Saya menyadari bahwa Askeb ini masih juh dari kta sempurna,
maka saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan. Dan saya berharap semoga Askeb ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR..............................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................3
B. Tujuan.......................................................................................3
C. Manfaat.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan..........................................................5
B. Tanda-Tanda Kehamilan...........................................................7
C. Hormon-Hormon Kehamilan....................................................9
D. Perubahan Pada Ibu hamil.........................................................10
E. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan......................................12
F. Tanda – Tanda Bahaya Ibu Hamil............................................13
G. Faktor –faktor Ibu Dalam Melakukan Pemeriksaan ................13
H. Konsep Dasar Dokumentasi Varney.........................................16
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................25
B. Saran..........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...............................................................28
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah. Kehamilan
merupakan suatu pengalaman yang sangat bermakna bagi seorang
perempuan. Kehamilan terjadi ketika sel sperma dari pria bertemu dengan
sel telur dari wanita. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, yang lama kehamilannya selama 280 hari atau 40 minggu atau 9
bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2009).
Sangat sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi
masalah atau tidak, dan sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi
apakah ibu hamil akan bermasalah atau tidak selama kehamilannya. Oleh
karena itu asuhan pemeriksaan kehamilan/antenatal care (ANC) yang
dilakukan secara teratur dan rutin merupakan cara yang paling tepat dan
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal care (Saifuddin,
2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis pada
Ny. D usia 27 tahun G2P1A1 UK 35 minggu menggunakan manajemen
kebidanan varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada
pada Ny. D usia 27 tahun G2P1A1 UK 35 minggu.
b. Mahasiswa mampu melakukan interprestasi data dari pengkajian yang telah
dilakukan meliputi diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan pada Ny. D
usia 27 tahun G2P1A1 UK 35 minggu.
3
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnose potensial pada pada Ny. D usia
27 tahun G2P1A1 UK 35 minggu.
d. Mahasiswa mampu melakukan antisipasi dan tindakan segera pada Ny. D
usia 27 tahun G2P1A1 UK 35 minggu.
e. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan kebidanan menyeluruh pada Ny.
D usia 27 tahun G2P1A1 UK 35 minggu.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. D usia 27
tahun G2P1A1 UK 35 minggu.
g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan pada
Ny. D usia 27 tahun G2P1A1 UK 35 minggu.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil fisiologis, serta dapat menerapkan teori dan
praktik kebidanan pada ibu hamil fisiologis.
2. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan pada ibu hamil fisiologis
3. Bagi Ibu Hamil
Dapat memberikan informasi kepada ibu tentang kehamilannya dan
masalah- masalah yang mungkin terjadi
4. Bagi lahan
Meningkatkan mutu dan pelayanan kebidanan pada ibu hamil fisiologis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tanda-tanda kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Marjati, 2011).
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsep dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf
dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat
diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan
digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan.
Tetapi, amenorrhea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,
tumor pituitary, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasanya
gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
5
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada
pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih
fisiologis, tetapi bila terlampausering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulanan
pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya kehamilan.
4) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal
ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya
akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolism (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas
metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesterone menstimulasi perkembangan system alveolar
payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan
pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua
bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran
kolostrum.
7) Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh
dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan
pertama akibat desakan uterus kekandung kemih. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini akan berkurang, karena uterus yang membesar keluar
6
dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin
mulai masuk kerongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
8) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
9) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
a) Sekitar pipi : Chloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi,
hidung, pipi, dan leher)
b) Sekitar leher tampak lebih hitam
c) Dinding perut : Strie lividae/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), strie nigra, linea alba menjadi lebih
hitam (linea grisae/nigra).
d) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mammae sehingga terbentuk
areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang
merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat,
dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri
menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat strie akibat pembesaran bagian
tersebut.
10) Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan pertama.
11) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh
darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi
disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis,serta payudara. Penampakan
pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.
b. Tanda Kemungkinan (Probabiility Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada
wanita hamil. Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini:
7
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
2) Tanda Hegar
Adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.
3) Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti
ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
4) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dokter dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dahulu.
6) Kontraksi Braxton hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadic, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati
daerah pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan
terus meningkat frekuensinya, lamanya dan kekuatannya sampai mendekati
persalinan.
7) Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus
ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk
janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adalah untuk mendeteksi adanya
human cjorionicgonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh
sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon direkresi pada urine ibu.
Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan
8
meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-
70 unit gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130
11
5) Cairan vagina, peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.
Cairan biasanya jernih.pada awal kehamilan biasanya agak kental dan pada
persalinan lebih cair (dr. Suririnah, 2004).
13
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwaher (2011) cakupan
yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak resti) sebagian besar melakukan
pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar (≥ 4 kali), dibandingkan
dengan yang berumur < 20 tahun atau > 35 tahun (resti).
b. Paritas Ibu
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang
dilahirkan (Ramili, 2005). Paritas anak kedua dan anak ketiga merupakan
paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Pada paritas
tinggi lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Maka
oleh sebab itu ibu-ibu yang sedang hamil anak pertama dan lebih dari anak
ketiga harus memeriksakan kehamilan sesering mungkin agar tidak tidak
beresiko terhadap kematian maternal. Pada paritas rendah, ibu-ibu hamil
belum begitu mengerti tentang kehamilan dan pentingnya pemeriksaan
kehamilan (Saifuddin, 2007).
Penelitian Juwaher (2009), menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
Paritas Rendah ≤ 2 sebagian besar melakukan pemeriksaan kehamilan
dibandingkan ibu yang memiliki paritas tinggi > 2. Hal ini dikarenakan ibu
paritas rendah kehamilannya ini merupakan sesuatu yang sangat
diharapkannya. Sehingga mereka sangat menjaga kehamilannya tersebut
dengan sebaik-baiknya. Mereka menjaga kehamilannya tersebut dengan
cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin demi menjaga
kesehatan janinnya.
c. Pekerjaan
Seorang wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari asal hal
tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja,
ia boleh tetap masuk sampai menjelang partus. Pekerjaan jangan sampai
dipaksakan sehingga istirahat yang cukup selama kurang lebih 8 jam sehari
(Sujiyatni, 2009).
Penelitian Juwaher (2009) didapatkan bahwa ibu yang tidak bekerja
sebagian besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar (≥
4 kali) dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
d. Faktor Pendidikan
14
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk
bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang
berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena
itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.
Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan
kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan
anak dalam kandungannya (Heriati, 2008).
e. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama
kehamilan, antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-
obatan, tenaga kesehatan dan transportasi/sarana angkutan.
Keterbatasan ekonomi dapat mendorong ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan rutin karena tidak mampu untuk membayarnya (Heriati, 2008).
15
Konsep Dasar Dokumentasi Varney
1) Langkah 1 :
Tahap Pengumpulah Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap darisemua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara:
a. Anamnesis.
Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-
spiritual, serta pengetahuan klien.
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, meliputi :
a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi )
b) Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan terbaru
serta catatan sebelumnya ).
2) Langkah 2 :
Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
a) Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
b) Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
c) Memiliki cirri khas kebidanan.
d) Didukung oleh clinical judgementdalam praktek kebidanan.
e) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
3) Langkah 3
16
Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan
mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.Kaji ulang
apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.
4) Langkah 4 :
Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam
persalinan
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.
5) Langkah 5 :
Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
17
penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan Semua keputusan yang dikembangkan
dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan
asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
6) Langkah 6 :
Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya
sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.
7) Langkah 7 :
Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini
merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak
efektif serta melakukan penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut
18
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta
berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut
berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung
pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini
dievaluasi dalam tulisan saja.
19
paru-paru, asma, diabetes mellitus, riwayat penyakit/ trauma tulang
punggung.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai
riwayat penyakit keturunan meliputi penyakit hipertensi, jantung, asma,
diabetes mellitus, dan riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat haid
Riwayat haid perlu dikaji untuk mengetahui apakah kehamilannya aterm
atau tidak melalui perhitungan HPHT.
21
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau
tidak.
b. Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak,
dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak.
c. Hidung
Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.
d. Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak.Dan ada caries
dentis atau tidak.
e. Telinga
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi telinga seperti
OMA atau OMP.
f. Leher
Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak
g. Ketiak
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
h. Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat
respirasi atau tidak.
i. Mammae
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau
tidak.
j. Abdomen
Diperiksa untuk mengetahui kepala janin dapat diraba diatas rongga pelvik
atau tidak, kontraksi uterus sering dan kuat atau tidak, uterus dapat
mengalami kontraksi tertarik dan bermolase ketat disekeliling janin atau
tidak serta ada cincin bandle (bandl’s ring) dapat terlihat atau tidak.
k. Pinggang
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak.
l. Genitalia
Dikaji apakah ada oedem vulva atau tidak, vagina panas dan kering atau
tidak, periksa adanya pembukaan pada servik dan berapa penipisan
(effecement pada serviks).
22
m. Punggung
Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak.
n. Anus
Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak.
o. Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan
atau tidak.
3. Pemeriksaan Obstetri
a. Pemeriksaan palpasi
Dilakukan untuk mengetahui letak janin
b. Denyut jantung janin
Diperiksa untuk memantau janin selalu dalam keadaan normal dengan ddj
normal 120-160x/menit, jika lebih dari 160 disebut fetal distres dan
waspadai terjadinya fetal death.
4. Pemeriksaan panggul
Untuk mengetahui gambaran secara garis besar bentuk dan
ukuran panggul, penilaian ukuran panggul normal meliputi distansia
spinarum 23-26 cm, distansia cristarum 26-29 cm, conjungtiva externa 18-
20 cm, ukuran lingkar panggul 80-90 cm sehingga dapat ditentukan ukuran
panggul pasien trmasuk ukuran normal atau sempit , ukuran panggul ini
dapat mempengaruhi persalinan normal melalui pervaginam atau tidak.
a. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalah
Interpretasi dibentukdari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan.
a) Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang berkaitan dengan
gravida , para, abortus , umur ibu, umur ibu, umur kehamilan keadaan janin,
dan perjalanan persalinan.
Dasar dari diagnosa tersebut :
1) Pernyataan pasien mengenai jumlah kehamilan
2) Pernyataan pasien mengenai jumlah persalinan
3) Pernyataan pasien mengenai pernah atau tidak mengalami abortus.
4) Pernyataan ibu mengenai umurnya
5) Pernyataan ibu mengenai HPHT
23
6) Hasil pemeriksaan :
a. Palpasi ( leopold I,II,III,IV)
b. Auskultrasi yaitu DJJ
c. Pemeriksaan dalam yang dinyatakan dengan hasil V
7) Identifikasi masalah Potensial
Tidak ada
8) Antisipasi Masalah
Tidak ada
5. Perencanaan /Intervensi
Merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang
didukung dengan pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk mengambil
keputusan sesuai langkah selanjutnya.Perencanaan berkaitan dengan
diagnose kebidanan, masasal dan kebutuhan.
a. Berkaitan dengan diagnose kebidanan
a) Pemberian informasi tentang persalinan yang normal
b) Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan pelaksanaan
persalinannormal yang aman.
c) Melakukan pengawasan yang meliputi KU, tensi, nadi, suhu, RR, DJJ.
d) Penatalaksanaan kehamilan
b. Berkaitan dengan masalah
Pemberian informasi mengenai maslah dalam atau selama kehamilan
berlangsung.
6. Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan,
masalah pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut
hendaknya dibuat secara sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan
dengan baik.
a. Melakukan pengawasan
b. melakukan penatalaksanan kehamilan dengan baik sehingga diharapkan
dengan penatalaksanaan yang baik diagnose potensial tidak muncul.
c. Untuk pelaksanaan tindakan pada masalah kecemasan terhadap proses
kehamilan yang akan dialami oleh ibu maka dilaksanakan dengan
memberikan informasi secara singkat tentang keadaan yang dialami ibu dan
tindakan yang akan dilakukan berkenaan dengan masalah yang ada, selain
24
itu juga perlu diberikan informasi mengenai hal- hal yang perlu dilakukan
rasa cemasnya dalam menghadapi kehamilannya.
7. Evaluasi
Penularan dari semua tindakan yang telah dilakukan, apakah
implementasi sesuai dengan perencanaan dan harapan dari asuhan kebidana
yang diberikan.
a. Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1. Ibu dalam keadaan baik.
2. Berkaitan dengan masalah
1) Ibu merasa tenang dan tidak cemas lagi.
2) Ibu mengetahui gambaran selama kehamilannya
3) Ibu mengetahui apa yang akan dilakukan pada saat proses kehamilan
berlangsung.
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan fisiologis pada Ny. Y usia 27 tahun
G3P1A1 UK 30 minggu. DiPMB Eny kusrini Dagangan Kota Madiun,
dapat diambil kesimpuln sebagai berikut,
1. Dalam pengkajian data subyektif yang diperoleh dari data anamnesa,
yaitu ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu
mengatakan terasa sesak diperut bagian atas. Sedangkan data obyektif
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yaitu, keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, TD = 120/80 mmHg, N = 82x/menit, S =
37,℃, R = 24x/menit, BB = 47kg, dan hasil pemeriksaan fisik normal,
abdomen : Tfu ½ pusat-px , Tfu Mc.Donald = 29cm, DJJ = +
139x/menit.
2. Pada interprestasi data, diagnose kebidanan yang ditegakkan adalah
pada Ny. Y usia 27 tahun G3P1A1 UK 30 minggu fisiologis. ada
masalah dan ada kebutuhan
3. Pada khasus ini terdapat diagnose potensial
26
4. Pada khasus ini terdapat antisipasi tindakan segera yang harus
dilakukan
5. Rencana asuhan yang diberikan pada khasus ini, yaitu memberitahu
tentang hasil pemeriksaan, jelaskan paa ibu tentang tanda bahaya
kehamilan, jelakan pada ibu bahwa kehamilannya sungsang, jelaskan
pada ibu tentang nutrisi, anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi
vitamin yang diberikan, anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1minggu
lagi.
6. Penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat
7. Hasil evaluasi yang didapat, yaitu ibu mangerti tentang hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan, ibu bersedia untuk mengkonsumsi rutin
vitamin yang diberikan, dan bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang.
B. Saran
1.Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan
kehamilan Patologis.
2.STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Diharapkan dapat menjadi tambahan sumber kepustakaan dan
perbandingan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil Patologis
3.Ibu Hamil
Dihrapkan dapat memberi informasi kepada ibu tentang kehamilan dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi.
4.Bagi Lahan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu dan pelayanan kebidanan pada
hamil Patologis.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Maulana, Mirza. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta: Kata
Hati.
Sih Rini Handayani dan Triwik Sri Mulyati. Cetakan pertama (2017),
Bab IV Hal 165 -171.Dokumentasi Kebidanan.Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. ,
29