Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah individu yang berjudul “Pemeriksaan
Fisik Ibu Hamil” di mata kuliah Keperawatan Maternitas. Saya berterima kasih
kepada Dosen Pengajar yaitu Ibu N.s Julimar S. Kep, M. Kep yang telah
memberikan tugas ini kepada saya . Isi dari laporan ini ialah membahas tentang
apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh ibu hamil. Saya juga sangat
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu saya
meminta maaf atas kekurangan tersebut,saya juga sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi terciptanya laporan yang lebih baik
untuk kedepannya.
Penyusun
Riski Afriliya Ningsih
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Konsep Dan Tujuan Dari Pemeriksaan ANC.......................................................... 5
B. Pemeriksaan Antenatal care / ANC ......................................................................... 7
C. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan ANC..................................... 10
D. Konsep Dasar Dari Pemeriksaan INC ..................................................................... 12
E. Tahapan-Tahapan Persalinan Ibu Hamil ................................................................. 12
F. Factor Yang Mempengaruhi Persalinan .................................................................. 16
G. Konsep Dasar Dari Apgar Score ............................................................................. 17
H. Kriteria Pada Pemeriksaan Apgar Score ................................................................. 18
I. Tahapan Pada Penilaian Apgar Score ..................................................................... 19
J. Konsep Dasar Postnatalcare .................................................................................... 20
K. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas ................................................................... 21
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagaian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen
of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara
umum dianggap telah lengkap.Pandangan ini mungkin optimis. Bagi banyak
wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang
ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun beberapa studi terbaru
mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi
setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui(Hillan, 1992b:glazener et
al. 1993; bick dan MacArthur, 1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama.
3
merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari perut ibu,
pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung tidak
lebih dari18 jam tanpa adanya komplikasi baik bagi ibu maupun janin. Intranatal
disebabkan karena ada faktor hormon, struktur rahim, dan tekanan pada syaraf dan
nutrisi (Nugroho, 2012).
Mendeteksi kesehatan anak sedini mungkin merupakan hal yang penting agar
orangtua dapat sesegera mungkin memikirkan tindakan yang tepat
untuk menyelamatkan masa depan anak. Apgar score merupakan metode
penilaian pada menit pertama kelahiran bayi. Penilaian ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bayi beradaptasi pada lingkungan baru. Score penilaian
ini juga dipercaya mampu mendeteksi gangguan yang mungkin terjadi pada bayi
bila hasil score dibawah normal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan tujuan dari pemeriksaan ANC?
2. Apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan ANC?
3. Apa saja standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan ANC?
4. Bagaimana konsep dan tujuan pemeriksaan INC?
5. Bagaimana tahapan proses persalinan pada ibu hamil?
6. Apa saja factor yang mempengaruhi persalinan?
7. Bagaimana konsep dan tujuan dari Apgar Score?
8. Apa saja kriteria dari Apgar score?
9. Bagaimana cara melakukan penilaian apgar score?
10. Bagaimana konsep dan tujuan Postnatalcare?
11. Apa saja perubahan fisiologis masa nifas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari pemeriksaan ANC
2. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan ANC
3. Untuk mengetahui standar asuhan pelayanan pemeriksaan ANC
4
4. Untuk mengetahui konsep dasar dari pemeriksaan INC
5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan apa saja pada persalinan ibu hamil
6. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi persalinan
7. Untuk mengetahui konsep dasar dari Apgar Score
8. Untuk mengetahui kriteria apa saja pada pemeriksaan Apgar score
9. Untuk mengetahui tahapan pada penilaian Apgar score
10. Untuk mengetahui konsep dasar Postnatalcare
11. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada masa nifas
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan tujuan dari pemeriksaan ANC
6
bidan dalam membangun membina hubungan yang baik saling percaya
antara ibu dan bidan, mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi,
menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran
tanggal persalinan, merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu
(Istri Bartini, 2012). Menurut Rukiah (2013) tujuan dilakukannya
pemeriksaan antenatal yaitu:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan
sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
1. Leopod I
Leopod I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apayang
ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan menghadap
ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha,
lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu
tentukan apa yang ada di dalam fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar, dan
7
melenting. Sedangkan bokong akan lunak, kurang bundar,dan kurang
melenting.tinggi normal fundus selama kehamilan dapat ditentukan
Hasilnya :Jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan
teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen) jika bokong yang terl
etak difundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik,lebih
besar dan lebih lunakdari kepala,tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa
penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.
2. Leopod II
Leopold II digunakan untuk menetukan letak punggung anak dan letak bagian
kecil pada anak. Caranya :
a. Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
b. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut
sebelah kiri kea arah kanan.
c. Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian
apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang rata,atau tidak
teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi,
namun jika teraba bagian bagian yang kecil maka itu adalah bagian kecil
janin).
8
Hasilnya : Bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras
pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya
bagian-bagian kecill yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat
bergerak dan menendang maka bagian tersebut adalah kaki.
3. Leopod III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul.
9
4. Leopod IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga punggung. Caranya:
10
2. Ukur Tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg,apabila
diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg maka perlu
diwaspadai adanya preeklamsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang kemaluan
ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak fundus uteri.
Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan janin sesuai
dengan usia kehamilan.
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa
pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5
hingga 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer
akibat perubahan hormonal selama kehamilan (Indriyani, 2013).
5. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya
infeksi tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum
yang disebabkan oleh masuknya kuman Clostridium Tetani ke tubuh
bayi merupakan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kematian bayi
dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang.
Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaitu
TT1 diberikan pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4
minggu setelah suntukan TT1(Bartini, 2012).
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai
rujukan apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan
termasuk rencana persalinan.
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
11
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14. Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria
12
Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
His dianggap Adekuat bila :
a) His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya
40 detik
b) Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan
cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari
c) Serviks membuka.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm ). Fase-fase tersebut
dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi demikian, akan
tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.
Pemeriksaan dalam
perabaan serviks
lunak dan pendataran serviks
masih tebal atau tipis
pembukaan dan arah serviks
ketuban
sudah pecah atau belum
pembukaan hampit lengkap : pecahkan ketuban
bagian terendah dan posisinya
leopold 3 dan 4
kepala : keras, bulat teraba sutura
letak kepala : penurunan kadar bidang hodge, ada caput succadeneum atau
tidak, berapa besarnya
bokong dikenal : lunak, deminatornya tulang sacrum
13
sifat flour albus
keadaan patologis : tumor, kekakuan serviks, halangan penurunan bagian
terendah. Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan minimal 4 jam sekali.
b) Kala II Persalinan
Kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh janin.
Tanda dan gejala :
Ibu ingin meneran
Perineum menonjol
Vulva dan anus membuka
Meningkatnya pengeluaran darah dan lender
Kepala telah turun didasar panggul
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45–60 menit, dan
multipara 15-30 menit.
14
kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta lepas dalam 15–30 menit, dapat
ditunggu sampai 1 jam.
2. Tali pusat memanjang
Semburan darah yang tiba–tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali pusat
keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus.
3. Semburan darah tiba–tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba–tiba
menandakan bahwa kantung yang terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta
memisah.
d) Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan
hanya proses pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali
hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih
membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi,
misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata
jumlah perdarahan normal adalah 100–300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka
15
dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum
boleh dipindahkan ke kamarnya.
16
Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya
kontraksi.
His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin
lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian
berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin cepat
dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan. His
yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk
rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot
rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak
kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen
bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient.
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan
dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk membantu
mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran
memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot
dasar panggul.
17
sebagai prediksi terhadap kesehatan bayi atau intelegensi bayi dimasa mendatang.
Beberapa bayi dapat mencapai angka 10, dan tidak jarang, bayi yang sehat
mempunyai skor yang lebih rendah dari biasanya, terutama pada menit pertama
saat baru lahir. Sampai saat ini, skor apgar masih tetap digunakan,karena, selain
ketepatannya, juga karena cara penerapannya yang sederhana,cepat, dan
ringkas,dan yang terpenting dalam penentuan skor apgar ini adalah untuk
menetukan bayi tersebut asfiksia atau tidak. (Sujiyatini, 2011). Penilaian ini
dilakukan pada saat bayi lahir (menit ke 1 dan 5) sehingga dapat menidentifikasi
bayi baru lahir yang memerlukan pertolongan lebih cepat.
Keterangan :
Apabila nilai APGAR :
a. 7 – 10 : bayi mengalami Asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam
keadaan normal.
b. 4 – 6 : bayi mengalami Asfiksia sedang.
c. 0 – 3 : bayi mengalami Asfiksia berat
18
Apabila ditemukan APGAR score dibawah 6 maka bayi tersebut
membutuhkan tindakan resusitasi.
19
diberi nilai 2. Tapi jika bayi dirangsang ekstermitasnya ditekuk, nilainya hanya 1.
Bayi yang lahir dalam keadaan lunglai atau terkulai dinilai 0.
5. Respiration (pernapasan)
Kemampuan bayi bernafas dinilai dengan mendengarkan tangis bayi. Jika ia
langsung menangis dengan kuat begitu lahir, itu tandanya paru-paru bayi telah
matang dan mampu beradaptasi dengan baik. Berarti nilainya 2. Sedangkan bayi
yang hanya merintih rintih, nilainya 1. Nilai 0 diberikan pada bayi yang terlahir
tanpa tangis (diam).
20
Later puerperium, yaitu waktu 1-6 minggu setelah melahirkan, inilah
waktu yang diperlukan oleh ibu untuk pulih dan sehat sempurna. Waktu
sehat bisa berminggu minggu, bulan dan tahun.
21
5. Berat badan segera setelah melahirkan kehilangan sebesar 5kg atau
berkurang sebesar 12 pound, yang desebabkan oleh keluarga bayi, plasenta
dan air ketuban.
b. Sistem Reproduksi
1. Involusi Uteri
Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan decidua /metrium
dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda
penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah
lochia
2. Involusi tempat plasenta
3. Setelah plasenta , tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar, tidak rata dan kira- kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka
ini akan mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada
akhir nifas 1-2 cm.
4. Perubahan ligament
5. Ligamen- ligamen dan diafragma
Pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin
lahir, berangsur- angsur menciut kembali seperti sediakala.
6. Perubahan pada serviks
7. Serviks
Mengalami involusi bersama- sama uterus. Setelah persalinan, bentuk serviks
agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak
kadang-kadang teradapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan
masih bisa masuk rongga Rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
8. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa
nifas.
a) Lochea rubra (cruenta) berisi darh segar, sisa-sisa selaput etuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa lanugo dan mekonium. Selama 2 hari pasca
persalinan
22
b) Lochea sangunolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Pada
hari ke 3-7 pasca persalinan
c) Lochea serosa berwarna kuning. Cairan tidak berdarah lagi,pada hari ke 7–
14 pasca persalinan.
d) Lochea alba,cairan putih setelah 2 minggu
23
4. Perubahan hormonal pada masa hamil ( kadar streroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar
steroid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan
fungsi ginjal selama masa postpartum.
5. Komponen urin
6. Glikosuria ginjal yang diinduksikan oleh kehamilan menghilang.
7. Diuresis postpartum
8. Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan
yang tertimbun di jaringan selama ia hamil.
9. Uretra dan kandung kemih
10. Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagaian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen
of Health, 1993).Pemeriksaan fisik ibu hamil dimulai dari antenatal care,intranatal
care,apgar score,postnatal care.
Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan.
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang
disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.
Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai keadaan
umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo, 2010).Apgar skor adalah
suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam
menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelahlahir, serta dapat diulang pada
menit ke 10 – 15.
Masa nifas atau puerpurium normal adalah masa yang dimulainya setelah
partus atau persalinan normal selesai dan berakhir selama kira-kira 6-8 minggu,
akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti semula dalam waktu 3
bulan.
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca,dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang pemeriksaan fisik
pada ibu. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya.
Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan
agar dapat terciptanya makalah yang baik sehingga dapat memberi pengetahuan
yang benar kepada pembaca.
25
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 1998, Asuhan Keperawatan Ibu Hamil (Antematal),
Modul Diklat Jarak Jauh, Jakarta.
26