Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

INTRANATAL
“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas”

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Faridah Hanum, M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Furqan
Riska Efendi
Isna Halimatussakdiah
Sulistia
Afrizal

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN PELAJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Kasih dan Rahmat-Nya
sehingga tugas Makalah Keperawatan Maternitas yang kami buat dengan judul
“Asuhan Keperawatan Intranatal” dapat terselesaikan tanpa ada halangan apa-apa.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pihak yang sudah
membantu dalam menyelesaikan makalah yang kami buat, baik itu Dosen
Pembimbing, Teman-teman, Orang Tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan
mendukung kami.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah yang kami buat baik dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang
tidak kami sadari. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
sebagai sarana perbaikan untuk makalah yang lebih baik.
Dan semoga makalah tentang Asuhan Keperawatan Intranatal ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan masyarakat luas. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih banyak atas perhatiannya.

Lhokseumawe, 12 April 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................1
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Tujuan...................................................................................................1
3. Manfaat.................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3


A. Definisi Intranatal.................................................................................3
B. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan.....................................................3
C. Jenis-Jenis Persalinan...........................................................................4
D. Tanda dan Gejala Persalinan................................................................4
E. Mekanisme Persalinan..........................................................................5
F. Fase Persalinan.....................................................................................6
G. Faktor Yang Mempenaruhi Persalinan.................................................10
H. Konsep Asuhan Keperawatan...............................................................10

BAB III. PENUTUP........................................................................................21


Kesimpulan.......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,
Angka kematian (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000
kelahiran hidup. Demikian pula angka kematian bayi (AKB) masih berada pada
kisaran 20 per1000 kelahiran hidup. Target yang diharapkan dapat tercapai pada
tahun 2010 adalah angka kematian bayi menjadi 125 per 100.000 kelahiran
hidup dan angka kematian bayi baru lahir menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung kematian ibu dan perinatal yaitu komplikasi kehamilan,
persalinan, nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. (Sujiyatini,
2010) Masa nifas merupakan salah satu bagian penting dari proses kelahiran,
proses baru menjadi ibu tindak lanjut dari kesejahteraan ibu maupun bayi yang
di lahirkan dan mengikutkan peran serta keluarga. Mengingat pentingnya masa
nifas dan kematian ibu banyak terjadi pada masa nifas maka perlu dilakukan
asuhan keperawatan maternitas yang optimal. (Dinas kesehatan jawa tengah,
2004)
Keperawatan maternitas merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan keperawatan, dimana perawat berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam membantu pasien dan keluarga beradaptasi terhadap
masalah yang mungkin timbul pada periode perinatal dan diluar periode
perinatal.
Salah satu indikasi untuk meningkatkan derajat kesehatan di suatu bangsa di
tandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi, hal ini merupakan
suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembangunan
kesehatan.
Asuhan keperawatan maternitas yang di berikan seorang perawat
profesional sangat mempengaruhi kualitas pelayanan seperti upaya pelayanan
antenatal, intranatal, post natal. Mengingat kompleksnya permasalahan
kesehatan ini maka perlu sumberdaya manusia yang professional dan sehingga
mampu memberikan tindakan tepat terhadap permasalahan kesehatan yang ada.
Perawat spesialis maternitas dikembangkan dalam rangka menjawab tuntunan
kebutuhan masyarakat saat ini dan tuntunan perkembangan profesi keperawatan,
melalui berbagai perannya sehingga mampu bekerja sebagai pemberi dan
pengelola asuhan keperawatan, pendidik, peneliti, bimbingan dan konseling,
menerima dan melakukan rujukan dalam mengatasi masalah pasien.

2. Tujuan
• Mengetahui dan Mengerti tentang Intranatal
• Mengetahui dan mengerti bagaimana askep pada intranatal

1
• Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
keperawatan maternitas askep Intranatal
• Agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien
intranatal berdasarkan data dan keluhan-keluhan yang di dapat dari pasien.

3. Manfaat
• Dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari
• Sebagai dasar pengetahuan dalam menolong Ibu Hamil
• Karena memiliki pengetahuan dan keterampilan dari yang sudah
diajarkan maka dapat membantu proses persalinan apabila dalam
keadaan kegawat daruratan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Intranatal (Persalinan)
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara
spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah
pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara
37 - 42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang
baik.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti, dkk, 2015).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Harianto.2010).

B. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan


1) Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2) Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
3) Teori plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan
menimbulkan his.
4) Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
5) Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
6) Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot –
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7) Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

3
C. Jenis-Jenis Persalinan
Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
1. Persalinan aterm: yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat
janin di atas 2.500 gr.
2. Persalinan prematurus: persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu, berat
janin kurang dari 2.499 gr.
3. Persalinan serotinus: persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu,
pada janin terdapat tanda postmaturitas
4. Persalinan presipitatus: persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :


1. Persalinan spontan: bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan: bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi section caecarea.
3. Persalinan anjuran: pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup
besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga
menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Persalinan kadang-kadang tidak
mulai dengan segera dengan sendirinya tetapi baru bisa berlangsung dengan
dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau dengan induksi persalinan
yaitu pemberian pitocin atau prostaglandin.

D. Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan


1. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan
adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi
sefalik, kepala bayi biasanya menancap setelah lightening. Wanita sering
menyebut lightening sebagai “kepala bayi sudah turun”. Hal-hal spesifik berikut
akan dialami ibu:
 Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang
yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
 Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang
membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa
sesuatu perlu dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
 Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen ischiadikum
mayor dan menuju ke tungkai.
 Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan
bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari
ekstremitas bawah.

2. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama masa
hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak, sekarang serviks
masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan

4
(effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan
tergantung pada individu wanita dan paritasnya sebagai contoh pada masa hamil.
Serviks ibu multipara secara normal mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada
primigravida dalam kondisi normal serviks menutup. Perubahan serviks diduga
terjadi akibat peningkatan instansi kontraksi Braxton Hicks. Serviks menjadi
matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan
serviks mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.

3. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi
pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya
timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak
sekitar enam minggu kehamilan. Bagaimanapun, persalinan palsu juga
mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.

4. Ketuban Pecah Dini


Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan. Apabila
terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban Pecah Dini (KPD).
Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih 80% wanita yang
mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami
persalinan spontan mereka pada waktu 24 jam.

5. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam 24
hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang
bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena
rabas lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma
kecil terhadap atau perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.

6. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal tersebut
terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi yang diperlukan
untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan
lonjakan energi ini untuk menahan diri menggunakannya dan justru menghemat
untuk persalinan.

7. Gangguan Saluran Cerna


Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual,
dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalinan walaupun belum
ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa
gejala tersebut (Varney, 2007).

E. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi dasar

5
yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik. Gerakan tersebut,
sebagai berikut:
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu keduanya
diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
c. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini
diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan
diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak berada
dalam sikap militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat ekstensi.
d. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar dengan
diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah oksipot
berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
e. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan
oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi seperti,
oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu
secara berurutan muncul dari perineum.
f. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari
tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
g. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial
sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini
menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke posisi
LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
h. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu anterior
kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di bawah
simfisis pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum dan lahir
dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti
sumbu Carus dan segera lahir (Varney, 2007).

F. Fase Persalinan
1. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka karena
his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin
terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada
darah haid.

6
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam,
bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah
spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
 Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
 Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
• Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
• Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
• Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10
cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement)
pada primigravida dan multipara :
• Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu
sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah
lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
• Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada
ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti
lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum
dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti garis lebar).
• Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan
multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase
laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
 Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik.
Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
 Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
 Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka
sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
• Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus
(mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis,
akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara
selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
• Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis
dan mendatar.
• Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :

7
 Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan
durasi.
 Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah
kiri garis waspada).
 Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
 Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
 Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah
kanan garis waspada).
 Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
 Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral
atau IV dan berikan analgesik secukupnya.
 Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
 Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi
yang kurang. Segera berikan dextrose IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
 Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180
x / menit) curigai adanya gawat janin.
 Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.

2. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan
lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada
awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala II pada
primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga
akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala II:
a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
b. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis
pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan.

8
e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar
jalan lahir (episiotomi).

Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang kepala) :


a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut
dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
b. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his
dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.
c. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah
dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter
suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
b. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
c. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut :
oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
d. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan
dan bahu belakang.
e. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.

3. KALA III
 Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
 Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
 Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai
dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika
tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
 Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah
bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
 Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi
sekitar di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat
juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).

9
4. KALA IV
Dimulai pada saat plasenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
 Kontraksi uterus harus baik
 Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
 Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
 Kandung kencing harus kosong
 Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
 Resume keadaan umum ibu dan bayi.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi


a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh
kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot
rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar
sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan
diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong
bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot
volunter ibu.
b. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten
yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai
dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak
tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan
wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang
merugikan.

H. KONSEP KEPERAWATAN
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
 Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
 Seksualitas

10
Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2. Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
3. Risiko infeksi maternal
4. Risiko kekurangan volume cairan

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan 1. Orientasikan klien pada
situasional akibat asuhan keperawatan lingkungan, staf dan
proses persalinan selama prosedur
……..diharapkan 2. Berikan informasi tentang
ansietas pasien perubahan psikologis dan
berkurang dengan fisiologis pada persalinan.
criteria hasil: 3. Kaji tingkat dan penyebab
 TTV dbn ansietas.
 Pasien dapat 4. Pantau tekanan darah dan
mengungkapkan nadi sesuai indikasi.
perasaan 5. Anjurkan klien
cemasnya. mengungkapkan
 Lingkungan perasaannya.
sekitar pasien 6. Berikan lingkungan yang
tenang dan tenang dan nyaman untuk
kondusif pasien

2. Defisiensi Setelah dilakukan 1. Kaji persiapan,tingkat


pengetahuan asuhan keperawatan pengetahuan dan harapan
tentang kemajuan selama….,pengetahu klien
persalinan b.d an pasien tentang 2. Beri informasi dan
kurang mengingat persalinan meningkat kemajuan persalinan
informasi yang dengan kriteria hasil: normal.
diberikan,  Pasien dapat 3. Demonstrasikan teknik
kesalahan mendemonstrasikan pernapasan atau relaksasi
interpretasi teknik pernafasan  dengan tepat untuk setiap
informasi. dan posisi yang fase persalinan
tepat untuk fase
persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Kaji latar belakang budaya

11
terhadap infeksi asuhan keperawatan klien.
maternal b.d selama….diharapkan 2.  Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan infeksi maternal dapat pantau   tanda-tanda vital.
vagina berulang terkontrol dengan 3. Tekankan pentingnya
dan kontaminasi criteria hasil: mencuci tangan yang baik.
fekal.  TTV dbn 4. Gunakan teknik aseptic
 Tidak terdapat saat pemeriksaan vagina.
tanda-tanda infeksi 5.  Lakukan perawatan
perineal setelah eliminasi.

2. KALA I (fase aktif)


a.  Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara).
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
2) Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung kemih.
3) Keletihan  b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
4) Risiko cidera maternal
5) Risiko kerusakan gas janin
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji derajat

12
berhubungan asuhan keperawatan ketidaknyamanan
dengan tekanan selama…..,diharapkan secara verbal dan
mekanik dari nyeri terkontrol dengan nonverbal    
bagian criteria hasil: 2. Pantau dilatasi servik
presentasi.  TTV dbn 3. Pantau tanda vital dan
 Pasien dapat DJJ     
mendemonstrasikan 4. Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan dan
relaksasi
5. Bantu tindakan
kenyamanan spt.
6. Gosok punggung, kaki
7. Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
8. Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
9. Dukung keputusan klien
menggunakan obat-
obatan/tidak
10.  Berikan  lingkungan
yang tenang
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Palpasi di atas simpisis
eliminasi urin b.d asuhan keperawatan pubis
perubahan selama….,diharapkan 2. Monitor  masukan dan
masukan dan eliminasi urine pasien haluaran
kompresi normal dengan kriteria 3. Anjurkan upaya
mekanik kandung hasil: berkemih sedikitnya 1-2
kemih.  Cairan seimbang jam
 Berkemih teratur 4. Posisikan klien tegak
dan cucurkan air hangat
di atas perineum
5. Ukur suhu dan nadi, kaji
adanya peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit
dan membrane mukosa
3 Keletihan  b.d Setelah diberikan 1. Kaji tanda – tanda vital
peningkatan asuhan keperawatan yaitu nadi dan tekanan
kebutuhan energi selama … diharapkan darah
akibat ibu tidak mengalami 2. Anjurkan untuk
peningkatan keletihan dengan relaksasi dan istirahat
metabolisme kriteria hasili: nadi:60- di antara kontraksi
sekunder akibat 80x/menit(saat tidak 3. Sarankan suami atau
nyeri selama ada his), ibu
keluarga untuk
persalinan menyatakan masih
mendampingi ibu
memiliki cukup tenaga

13
4. Sarankan keluarga
untuk menawarkan dan
memberikan minuman
atau makanan kepada
ibu

4. Risiko cidera Setelah dilakukan 1. Pantau aktivitas uterus


maternal asuhan keperawatan secara manual
selama….,diharapkan 2. Lakukan tirah baring
cidera terkontrol saat persalinan menjadi
dengan kriteria hasil: intensif
 TTV dbn 3. Hindari meninggikan
 Aktivitas uterus baik klien tanpa perhatian
 Posisi pasien nyaman 4. Tempatkan klien pada
posisi tegak, miring ke
kiri
5. Berikan perawatan
perineal selama 4 jam
6. Pantau suhu dan nadi
7. Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)
6 Risiko kerusakan Setelah asuhan 1. Kaji adanya kondisi
gas janin keperawatan yang menurunkan
selama….,diharapkan situasi uteri plasenta
janin dalam kondisi 2. Pantau DJJ dengan
baik dengan criteria segera bila pecah
hasil: ketuban 
o   DJJ dbn 3. Instuksikan untuk tirah
o   Presentasi kepala (+)
baring bila presentasi
o   Kontraksi uterus teratur
tidak masuk pelvis
4. Pantau turunnya janin
pada jalan lahir
5. Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi

3. KALA II
a. Pengkajian
1. Aktivitas/ istirahat

a) Melaporkan kelelahan
b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
c) Lingkaran hitam di bawah mata

14
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5. Nyeri / ketidaknyamanan
a) Dapat merintih / menangis selama kontraksi
b) Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7. Seksualitas
a) Servik dilatasi penuh (10 cm)
b) Peningkatan perdarahan pervagina
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2. Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
3. Risiko kerusakan integritas kulit
c. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi derajat
tekanan mekanis asuhan keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan 2. Berikan tanda/ tindakan
presentasi nyeri terkontrol kenyamanan seperti
dengan kriteria hasil: perawatan kulit, mulut,
 TTV dbn perineal dan alat-alat tenun
 Pasien dapat yang kering
mendemostrasikan 3. Bantu pasien memilih posisi
nafas dalam dan yang nyaman untuk
teknik mengedan mengedan
4. Pantau tanda vital ibu dan

15
DJJ
5. Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan darah dan
jantung b.d asuhan keperawatan nadi tiap 5 – 15 menit
fluktuasi aliran selama…..,diharapka 2. Anjurkan pasien untuk
balik vena n kondisi inhalasi dan ekhalasi selama
cardiovaskuler pasien upaya mengedan
membaik dengan 3. Anjurkan klien / pasangan
kriteria hasil: memilih posisi persalinan
 TD dan nadi dbn yang mengoptimalkan
 Suplay O2 tersedia sirkulasi.
3. Risiko kerusakan Setelah asuhan 1. Bantu klien dan pasangan
integritas kulit keperawatan pada posisi tepat
selama….,diharapkan 2. Bantu klien sesuai
integritas kulit kebutuhan
terkontrol dengan 3. Kolaborasi epiostomi garis
kriteria hasil: tengah atau medic lateral
 Luka perineum 4. Kolaborasi terhadap
tertutup (epiostomi) pemantauan kandung kemih
dan kateterisasi

4. KALA III
a. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
 Klien tampak senang dan keletihan
2. Sirkulasi
 Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal    dengan cepat
 Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
 Nadi melambat
3. Makan dan cairan
 Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4. Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5. Seksualitas
 Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
 Tali pusat memanjang pada muara vagina

16
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
2. Risiko kekurangan volume cairan
3. Risiko cidera maternal
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan teknik
trauma jaringan asuhan keperawatan pernapasan
setelah melahirkan selama…,diharapka 2. Berikan kompres es pada
n nyeri terkontrol perineum setelah
dengan criteria hasil: melahirkan
 Pasien dapat 3. Ganti pakaian dan liner
control nyeri basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
2. Risiko kekurangan Setelah dilakukan 1. Instruksikan klien untuk
volume cairan asuhan keperawatan mendorong pada kontraksi
selama….,diharapka 2. Kaji tanda vital setelah
n cairan seimbang pemberian oksitosin
denngan criteria 3. Palpasi uterus
hasil: 4. Kaji tanda dan gejala
 TTV dbn shock
 Darah yang 5. Massase uterus dengan
keluar ± 200 – perlahan setelah
300 cc pengeluaran plasenta
6. Kolaborasi pemberian
cairan parentral

3. Risiko cedera Setelah dilakukan 1. Palpasi fundus uteri dan


maternal asuhan keperawatan massase dengan perlahan
selama….,diharapka 2. Kaji irama pernafasan
n cidera terkontrol 3. Bersihkan vulva dan
dengan criteria hasil: perineum dengan air dan
 Plasenta keluar larutan antiseptic
utuh 4. Kaji perilaku klien dan
  TTV dbn perubahan system saraf
pusat
5. Dapatkan sampel darah
tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan

17
darah bayi
6. Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

5. KALA IV

a. Pengkajian
1. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria
3. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas.

18
2. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota
keluarga
3. Resiko kekurangan volume cairan

c. Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
efek hormone, tindakan keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama … diharapkan 2. Beri informasi yang
jaringan, pasien dapat tepat tentang
kelelahan fisik mengontrol nyeri, nyeri perawatan selama
dan psikologis, berkurang dengan Kriteria periode pascapartum
ansietas hasil : 3. Lakukan tindakan
 Pasien melaporkan kenyamanan
nyeri berkurang 4. Anjurkan penggunaan
 Menunjukkan postur teknik relaksasi
dan ekspresi wajah 5. Beri analgesic sesuai
rileks kemampuan
 Pasien merasakan
nyeri berkurang pada
skala nyeri (0-2)
2. Penurunan Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan klien untuk
koping keluarga keperawatan menggendong,
b.d selama…..,diharapkan menyentuh bayi
transisi/peningkat proses keluarga baik 2. Observasi dan catat
an anggota dengan kriteria hasil: interaksi bayi
keluarga o  Ada kedekatan ibu dengan 3.  Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI,
tergantung pada
pilihan klien
3. Resiko Setelah dilakukan asuhan 1. Tempatkan klien pada
kekurangan keperawatan posisi rekumben
volume cairan selama….,diharapkan 2. Kaji hal yang
cairan simbang dengan memperberat kejadian
criteria hasil: intrapartal
 TD dbn 3. Kaji masukan dan
 Jumlah dan warna haluaran
lokhea dbn 4. Perhatikan jenis
persalinan dan
anastesi, kehilangan
daripada persalinan
5. Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
6. Dengan perlahan

19
massase fundus bila
lunak
7. Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
8. Kolaborasi pemberian
cairan parentral

20
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
 Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan (dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal
persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 -
42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang
baik.
 Jenis-Jenis Persalinan
1. Berdasarkan usia kehamilan,
• Persalinan aterm
• Persalinan prematurus
• Persalinan serotinus
• Persalinan presipitatus
2. Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan
• Persalinan spontan
• Persalinan buatan
• Persalinan anjuran
 Fase Persalinan
• Kala I
• Kala 2
• Kala III
• Kala IV

1.

21
DAFTAR PUSTAKA

ARIYANI, & NURUL, V. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan Post
Partum Normal Spontan Di Ruang Ii Rumah Bersalin An-Nissa Surakarta.
Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/13347/
Faiqoh, Z. (2019). Asuhan Keperawatan Maternitas Post Partum H+0 Pada Ny.H
Dengan Persalinan Spontan Atas Indikasi Ketuban Pecah Dini Diruang
Kenari Rumah Sakit Daerah Kalisat Kabupaten Jember. Undergraduate
thesis. Retrieved from http://repository.unmuhjember.ac.id/6418/
Karjatin,M.Kes, D. (2016). Keperawatan Maternitas. Jakarta Selatan: Pusdik
SDM Kesehatan. Retrieved from
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Maternitas-Komprehensif.pdf
Rokhmah, S. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Masa Intra Natal Melalui
Pemberian Counter Presure Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I
Fase Aktif Di BPM Prita Yusita Salatiga. Diploma Tesis.

22

Anda mungkin juga menyukai