PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan alamiah, proses
kehamilan adalah merupakan suatu mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi,
adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan hormon
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi (Marbun, 2018).
Kehamilan merupakan suatu hal yang normal yang akan dialami oleh
seorang ibu yang sudah menikah, kehamilan juga merupakan suatu fase yang
membahagiakan bagi ibu dan pasangannya. Namu kehamilan juga merupakan
suatu kondisi dimana ibu akan rentan mengalami stres, hal ini diakibatkan
oleh terjadinya perubahan fisiologis tubuh dan fungsi metabolisme dari si ibu.
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan yang terjadi selama
kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi
sebagian besar ibu hamil (Marbun, 2018).
Secara umum telah diterima bahwa kehamilan membawa resiko bagi ibu.
Sekitar 15% dari seluruh ibu hamil kehamilannya akan bertumbuh dan
berkembang menjadi komplikasi yang mengancam jiwa ibu, hal tersebut
terjadi dikarenakan ibu tidak memahami perubahan yang terjadi pada
tubuhnya selama masa kehamilannya (Marbun, 2018).
Berdasarkan data kondisi data derajat kesehatan di indonesia tahun 2012,
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. 4 angka
ini masih cukup tinggi. Menurut dinas kesehatan kota pekanbaru pada tahun
2012 terdapat 1284 primigravida. Dimana kunjungan tertinggi terdapat
diwilayah kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru, yaitu sebanyak 216 (Marbun,
2018).
Berdasarkan estimasi bahwa AKI di sumut tahun 2008 adalah 260/100.000
kelahiran hidup. Bila kita lihat angka nasional, hasil SDKI terakhir
menyebutkan AKI sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun
dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup. Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, mengestimasi AKB tahun 2010
sebesar 24,5 per 1000 kelahiran hidup. Bila dilihat kabupaten/kota, AKB
terendah di karo sebesar 11,50/1000 kelahiran hidup, diikuti pematang siantar
sebesar 13,70/1000 kelahiran hidup dan Medan sebesar 13,80/1000 kelahiran
(5) Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk payudara, pigmentasi kulit, serta
pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut
tampak jelek dan tidak percaya diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini
sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasihat dan saran
khususnya dari bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang
terjadi selama kehamilan sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang
dialaminya (Marbun, 2018).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan ibu bersalin merupakan
masalah terbesar di Negara Berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya
factor utama mortalitas wanita. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia 228
per 100.000 kelahiran hidup pada survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007 atau setiap 2 orang ibu bersalin meninggal setiap jamnya.
Sedangkan target nasional di harapkan pada tahun 2015 adalah angka
kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Marbun, 2018).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi
dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan
yang terjadi selama kehamilannya umumnya menimbulkan ketidaknyamanan
dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran
tubuh, bentuk payudara, pigmebtasi kulit, serta pembesaran abdomen secara
keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut tampak jelek dan tidak percaya
diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu
hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari bidan dan dokter yang
dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan sehingga ibu
tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Marbun, 2018).
Kehamilan dibagi menjadi III trisemester, selama kehamilan ibu hamil
dianjurkan melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui
masalah kesehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat
fisiologis atau masalah tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam
kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lain
hiperemesis gravidarum, perdarahan, anemia, eklampsia, nyeri perut yang
hebat (Marbun, 2018).
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan Laporan pendahuluan Ibu Hamil Fisiologis adalah
agar Mahasiswa Profesi Ners dapat memahami terkait Laporan pendahuluan
pada Ibu hamil fisiologis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Kehamilan didefisinikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,
bila dihitung saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional, kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
15 minggu, dan trimester ketiga 13 minggu (Manuaba, 2020).
Kehamilan adalah proses pertumbuhan janin dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan adalah suatu proses alami
dan fisiologis yang terjadi pada wanita yang di dahului oleh suatu
peristiwa fertilisasi yang membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin
yang mengalami proses perkembangan di dalam uterus sampai proses
perkembangan di dalam uterus sampai proses persalinan (Yolanda,
2018).
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan oleh dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik dari ibu hamil (Sulistiawati, 2019).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan)
dan berakhir dengan proses persalinan.
2. Etiologi Fisiologis Kehamilan
Kehamilan akan terjadi jika terdapat 4 aspek sebagai berikut:
a. Ovum (sel telur)
Suatu sel dengan diameter kurang lebih 0,1 mm yang terdiri dari
nucleus yang terapug- apung dalam vitelus dilingkari zona pelusida
atau korona radiata.
b. Spermatogoza
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan
kepala dan bagian ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak dengan cepat.
c. Konsepsi
Suatu penyatuan antara sperma dan ovum di tuba falopi, hanya satu
sperma yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus
ovum.
d. Nidasi
f. Sering kencing
g. Konstipasi
h. Pigmentasi Kulit
i. Epulis
j. Varises
a. Uterus Membesar
b. Tanda Hegar
d. Tanda Piscaseck
f. Goodell Sign
Tanda dan gejala kehamilan pada fase ini adalah sebagai berikut
yaitu:
4. Patofisiologi
a. Leopold I
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian
apa yang teraba pada fundus, dengan cara pemeriksaan berdiri sebelah
kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokan
pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk
menggelilingi bagian atas fundus,lalu tentukan apa yang ada dalam
fundus.(gambar). Bila kepala sifatnya keras, bulat dan melenting.
Sedangkan bokong akan lunak,lembek,dan tidak melenting.
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung janin dan
bagian terkecil pada janin. Caranya,letakan kedua tangan pada sisi
uterus, dan tentukan bagian terkecil janin.
c. Leopold III
Leopold III digunakan unuk menentukan bagian bawah dan apakah
bagian bawah janin sudah masuk ke pintu atas panggul atau belum.
Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan
secara lembut dan masuk ke dalam abdomen ibu di atas simpisis pubis.
Kemudian peganglah bagian presentasi janin dan bagian apakah yang
menjadi presentasi tersebut.
d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga
panggul. Caranya, letakan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan
ke dalam dan gerakan jari-jari ke arah rongga panggul , dimanakah
tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan
ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold
lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar,kira-kira bulan VI ke
atas.
12. Perhitungan Tafsiran Partus
1) Rumus Naegele
Nama rumus ini berasal dari nama penemunya, Franz Karl
Naegele, dokter kandungan di Jerman yang hidup di abad 19. Hari
Perkiraan Lahiran (HPL) dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT). Digunakan pada wanita dengan siklus menstrusi 28
hari. Tabel 1 : Rumus Naegele
Rumus 1 Rumus 2
Tahun Tetap Ditambah 1
Bulan Ditambah 9 Dikurang 3
Hari Ditambah 7 Ditambah 7
Catatan :
TBJ (Taksiran Berat Janin Dalam Gram) = (TFU - 12) X 155 Gram
2) Rumus Johnson
TBJ (Taksiran Berat Janin Dalam Gram) = (TFU (dalam Cm) - n) x 155
Keterangan :
System Urinarius
Sytem Reproduksi
2. Gangguan rasa Setelah dilakukan intervensi Perawatan kenyamanan 1. Untuk dapat mengetahui gejala
nyaman keperawatan selama 8 jam maka Observasi : yang menyenangkan
status kenyamanan meningkat 1. Identifikasi gejala yang tidak 2. Untuk memahami kondisi dan
Dengan Kriteria Hasil: menyenangkan situasi serta perasaan
1. Kesejahteraan fisik 2. Identifikasi pemahaman 3. Untuk menyelesaikan masalah
meningkat. tentang kondisi, situasi, dan emosional dan spiritual
2. Kesejahteraan psikologis perasaan 4. Untuk mendapatkan posisi
meningkat. 3. Identifikasi masalah emosional nyaman dan lingkungan yang
3. Dukungan social dari dan spiritual nyaman
keluarga meningkat. Terapeutik : 5. Untuk mendapatkan dukungan
4. Perawatan sesuai kebutuhan. 1. Berikan posisi yang nyaman 6. Untuk dapat memilihterapi yang
5. Keluhan tidak nyaman dan Ciptakan lingkungan yang tepat
menurun nyaman 7. Untuk pasien dapat rileks
2. Berikan pemijatan
3. Dukung keluarga dan
pengasuh terlibat dalam
terapi/pengobatan
Edukasi :
1. Jelaskan mengenai kondisi dan
pilihan terapi/pengobatan.
2. Ajarkan terapi relaksasi.
3. Ajarkan latihan pernapasan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgesic.
3. Nausea Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nausea 1. Untuk mengetahui pengalaman
keperawatan selama 8 jam maka Observasi mual
tingkat nausea menurun Dengan 1. Identifikasi pengalaman mual 2. Untuk menungkatkan kualitas
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi mual terhadap hidup
1. Nafsu makan meningkat. kualitas hidup (missal nafsu 3. Untuk mengurangi faktro
2. Keluhan mual menurun. makan, aktifitas, tanggung penyebab mual
3. Perasaan ingin muntah jawab peran, dan tidur) 4. Untuk mengedalikan dan
menurun. 3. Identifikasi faktor penyebab meredakan mual
mual (misalnya pengobatan 5. Untuk nutrisi tercukupi
dan prosedur). 6. Untuk kebutuhan istrahat dan
4. Monitor mual ( misalnya tidur tercukupi
frekuensi, durasi dan tingkat
keparahan).
5. Monitor asupan dan kalori.
Terapeutik :
1. Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (misalnya bau
tak sedap, suara, dan
rangsangan visual yang yang
tidak menyenangkan).
2. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
(misalnya kecemasan,
ketakutan, kelelahan).
3. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup.
4. Anjurkan sering membersihkan
mulut, kecuali jika merangsang
mual.
5. Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak.
6. Anjurkan menggunakan
nonfarmakologi mengatasi
mual(misalnya biofeedback,
hypnosis, relaksasi, terapi
music, akupresur)
4. Pathway
Armini, N. K. A., Ynitasari, E., Triharini, M., Kusumaningrum, T., Pradanie, R.,
& Nastiti, A. A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. In Fakultas
Keperawatam Universitas Airlangga (Vol. 1). Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Lombogia, M. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Konsep, Teori, dan
Modul Praktikum. In Jakarta: Media Group (Edisi Pert). Indomedia.
Marbun, M. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil (Primigravida)
Terhadap Perubahan Fisiologis Pada Masa Kehamilan di Klinik Bersalin T.
Napitu di Kota Pematangsiantar 2018. 8(November), 17–22.
https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.33846/2trik8hkn03
Pitrawati. (2018). Asuhan keperawatan pada Ny. A dengan kehamilan trimester ke
II. Padang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.