Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE KALA 1 FASE AKTIF


DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Holistik Pada Persalinan

Oleh
NURUL INDAH SARI
PO715211211029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Komprehensif

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE KALA 1 FASE AKTIF


DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS

Oleh:
NURUL INDAH SARI
PO715211211029

Menyetujui

Pembimbing Institusi
Hj. Ros Rahmawati., SKM, M.Sc (…………………….)
NIP. 19620220 198111 2 001

Pembimbing Lahan
Santy Restina S, S.ST (…………………….)
NIP. 19770324 200502 2 003

Mengetahui
Ketua Program Studi pendidikan profesi bidan

Hj. Sitti Mukarramah, S.ST., M.Keb


NIP. 198004302003122002

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kompherensif ini dengan judul
“Asuhan Kebidanan Intranatal Care Kala I Fase Aktif di Puskesmas Antang
Perumnas” tepat pada waktunya. Tak lupa pula penulis kirimkan salam dan
sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menggulung tikar
kemaksiatan dan telah membentangkan permadani-permadani kebahagiaan untuk
para umatnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Hj. Ros Rahmawati.,
SKM, M.Sc selaku pembimbing institusi dan Bidan Santy Restina S, S.ST selaku
pembimbing lahan yang telah banyak memberikan arahan dan juga saran yang
membangun guna menyempurnakan laporan ini.
Wassalamuaikum Wr.Wb.

Makassar, 22 November 2021

Nurul Indah Sari

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup..................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN KASUS DAN TEORI


A. Kajian Masalah Kasus.......................................................................... 4
B. Kajian Teori.......................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................


A. Pengkajian............................................................................................. 13
B. Analisis................................................................................................. 15
C. Penatalaksanaan.................................................................................... 15

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 17
B. saran.................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan Normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama prosess persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dengan presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 – 42 minggu. Setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi normal.
Mochtar (dalam Sulfianti, dkk, 2020) persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa
bantuan.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
selama 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Sarwono,
2016)
Berdasarkan Studi pendahuluan peneliti lakukan pada bulan Februari
2020, hampir semua pasien inpartu di PMB Martini dan PMB Roslina
Kabupaten Aceh Utara tidak mampu menahan nyeri dan mengalami nyeri
berat, karena kurangnya paparan atau informasi tentang penanganan pada saat
persalinan.(Andriany et al., 2020)
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh (Irmawati &
Baharuddin, 2021) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
aromaterapi bitter orange terhadap nyeri persalinan pada fase aktif kala 1 di
Puskesmas Kulisusu, didapatkan data bahwa penerapan terkait penanganan
nyeri persalinan nonfarmakologis masih belum dilaksanakan. Ibu hanya
mendapatkan massage (mengusap) pada daerah pinggang, namun cara tersebut

1
hanya dilakukan sebagai sesuatu rutinitas tanpa mengetahui dengan jelas
efektifitas tindakan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil anamnesa pada ibu yang datang ke Puskesmas
Antang Perumnas untuk bersalin, semua ibu mengeluh nyeri perut tembus
kebelakang, intensitas nyerinya semakin lama semakin sakit dan semakin
sering timbul. Usaha yang dilakukan oleh ibu untuk mengurangi nyerinya
yaitu mengusap-usap perutnya dan memijat pinggangnya.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk membahas mengenai
cara untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan intranatal care pada ibu inpartu kala I fase
aktif di Puskesmas Antang Perumnas.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan
objektif pada ibu inpartu kala I fase aktif.
b. Menginterpretasikan data klien meliputi diagnosa aktual pada ibu
inpartu kala I fase aktif.
c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan
oleh bidan pada ibu inpartu kala I fase aktif.
d. Menyusun rencana tindakan pada ibu inpartu kala I fase aktif.
e. Mampu memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu inpartu kala I
fase aktif.
C. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi meliputi Asuhan Kebidanan Intranatal care pada ibu
bersalin.
2. Ruang lingkup responden
Responden berasal dari ibu inpartu kala I fase aktif.

2
3. Ruang Lingkup Waktu
Studi kasus Asuhan kebidanan ibu hamil antenatal care ini dilakukan
tanggal 08-27 November 2021
4. Ruang Lingkup Tempat
Kajian kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Antang Perumnas
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu Bersalin
Kajian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi ibu inpartu
mengenai cara mengurangi rasa nyeri pada saat menjelang persalinan.
2. Bagi mahaiswa
Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk
meningkatkan pengetahuan bagi tenaga kesehatan tentang cara
mengurangi rasa nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif.
3. Bagi Puskesmas
Kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi
tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan intranatal
care serta meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam
melakukan tindakan.

3
BAB II

KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus


Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh ibu
inpartu. Nyeri bersifat unik dan subjektif setiap orang memiliki respon
terhadap rangsangan nyeri yang berbeda-beda. Salah satu penyebab nyeri
pada ibu bersalin yaitu adanya his. His adalah kontraksi otot-otot polos dari
dinding rahim yang dirasakan nyeri pada perut ibu hingga tembus kebagian
belakang. Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantong amnion ke arah segmen bawah rahim dan
serviks. Kontraksi uterus berirama teratur dan involunter serta mengikuti pola
yang berulang. Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu: increment
(ketika intensitasnya terbentuk), acme (puncak atau maksimum), decement
(ketika relaksasi). Pembagian dan sifat-sifat his :
a. His pendahuluan atau his palsu yaitu his yang dirasakan 1-2 minggu
sebelum masuk his pembukaan, sifatnya tidak kuat dan tidak teratur
b. His pembukaan (Kala I) yaitu mulai terbukanya kanalis servikalis sampai
pembukaan lengkap/10 cm, sifatnya mulai kuat, teratur dan sakit,
fungsinya untuk membuka jalan lahir bagian lunak
c. His pengeluaran (Kala II) yaitu mulai pembukaan lengkap sampai anak
lahir, sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama, fungsinya
untuk mengeluarkan janin
d. His pelepasan uri (Kala III) yaitu mulai anak lahir sampai plasenta lahir,
kontraksi sedang untuk melepaskan dan mengeluarkan plasenta.
e. His pengiring (Kala IV), kontraksi lemas, masih sedikit nyeri, his ini untuk
membantu rahim kembali kebentuk semula sama seperti sebelum hamil.
Ny. R G5P4A0, HPHT tanggal 03 Februari 2021, gestasi 40 minggu 1
hari datang ke Puskesmas Antang Perumnas pada tanggal 11 November jam
05.30 Wita, mengeluh sakit perut tembus kebelakang disertai pengeluaran

4
lendir dan darah sejak sejak jam 03.00 dini hari. Nyeri yang dirasakan
semakin lama semakin sering dan teratur. Pada pemeriksaan fisik tidak
terdapat pembengkakan pada ekstemitas dan wajah. Tidak ada riwayat
penyakit dan alergi, semua anak dilahirkan normal, spontan tanpa
penyulitdan tidak ada riyawat perdarahan. Selama hamil rutin telah
melakukan 4 kali pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Antang Perumnas.
1. Hasil pengukuran tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,5°C,
- Pernafasan 24x/menit.
2. Pemeriksaan Leopold :
- Leopold I : TFU 30 cm, Bokong
- Leopold II : Punggung Kiri, DJJ 140x/menit
- Leopold III : Kepala
- Leopold IV : BDP (perlimaan 2/5)
3. Pemeriksaan Vagina
- Vulva vagina tidak ada kelainan
- Portio tipis
- Pembukaan 7 cm
- Ketuban (+)
- Presentasi kepala
- Tidak ada molase
- Penurunan kepala Hodge III
- His 4x10’ durasi 45 detik
4. Pada jam 06.40 Wita bayi lahir spontan, PBK, segera menangis, jenis
kelamin laki-laki, Apgar Score 9/10, berat badan lahir 2900 gram, panjang
badan lahir 51 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut
31 cm. plasenta lahir lengkap pada jam 06.50 Wita. Hasil pemantauan
Kala IV keadan ibu dan janinnya baik.

5
B. Kajian Teori
1. Pengertian Persalinan
Persalinan Normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama prosess persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dengan
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 – 42 minggu.
Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi normal.
Mochtar (dalam Sulfianti, dkk, 2020) persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau
tanpa bantuan.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung selama 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Sarwono, 2016)
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power
His adalah kontraksi otot-otot polos dari dinding rahim yang dirasakan
nyeri pada perut ibu hingga tembus kebagian belakang. Pada waktu
kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih
pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantong amnion ke arah segmen bawah rahim dan serviks. Pembagian
dan sifat-sifat his :
1) His pendahuluan atau his palsu yaitu his yang dirasakan 1-2 minggu
sebelum masuk his pembukaan, sifatnya tidak kuat dan tidak teratur.
2) His pembukaan (Kala I) yaitu mulai terbukanya kanalis servikalis
sampai pembukaan lengkap/10 cm, sifatnya mulai kuat, teratur dan
sakit, fungsinya untuk membuka jalan lahir bagian lunak.

6
3) His pengeluaran (Kala II) yaitu mulai pembukaan lengkap sampai
anak lahir, sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama,
fungsinya untuk mengeluarkan janin.
4) His pelepasan uri (Kala III) yaitu mulai anak lahir sampai plasenta
lahir, kontraksi sedang untuk melepaskan dan mengeluarkan
plasenta.
5) His pengiring (Kala IV), kontraksi lemas, masih sedikit nyeri, his ini
untuk membantu rahim kembali kebentuk semula sama seperti
sebelum hamil.
b. Passage
Passage (jalan lahir) terdiri atas jalan lahir bagian tulang dan jalan lahir
bagian lunak. Jalan lahir bagian tulang terdiri dari tulang-tulang
panggul dan sendi-sendinya sedangkan jalan lahir bagian lunak terdiri
dari otot-otot, jaringan dan ligament-ligament. Dalam proses persalinan
pervaginam janin harus melewati jalan ini. Jika jalan lahir normal,
ukuran janin normal, maka dengan kekuatan yang normal pula
persalinan pervaginam akan berlangsung dengan normal tanpa penyulit.
c. Passanger
1) Janin
Bagian yang paling besar dan keras pada janin adalah kepala janin,
posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan,
kepala janin ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada
persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan
janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya meninggal.
2) Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm,
tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram. Biasanya plasenta akan terbentuk
lengkap pada kehamilan usia 16 minggu, dimana ruang amnion
telah mengisi seluruh rongga rahim. Letak plasenta yang normal
umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang kearah
fundus uteri.

7
3) Air ketuban
Didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari
lapisan amnion dan lapisan korion terdapat liquor amni/air ketuban.
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-
1500 cc.
d. Psikologi
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual, pengalaman
bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada
kehidupan ibu.
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan. (Manuaba, 2013)
3. Nyeri Persalinan
a. Pengertian Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan merupakan kombinasi nyeri fisik akibat kontraksi
miometrium disertai regangan segmen bawah rahim menyatu dengan
kondisi psikologis ibu selama persalinan. Kecemasan, kelelahan dan
kehawatiran ibu seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberah
nyeri fisik yang sudah ada. Nyeri persalinan dialami terutama selama
kontraksi. (Indrayani, 2016)
b. Penyebab nyeri persalinan
Rasa nyeri persalinan menurut William Oxorn (2010), muncul karena:
1) Kontraksi Otot Rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta
iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim
merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri
visceral.

8
2) Peregangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri
visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan parenium,
sekitar anus. Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan
peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan
bagian terbawah janin.
3) Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas.
Takut, cemas dan tegang memicu hormon prostaglandin sehingga
tibul stres. Kondisi stres dapat mempengaruhi kemampuan tubuh
menahan rasa nyeri.
c. Patofisiologis nyeri persalinan kala I
Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi,
peregangan servik pada waktu membuka, iskemia pada kopus uteri, dan
peregangan segmen bawah rahim. Selama kala I kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi servik dan iskemia uteri. Impuls nyeri
ditransmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoric toracic bawah
simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari dari uterus dan serviks.
Ketidaknyamanan dari perubahan servik dan iskemia uterus adalah
nyeri visceral yang berlokasi dibawah abdomen menyebar kearah
lumbal belakang dan paha bagian dalam. Biasanya nyeri dirasakan pada
saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi.
Rasa nyeri pada persalinan terjadi pada awal persalinan sampai
pembukaan lengkap dan berlangsung kurang lebih 12-18 jam,
dilanjutkan kala pengeluaran janin sampai pengeluaran plasenta. Rasa
nyeri ini di pengaruhi oleh kelelahan, keletihan, kecemasan dan rasa
takut yang akan menyebabkan peningkatan rasa nyeri.
Persalinan berhubungan dengan dua jenis nyeri yang berbeda.
Pertama berasal dari otot rahim saat berkontraksi, nyeri yang timbul 18
disebut nyeri verisal (nyeri yang bersifat tumpul, terbakar, dan tersemar
batas lokasinya). Nyeri viseral juga dapat dirasakan ditempat lain yang

9
bukan di tempat asalnya tersebut juga nyeri alih (reffered pain).Nyeri
yang kedua timbul pada saat mendekati kelahiran. Nyeri ini
terlokalisasi dan disebut nyeri somatik.
Situasi dan kondisi dalam menghadapi nyeri ini sangat
individual, sehingga menyebabkan pengalaman rasa nyeri berbeda
antara satu perempuan dengan yang lain, demikian pula antara nyeri
persalinan pertama dengan persalinan berikutnya pada perempuan yang
sama. Rasa nyeri pada proses persalinan mengakibatkan pengeluaran
adrenalin. Pengeluaran adrenalin ini akan mengakibatkan pembuluh
darah berkontraksi sehingga akan mengurangi aliran darah yang
membawa oksigen ke uterus yang akan mengakibatkan penurunan
kontraksi uterus yang yang akan menyebabkan memanjangnya waktu
persalinan, sehingga menghilangkan rasa takut dan nyeri selama proses
persalinan terjadi hal yang cukup penting.
d. Respon fisiologis terhadap nyeri dalam persalinan
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap
nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis dan menjerit
Pengaruh nyeri pada tubuh akan menimbulkan respon fisik dan respon
tingkah laku. (Uliyah, 2015)
1) Respons fisik
Respon fisik terhadap nyeri sangat bervariasi antara nyeri akut dan
nyeri kronis. Rasa nyeri akut akan menstimulasi sistem saraf
simpatis sehingga akan menimbulkan peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, irama pernafasan, kulit kering dan terasa hangat atau
panas.
2) Respon tingkah laku
Perubahan perilaku dari individu yang mengalami rasa nyeri, antara
lain:
a) Menangis atau merintih
b) Gelisah
c) Banyak bergerak atau tidak tenang

10
d) Tidak konsentrasi
e) Insomnia
f) Mengelus-elus bagian tubuh yang mengalami rasa nyeri
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri persalinan
1) Budaya
Budaya mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara.
Penting bagi perawat maternitas untuk mengetahui bagaimana
kepercayaan, nilai, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu dalam
mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan. (Judha,
2016).
2) Psikologis (cemas dan takut)
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan
kontraksi uterus terasa semakin nyeri dan sakitdirasakan. Karena
saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stres maka
secara otomatif tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga
secara otomatis dari stres tersebut merangsang tubuh mengeluarkan
hormon stressor yaitu hormone katekolamin dan hormon adrenalin.
Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat
persalinan, jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya
sebelum melahirkan, dan akibat respon tubuh tersebut uterus
menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam
otot-otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit
akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terelakkan. Maka dari itu,
ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam keadaan rileks yang
nyaman, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerjasama secara
harmonis seperti seharusnya. Dengan begitu persalinan akan berjalan
dengan lancar, mudah dan nyaman. (Judha, 2016)
3) Pengalaman persalinan
Pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi
respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman
yang menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya, perasaan

11
cemas dan takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi
sensitifitasnya rasa nyeri (Judha, 2016)
4) Support Sistem
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan
dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu
mengatasi rasa nyeri (Judha, 2016)
5) Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung
tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk
mengurangi rasa cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu
dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan agar ibu dapat
mengatasi ketakutannya (Judha, 2016).

12
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan data bahwa Ny. R G5P4A0,


mengeluh sakit perut tembus kebelakang disertai pengeluaran lendir dan
darah sejak sejak jam 03.00 dini hari. Nyeri yang dirasakan semakin lama
semakin sering dan teratur. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat
pembengkakan pada ekstemitas dan wajah. Tidak ada riwayat penyakit dan
alergi, semua anak dilahirkan normal, spontan tanpa penyulitdan tidak ada
riyawat perdarahan. Selama hamil rutin telah melakukan 4 kali pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas Antang Perumnas.
1. Hasil pengukuran tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,5°C,
- Pernafasan 24x/menit.
2. Pemeriksaan Leopold :
- Leopold I : TFU 30 cm, Bokong
- Leopold II : Punggung Kiri, DJJ 140x/menit
- Leopold III : Kepala
- Leopold IV : BDP (perlimaan 2/5)
3. Pemeriksaan Vagina
- Vulva vagina tidak ada kelainan
- Portio tipis
- Pembukaan 7 cm
- Ketuban (+)
- Presentasi kepala
- Tidak ada molase
- Penurunan kepala Hodge III
- His 4x10’ durasi 45 detik

13
Keluhan yang dialami oleh ibu merupakan tanda awal dimulainya
persalinan sejalan dengan teori yang dituliskan oleh Mochtar (dalam
Kurniarum, 2016) yang menyatakan bahwa beberapa teori yang
menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut:
1. Teori penurunan prostaglandin
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meningkatkan kerentanan pada otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,
sehingga produksi progesterone perlahan mengalami penurunan yang
menyebabkan otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone.
2. Teori oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot
rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitosin bertambah dan
meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi
sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.
3. Peregangan otot uterus
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tertentu uterus akan mengalami kontraksi yang
dapat menyebabkan terjadinya persalinan.
4. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua
diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari
percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan
secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat

14
hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dapat keluar.
B. Analisis
Diagnosa yang dapat ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian yaitu Ny. R
G5P4A0, gestasi 40 minggu 1 hari, intrauterine, janin hidup, tunggal,
punggung kiri, BDP, DJJ 140x/menit, Inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu
dan janin baik.
B. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga kondisi ibu dan janinnya agar
ibu mengetahui kondisi ibu dan janinnya.
2. Memberikan konseling tentang keluhan yang dirasakan oleh ibu, agar ibu
mengetahui bahwa mules dan sakit yang dirasakan oleh ibu merupakan hal
yang normal.
3. Menganjurkan ibu untuk relaksasi agar dapat mengurangi rasa nyeri ibu
dan menghemat tenaga untuk proses persalinannya.
4. Mengajarkan suami cara untuk merelaksasi ibu dengan memberikan
sentuhan lembut pada ibu, memijat ringan bagian pinggang ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan disekitar kamar bersalin.
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum diantara kontraksi agar ibu
memiliki tenaga untuk mengejan.
7. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih jika ada dorongan atau
rangsangan untuk berkemih.
8. Menyiapkan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan dalam proses
persalinan.
9. Memantau proses kemajuan persalinan agar dapat menegakkan diagnosis
dan mengembangkan rencana asuhan sesuai kondisi ibu.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Randayani Lubis &
Anggraeni, 2020) yang menyatakan bahwa terdapat penurunan intensitas
nyeri pada ibu inpartu kala I setelah diberikan massage pinggang. Terapi
nonfarmakologi lain yang dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri yaitu
pemberian kompres hangat dan terapi birth ball, dari hasil penelitian yang

15
dilakukan oleh (Andriany et al., 2020) menyatakan bahwa Terdapat
penurunan intensitas nyeri yang signifikan setelah pemberian kompres hangat
dan birth ball pada ibu inpartu kala I fase aktif. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Irmawati & Baharuddin, 2021) juga menyatakan bahwa
terdapat pengaruh pemberian aromaterapi bitter orange terhadap penurunan
rasa nyeri persalinan kala I fase aktif.

16
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Persalinan adalah suatu kondisi fisiologis yang dialami oleh ibu hamil
di seluruh dunia. Persalinan normal (fisiologi) adalah proses dimana
keluarnya janin cukup bulan (37-42 minggu) dan plasenta melalui jalan lahir
secara spontan tanpa adanya masalah atau komplikasi. Nyeri persalinan
merupakan proses fisiologis yang dialami oleh ibu inpartu. Nyeri bersifat
unik dan subjektif setiap orang memiliki respon terhadap rangsangan nyeri
yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menyatakan terdapat pengaruh pemberian kompres air
hangat, terapi birth ball, aromaterapi bitter orange dan massage pinggang
terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif.
B. Saran
1. Bagi lahan Praktik Puskesmas Antang Perumnas agar kedepannya dapat
menerapkan terapi non farmakologi seperti pemberian kompres hangat,
pemberian aromaterapi dan massage pinggang sehingga dapat mengurangi
intensitas nyeri pada ibu inpartu.
2. Bagi mahasiswa
Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
pemberian asuhan intranatal care mulai dari Kala I – Kala IV sehingga
dapat meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi selama proses
persalinan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Afroh, F., Judha, M & Sudarti. (2016). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika
Indrayani, Djami M.E.U. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
CV. Trans Info Media

Irmawati, S., & Baharuddin, A. (2021). Pengaruh Aromaterapi Bitter Orange


Terhadap Nyeri Persalinan Pada Fase Aktif Kala 1 Di Puskesmas Kulisusu
Kabupaten Buton Utara Tahun 2020
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta : EGC

Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica

Prawirohardjo Sarwono. 2016. Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta : PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Randayani Lubis, D., & Anggraeni, L. (2020). Efektivitas Massage Pinggang


Dalam Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida &
Multigravida
Sulfianti, Dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Medan : Yayasan Kita
Menulis

Uliyah, M., dan Hidayat, A. A. (2015). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

18

Anda mungkin juga menyukai