Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah individu yang berjudul “Pemeriksaan
Fisik Ibu Hamil” di mata kuliah Keperawatan Maternitas. Saya berterima kasih
kepada Dosen Pengajar yaitu Ibu N.s Julimar S. Kep, M. Kep yang telah
memberikan tugas ini kepada saya . Isi dari laporan ini ialah membahas tentang
apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh ibu hamil. Saya juga sangat
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu saya
meminta maaf atas kekurangan tersebut,saya juga sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi terciptanya laporan yang lebih baik
untuk kedepannya.

Dumai, 07 Agustus 2022

Penyusun
Riski Afriliya Ningsih

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Konsep Dan Tujuan Dari Pemeriksaan ANC.......................................................... 5
B. Pemeriksaan Antenatal care / ANC ......................................................................... 7
C. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan ANC..................................... 10
D. Konsep Dasar Dari Pemeriksaan INC ..................................................................... 12
E. Tahapan-Tahapan Persalinan Ibu Hamil ................................................................. 12
F. Factor Yang Mempengaruhi Persalinan .................................................................. 16
G. Konsep Dasar Dari Apgar Score ............................................................................. 17
H. Kriteria Pada Pemeriksaan Apgar Score ................................................................. 18
I. Tahapan Pada Penilaian Apgar Score ..................................................................... 19
J. Konsep Dasar Postnatalcare .................................................................................... 20
K. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas ................................................................... 21

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 25


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 25
B. Saran ....................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagaian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen
of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara
umum dianggap telah lengkap.Pandangan ini mungkin optimis. Bagi banyak
wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang
ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun beberapa studi terbaru
mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi
setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui(Hillan, 1992b:glazener et
al. 1993; bick dan MacArthur, 1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama.

Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada


masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu
secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas
pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan
dengannya seperti obstetric, anestesi dan factor social.

Antenatal care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin bagi


ibu hamil untuk deteksi dini komplikasi dan pemberian informasi tentang gaya
hidup, kehamilan dan persalinan (Backe, et al, 2015). Pelayanan ANC bertujuan
untuk memenuhi hak setiap ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan yang sehat, bersalin dengan
selamat dan melahirkan bayi yang sehat (Kemenkes RI, 2014). Pelayanan ANC
memiliki manfaat agar ibu mendapatkan pelayanan terkait dengan upaya
memastikan tidak adanya halhal yang dapat menyulitkan selama kehamilan dan
persalinan (Prawirahardjo, 2013).

Intranatal merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi atau


pengeluaran bayi yang cukup bulan atau mendekati cukup bulan yang dapat hidup
diluar kandungan, dan disusul dengan pengeluaran plasenta baik secara spontan
maupun dengan bantuan (Rahmawati, 2017). Menurut Rukiyah (2009), Intranatal

3
merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari perut ibu,
pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung tidak
lebih dari18 jam tanpa adanya komplikasi baik bagi ibu maupun janin. Intranatal
disebabkan karena ada faktor hormon, struktur rahim, dan tekanan pada syaraf dan
nutrisi (Nugroho, 2012).

Mendeteksi kesehatan anak sedini mungkin merupakan hal yang penting agar
orangtua dapat sesegera mungkin memikirkan tindakan yang tepat
untuk menyelamatkan masa depan anak. Apgar score merupakan metode
penilaian pada menit pertama kelahiran bayi. Penilaian ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bayi beradaptasi pada lingkungan baru. Score penilaian
ini juga dipercaya mampu mendeteksi gangguan yang mungkin terjadi pada bayi
bila hasil score dibawah normal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan tujuan dari pemeriksaan ANC?
2. Apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan ANC?
3. Apa saja standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan ANC?
4. Bagaimana konsep dan tujuan pemeriksaan INC?
5. Bagaimana tahapan proses persalinan pada ibu hamil?
6. Apa saja factor yang mempengaruhi persalinan?
7. Bagaimana konsep dan tujuan dari Apgar Score?
8. Apa saja kriteria dari Apgar score?
9. Bagaimana cara melakukan penilaian apgar score?
10. Bagaimana konsep dan tujuan Postnatalcare?
11. Apa saja perubahan fisiologis masa nifas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari pemeriksaan ANC
2. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan ANC
3. Untuk mengetahui standar asuhan pelayanan pemeriksaan ANC

4
4. Untuk mengetahui konsep dasar dari pemeriksaan INC
5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan apa saja pada persalinan ibu hamil
6. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi persalinan
7. Untuk mengetahui konsep dasar dari Apgar Score
8. Untuk mengetahui kriteria apa saja pada pemeriksaan Apgar score
9. Untuk mengetahui tahapan pada penilaian Apgar score
10. Untuk mengetahui konsep dasar Postnatalcare
11. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada masa nifas

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan tujuan dari pemeriksaan ANC

Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan.


Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang
disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses
kehamilan terdapat mata rantai yang saling berkesinambungan, terdiri
dari mulai ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan
ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi
(implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm (Susilowati,2016).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.


Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2009). Trimester kehamilan
dibagi menjadi 3 yaitu ( Prawirohardjo,2014) :

a. Trimester I adalah usia kehamilan 0 sampai 12 minggu


b. Trimester II adalah usia kehamilan 13 sampai 27 minggu
c. Trimester III adalah usia kehamilan diatas 28 sampai 40 minggu
Antenatal Care adalah perawatan kesehatan yang diajukan kepada ibu hamil
sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi secara dini masalah
kesehatan ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan dan perencanaan persalinan (Madriwati, 2013).
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk
ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2016).
Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil
untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil
normal atau bermasalah (Ai Yeyeh, 2009).

Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu:


mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu

6
bidan dalam membangun membina hubungan yang baik saling percaya
antara ibu dan bidan, mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi,
menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran
tanggal persalinan, merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu
(Istri Bartini, 2012). Menurut Rukiah (2013) tujuan dilakukannya
pemeriksaan antenatal yaitu:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan
sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

B. Pemeriksaan Antenatal care / ANC

Secara umum, pemeriksaan dibagi menjadi 4 tahapan. Langkah pemeriksaan


ini disebut dengan langkah Leopold 1, 2, 3, dan 4. Berikut adalah penjelasan dari
setiap tahapan pemeriksaan Leopold:

1. Leopod I
Leopod I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apayang
ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan menghadap
ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha,
lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu
tentukan apa yang ada di dalam fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar, dan

7
melenting. Sedangkan bokong akan lunak, kurang bundar,dan kurang
melenting.tinggi normal fundus selama kehamilan dapat ditentukan

Hasilnya :Jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan
teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen) jika bokong yang terl
etak difundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik,lebih
besar dan lebih lunakdari kepala,tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa
penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.

2. Leopod II
Leopold II digunakan untuk menetukan letak punggung anak dan letak bagian
kecil pada anak. Caranya :

a. Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
b. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut
sebelah kiri kea arah kanan.
c. Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian
apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang rata,atau tidak
teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi,
namun jika teraba bagian bagian yang kecil maka itu adalah bagian kecil
janin).

8
Hasilnya : Bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras
pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya
bagian-bagian kecill yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat
bergerak dan menendang maka bagian tersebut adalah kaki.

3. Leopod III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul.

Hasilnya : Bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu,


maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala
yang berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala
tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah engaged bila tidak dapat diraba
adanya kepala atau bokong.

9
4. Leopod IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga punggung. Caranya:

a. Pemeriksa menghadap ke kaki pasien


b. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
c. Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak
yang berlawanandi bagian bawah
d. Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum
masuk ke panggul
e. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah
masuk ke panggul.

Hasilnya :Pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III,


menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa
jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.

C. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan ANC

Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo


(2016) adalah sebagai berikut :

1. Timbang Berat Badan (T1)


Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan
kunjungan. Kenaikan berat bada normal pada waktu kehamilan sebesar 0,5
kg per minggu mulai trimester kedua.

10
2. Ukur Tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg,apabila
diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg maka perlu
diwaspadai adanya preeklamsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang kemaluan
ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak fundus uteri.
Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan janin sesuai
dengan usia kehamilan.
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa
pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5
hingga 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer
akibat perubahan hormonal selama kehamilan (Indriyani, 2013).
5. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya
infeksi tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum
yang disebabkan oleh masuknya kuman Clostridium Tetani ke tubuh
bayi merupakan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kematian bayi
dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang.
Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaitu
TT1 diberikan pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4
minggu setelah suntukan TT1(Bartini, 2012).
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai
rujukan apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan
termasuk rencana persalinan.
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi

11
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14. Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria

D. Konsep dan Tujuan Pemeriksaan INC

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran


bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin
dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata, 1983). Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin turi) yang dapat hidup didunia luar, dari rahim
melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan
presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva
partopgraf normal dan lahir secara spontan.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37– 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
Tujuan dari perawatan intranatal care adalah untuk memberikan
perwatan yang memuaskan selama proses melahirkan untuk mencapai
persalinan yang bersih serta aman, dengan mengingat aspek sayang
ibu dan sayang bayi (Hollins Martin and Martin, 2014).

E. Tahapan Proses Persalinan Pada Ibu Hamil


a) Kala I (kala pembukaan)
Tanda dan gejala :
 His sudah Adekuat
 Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm

12
 Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
His dianggap Adekuat bila :
a) His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya
40 detik
b) Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan
cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari
c) Serviks membuka.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
 Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
 Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
 Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
 Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
 Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm ). Fase-fase tersebut
dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi demikian, akan
tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.
Pemeriksaan dalam
 perabaan serviks
 lunak dan pendataran serviks
 masih tebal atau tipis
 pembukaan dan arah serviks
 ketuban
 sudah pecah atau belum
 pembukaan hampit lengkap : pecahkan ketuban
 bagian terendah dan posisinya
 leopold 3 dan 4
 kepala : keras, bulat teraba sutura
 letak kepala : penurunan kadar bidang hodge, ada caput succadeneum atau
tidak, berapa besarnya
 bokong dikenal : lunak, deminatornya tulang sacrum

13
 sifat flour albus
 keadaan patologis : tumor, kekakuan serviks, halangan penurunan bagian
terendah. Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan minimal 4 jam sekali.

b) Kala II Persalinan
Kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh janin.
Tanda dan gejala :
 Ibu ingin meneran
 Perineum menonjol
 Vulva dan anus membuka
 Meningkatnya pengeluaran darah dan lender
 Kepala telah turun didasar panggul

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45–60 menit, dan
multipara 15-30 menit.

c) Kala III (kala uri)


 Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
 Kontraksi dengan amplitudo sama dengan kala I dan II
 Terjadi penciutan permukaan kavum uteri (tempat implantasi plasenta)

Tanda pelepasan plasenta :


1. Perubahan entuk uterus dan TFU
Setelah bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium menyesuaikan dengan
perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada dalam bentuk diskoid dan TFU
berada dibawah umbilikus. Setalah uterus berkontraksi dan plasenta didorong
kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi diatas pusat ( sering

14
kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta lepas dalam 15–30 menit, dapat
ditunggu sampai 1 jam.
2. Tali pusat memanjang
Semburan darah yang tiba–tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali pusat
keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus.
3. Semburan darah tiba–tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba–tiba
menandakan bahwa kantung yang terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta
memisah.

Hal-Hal yang perlu diperhatikan :


 Perdarahan
 Kelengkapan plasenta
 Ada tidaknya plasenta suksenturiata
 Kontraksi rahim, lakukan massage ringan pada korpus uteri
 Pengosongan kandung kemih >> mencegah atonia uteri
 Pemberian uterotunika bila perlu
 Observasi ruptur perineium atau luka episiotomi yang ada >> hecting

Tertinggalnya sebagian jaringan plasenta :


 Perdarahan peurperium berkepanjangan
 Bahaya infeksi
 Polip plasenta

d) Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan
hanya proses pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali
hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih
membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi,
misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata
jumlah perdarahan normal adalah 100–300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka

15
dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum
boleh dipindahkan ke kamarnya.

Hal–hal yang harus diperhatikan :


 Kontraksi uterus harus baik
 Tidak ada perdarahan pervagina atau alat genetalia lain
 Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
 Kandung kemih harus kosong
 Luka perineum terawat baik, tidak ada hematoma
 Bayi dalam keadaan baik
 Ibu dalam keadaan baik

F. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


1. Passage
Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan
lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Rongga-rongga
panggul yang normal adalah : pintu atas panggil hampir berbentuk bundar, sacrum
lebar dan melengkung, promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina
ischiadica tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran
conjugata vera (ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah
simpisis ke promontorium) ialah 10-11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran
melintang pintu atas panggul) 12-14 cm, diameter oblique (ukuran sserong pintu
atas panggul) 12-14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5
cm.
2. Powers
Adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim. Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang
terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik.

16
Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya
kontraksi.
His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin
lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian
berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin cepat
dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan. His
yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk
rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot
rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak
kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen
bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient.
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan
dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk membantu
mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran
memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot
dasar panggul.

G. Konsep dan Tujuan Apgar Score


Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai
keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo, 2010).Apgar skor
adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan
neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelahlahir, serta
dapat diulang pada menit ke 10 – 15. Nilai apgar merupakan standart evaluasi
neonatus dan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk evaluasi di kemudian hari.
Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau
tidak. Yang dinilai adalah frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas(respiratory
effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour) dan reaksi terhadap
rangsang (respon to stimuli) yaitu dengan memasukkam kateter kelubang hidung
setelah jalan nafas dibersihkan (Prawirohardjo, 2010).
Hal yang penting diketahui, bahwa penilaian skor ini dibuat untuk menolong
tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi bayi baru lahir secaraumum dan
memutuskan untuk melakukan tindakan darurat atau tidak.Penilaian ini bukan

17
sebagai prediksi terhadap kesehatan bayi atau intelegensi bayi dimasa mendatang.
Beberapa bayi dapat mencapai angka 10, dan tidak jarang, bayi yang sehat
mempunyai skor yang lebih rendah dari biasanya, terutama pada menit pertama
saat baru lahir. Sampai saat ini, skor apgar masih tetap digunakan,karena, selain
ketepatannya, juga karena cara penerapannya yang sederhana,cepat, dan
ringkas,dan yang terpenting dalam penentuan skor apgar ini adalah untuk
menetukan bayi tersebut asfiksia atau tidak. (Sujiyatini, 2011). Penilaian ini
dilakukan pada saat bayi lahir (menit ke 1 dan 5) sehingga dapat menidentifikasi
bayi baru lahir yang memerlukan pertolongan lebih cepat.

H. Kriteria Apgar Score


Dalam penilaian APGAR terdapat 5 kirteria yang dinilai, yaitu:
Keterangan 0 1 2
A Appereance(Warna Seluruh tubuh Badan merah Seluruh tubuh
Kulit) biru/putih ekstermitas kemerahan
biru
P Pulse (Nadi) 0-60x/menit 60- 100-
100x/menit 120x/menit
G Grimace (Refleks) Tidak Ada Gerakan Reaksi
sedikit melawan
A Activity (Tonus Otot) Tidak Ada Ekstermitas Gerakan aktif
fleksi sedikit
R Respiratory Tidak Ada Lemah/tidak Menangis
(Pernafasan) teratur kuat/keras

Keterangan :
Apabila nilai APGAR :
a. 7 – 10 : bayi mengalami Asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam
keadaan normal.
b. 4 – 6 : bayi mengalami Asfiksia sedang.
c. 0 – 3 : bayi mengalami Asfiksia berat

18
Apabila ditemukan APGAR score dibawah 6 maka bayi tersebut
membutuhkan tindakan resusitasi.

I. Cara Melakukan Penilaian Apgar Score


Skor Apgar dinilai pada menit pertama, menit kelima, dan menit
kesepuluhsetelah bayi lahir, untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi
tersebut. Namun dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10,
15,dan 20, hingga total skor 10 (Sujiyatini, 2011).
1. Appearance (warna kulit)
Menilai kulit bayi. Nilai 2 jika warna kulit seluruh tubuh bayi kemerahan, nilai
1 jika kulit bayi pucat pada bagian ekstremitas, dan nilai 0 jika kulit bayi pucat
pada seluruh badan (Biru atau putih semua) .
2. Pulse (denyut jantung/nadi)
Untuk mengetahui denyut jantung bayi, dapat dilakukan dengan meraba
bagian atas dada bayi di bagian apeks dengan dua jari atau dengan meletakkan
stetoskop pada dada bayi. Denyut jantung dihitung dalam satu menit, caranya
dihitung 15 detik, lalu hasilnya dikalikan 4, sehingga didapat hasil total dalam 60
detik. Jantung yang sehat akan berdenyut diatas 100 kali per menit dan diberi nilai
2. Nilai 1 diberikan pada bayi yang frekuensi denyut jantungnya di bawah 100
kali per menit. Sementara biladenyut jantung tak terdeteksi sama sekali maka
nilainya 0.
3. Grimace (Respon Reflek)
Ketika selang suction dimasukkan ke dalam lubang hidung bayiuntuk
membersihkan jalan nafasnya, akan terlihat bagaimana reaksi bayi.Jika ia
menarik, batuk, ataupun bersin saat di stimulasi, itu pertandaresponnya terhadap
rangsangan bagus dan mendapat nilai 2. Tapi jika bayihanya meringis ketika di
stimulasi, itu berarti hanya mendapat nilai 1. Dan jika bayi tidak ada respon
terhadap stimulasi maka diberi nilai 0.
4. Activity (tonus otot)
Hal ini dinilai dari gerakan bayi. Bila bayi menggerakkan kedua tangan dan
kakinya secara aktif dan spontan begitu lahir, artinya tonus ototnya bagus dan

19
diberi nilai 2. Tapi jika bayi dirangsang ekstermitasnya ditekuk, nilainya hanya 1.
Bayi yang lahir dalam keadaan lunglai atau terkulai dinilai 0.
5. Respiration (pernapasan)
Kemampuan bayi bernafas dinilai dengan mendengarkan tangis bayi. Jika ia
langsung menangis dengan kuat begitu lahir, itu tandanya paru-paru bayi telah
matang dan mampu beradaptasi dengan baik. Berarti nilainya 2. Sedangkan bayi
yang hanya merintih rintih, nilainya 1. Nilai 0 diberikan pada bayi yang terlahir
tanpa tangis (diam).

J. Konsep dan Tujuan Postnatalcare


Masa nifas atau puerpurium normal adalah masa yang dimulainya setelah
partus atau persalinan normal selesai dan berakhir selama kira-kira 6-8 minggu,
akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti semula dalam waktu 3
bulan. Masa nifas dengan riwayat episiotomi potensial terjadi infrksi nifas dan
angka kematian terbesar di Indonesia disebabkan oleh infeksi.
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis bagi ibu dan bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi pada
kehamilan dan persalinan,50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3 kematian terjadi
dalam 4 minggu setelah persalian dan 60% kematian BBL terjadi waktu 7 hari
setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi dalam
masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.
Masa nifas ( postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
“ puer”yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan. Yaitu masa pulih
kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat- alat kandungan kembali seperti
pra hamil. Lama pada masa ini berkisar 6- 8 minggu.
Tahapan masa nifas (post partum) menurut wulandari (2020) ada beberapa
tahapan yang di alami oleh wanita selama masa nifas, yaitu sebagai berikut :
a. Immediate puerperium, yaitu waktu 0-24 jam setelah melahirkan. ibu telah
di perbolehkan berdiri atau jalan-jalan.
b. Early puerperium, yaitu waktu 1-7 hari pemulihan setelah melahirkan.
pemulihan menyeluruh alat-alat reproduksi berlangsung selama 6- minggu

20
Later puerperium, yaitu waktu 1-6 minggu setelah melahirkan, inilah
waktu yang diperlukan oleh ibu untuk pulih dan sehat sempurna. Waktu
sehat bisa berminggu minggu, bulan dan tahun.

K. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi
perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
muskuluskeletal, system endokrin, sistem kardiovaskular, sistem hematologi, dan
perubahan pada tanda- tanda vital. Pada masa postpartum perubahan- perubahan
tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil. Adapun perubahannya
adalah sebagai berikut :
a. Perubahan Fisik
1. Keadaan umum segera setelah melahirkan umumnya sangat lemah, lebih-
lebih bila partus berlangsung lama. Sebenarnya nifas normal tidak sakit
tetapi membutuhkan waktu untuk mengembalikan keadaan umumnya yang
mengalami perubahan pada saat hamil dan persalinan sampai kembali ke
keadaan semula (Mochtar, 1998).
2. Suhu tubuh dapat meningkat 0.5 oC namun tidak lebih dari 38 oC, sesudah
12 jam pp kembali normal (36,5oC - 37,5oC). Adakalanya terjadi
peningkatan pada hari pertama post partum yang disebabakan faktor
laktasi. Bila melebihi 38oC pada 24 jam pertama post partum merupakan
tanda infeksi (Sarwono, 2007)
3. Denyut nadi umumnya berkisar 60-80 x/menit maksimal 100/menit dapat
terjadi bradikardi.Denyut nadi di masa nifas umumnya lebih dibandingkan
suhunya. Kecuali bila partus lama dan sulit sehingga kehilangan banyak
darah dan dapat terjadi takikardi. Bradikardi post partum pada hari 6-10
dengan denyut antara 40-70 kali/ menit adalah perubahan normal.
(Sarwono,2007).
4. Pernafasan setelah melahirkan normal ± 18x/menit. Bila fungsi paru-paru
baik, pernapasan akan normal, teratur dan cukup (Mochtar, 1998).

21
5. Berat badan segera setelah melahirkan kehilangan sebesar 5kg atau
berkurang sebesar 12 pound, yang desebabkan oleh keluarga bayi, plasenta
dan air ketuban.
b. Sistem Reproduksi
1. Involusi Uteri
Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan decidua /metrium
dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda
penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah
lochia
2. Involusi tempat plasenta
3. Setelah plasenta , tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar, tidak rata dan kira- kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka
ini akan mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada
akhir nifas 1-2 cm.
4. Perubahan ligament
5. Ligamen- ligamen dan diafragma
Pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin
lahir, berangsur- angsur menciut kembali seperti sediakala.
6. Perubahan pada serviks
7. Serviks
Mengalami involusi bersama- sama uterus. Setelah persalinan, bentuk serviks
agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak
kadang-kadang teradapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan
masih bisa masuk rongga Rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
8. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa
nifas.
a) Lochea rubra (cruenta) berisi darh segar, sisa-sisa selaput etuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa lanugo dan mekonium. Selama 2 hari pasca
persalinan

22
b) Lochea sangunolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Pada
hari ke 3-7 pasca persalinan
c) Lochea serosa berwarna kuning. Cairan tidak berdarah lagi,pada hari ke 7–
14 pasca persalinan.
d) Lochea alba,cairan putih setelah 2 minggu

c. Perubahan pada vulva, vagina dan perineum


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur- angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.
d. Sistem Pencernaan
1. Nafsu makan
2. Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh
mengonsumsi makanan ringan.
3. Mortilitas
4. Secara khas, penurunan tonus dan mortalitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
5. Pengosongan usus
6. Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan.
e. Sistem Perkemihan
1. Keseimbangan cairan dn elektrolit
a) Mencapai hemostasis internal
b) Keseimbangan asam basa
c) Mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan zat toksin
2. Keseimbangan dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh
a) Pengaturan tekanan darah
b) Perangsangan produksi sel darah merah
3. Sistem urinarius

23
4. Perubahan hormonal pada masa hamil ( kadar streroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar
steroid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan
fungsi ginjal selama masa postpartum.
5. Komponen urin
6. Glikosuria ginjal yang diinduksikan oleh kehamilan menghilang.
7. Diuresis postpartum
8. Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan
yang tertimbun di jaringan selama ia hamil.
9. Uretra dan kandung kemih
10. Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagaian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen
of Health, 1993).Pemeriksaan fisik ibu hamil dimulai dari antenatal care,intranatal
care,apgar score,postnatal care.
Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan.
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang
disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.
Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai keadaan
umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo, 2010).Apgar skor adalah
suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam
menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelahlahir, serta dapat diulang pada
menit ke 10 – 15.
Masa nifas atau puerpurium normal adalah masa yang dimulainya setelah
partus atau persalinan normal selesai dan berakhir selama kira-kira 6-8 minggu,
akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti semula dalam waktu 3
bulan.

B. Saran

Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca,dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang pemeriksaan fisik
pada ibu. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya.

Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan
agar dapat terciptanya makalah yang baik sehingga dapat memberi pengetahuan
yang benar kepada pembaca.

25
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 1998, Asuhan Keperawatan Ibu Hamil (Antematal),
Modul Diklat Jarak Jauh, Jakarta.

Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson.2000.ILMU KESEHATAN ANAK.


Jakarta: BukuKedokteran EGC.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan


Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan
Antenatal,Buku 2, Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai