Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan alamiah, proses
kehamilan adalah merupakan suatu mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi,
adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan hormon
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi (Marbun, 2018).
Kehamilan merupakan suatu hal yang normal yang akan dialami oleh
seorang ibu yang sudah menikah, kehamilan juga merupakan suatu fase yang
membahagiakan bagi ibu dan pasangannya. Namu kehamilan juga merupakan
suatu kondisi dimana ibu akan rentan mengalami stres, hal ini diakibatkan
oleh terjadinya perubahan fisiologis tubuh dan fungsi metabolisme dari si ibu.
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan yang terjadi selama
kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi
sebagian besar ibu hamil (Marbun, 2018).
Secara umum telah diterima bahwa kehamilan membawa resiko bagi ibu.
Sekitar 15% dari seluruh ibu hamil kehamilannya akan bertumbuh dan
berkembang menjadi komplikasi yang mengancam jiwa ibu, hal tersebut
terjadi dikarenakan ibu tidak memahami perubahan yang terjadi pada
tubuhnya selama masa kehamilannya (Marbun, 2018).
Berdasarkan data kondisi data derajat kesehatan di indonesia tahun 2012,
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. 4 angka
ini masih cukup tinggi. Menurut dinas kesehatan kota pekanbaru pada tahun
2012 terdapat 1284 primigravida. Dimana kunjungan tertinggi terdapat
diwilayah kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru, yaitu sebanyak 216 (Marbun,
2018).
Berdasarkan estimasi bahwa AKI di sumut tahun 2008 adalah 260/100.000
kelahiran hidup. Bila kita lihat angka nasional, hasil SDKI terakhir
menyebutkan AKI sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun
dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup. Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, mengestimasi AKB tahun 2010
sebesar 24,5 per 1000 kelahiran hidup. Bila dilihat kabupaten/kota, AKB
terendah di karo sebesar 11,50/1000 kelahiran hidup, diikuti pematang siantar
sebesar 13,70/1000 kelahiran hidup dan Medan sebesar 13,80/1000 kelahiran
(5) Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk payudara, pigmentasi kulit, serta
pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut
tampak jelek dan tidak percaya diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini
sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasihat dan saran
khususnya dari bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang
terjadi selama kehamilan sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang
dialaminya (Marbun, 2018).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan ibu bersalin merupakan
masalah terbesar di Negara Berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya
factor utama mortalitas wanita. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia 228
per 100.000 kelahiran hidup pada survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007 atau setiap 2 orang ibu bersalin meninggal setiap jamnya.
Sedangkan target nasional di harapkan pada tahun 2015 adalah angka
kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Marbun, 2018).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi
dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan
yang terjadi selama kehamilannya umumnya menimbulkan ketidaknyamanan
dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran
tubuh, bentuk payudara, pigmebtasi kulit, serta pembesaran abdomen secara
keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut tampak jelek dan tidak percaya
diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu
hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari bidan dan dokter yang
dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan sehingga ibu
tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Marbun, 2018).
Kehamilan dibagi menjadi III trisemester, selama kehamilan ibu hamil
dianjurkan melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui
masalah kesehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat
fisiologis atau masalah tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam
kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lain
hiperemesis gravidarum, perdarahan, anemia, eklampsia, nyeri perut yang
hebat (Marbun, 2018).
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan Laporan pendahuluan Ibu Hamil Fisiologis adalah
agar Mahasiswa Profesi Ners dapat memahami terkait Laporan pendahuluan
pada Ibu hamil fisiologis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Kehamilan didefisinikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,
bila dihitung saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional, kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
15 minggu, dan trimester ketiga 13 minggu (Manuaba, 2020).
Kehamilan adalah proses pertumbuhan janin dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan adalah suatu proses alami
dan fisiologis yang terjadi pada wanita yang di dahului oleh suatu
peristiwa fertilisasi yang membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin
yang mengalami proses perkembangan di dalam uterus sampai proses
perkembangan di dalam uterus sampai proses persalinan (Yolanda,
2018).
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan oleh dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik dari ibu hamil (Sulistiawati, 2019).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan)
dan berakhir dengan proses persalinan.
2. Etiologi Fisiologis Kehamilan
Kehamilan akan terjadi jika terdapat 4 aspek sebagai berikut:
a. Ovum (sel telur)
Suatu sel dengan diameter kurang lebih 0,1 mm yang terdiri dari
nucleus yang terapug- apung dalam vitelus dilingkari zona pelusida
atau korona radiata.
b. Spermatogoza
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan
kepala dan bagian ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak dengan cepat.

c. Konsepsi

Suatu penyatuan antara sperma dan ovum di tuba falopi, hanya satu
sperma yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus
ovum.
d. Nidasi

Masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium


lamanya kehamilan dimulai dari konsepsi sampai partus adalah
kira- kira 280 hari (40 minggu) dan lebih dari 300 (42 minggu).
Kehamilan 37-42 minggu disebut aterm, bila lebih dari 42 minggu
disebut dengan postmatur,sedangkan kehamilan 28-36 minggu (
prematur).
3. Manifiestasi Klinis Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan menurut saifydudin (2017) ada tiga
macam yaitu sebagai berikut :
1) Tanda Dugaan Hamil

a. Amenorhoe (tidak dapat haid)

Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe


menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting
diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat
ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan
dengan memakai rumus dari Naegele.

b. Nausea (mual) dan emesis (muntah)

Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan


sampai akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh
muntah. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu.
Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas
tertentu keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau
sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut
dengan hiperemesis gravidarum.

c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)


Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.

d. Mamae menjadi tegang dan membesar

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada


payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudarabersama somatomamotropin,
hormonhormon ini mennimbulkan perasaan tegang dan nyeri
selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu,
serta pengeluaran kolostrum.

e. Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu


makan akan timbul lagi

f. Sering kencing

Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama


kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan
gejala bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga
panggul dan menekan kembali kandung kencing.

g. Konstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus


(tonus otot menurun), sehingga kesulitan untuk BAB.

h. Pigmentasi Kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung


dan dahi, kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum (topeng
kehamilan). Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena
didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher
menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena
pengaruh hormon kortikostiroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit.

i. Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada


triwulan pertama

j. Varises

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran


pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi disekitar genitalia ekterna, kaki dan betis,
serta payudara. Penampakan pembuluh darah dapat hilang
setelah persalinan.

2) Tanda Kemungkinan Hamil

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis


yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan
fisik. Yang termasuk tanda kemungkinan hamil yaitu :

a. Uterus Membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada


pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya.

b. Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,


terutama daerah isthimus. Pada minggu-minggu pertama ismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang
dan lebih lumak. Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis,
maka ismus tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali
terpisah dari uterus
c. Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan


mukosavagina termasuk juga porsio dan serviks.

d. Tanda Piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi


karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.

e. Tanda Braxton Hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat


meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
bermitrik, sporadis, tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan apdominal
pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan tetap meningkat
frekuensinya, lamanya dan kekuatannya sampai mendekati
persalinan.

f. Goodell Sign

Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti


kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi
lunak pada perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun.

3)Tanda Pasti Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan pada fase ini adalah sebagai berikut
yaitu:

a. Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu ke 17-


18. Orang gemuk, lebih lambat. Stetoskope ultrasonic (Doppler),
DJJ dapat didengar lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12.
Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi
bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan
nadi ibu.

b. Gerakan Janin Dalam Rahim


Gerakan janin bermula pada usia kehamilan mencapai 12
minggu tetapi baru dapat dirasakan ibu pada usia kehamilan 16-
20 minggu karena di usia kehamilan tersebut, ibu hamil dapat
merasakan gerakan halus hingga tendangan kaki bayi. Bagian-
bagian tubuh bayi juga dapat dipalpasi dengan mudah mulai usia
kehamilan 20 minggu. Fenomena bandul atau pantulan balik
yang disebut dengan ballotement juga merupakan tanda adanya
janin di dalam uterus.

4. Patofisiologi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari


indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae)
dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen
tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel
telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh
tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum
(Saifudin 2017).
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah
salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas). Ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
(Saifudin 2017).
5. Pemeriksaan Antenetal Care (ANC)
Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal
pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang
mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan
pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu
tes untuk mendeteksi keberadaan HCG. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi
dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak
periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada
kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai
laboratorium dan kadangkadang dapat dideteksi dalam urine 14 hari
setelah konsepsi (Yolanda, 2018).
6. Jadwal Kunjungan ANC
Standar frekuensi kunjungan Antenatal Care berdasarkan
rekomendasi WHO pada tahun 2016 adalah 8 kali kunjungan. Sebagai
upaya menurunkan angka kematian perinatal dan kualitas perawatan
pada ibu. 8 kali kunjungan antenatal care ditetapkan berdasarkan riset
yang meliputi sebagai berikut :
a. Kontak pertama dengan petugas kesehatan pada umur kehamilan
± 12 minggu.
b. Kontak kedua pada umur kehamilan ± 20 minggu.

c. Kontak ketiga pada umur kehamilan ± 26 minggu.

d. Kontak ke empat umur kehamilan ± 30 minggu.

e. Kontak ke lima umur kehamilan ± 34 minggu.

f. Kontak ke enam umur kehamilan ± 36 minggu.

g. Kontak ke tujuh umur kehamilan ± 38 minggu.

h. Kontak ke delapan pada umur kehamilan 40 minggu.

Menurut Manuaba (2019)., berdasarkan standar pemeriksaan


kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat
haid.
b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.

c. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.

d. Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan


bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:

a. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada


tidaknya kehamilan.
b. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan
persalianan.
7. Standar Pelayanan ANC Pada Ibu Hamil Fisiologis
Ante Natal Care adalah pemeriksaan kehamilan sebagai pengawasan
sebelum persalinan terutama di tujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam Rahim (Firdawati, 2019).
Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang muncul saat kehamilan,
semua ibu hamil wajib melakukan Pemeriksaan ANC yang adekuat di
fasilitas kesehatan. ANC adalah pemeriksaan kehamilan secara rutin yang
bertujuan untuk memeriksa kondisi ibu dan janin. Mengawal agar
kehamilan dapat berjalan normal dan mempersiapkan persalinan.
Pemeriksaan ANC di lakukan sebanyak 4 kali pemeriksaan kehamilan
yaitu :
a. Trimester Pertama, (< 14 minggu) 1 kali pemeriksaan.
b. Trimester Ke dua, (14-28 minggu) 1 kali pemeriksaan.
c. Trimester Tiga, (28-36 minggu) 2 kali pemeriksaan.

Standar Pelayanan ANC yang berkualitas pada ibu hamil menurut


Firdawati (2019) adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan, termasuk gizi, agar


kehamilan berlangsung sehat.
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit, dan penyulit atau
komplikasi kehamilan.
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan amat.
d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit atau komplikasi.
e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan.
f. Melibatkan ibu dan keluarga terutama suami (suami siaga) dalam
menjaga kesehatan dan ibu hamil, menyiapkan persalinan da
kesiagaan bila terjadi penyulit atau komplikasi.

Menurut Sari Priyanti (2020), bahwa dalam penerapan praktek


sering dipakai standart minimal perawatan Antenatal Care yang disebut
14 T. Empat belas T yang di maksud adalah sebagai berikut :

a. Timbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan.


b. Ukur Tekanan Darah.
c. Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA).
d. Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ).
e. Ukur Tinggi Fundus Uteri.
f. Pemberian Imunisasi TT (Tetanus Toksoid) Lengkap.
g. Pemberian Tablet Zat Zesi (Fe) Minimum 90 Tablet Selama Hamil.
h. Tes terhadap penyakit seksual menular.
i. Tes Glukosa.
j. Tes Hb dan Golongan Darah.
k. Tes Protein Urine.
l. Tentukan Presentasi Janin.
m. Pemberian Obat Malaria Pemberian Obat Gondok.
n. Temu Wicara dan Konseling Dalam Rangka Rujukan
8. Pemeriksaan Penunjang ANC
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk
memberikan data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan
untuk mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi. Pemeriksaan
laboratorium yang sering dilakukan antara lain pemeriksaan golongan
darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat
proteinuri atau glukosuria).
9. Perubahan-perubahan dan adaptasi fisiologis pada masa
kehamilan
Perubahan Fisiologis pada masa kehamilan diantaranya adalah :
a. Uterus
Peningkatan ukuran uterus disebabkan oleh peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hiperplas dan hipertrofi
(pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada),
perkembangan desidua. Selain itu, pembesaran uterus pada trimester
pertama juga akibat pengaruh hormon esterogen dan progesteron yang
tinggi.
b. Payudara
Rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang secara bertahap
mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan
alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih menonjol, keras,
lebih erektil, dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih
(kolostrum). Areola menjadi lebih gelap/berpigmen terbentuk warna
merah muda. Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa
berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam kehamilan
c. Vagina dan Vulva
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama
persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan
ikat longgar, hipertrofi otot polos, dan pemanjangan vagina.
Peningkatan vaskularisasi menimbulkan warna ungu kebiruan yang
disebut tanda Chadwick, suatu tanda kemungkinan kehamilan yang
dapat muncul pada minggu keenam tapi mudah terlihat pada minggu
kedelapan kehamilan
d. Integumen
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
menimbulkan perubahan pada integumen. Terdapat bercak
hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan
dahi yang disebut cloasma gravidarum. Linea nigra yaitu garis gelap
mengikuti midline (garis tengah) abdomen. Striae gravidarum
merupakan tanda regangan yang menunjukkan pemisahan jaringan ikat
di bawah kulit
e. Pernapasan
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap
percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan
uterus dan payudara. Selama masa hamil, perubahan pada pusat
pernapasan menyebabkan penurunan ambang karbondioksida. Selain
itu, kesadaran wanita hamil akan kebutuhan napas meningkat,
sehingga beberapa wanita hamil mengeluh mengalami sesak saat
istirahat
f. Pencernaan
Pada awal kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual
dan muntah, kemudian kehamilan berlanjut terjadi penurunan asam
lambung yang melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan
kembung. Selain itu, menurunya peristaltik menyebabkan mual dan
konstipasi. Konstipasi juga disebabkan karena tekanan uterus pada
usus bagian bawah pada awal kehamilan dan kembali pada akhir
kehamilan. Meningkatnya aliran darah ke panggul dan tekanan vena
menyebabkan hemoroid pada akhir kehamilan
g. Perkemihan
Pada awal kehamilan suplai darah ke kandung kemih meningkat
dan pembesaran uterus menekan kandung kemih, sehingga
meningkatkan frekuensi berkemih. Hal ini juga terjadi pada akhir
kehamilan karena janin turun lebih rendah ke pelvis sehingga lebih
menekan lagi kandung kemih
h. Volume darah
Volume darah makin meningkat di mana jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu dan
kadar Hb turun
i. Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi penambahan sel darah merah
tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis
j. Metabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, di mana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI.
10. Tanda-tanda kehamilan
Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan disebut
tanda kehamilan. Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu
(Armini et al., 2016):
a. Tanda Dugaan Hamil
Amenore (terlambat datang bulan); mual dan muntah: pengaruh
esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebih; ngidam; sinkope atau pingsan: terjadi gangguan sirkulasi ke
daerah kepala; payudara tegang; sering miksi; obstipasi; epulis;
pigmentasi kulit; varises atau penampakan pembuluh darah.
b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
1) Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilan
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai:
a) Tanda Hegar: melunaknya segmen bawah uterus.
b) Tanda Chadwicks: warna selaput lendir vulva dan vagina
menjadi ungu.
c) Tanda Piscaseck: uterus membesar ke salah satu arah sehingga
menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut.
d) Kontraksi Broxton Hicks: bila uterus dirangsang mudah
berkontraksi.
e) Tanda Ballotement: terjadi pantulan saat uterus diketuk dengan
jari.
3) Perut membesar.
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
c. Tanda Pasti Hamil
1) Gerakan janin dalam rahim: teraba gerakan janin, teraba bagian-
bagian janin;
2) Denyut jantung janin: didengar dengan stetoskop laenec, alat
kardiotokografi, alat doppler, USG.
11. Pemeriksaan kehamilan (leopold I-IV)
Pemeriksaan kehamilan dalam hal palpasi dilakukan dalan bentuk
pemeriksaan leopold I-IV (Lombogia, 2017).

a. Leopold I
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian
apa yang teraba pada fundus, dengan cara pemeriksaan berdiri sebelah
kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokan
pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk
menggelilingi bagian atas fundus,lalu tentukan apa yang ada dalam
fundus.(gambar). Bila kepala sifatnya keras, bulat dan melenting.
Sedangkan bokong akan lunak,lembek,dan tidak melenting.
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung janin dan
bagian terkecil pada janin. Caranya,letakan kedua tangan pada sisi
uterus, dan tentukan bagian terkecil janin.
c. Leopold III
Leopold III digunakan unuk menentukan bagian bawah dan apakah
bagian bawah janin sudah masuk ke pintu atas panggul atau belum.
Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan
secara lembut dan masuk ke dalam abdomen ibu di atas simpisis pubis.
Kemudian peganglah bagian presentasi janin dan bagian apakah yang
menjadi presentasi tersebut.
d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga
panggul. Caranya, letakan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan
ke dalam dan gerakan jari-jari ke arah rongga panggul , dimanakah
tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan
ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold
lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar,kira-kira bulan VI ke
atas.
12. Perhitungan Tafsiran Partus
1) Rumus Naegele
Nama rumus ini berasal dari nama penemunya, Franz Karl
Naegele, dokter kandungan di Jerman yang hidup di abad 19. Hari
Perkiraan Lahiran (HPL) dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT). Digunakan pada wanita dengan siklus menstrusi 28
hari. Tabel 1 : Rumus Naegele
Rumus 1 Rumus 2
Tahun Tetap Ditambah 1
Bulan Ditambah 9 Dikurang 3
Hari Ditambah 7 Ditambah 7
Catatan :

- Rumus pertama digunakan jika HPHT ada di bulan Januari


sampai Maret.
- Rumus kedua digunakan jika HPHT ada di bulan April sampai
Desember.
2) Rumus Parikh
Rumus yang digunakan untuk menghitung HPL pada wanita
dengan siklus menstruasi kurang atau lebih dari 28 hari. Cara
penghitungan dilakukan dengan menghitung saat terjadinya ovulasi,
yaitu lama siklus menstruasi dikurangi 14 hari.
RUMUS PARIKH
Hari perkiraan Lahiran = HPHT + 9 Bulan + (Siklus Menstruasi – 21
Hari)

13. Perhitungan Tafsiran Berat Janin


1) Rumus McDonald

TBJ (Taksiran Berat Janin Dalam Gram) = (TFU - 12) X 155 Gram

2) Rumus Johnson

TBJ (Taksiran Berat Janin Dalam Gram) = (TFU (dalam Cm) - n) x 155

Keterangan :

n = 11 jika kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.


n = 12 jika kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul.

n diisi dengan angka-angka konstanta yang sudah ditentukan dalam


pembuatan rumus Johnson.

Perkiraan Tinggi Fundus Uteri dilakukan dengan palpasi fundus


dan membandingkan dengan patokan.

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 Minggu 1/3 diatas simpisis

16 Minggu ½ simpisis – pusat

20 Minggu 2/3 diatas simpisis

24 Minggu Setinggi pusat

28 Minggu 1/3 diatas pusat

34 Minggu ½ pusat – prosessus xifoideus

36 Minggu Setinggi prosessus xifoideus

40 Minggu 2 jari dibawah prosessus


xifoideus
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian ibu pada masa kehamilan
a. Anamnese
Identitas klien, nama umur, suku status perkawinan, alamat no.Hp,
dan pendidikan terakhir. Keluhan utama
b. Riwayat Obstetric
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah
pada kehamilan sekarang.
Riwayat obstetric meliputi hal-hal dibawah ini:
1) Gravid, partus-abortus, dan anak hidup (GPAH).
2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
3) Jenis anastesi dan kesulitan persalinan.
4) Komplikasi maternal seperti diabetes,hipertensi,
infaksi dan perdarahan.
5) Komplikasi pada bayi.
6) Rencana menyusui bayi.
c. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkapdiperlukan untuk untuk
menentukan taksiran persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan
hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP
berdasarkan rumus neagle yaitu hari ditambah 7, bulan dikurangi 3
tahun disesuaikan.
d. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu atau keduanya.riwayat kontrasepsi yang lengkap harus
didapatkan pada saat kunjungan pertam. Penggunaan kontrasepsi
oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak
diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
janin.
e. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Usia, Ras, dan latar belakang, etnik (berhubungan dengan
kelompok resiko tinggi untuk masalah genetis seperti anemia
sickle sel, talasemia).
2) Penyakit pada masa kanak- kanak dan imunisasi
3) Riwayat penyakit kronis (menahun/terus- menerus), seperti
asma dan jantung.
4) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi dan cederA (Pelvis dan
pinggang)
5) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual,
dan tuberculosis
6) Riwayat dan perawatan anemia
7) Fungsi vesika urinaria dan bowel ( fungsi dan perubahan)
8) Jumlah komsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh dan coklat.
9) Merokok ( jumlah batang per hari).
10) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat
meningkatkan resiko terinfeksi toxoplasma.
11) Alergi dan sensitive dengan obat
12) Pekerjaa yang berhubungan dengan resiko penyakit
f. Riwayat Keluarga
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetic, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alcohol akan
berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap pada ibu hamil diperlukan untuk
mendeteksi masalah fisik yang dapat mempengaruhi kehamilan
Tanda- tanda vital
1) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan,
karena posisi akan mempengaruhi tekanan darah pada ibu
hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk
dengan lengan sejajar posisi jantung.
2) Nadi
Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat
menentukan keteraturan detak jantung, nadi diperiksa untuk
menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama
kuat dan teratur.
3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16 -24
kali permenit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi
pernapasan atau penyakit jantung. Ekspansi paru simetris, dan
lapang paru bebas dari suara napas abdominal.
4) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 26,2 – 37,6 o
C.
Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan
membutuhkan perawatan medis.
System Kardiovaskuler
1) Bendungan Vena
Pemeriksaan system kardiovaskuler adalah observasi
terhadap bendungan vena, yang bias berkembang menjadi
varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada vulva, tungkai
dan rectum.
2) Edema
Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut
pitting edema.
System Muskuloskeletal
1) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data
dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama
kehamilan. Pengukuran pelviks
3) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji.
Tinggi fundus diukur jika fundus bias dipalpasi diatas simfisis
pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum
pemeriksaan dilakukan untuk menentukan keakuratannya.
Pengukuran dengan metode Mc. Donal dengan posisi ibu
berbaring.
System Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasanya. Pucat
menandakan anemis,jaundicemenandakan gangguan pada
hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta
linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat.
Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian
kapiler baik.
System endokrin
Pada trimester kedua kelennjer tyroid membesar, pembesaran
yang berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan
lebih lanjut.
System gastrointestinal
1) Mulut
Membrane mukosa berwarna merah muda dan lembut.
Bibir bebas dari ulserasi,gusi berwarna kemerahan,serta
edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan
hyperplasia.gigi terawat dengan baik.
2) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih
nyaman untuk ibu hamil.bising usus bisa berkurang karena
efek progesterone pada otot polos, sehingga menyebabkan
konstipasi.peningkatan bising usus terjadi bila menderita
diare.

System Urinarius

Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan


cara urine tengah. Urine diperiksa untuk mendeteksi tanda
infeksi saluran kemih dan zat yang ada dalam urine yang
menandakan suatu masalah.

Sytem Reproduksi

1) Ukuran payudara,kesimetrisan,,kondisi putin,dan pengeluaran


kolostrum perlu dicatat.adanya benjolan dan tidak simetris
pada payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
2) Organ reproduksi eksternal
3) Organ reproduksi internal
4) Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
chadwick.
2. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah :
a. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
b. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan
hormone progesterone
c. Nausea berhubungan dengan kehamilan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri Observasi :
keperawatan 1x8 jam diharapkan Observasi : 1) Mengetahui nyeri dan membantu
nyeri akut berkurang Kriteria 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, perencanaan tindakan
hasil: durasi, frekuensi, kualitas dan keperawatan yang tepat.
1) Klien tidak mengeluh nyeri intensitas nyeri. 2) Mengetahui skala nyeri.
2) Klien tidak menunjukkan 2) Identifikasi skala nyeri. 3) Mengetahui faktor yang
ekspresi nyeri 3) Identifikasi faktor yang mempengaruhi nyeri
3) Skala nyeri berkurang memperberat dan memperingan Terapeutik
nyeri. 1) Membantu meredakan nyeri.
Terapeutik 2) Membantu menjaga kualitas tidur
1) Berikan teknik non Edukasi :
farmakologis untuk mengurangi
1) Untuk menginformasikan kepada
rasa nyeri.
klien agar bias meminimalisir
2) Fasilitasi istirahat dan tidur.
penyebab.
Edukasi :
2) Agar klien mandiri.
1) Jelaskan penyebab, periode dan
Kolaborasi :
pemicu nyeri.
1) Membantu meredakan nyeri
2) Anjurkan memonitor nyeri
dengan farmakologis
secara mandiri
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan intervensi Perawatan kenyamanan 1. Untuk dapat mengetahui gejala
nyaman keperawatan selama 8 jam maka Observasi : yang menyenangkan
status kenyamanan meningkat 1. Identifikasi gejala yang tidak 2. Untuk memahami kondisi dan
Dengan Kriteria Hasil: menyenangkan situasi serta perasaan
1. Kesejahteraan fisik 2. Identifikasi pemahaman 3. Untuk menyelesaikan masalah
meningkat. tentang kondisi, situasi, dan emosional dan spiritual
2. Kesejahteraan psikologis perasaan 4. Untuk mendapatkan posisi
meningkat. 3. Identifikasi masalah emosional nyaman dan lingkungan yang
3. Dukungan social dari dan spiritual nyaman
keluarga meningkat. Terapeutik : 5. Untuk mendapatkan dukungan
4. Perawatan sesuai kebutuhan. 1. Berikan posisi yang nyaman 6. Untuk dapat memilihterapi yang
5. Keluhan tidak nyaman dan Ciptakan lingkungan yang tepat
menurun nyaman 7. Untuk pasien dapat rileks
2. Berikan pemijatan
3. Dukung keluarga dan
pengasuh terlibat dalam
terapi/pengobatan
Edukasi :
1. Jelaskan mengenai kondisi dan
pilihan terapi/pengobatan.
2. Ajarkan terapi relaksasi.
3. Ajarkan latihan pernapasan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgesic.
3. Nausea Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nausea 1. Untuk mengetahui pengalaman
keperawatan selama 8 jam maka Observasi mual
tingkat nausea menurun Dengan 1. Identifikasi pengalaman mual 2. Untuk menungkatkan kualitas
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi mual terhadap hidup
1. Nafsu makan meningkat. kualitas hidup (missal nafsu 3. Untuk mengurangi faktro
2. Keluhan mual menurun. makan, aktifitas, tanggung penyebab mual
3. Perasaan ingin muntah jawab peran, dan tidur) 4. Untuk mengedalikan dan
menurun. 3. Identifikasi faktor penyebab meredakan mual
mual (misalnya pengobatan 5. Untuk nutrisi tercukupi
dan prosedur). 6. Untuk kebutuhan istrahat dan
4. Monitor mual ( misalnya tidur tercukupi
frekuensi, durasi dan tingkat
keparahan).
5. Monitor asupan dan kalori.
Terapeutik :
1. Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (misalnya bau
tak sedap, suara, dan
rangsangan visual yang yang
tidak menyenangkan).
2. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
(misalnya kecemasan,
ketakutan, kelelahan).
3. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup.
4. Anjurkan sering membersihkan
mulut, kecuali jika merangsang
mual.
5. Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak.
6. Anjurkan menggunakan
nonfarmakologi mengatasi
mual(misalnya biofeedback,
hypnosis, relaksasi, terapi
music, akupresur)
4. Pathway

Ventilasi Konsepsi Morula Nidasi Blastula, trofablas, desidua

Perubahan pada ibu hamil Organogenesis embriogenesis

Perubahan fisiologis Perubahan psikologis System reproduksi

Gastrointestinal track Estrogen dan pogesteron meningkat

Hormon HCG Meningkat Hipertrofi otot uterus

Asam lambung meningkat Pembesaran uterus

Nausea Nyeri akut Gangguan rasa nyaman


DAFTAR PUSTAKA

Armini, N. K. A., Ynitasari, E., Triharini, M., Kusumaningrum, T., Pradanie, R.,
& Nastiti, A. A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. In Fakultas
Keperawatam Universitas Airlangga (Vol. 1). Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Lombogia, M. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Konsep, Teori, dan
Modul Praktikum. In Jakarta: Media Group (Edisi Pert). Indomedia.
Marbun, M. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil (Primigravida)
Terhadap Perubahan Fisiologis Pada Masa Kehamilan di Klinik Bersalin T.
Napitu di Kota Pematangsiantar 2018. 8(November), 17–22.
https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.33846/2trik8hkn03
Pitrawati. (2018). Asuhan keperawatan pada Ny. A dengan kehamilan trimester ke
II. Padang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.

Anda mungkin juga menyukai