DISUSUN OLEH :
Kelompok 1A
1. Jeni P05120220018
2. Muhammad Fadhil P05120220024
3. Miranti lestari P05120220022
4. Revi Handayani P05120220033
5. Radika putri ayu P05120220031
6. Septha Dwi P05120220035
7. Septiani Dwi Utami P05120220036
DOSEN PENGAJAR :
Dr. Nur Elly , S.Kp., M.Kes
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Maternitas mengenai
Askep persalinan Normal. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, kami dan semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan di masa mendatang. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada
ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses
persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk
mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan
dalam proses persalinan.
1.2 TUJUAN
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu bersalin kala I, II, III, dan IV
b. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan persalinan normal.
2. Mampu menemukan masalah keperawatan pada pasien dengan persalinan
normal.
3. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan persalinan
normal.
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan persalinan
normal.
2.2 Etiologi
1) Teori Kerenggangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
a. Terjadi lightening
Yaitu kepala turun memasuki PAP, pada primigravida akan terjadi lightening
menjelang minggu ke-36. Lightening menyebabkan:
Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang.
Dibagian bawah terasa sesak.
Terjadi kesulitan saat berjalan dan sering miksi.
Tidak ada perubahan pada serviks dan tidak bertambah bila beraktivitas.
2) Tanda pasti persalinan
Terjadi his persalinan yang sifatnya:
a. Teratur, interval makin pendek, kekuatan makin bertambah jika beraktifitas
dan mempunyai pengaruh pada perubahan serviks.
b. Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan mencapai
lengkap. Lama kala I pada primigravida 18 jam sedangkan pada multigravida 2
sampai 10 jam. Kala I dibagi 2 fase, yaitu:
a. Fase laten
Dimulai sejak awal terjadinya kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan 1-3 cm, lama
7- 8 jam.
b. Fase aktif
a) Pembukaan lengkap.
c. Selanjutnya wanita dirawat diperiksa dan janin dimonitor, penimbangan berat badan
seperti pre-eklampsi ringan sambil mengawastii mbul lagi gejala.
d. Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan :
induksi partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan.
2. Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru janin, maka
penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan di atas 37 minggu. Sedangkan
penatalaksanaan untuk Pre-eklampsi berat pada kehamilan 37 minggu ke atas adalah
sebagai berikut:
4 g bokong kiri
e. Syarat pemberian MgSo4 adalah : refleks patela (+); diurese 100 cc dalam 4
jam yang lalu; respirasi 16 permenit dan harus tersedia antidotumnya: kalsiumg
lukonas 10%a mpul 10 cc.
f. Infus dekstrosa 5 % dan Ringer laktat
2. Obat antihipertensif : injeksi katapres I ampul i.m dan selanjutnya dapat diberikan
tablet katapres 3x^ tablet sehari.
3. Diuretika tidak diberikan, kecuali terdapat edema umum, edema paru dan kegagalan
jantung kongestif. Untuk itu dapat disuntikkan inhavena lasix 1 ampul
4. Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan induksi partus dengan
atau tanpa amniotomi. Untuk induksi dipakai oksitosin (pitosin atau sintosinon) 10
satuan dalam infus tetes.
5. Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum atau forseps, jadi wanita dilarang
mengedan
6. Jangan berikan methergin postpartum, kecuali terjadi perdarahan disebabkan atonia
uteri.
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Pengkajian kala I
1. Integritas Ego
b) Nyeri/Ketidak nyamanan
5. Secara Khusus
5. Ruptur membran
b. Pengkajian kala II
1. Aktivitas Istirahat
a. Kelelahan
c. Latargi
4. Eliminasi
7. Keamanan
a. Diaporesis
b. Bradikardi kandung kemih mungkin ada, urin selama upaya mendorong.
8. Sekaualitas
2. Sirkulasi
Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan danya robekan atau
laserasi
6. Seksualitas
Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya 1-5 menit setelah bayi lahir
d. Pengkajian kala IV
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
b. Takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada
neonatal.
4. Eliminasi
6. Neurosensasi
a. Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada anestesi spinal
b. hiperfleksi
8. Keamanan
a. Kala I
b. Kala II
2. Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,
perubahan pada tahanan vaskular sistemik.
3. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan pesalinan,
pola kontraksi hipertonik, janin besar, pemakaian forsep.
c. Kala III
d. Kala IV
a. Kala 1
Intervensi Rasional
1. Kaji derajat nyeri secara variabel 1. Mengetahui skala nyeri pasien
dan non variabel. sehingga dapat ditentukan intervensi
yang tepat
2. Mempertahankan kandung kemih
2. Anjurkan berkemih 1-2 jam bebas distensi yang dapat
palpitasi di atas simpisi pubis menyebabkan ketidak nyamanan
3. Ajarkan pasien untuk mengedan 3. Mengedan yang efektif
yang efektif dan relaksasi saat tidak meminimalkan nyeri dan tenaga
ada his yang dikeluarkan sehingga pasien
tidak kelelahan
4. Mengedan yang efektif 4. Membantu mer ingankan asa nyeri
meminimalkan nyeri dan tenaga
yang dikeluarkan sehingga pasien
tidak
b. Kala II
1. Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,
perubahan pada tahanan vaskular sistemik Tujuan : tidak terjadi penurunan curah
jantung
Kriteria evaluasi :
Intervensi Rasional
5. Atur inf Atur infus IV sesuai ind 5. Jalur IV harus tersedia pada kasus
1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake, muntah
dan diaphoresis Tujuan: pemenuhan kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria evaluasi:
TTV dalam batas normal
• TD : 100-120/60-80 mmHg
• RR : 16-20x/m
• N : 60-80x/menit
• S : 36,5-37,4°C
2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV dan DJJ. 1. M onitor di lakukan Karena efek
samping okxytocin yang sering terjadi
adalah hipertensi dan peningkatan DJJ
menandakan dehidrasi.
2. Pantau tanda-tanda dehidrasi. 2. Segera beri minum melalui oral ika
ditemukan tanda- tanda dehidrasi.
3. Catat waktu dan me tu dan 3. Pelepasan harus terjadi dalam waktu
mekanisme pelepasan plasenta
5menit setelah kelahiran, lebih banyak
waktu yang diperlukan plasenta untuk
lepas makan lebih banyak darah hilang.
4. Kolaborasi dalam pemberian 4. Membantu memenuhi kebutuhan cairan.
cairan perenteral
d. Kala IV
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV, terutama suhu. 1. Peningkatan suhu menandakan
dehidrasi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Proses ini di mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang ditandai
dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran
plasenta.
2. Dalam melakukan pencegahan banyaknya angka kematian ibu ataupun anak
saat proses persalinan, perlu dilakukan asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV
sebagai berikut :
a. Kala I, tahap pembukaanin partu (partus mulai) ditandai dengan lendir
bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar.
b. Kala II , pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat
dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
c. Kala III, pada kala ini terjadi pengeluaran plasenta setelah pengeluaran
janin.
d. Kala IV, tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap
bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua
jam.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Martin, Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternal Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga.
Vol I. Edisi 18. EGC: Jakarta
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka
FKUI