret yang
22
berasal dari uterus melalui vagina, lochea yang keluar adalah lochea rubra
5) Ekstremitas : ada/tidak tanda homan, jika tanda homan positif menunjukkan ibu
mengalami tromboplebitis, jika ibu mengalaminya maka motivasi ibu untuk
mobilisasi dini (Sulistyawati, 2015).
2.2.2. Intrepetasi Data
23
lain. Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu melakukan
evaluasi keadaan klien agar asuhan yang diberikan tepat dan aman.
2.2.5. Intervensi
24
Menurut Kemenkes RI (2011). Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan
secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based
kepada klien/klien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
2.2.7. Evaluasi
25
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal : 28 November 2022
Pukul : 06.00 WIB
Tempat : Puskesmas Simomulyo Surabaya
Oleh : Seska Anita Nahuway
3.1.1 Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny. LQ Nama : Tn. L
Umur : 23 thn Umur : 25 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
26
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Wiraswata
2. Keluhan
Ibu masih merasakan mules pada perut bagian bawah ibu namun nyeri tersebut
sudah lebih baik dibandingkan setelah melahirkan tadi malam, selain itu ibu
juga merasakan nyeri pada luka jahitan.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : teratur
Lama Haid : 5-6 hari
Nyeri/tidak : kadang-kadang
Frekuensi : darah haid keluar cukup banyak pada hari 1 hingga
hari ke 4 dan . kemudian keluar hanya bercak sampai hari
ke 6. Ganti pembalut 3-4x/hari
Flour Albus : tidak
3. Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke : pertama
Lama Pernikahan : 1 th
Usia Menikah :22 tahun
4. Riwayat Obstetri
5. Riwayat Kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun sebelumnya. Saat ini ibu
27
belum menentukan kontrasepsi yang akan digunakan dan akan berdiskusi dengan
suami terlebih dahulu untuk menentukan pilihan kontrasepsi.
Saat hamil ibu rutin melakukan pemeriksaan ANC sejak trimester 1 di Puskesmas
dan mendapatkan pelayanan ANC terpadu secara kontinyu. Hasil pemeriksaan
kehamilan dalam batas normal dan tidak terdapat penyulit maupun tanda bahaya.
Ibu juga rutin mengonsumsi tablet tambah darah, kalsium dan multivitamin saat
kehamilan. Pada tanggal 27-11-2022 pukul 23.30 WIB, ibu bersalin secara normal
spontan belakang kepala di Puskesmas Simomulyo. Bayi lahir menangis spontan,
kulit kemerahan berjenis kelamin laki-laki, berat 3100 gram, panjang badan 52 cm,
lingkar kepala 34 cm. Plasenta lahir lengkap, laserasi jalan lahir grade II, estimasi
perdarahan ± 200 cc. IMD dilakukan segera setelah bayi lahir selama 1 jam. Tidak
ditemukan komplikasi pada saat persalinan dan setelah persalinan.
28
3) Istirahat
Setelah melahirkan ini ibu mengatakan tidur menyesuaikan bayinya, tidur siang jika
bayinya sedang tidur juga, tidur malam +/- 3-4 jam.
4) Hygine
Ibu mandi 2x sehari, ganti celana dalam 2x/hari dan apabila lembab, ibu melakukan
cebok dari depan ke belakang.
5) Aktivitas
Saat dirumah tidak pernah melakukan aktivitas berat, hanya pekerjaan rumah.
11. Riwayat psikososial dan Spiritual
a. Kelahiran anak yang diinginkan, ibu merasa bersemangat untuk belajar mengauh
bayi dan mengasihi bayinya.
b. Tidak ada masalah yang mengganggu, suami dan keluarga mendukung.
c. Tidak ada kebiasaan/budaya yang merugikan.
3.2 Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran Umum : Composmentis
c) TB : 155 cm
d) BB saat ini : 65 kg
e) IMT saat ini : 27,1 (overweight)
f)Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 xmenit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 oC
b. Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : Konjungtiva merah muda dan wajah tidak oedema
b) Dada : Puting susu menonjol, puting bersih, ASI +/+ keluar lancer
c) Abdomen : TFU tidak teraba dan kandung kemih kosong TFU 2 jari
bawah pusat, kontaksi keras, kandung kemih kosong
29
ada tanda-tanda infeksi seperti berbau, bengkak, maupun kemerahan.
e) Ekstremitas : Tidak terdapat oedema di ekstemitas
Data penunjang
Cara Menyusui : cara menyusui ibu sudah sesuai walaupun ada beberapa
langkah yang terlewat seperti mengoleskan ASI pada puting dan
memasukkan areola secara keseluruhan kedalam mulut bayi.
3.4 Penatalaksanaan
Hari/ Tanggal : Senin/ 28 November 2022
Pukul : 06.00 WIB
Tanggal Penatalaksanaan TTD
30
e/ ibu mengerti dan memahami penjelasan yang
diberikan pada ibu
4. Menganjurkan ibu untuk tetap tidak tarak makan
selama ibu tidak memiliki alergi, terutama makanan
yang mengandung banyak protein seperti putih
telur, ikan dan lainnya yang sangat berpengaruh
dalam penyembuhan luka jahitan. Selain itu
kebutuhan minum yang cukup minimal 8 gelas sehari
dan dianjurkan 12 -14 gelas untuk ibu menyusui
e/ ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran
untuk tidak tarak makan
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
diri seperti saat ini terutama pada organ genetalia
yang mana terdapat luka jahitan dengan cara mencuci
organ dari depan kebelakang, dan sering mengganti
pembalut.
e/ ibu bersedia untuk melakukan anjuran yang
diberikan
6. Memberikan KIE menggunakan buku KIA meliputi:
a. Istirahat yang cukup pada saat bayi tertidur
b. Cara menyusui yang benar
c. ASI eksklusif 6 bulan pertama
d. Cara perawatan bayi
e. Tanda bahaya masa nifas
e/ klien mengerti penjelasan yang disampaikan
1. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi yakni vitamin A, amoxilin, tablet tambah
darah dan paracetamol untuk ibu
e/ ibu menerima dan meminum terapi setelah
mendapatkannya
2. Menganjurkan ibu kembali pada tanggal 4
Desember 2022 untuk kunjungan ulang, jika ibu
mengalami tanda bahaya dan keluhan lain ibu
31
dianjurkan untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan.
e/ ibu bersedia untuk datang kembali sesuai dengan
anjuran yang diberikan
Kunjungan Kedua
Pukul : 90.30
S: ibu mengatakan sudah tidak merasakan mules seperti sebelumnya dan nyeri
pada luka jahitan juga sudah jarang dirasakan ibu.
O:
TTV TD : 100/70 mmHg
N : 78 x/ menit
S : 36,70C
RR : 20 x/menit
BB : 55 kg
Payudara : ASI sudah keluar lancar dari kedua payudara ibu TFU
: pertengahan pusat sympisis
Kontraksi : keras
Kandung Kemih : Kosong
Genetalia : luka jahitan sudah mulai menyatu, lochea sanguilenta
Perdarahan : ibu mengganti pembalut 3-4 kali/ hari
A : P10001 dengan nifas fisiologis hari ke 6
P:
32
2) Menjelaskan kepada ibu untuk ikut beristirahat selagi
bayi tertidur dan bergantian menjaga bayi dengan
suami atau keluarga. Serta menganjurkan ibu untuk
melakukan olahraga ringan dan mengelola stress
dengan membuat suasana kamar lebih nyaman agar
dapat membantu ibu beristirat dengan baik. Ibu
berkata selama ini telah membagi tugas dengan
pasangan dalam menjaga bayi dan akan mencoba
membuat suasana kamar lebih nyaman dengan
wewangian atau aromatherapy.
3) Menjelaskan tanda bahaya masa nifas seperti
perdarahan lewat jalan lahir, infeksi yang ditandai
dengan suhu (>38ºC) dan nadi yang meningkat, keluar
cairan berbau, demam lebih dari 2 hari, bengkak
diwajah, tangan dan kaki. Payudara bengkak dan
merah disertai rasa sakit. Ibu terlihat sedih, murung
dan menangis tanpa sebab. Apabila ibu didapati salah
satu tanda bahaya nifas maka dianjurkan untuk segera
memberitahu bidan.
1) Memberikan KIE terkait
33
pengeluaran darah banyak, dan jika sudah sedikit
dapat dilakukan tiap 4 jam sekali.
2) Istirahat : Menganjurkan ibu menyempatkan untuk
istirahat disela waktu istirahat bayi. Serta membagi
waktu menjaga bayi dengan suami atau keluarga.
3) Menganjurkan ibu untuk dapat merencanakan
penggunaan kontrasepsi dan memberi jarak setidaknya
2 tahun jika ingin hamil lagi, ibu dapat berkunjung ke
Puskesmas jika ingin melakukan konseling terkait KB
pada hari Kamis dan Sabtu. Ibu mengerti dan akan
berdiskusi dengan suami terlebih dahulu.
4) Menjelaskan kembali kepada ibu terkait
perawatan bayi yang benar yaitu dengan menjaga
bayi tetap hangat, menjaga kebersihan bayi
dengan mengganti pakaian bayi segera saat kotor
atau basah, cara menyusui yang benar, perawatan
payudara dan pemberian ASI eksklusif. Ibu
mengerti.
5) Memberitahukan jadwal imunisasi BCG dan
Polio 1 yaitu pada tanggal 27 Desember 2022 di
Puskesmas. Ibu bersedia datang kembali.
34
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada pengkajian data subjektif taggal 22 November 2022 pukul 06.00 WIB
didapatkan Ny.L usia 23 tahun P1001 post partum hari Ke-0 dengan keluhan perut
ibu terasa mules pada perut bagian bawah ibu namun nyeri tersebut sudah lebih baik
dibandingkan setelah melahirkan tadi malam, selain itu ibu juga merasakan nyeri
pada luka jahitan. Dari data yang didapatkan terdapat kesesuaian dengan teori
Iriyanti (2014) menyatakan dalam minggu pertama sesudah bayi lahir, mungkin ibu
akan mengalami kram/mules pada abdomen yang berlangsung sebentar, mirip
sekali dengan kram waktu periode menstruasi, keadaan ini disebut afterpains yang
ditimbulkan oleh kontraksi uterus pada waktu mendorong gumpalan darah dan
jaringan yang terkumpul di dalam uterus. Normalnya ibu akan merasakan nyeri
perut setelah lahir, dan nyeri perineum khusunya jika terdapat luka jahitan. Selain
35
itu pada data subjektif riwayat psikologis dan kebutuhan dasar ibu tidak terdapat
masalah yang terjadi, dan data dan teori yang ada tidak terdapat kesenjangan.
Pada data objektif didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas
normal dan pada pemeriksaan fisik didapatkan colostrum sudah keluar dari kedua
payudara ibu, TFU pertengahan pusat sympisis, kontraksi keras, kandung kemih
kosong, lochea rubra, dan terdapat luka jahitan yang masih basah. Hal ini sesuai
dengan teori dari Asih (2016) yakni pada periode pasca salin awal (early post
partum) 24 jam-1 Minggu ini tenaga kesehatan harus memastikan involusi uteri
dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak ada
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
bayinya dengan baik. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa ibu tidak
mengalami tanda bahaya pada masa nifas karena hasil pemeriksaan ibu tidak
ditemukan hasil yang menunjukkan adanya kelainan. Data dengan teori yang ada
saling berhubungan dan tidak terdapat kesenjangan.
Perubahan psikologis pada ibu yang mendapat asuhan yang memadai pada hari-hari
pertama setelah melahirkan, maka pada hari kedua sampai kesepuluh mulai muncul
kembali keinginan untuk melakukan berbagai aktivitas sendiri. (Oktavini, 2019). Hal
36
ini ditunjukkan pada kasus, dimana terkadang suami dan mertua ikut membantu dalam
menjaga bayi, dikarenakan ibu belum memiliki pengalaman merawat bayi sehingga
perlu dukungan dan bantuan. Di satu sisi ibu masih membutuhkan bantuan orang lain
tetapi disisi lain ia ingin melakukan aktivitasnya sendiri Pada masa ini ibu agak sensitif
dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut, cenderung menerima
nasihat bidan, karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang
bersifat pribadi. Pada tahap ini Bidan penting memperhatikan perubahan yang
mungkin terjadi. Pada beberapa wanita yang sulit menyesuaikan diri dengan perannya,
sehingga memerlukan dukungan tambahan. Pada tahap ini, bidan harus tanggap
terhadap kemungkinan perubahan yang terjadi. Tahap ini merupakan waktu yang tepat
bagi bidan untuk memberikan bimbingan cara perawatan bayi, namun harus selalu
diperhatikan teknik bimbingannya, jangan sampai menyinggung perasaan ibu atau
membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat sensitif. Hindari kata “jangan
begitu” atau “kalau seperti itu salah” disampaikan pada ibu karena hal itu akan
sangat menyakiti perasaannya dan akibatnya ibu akan putus asa untuk mengikuti
bimbingan yang diberikan bidan (Oktavini, 2019).
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses
penyembuhan pada masa nifas, maka ibu membutuhkan diet yang cukup kalori dan
protein, istirahat yang cukup dan sebagainya. Ibu juga tidak perlu takut untuk banyak
bergerak, karena dengan ambulasi dini dapat membantu Rahim untuk kembali ke
bentuk semula (Walyani, 2015). Kebutuhan masa nifas pada kasus yang
memungkinkan dapat menghambat pemulihan masa nifas yaitu kurang istirahat. Ibu
kadang kesulitan untuk tidur dikarenakan bayinya sering menangis pada waktu
istirahat. Ibu perlu beristirahat cukup, mengatur waktu istirahat pada saat bayi tidur,
karena terdapat kemungkinan ibu harus sering terbangun pada malam hari karena
menyusui. Kebanyakan wanita akan mengeluh kelelahan dalam beberapa minggu
pertama setelah persalinan karena kurang tidur pada akhir kehamilan. persalinan
bahkan teap menyusui setelahnya. Oleh karena itu sangat penting bahwa bagi ibu pasca
bersalin untuk meluangkan waktu secara sadar agar dapat tidur cukup selama periode
postpartum. Misalnya dengan mengambil kesempatan untuk tidur siang saat bayinya
sedang tidur dan tidak merasakan perasaan bersalah saat melakukan hal tersebut
37
(Marshall, 2014).
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan masa
nifas. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain: memberikan
dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu
untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas; sebagai
promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga; mendorong ibu untuk menyusui
bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman; membuat kebijakan dan perencana
program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak serta mampu melakukan kegiatan
administrasi; mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan; memberikan konseling
untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-
tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman;
melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa
dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas;
dan memberikan asuhan secara professional (Walyani, 2015).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Persalinan dan pendokumentasian
secara SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa Data, dan Penatalaksanaan) pada Ny L
P1001 Post partum hari ke 5, maka dapat disimpulkan mahasiswa mampu :
1. Melakuakan Pengkajian secara subjektif dan objektif pada Ibu Nifas
2. Mengidentifikasi diagnose masalah pada Ibu Nifas
3. Menentukan antisipasi masalah potensial pada Ibu Nifas
4. Mengidentifikasi tindakan segera pada Ibu Nifas.
5. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ibu Nifas
6. Melaksanakan dan menjelaskan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas
38
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Nifas
8.
5.2 Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan dapat mendorong ibu untuk terus melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu dan berkualits.
2. Bagi Puskesmas
Dapat terus meningkatkan Pelayanan dan asuhan yang diberikan kepada ibu
bersalin agar persalinan ibu dapat berjalan normal dan dapat mendeteksi adanya
tanda bahaya secara dini.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan lebih banyak belajar dan menambah wawasan tentang asuhan
kebidanan pada persalinan agar dapat pelayanan pada klien secara komprehensif
dan sesuai kebutuhan.
Daftar Pustaka
Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika
Marshall, J. E., & Raynor, M. D. (2014). Myles' Textbook for Midwives E-
Book. Elsevier Health Sciences.
39
Sarwono Prawirohardjo
Wahyuningsih, H.P. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:
Kementerian.
Kesehatan R.I
Walyani, E.S. & Purwoastuti, T.E. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas &
Menyusui.
40
41
42