Anda di halaman 1dari 24

EFEKTIFITAS RELAKSASI BAGI IBU BERSALIN

DALAM MENURUNKAN ANGKA KELAHIRAN BAYI DENGAN ASFIKSIA


DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
2009

KATEGORI: QUALITY MEDICAL CARE PROJECT

TIM KEBIDANAN KAMAR BERSALIN


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya
kami diberi kesehatan dan kekuatan untuk membuat sebuah karya ilmiah seperti ini.
Kebidanan merupakan profesi yang selalu menjadi sorotan masyarakat sehingga kualitas
asuhan kebidanan perlu selalu ditingkatkan. Pemberian teknik relaksasi bagi ibu bersalin
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan, sekaligus
sebagai salah satu tanggung jawab tenaga kesehatan, dalam hal ini khususnya bidan untuk
membantu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan terlibat dalam pelaksanaan penelitian ini. Penulis
menyadari, bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian ini. Harapan penulis,
semoga penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan kebidanan di Indonesia serta dapat
menggugah pembaca khususnya tenaga kesehatan untuk mampu memberikan pelayanan
kebidanan yang berkualitas dan menyeluruh bagi masyarakat.

Denpasar, 20 Agustus 2009

Tim penulis

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3
Bab I. Pendahuluan..............................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Tujuan.................................................................................................................5
C. Manfaat...............................................................................................................6
D. Tinjauan Masalah................................................................................................6
Bab II. Landasan Teori........................................................................................................7
A. Nyeri....................................................................................................................7
B. Relaksasi............................................................................................................12
C. Asfiksia..............................................................................................................15
Bab III. Metodelogi Penelitian...........................................................................................17
A. Design................................................................................................................17
B. Tempat dan waktu.............................................................................................17
C. Populasi dan sampel..........................................................................................17
D. Jenis dan cara pengumpulan data......................................................................17
E. Pengolahan dan analisa data..............................................................................18
Bab IV. Hasil dan Pembahasan..........................................................................................19
Bab V. Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………23
Foto-foto
Lampiran-lampiran

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan adalah rangkaian peristiwa terpenting dalam hidup seorang wanita.
Walaupun kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah, seringkali nyeri yang
dialami saat persalinan menjadikan wanita menjadi takut, cemas dan khawatir sehingga
mempengaruhi proses persalinan itu sendiri yang berakibat timbulnya prolonged labour dan
neonatal asfiksia (Ladewig, London & Olds 1994, p.429).

Kelahiran bayi dengan asfiksia perlu mendapatkan perhatian yang serius dari tenaga kesehatan.
Dimana, asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi yang baru lahir tidak bernafas
secara spontan, teratur dan adekuat (Suraatmaja & Soetjiningsih 2000, p.178). Hal ini berakibat
dari kurangnya oksigen (hypoxia) dalam jangka waktu yang cukup lama yang berakibat
kerusakan pada organ bayi.

Seorang bayi yang menderita asphyxia dapat mengalami cardiac arrest (Apnea) atau kematian.
Selain itu hypoxia juga bisa menyebabkan kerusakan pada organ-organ bayi (jantung, paru-paru,
hati, limpa dan ginjal). Tetapi kerusakan otak adalah hal yang paling harus diperhatikan karena
pada beberapa bayi yang selamat, hal ini menyebabkan keterlambatan perkembangan (Gomelia,
et al. 1999, p. 480). Di RSUP Sanglah Denpasar sendiri tercatat 212 (8.68%) bayi lahir dengan
asfiksia dari total 2442 persalinan di ruang IRD Kebidanan RSUP Sanglah sepanjang tahun
2008. Diantara 212 bayi yang lahir dengan asfiksia, 123 (5.03%) bayi lahir dengan asfiksia
sedang dan 89 (3.65%) bayi lahir dengan asfiksia berat.

Untuk mencegah terjadinya hal tersebut diatas, maka tenaga kesehatan khususnya bidan
mempunyai tanggung jawab dan tantangan dalam memberikan asuhan yang adekuat untuk
membantu proses persalinan sehingga mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat
dan berkualitas, baik bagi keluarga, bangsa maupun negara serta membantu program pemerintah
dalam upaya menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.

4
Namun tentunya dalam memberikan asuhan yang adekuat, bukanlah merupakan tugas yang
mudah bagi seorang bidan karena setiap wanita memiliki dimensi biologi, psikologi, sosial,
spiritual, budaya dan pendidikan yang berbeda yang berdampak pada bagaimana mereka
mengekspresikan dirinya, dan juga bagimana mereka mempersepsikan rasa nyeri itu sendiri yang
merupakan bagian alami dari proses persalinan (Hamilton 2003, p.472). Hal yang harus
diperhatikan adalah kecemasan dan ketakutan yang dialami dalam menghadapi persalinan ini
dapat berakibat terhadap meningkatnya intensitas nyeri (Leeman et al. 2003, p.1109).

Untuk itu, didasarkan pada filosofi ilmu Kebidanan, yaitu “woman-centred”, sepatutnya seorang
bidan memfokuskan asuhannya pada wanita hamil tersebut dan membangun kemitraan
(partnership) serta memberdayakan mereka sehingga tumbuh rasa percaya diri selama melalui
proses persalinan. Hal ini dapat diberikan melalui pengajaran teknik relaksasi yang diharapkan
dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu sehingga mereka mampu untuk mengatasi
rasa nyeri yang dialaminya. Dengan kondisi ibu yang rileks, diharapkan proses persalinan
berjalan dengan lancar dan bukan mejadi suatu hal yang menakutkan lagi bagi wanita hamil serta
mampu melahirkan bayi yang sehat tanpa mengalami suatu komplikasi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui efektifitas relaksasi bagi ibu bersalin di Rumah Sakit Sanglah Denpasar.

2. Tujuan khusus
a. Menurunkan angka kejadian bayi yang lahir dengan asfiksia
b. Mengetahui lamanya partus kala I setelah diberikan teknik relaksasi
c. Mengetahui angka kelahiran bayi yang lahir spontan pervaginam setelah diberikan teknik
relaksasi

C. Manfaat
1. Kenyamanan ibu bersalin yang melahirkan di ruang bersalin Rumah Sakit Sanglah dapat
ditingkatkan
2. Kualitas pelayanan semakin meningkat

5
3. Menurunkan angka kejadian kelahiran bayi dengan asfiksia
4. Meringankan biaya perawatan dan memperpendek hari rawat selama di rumah sakit
5. Menurunkan morbiditas dan mortalitas bagi bayi

D. Tinjauan masalah
Apakah ada hubungan antara pemberian teknik relaksasi dengan kejadian kelahiran bayi dengan
asfiksia?

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Nyeri
Nyeri dapat dikatakan sebagai suatu perasaan distress, menderita oleh karena suatu stimulasi
pada susunan saraf. Namun, definisi yang lebih sesuai untuk ilmu kebidanan yaitu nyeri adalah
suatu hal yang kompleks, personal, subjektif, fenomena multifaktoral yang dipengaruhi oleh

6
faktor psikologi, biologi, sosial budaya dan ekonomi (Telfer 1997 cited in Hamilton 2003, p.
471).

Fisiologi nyeri
Nyeri disebabkan oleh suatu stimulus yang menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. Secara
fisiologis keadaan ini melibatkan dua proses yaitu proses perifer yang berhubungan dengan
deteksi dan transmisi yang berkaitan dengan kerusakan jaringan dan proses sentral yaitu psikis
atau respon serebral terhadap informasi ini. Serabut yang berperan pada stimulus nyeri (deteksi
dan transmisi) dikenal sebagai nosiseptor-nosiseptor, yaitu ujung perifer dari neuron-neuron
sensasi primer yang badan selnya terletak pada radiks dorsalis dan ganglion trigeminal.
Sedangkan stimulus raba, panas, dingin dan tekan diterima oleh organ-organ khusus (spesific end
organs) yang dikenal sebagai organ Krause, Ruffini, Meisnner (Hamilton 2003, p.474).

Mekanisme nyeri persalinan


Nyeri dalam persalinan disebabkan oleh nyeri visceral dan somatis. Nyeri visceral disebabkan
oleh kontraksi uterus, dilatasi serviks dan peregangann vagina dan dasar panggul. Rongga uterus
terdiri dari saraf auotonom yang berpusat dari thoraric 11 dan 12 dan lumbar vetebrae 1. Sensasi
dari rongga uterus dipersepsikan sebagai nyeri atas respon terhadap peregangan, infeksi, dan
kontraksi dan kemungkinan iskemia (Ndala 2005, p.498).

Servix dikoordinasi oleh sacral plexus yang berasal dari sakral 2, 3, dan 4 saraf vertebrae, yang
kemudian melewati saraf flexi transervical. Sensasi nyeri dari servix merupakan respon terhadap
dilatasi yang rapid. Nyeri somatic disebabkan oleh tekanan dari janin saat ia mulai membuka
birth canal, vulva dan perineum. Sensasi nyeri dari dasar panggul saat kala I persalinan
disalurkan dari impulse saraf dari uterus dan serviks yang menstimulasi saraf spinal cord yang
kemudian menstimulasi dinding abdomen. Nyeri kemungkinan dirasakan antara umbilical dan
symphysis pubis, dan sekitar iliac crests sampai buttocks. Bisa juga turun sampai ke paha dan
kedalam lumbar dan daerah sacral pada bagian punggung (Ndala 2005,p. 495).

Efek nyeri

7
Disamping physical, emotional dan faktor kognitif yang mempengaruhi kualitas dan persepsi
nyeri, abnormalitas persalinan juga memungkinkan peningkatan rasa nyeri. Nyeri bisa meningkat
selama persalinan yang dikomplikasikan oleh prolong, posisi occipitoposterior dan CPD
(Cephalo Pelvic Disproportion).

Nyeri merupakan suatu bentuk stress dan dapat menyebabkan peningkatan level sekresi
catecholamine dan substansi ini dapat menyebabkan tanda-tanda berikut:
-peningkatan cardiac output
-peningkatan denyut jantung
-peningkatan tekanan darah
-hyperventilasi
-maternal alkalosis
-penurunan aliran darah cerebral dan uterus sehubungan dengan vasokontriksi
-penurunan kontraksi uterus
-penundaan pengosongan perut, mengarah pada mual dan muntah
-penundaan pengosongan kandung kemih

Berbagai faktor yang mempengaruhi intensitas dan besar nyeri yang dialami oleh ibu bersalin,
antara lain :
-persepsi nyeri
-toleransi nyeri
-mekanisme koping
-persepsi individu mengenai nyeri
-ekspresi nyeri
-komunikasi tentang nyeri
-karakteristik sosial
-lingkungan nyeri; baik itu di rumah sakit atau di rumah

Takut akan persalinan


Takut akan persalinan adalah perasaan emosi yang terancam yang mucul akibat dari rasa nyeri
yang dialami saat persalinan. Rasa takut dapat menyebabkan hasil negatif dari persalinan.

8
Normalnya, kontraksi uterus muncul sebagai suatu hal yang alami, dan wanita hamil pasti akan
mengalami rasa nyeri selama persalinan. Dalam perasaan yang takut, kontrkasi uterus
meningkatkan intensitas nyeri. Sehingga menurut Grantly Dick-Read yang membuat filosofi
”Fear-Tension-Pain Syndrome” atau juga dikenal dengan psycho-prophylaxis syndrome,
terdapat keterkaitan antara perasaan takut, tegang dan intensitas nyeri yang menciptakan suatu
lingkaran yang berkesinambungan (Read cited in Durham, 2002).

FEAR
(takut)

PAIN TENSION
(nyeri) (tegang)

Segitiga ”fear-tension-pain syndrome”

Rasa takut menstimulasi tubuh dan membuatnya menjadi stress. Tubuh yang stress
mempengaruhi sirkulasi darah dan fungsi otot halus uterus. Meningkatnya ketegangan pada otot
halus bagian bawah uterus dan serviks memunculkan kekuatan tetap yang menunda dilatasi
serviks dan mengarah pada terjadinya nyeri saat kontraksi uterus muncul. Selama proses
persalinan wanita hamil menjadi takut yang mempengaruhi peningkatan intensitas nyeri.
Sehingga lingkaran yang berkelanjutan ini menyebabkan keterlambatan kemajuan proses
persalinan dan berakibat terjadinya kelahiran bayi dengan asfiksia (Read in Durham, 2002).

Selain itu, takut sebagai akibat dari kecemasan selama kehamilan dan persalinan juga dapat
menyebabkan sistem saraf simpatis melepaskan hormon stres seperti catecholamine dan

9
epinephrin yang membuat tubuh dalam keadaan hiperstimulasi. Ketegangan saraf simpatis ini
menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, penutupan aliran darah dari kulit dan
saluran gastrointestinal menuju jantung, sistem saraf pusat dan tulang skeletal serta ketegangan
otot yang meningkatkan intensitas nyeri (Durham 2002, p.2).

SKEMA NYERI

Perasaan khawatir Ketegangan


dan takut

Nyeri oleh
karena kontraksi

Epinephrin Produksi Cathecolamine


e

Ketegangan Otot

10
Gangguan
Kontraksi
O2 Uterus
Berkurang Partus
Lama

His
ASFIKSIA Melemah

Bila wanita hamil memiliki perasaaan takut, tubuh mereka akan melepas adrenalin yang menuju
ke sirkulasi otot fiber di daerah lapisan ketiga bawah uterus untuk berkontraksi, menghentikan
persalinan dengan menutup dan mengencangkan serviks. Pada waktu yang bersamaan, otot fiber
longitudinal uterus berkontraksi untuk mendilatasi serviks. Dua fungsi jaringan otot fibers uterus
yang berlawanan setiap kontraksi ini meningkatkan nyeri dan berakibat terjadinya prolonged
labour pada fase aktif. Vasokontriksi yang berkelanjutan dari uterus dan placenta ini
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke janin dan menyebabkan kelahiran bayi dengan
asfiksia (Ladwige, London & Olds 2004, p.429). Untuk itu relaksasi diyakini dapat membantu
wanita bersalin dalam mengendalikan rasa nyeri yang dialami dan memutus rangkaian segitiga
fear-tension-pain syndrome.

B. Relaksasi
Relaksasi adalah suatu keadaan yang dapat menyebabkan fisik dan psikis seseorang menjadi
rileks sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Relaksasi merupakan tujuan utama
dalam manajemen nyeri. Relaksasi mengganggu proses nyeri dan takut yang mampu
menciptakan suatu energi tambahan dan mencegah terjadinya kelelahan akibat ketegangan otot
yang lama selama proses persalinan dan meningkatkan efektivitas manajemen nyeri
(Tampawiboon 2005, p. 31).

11
Manfaat relaksasi dalam suatu persalinan adalah untuk membantu ibu mengatasi rasa nyeri
sehingga ibu tidak akan kehabisan tenaga, ibu memahami proses kelahiran bayinya serta
berkeyakinan dan berkeinginan untuk melahirkan bayi yang sehat sehingga ibu menjadi lebih
kooperatif dan akan dapat membantu kelancaran persalinan. Relaksasi dapat diberikan dalam
bentuk fisik (coaching) dan psikologis (support).

Coaching
Dalam hal ini ibu diajarkan untuk mengontrol pernafasannya. Teknik pernafasan ini secara aktif
melatih dan meningkatkan kekuatan otot-otot yang terlibat dalam proses ventilasi sehingga
memaksimalkan kapasitas ventilasi (Sanya & Adebiyi 2000, p.82). Kontrol pernafasan ini juga
bertujuan untuk mengalihkan (distraksi) pikiran ibu dari kontraksi uterus dan rasa nyeri yang
timbul akibat kontraksi uterus tersebut. Saat kontraksi mulai muncul, ibu diajarkan untuk
menarik nafas melaui hidung(inhale) sambil bersuara (hiiik) dan mengeluarkan nafas (exhale)
melalui mulut sambil bersuara seperti meniup (fuuu). Bila kontraksi semakin kuat dan sering,
kontrol pernafasan ibu akan terdengar seperti hiiik...hiiik..fuuu. Pernafasan ini dilakukan sambil
mengurut abdomen dari arah symphysis kearah luar atas abdomen. Gerakan ini bertujuan untuk
memandu irama pernafasan ibu. Suami dapat dilibatkan dalam proses ini guna memandu ibu
mengontrol irama pernafasannya .

12
CARA BERNAFAS PADA SAAT M ELAHI RKAN

Pembukaan 4 – 7 cm Pembukaan 8 – 10 cm
His setiap 5-6 menit His setiap 1-2 menit

I ll
Bernafas
Tarik Mengkuatkan
Panjang
Nafas Nafas

His hik – hik – fuu


hik – hik - fuu

Pembuka a n l engka p (10 cm) Wa ktu kel ua r Ba yi


Ca ra mengeda n

III
III IV
Buka Mulut
Tutup mulut Tan da Isy arat

hak-hak-hak-hak

Hal berikut yang termasuk dalam coaching adalah sentuhan dan pijatan. Suami diajarkan untuk
menekan secara lembut punggung ibu saat kontraksi terjadi lalu membuat gerakan memutar
menggunakan telapak tangan. Teknik ini bisa menyebabkan terjadinya stimulus sehingga
mengurangi rasa nyeri pada daerah tulang belakang (Thorburn & Reid 1996, p.62). Sentuhan dan

13
pijatan ini mampu memberikan kenyamanan bagi ibu sekaligus menunjukkan dukungan suami
bagi ibu selama proses persalinan.

Memberikan bantuan fisik

Gosok-gosok Tekan

Support
Support selama persalinan adalah hal penting yang harus diberikan oleh suami, keluarga maupun
bidan, baik fisik dan psikis bagi ibu bersalin. Support merupakan suatu bentuk dukungan bagi
ibu sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya diri, aman dan nyaman bagi ibu selama proses
persalinan (Leeman et al. 2003, p.69).

14
 LANGKAH-
LANGKAH-LANGKAH:
1. TIDAK MENINGGALKAN SENDIRIAN,
2. MEMBESARKAN HATI IBU

Pe rka ta a n ya ng Pe rka ta a n ya ng
me mb e sa rka n ha ti He nd a knya d ihind a ri

Me ng uc a p ka n Diuc a p ka n d e ng a n
d e ng a n sop a n wa ja h ya ng sinis
d a n mura h tid a k se nyum
se nyum

-Ma sih la ma se ka li..,


li.., ja ng a n se ring
-Jangan khawatir,
khawatir, bayinya sehat,
sehat, p a ng g il ya ..
-Tidak ada masalah,
masalah, - Sa kitnya tid a k b e g itu kua t, t, sa b a r ya …!!
- Sebentar lagi,
lagi, berusaha ya…
ya…. - Ora ng ya ng me la hirka n me ma ng sa kit, kit,
- Jangan menyerah,
menyerah, ka la u tid a k sa kit …
terus berusaha..!
berusaha..! ng g a k me la hirka n na ma nya ..

C. Asfiksia neonatorum
Definisi
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak bernafas secara spontan, teratur
dan adekuat (Suraatmaja & Soetjiningsih 2000, p.178).

Faktor-faktor penyebab hipoksia intrauterine


1. Gangguan oksigenasi pada ibu oleh karena penyakit pernafasan dan kardiovaskular
2. Gangguan perfusi plasenta yang mungkin disebabkan oleh vasokontriksi pada hipertensi,
hipotensi sehubungan dengan kehilangan darah, gangguan aortacaval, syok, dan kontraksi
uterus yang berlebihan
3. Prolaps atau kompresi pada tali pusat yang dapat menyebabkan fetal hipoksia
4. Kelainan plasenta
5. Kemungkinan terjadi gangguan sel darah merah janin yang disebabkan karena hemolisis
(Ndala 2006, p.586)

15
Gejala klinis :
- pernafasan terganggu
- bradikardia
- refleks lemah
- tonus otot menurun
- warna kulit biru pucat

Diagnosis:
Melalui penentuan Apgar skor pada menit pertama, ke-5, ke-10, dan ke-15. Bila Apgar skor 0-3
dikategorikan asfiksia berat, 4-6 asfiksia sedang, dan 7-10 vigorous baby.

Tabel Penentuan Apgar skor

Klinis   Skor  
  0 1 2
warna kulit
(appearance) biru, pucat tubuh merah, merah seluruh
    ekstremitas biru tubuh
denyut jantung (pulse) tidak ada <100/menit >100/menit
reflek (grimace) tidak ada menyeringai batuk, bersin
tonus otot (activity) lunglai fleksi ekstremitas gerakan aktif,
    lemah fleksi ekstremitas
      kuat
pernafasan tangis kuat,
(respiratory) tidak ada tak teratur, dangkal teratur

BAB III

16
METODELOGI PENELITIAN

A. DESIGN PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mencari dan menjelaskan suatu hubungan antara suatu tindakan dengan angka
timbulnya suatu kejadian. Atau dalam penelitian ini menghubungkan antar tindakan relaksasi
dengan reaksi sebelum dan sesudah intervensi, lamanya partus dan jumlah kelahiran bayi dengan
asphyxia serta jenis persalinan di ruang bersalin RSUP Sanglah Denpasar.

B. TEMPAT DAN WAKTU


Penelitian dilakukan di ruang bersalin RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Juni sampai dengan
bulan Juli 2009.

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Pada penelitian ini jumlah populasi yang dipakai sebagai subjek penelitian ádalah semua ibu
yang akan melahirkan di ruang bersalin RSUP Sanglah yang tidak memiliki kriteria eksklusi
yaitu; ibu dengan komplikasi seperti APB (antepartum bleeding), malposisi, kelainan placenta,
eklampsi, penyakit jantung dan gangguan jiwa, serta umur kehamilan kurang dari 32 minggu..

D. JENIS DAN CARA PENGUMPULAN DATA


Sebelum proses pengumpulan data dimulai, terlebih dahulu para bidan di ruang bersalin
diajarkan mengenai teknik relaksasi ini yang dilanjutkan dengan pengajaran teknik relaksasi
kepada semua ibu bersalin yang tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Kemudian data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data dari hasil intervensi dengan menggunakan
alat tabulasi pengumpulan data (Lampiran 1) yang memuat tentang reaksi ibu sebelum dan
setelah intervensi, diagnosa bayi, lama dan jenis persalinan.

E. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


Adapun teknik pengolahan dan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. editing

17
dengan memeriksa atau meyakinkan kembali tentang hasil intervensi yang dilakukan saat pasien
dirawat
2. koding
memberi kode pada hasil yang didapat, oleh karena hasil pengamatan akan berupa data kualitatif
3. entry atau transfering
memasukkan data untuk dilakukan pengolahan data yang berupa data kualitatif yang
dinominalkan
4. cleaning dan tabulasi
mengecek kembali keslahan-kesalahan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

18
Penerapan teknik relaksasi bagi ibu bersalin yang diterapkan di ruang bersalin RSUP Sanglah
menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Pada bulan Juni sampai dengan Juli 2009, tercatat
89 persalinan yang diberikan intervensi. Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik relaksasi ini
mampu mengubah reaksi ibu dalam menghadapi proses persalinan (Tabel 1, 2, 3, 4). Dapat
dilihat pada Tabel 1, 2, 3 dan 4, beberapa ibu tampak stress saat menghadapi persalinan dengan
menunjukkan sikap berteriak, mengeluh ataupun gelisah. Namun, setelah diajarkan teknik
relaksasi reaksi ibu menjadi berkurang.

Tabel 1. Hasil pengamatan reaksi sebelum dan sesudah intervensi pada Gravida 1
Reaksi Reaksi
sebelum sesudah
Dx     intervensi         intervensi     Jml
N
    Verbal   on verbal    Verbal   Non verbal   
berteria memuku berteria memuku
  k marah mengeluh gelisah l k marah mengeluh gelisah l  
G
1 v         v         1
      v               5
      v         v     14
      v v       v     1
      v v         v   1
  v     v       v     4
  v   v         v     2
  v   v v       v     2
  v   v v   v   v v   1
      v v             1
  v   v v V           1
  v   v v             4
  v   v               1
  v     v             1
  v v v v   v   v     1
                      43

Tabel 2. Hasil pengamatan reaksi sebelum dan sesudah intervensi pada Gravida 2
Reaksi Reaksi
sebelum sesudah
intervens intervens
Dx     i         i     Jml

19
    Verbal   Non verbal    Verbal   Non verbal  
mengelu memuku mengelu memuku
  berteriak marah h gelisah l berteriak marah h gelisah l  
G
2                     3
  v         v         1
      V               5
      V         v     9
      V v       v     4
      V v             1
  v   V               1
  v   V v             1
  v   V v   v         1
  v   V v       v     2
  v   V         v     1
                      29

Tabel 3. Hasil pengamatan reaksi sebelum dan sesudah intervensi pada Gravida 3
Reaksi Reaksi
sebelum sesudah
Dx     intervensi         intervensi     Jml
    Verbal   Non verbal    Verbal   Non verbal  
berteria
  k marah mengeluh gelisah memukul berteriak marah mengeluh gelisah memukul  
G
3     v               2
      v         v     5
  v     v       v     1
      v v       v     1
  v   v v   v     v   1
                      10

Tabel 4. Hasil pengamatan reaksi sebelum dan sesudah intervensi pada Gravida 4 & 5
Reaksi Reaksi
sebelum sesudah
Dx     intervensi         intervensi     Jml
    Verbal   Non Verbal   Verbal   Non  verbal  
berteria memuku berteria
  k marah Mengeluh gelisah l k marah mengeluh gelisah memukul  
G
4     V               4
      V         v     1
  v   V v   v   v v   1
                      6
                       
G
5     V         v     1
                       

20
Dari 89 total persalinan tersebut hanya satu (1.12%) bayi yang lahir dengan asfiksia sedang oleh
karena bayi lahir melalui forceps ekstraksi dengan ibu yang menderita PEB (Tabel 5 & lampiran
2). Dari 89 persalinan tersebut, 85 (95.5%) bayi lahir secara spontan pervaginam, dua (2.2%)
bayi lahir melalui FE oleh karena PEB dan fetal distress dan dua lagi melaui SC oleh karena
failure of descent dan prolonged fase latent (Tabel 5 & lampiran 2). Dari hasil tabulasi data juga
didapatkan bahwa rata-rata persalinan kala I 6.2 jam, kala II 6.6 menit dan lama kala III 5.2
menit (Tabel 5 & lampiran 2).

Tabel 5. Rekapitulasi hasil penerapan teknik relaksasi


Jm Lama Diagnose Jenis
Dx l   persalinan     bayi     persalinan    
A pervagina
    kala I kala II kala III Vigorous sphyxia     m   SC
            sedang Berat spontan FE vacum  
G
1 43 6 8.6' 8.8' 43 0 0 39 2 0 2
G
2 29 4.5 7.8' 5.8' 29 0 0 29 0 0 0
G
3 10 4 8.4' 5.5' 9 1 0 10 0 0 0
G
4 6 3.6 8.3' 5.8' 6 0 0 6 0 0 0
G
5 1 8 5' 5' 1 0 0 1 0 0 0
                       
∑ 89 5.2 6.6' 5.2' 88 1 0 85 2 0 2
                       

B. PEMBAHASAN
Pemaparan dari hasil intervensi diatas menunjukkan bahwa dari total persalinan di RSUP
Sanglah selama bulan Juni-Juli 2009, hanya satu bayi yang lahir dengan asfiksia sedang.
Penerapan teknik relaksasi ini telah memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam
menurunkan angka kelahiran bayi dengan asfiksia. Dimana pada tahun 2008, angka kelahiran
bayi dengan afiksia di RSUP Sanglah adalah 212 dengan rata-rata kelahiran bayi yang lahir
dengan asfiksia per bulannya adalah 17.67 (Lampiran 3), sedangkan dalam kurun waktu dua
bulan penelitian ini bayi yang lahir dengan asfiksia hanya 1 bayi (Tabel 6).

21
Tabel 6. Perbandingan angka kejadian asfiksia neonatorum
tahun 2008 dengan bulan Juni-Juli 2009
Keterangan Tahun 2008 Juni-Juli 2009
Total persalinan 2.442 89
Total asfiksia 212 (8.68%) 1 (1.12%)
Asfiksia sedang 123 (5.03%) 1 (1.12%)
Asfiksia berat 89 (3.65%) 0 (0%)
Rata-rata per bulan 17.67 0.5

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa teknik relaksasi mampu memberikan rasa aman
dan nyaman sehingga ibu mampu mengalihkan dan mengatasi rasa nyeri yang dialami dan
merasa lebih percaya diri dalam melewati proses persalinan. Ditraksi dari rasa nyeri persalinan
melalui teknik relaksasi ini mampu mengalihkan rasa takut dan tegang pada ibu sehingga
mencegah produksinya hormon stress yang mengganggu kontraksi uterus dan aliran oksigen ke
janin yang merupakan salah satu penyebab terjadinya kelahiran bayi dengan asfiksia.

Dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi menguntungkan oleh karena: tanpa biaya,
memperpendek hari rawat, dapat diterima secara luas, versatile(dapat dikombinasikan dengan
berbagai metode penghilang rasa nyeri), mudah untuk diajarkan dan dipelajari, dapat melibatkan
suami dalam proses ini, mengurangi persepsi nyeri, meningkatkan kontrol diri dan kepercayaan
diri ibu bersalin.

Fungsi bidan disini adalah mengajarkan wanita dan pasangannya mengenai teknik relaksasi ini,
memberikan holistic approach (asuhan yang menyeluruh) dengan memberikan dukungan yang
berkesinambungan, memberdayakan ibu dengan membangun kemitraan karena ibu bersalin itu
sendiri yang memegang peran penting dalam kelancaran persalinan, memberikan rasa aman dan
menciptakan lingkungan yang nyaman, dan yang paling utama adalah selalu berkomunikasi
dengan ibu bersalin dan pasangannya mengenai kemajuan proses persalinan.

BAB V

22
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi yang diberikan dalam bentuk support dan
pengajaran teknik kontrol pernafasan serta pemberian sentuhan dan pijatan bagi ibu bersalin di
RSUP Sanglah Denpasar efektif menurunkan angka kelahiran bayi dengan asfiksia.

B. Saran
1. Kepada institusi rumah sakit untuk dapat mengusulkan agar teknik relaksasi ini dapat
digunakan sebagai standar operasional prosedur di ruang bersalin di RSUP Sanglah
2. Diusulkan agar teknik ini hendaknya dapat diajarkan lebih dini, seperti pada saat kunjungan ke
poliklinik atau melalui kelas antenatal
3. Kepada insan akademik agar dapat melakukan penelitian lanjutan untuk meneliti variabel-
variabel yang laian yang ada hubungannya dengan kelahiran bayi dengan asfiksia

23
24

Anda mungkin juga menyukai