Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kematian ibu menurut definisi World Health Organization (WHO)adalah
kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera.
Setiap hari 830 ibu meninggal per 100.000 kelahiran disebabkan karena
komplikasi kehamilan dan persalinan dan 99% dari semua kasus kematian terjadi
di negara berkembang (WHO, 2018).
Kecenderungan tingginya kasus tersebut juga terjadi di Indonesia, Survei
Demografi dan Kesehatan (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih
tinggi sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun mengalami penurunan
dari tahun 2012, yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup namun kondisi ini
belum mencapai target SDGs untuk mengurangi rasio kematian ibu melahirkan
secara global menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2017).
Menurut UU kesehatan No. 36 tahun 2009 yaitu Setiap orang berhak
memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.
Selain itu, hal ini juga sesuai dengan UU No. 44 tahun 2009 tentang hak pasien
yaitu mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir merupakan suatu keadaan
yang fiosiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan
yang dapat mengancam jiwa seperti komplikasi-komplikasi. Oleh karena itu,
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir harus ditangani oleh petugas
kesehatan yang berwewenang demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya.
Antenatal care suatu wujud yang dapat dilakukan sebagai upaya
pencegehan awal dari faktor resiko kehamilan dengan tujuan untuk mendeteksi
dini terjadinya resiko terhadap kehamilan dan persalinan seperti perdarahan, pre-
eklamsi dan infeksi dan juga untuk dapat menurunkan angka kematian ibu dan
janin ( Maharani, dkk, 2013). Kunjungan antenatal care minimal 8 kali selama
kehamilan dimulai usia kehamilan 12 minggu, 20 minggu, 26 minggu, 30 minggu,
32 minggu, 36 minggu, 38 minggu, 40 minggu ( Rekomendasi WHO). Oleh
karena itu penulis tertarik membuat laporan kasus tentang asuhan kebidanan
kehamilan pada Ny.Y G5P3A1H3 di Puskesmas Umban sari.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan fisiologis pada Ny. W dengan pendekatan
manajemen tujuh langkah varney dan pendokumentasian SOAP
1.2.2 Tujuan Khusus
Mampu memahami bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada Ny. Y
dengan kehamilan G5P3A1H3

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Keilmuan
Memberikan masukan bagi pengembangan ilmu kebidanan dalam
pengembangan asuhan kebidanan terutama untuk kasus patologis
1.3.2 Manfaat Aplikatif
Memberikan masukan dan inovasi di lahan praktik dalam memberikan
pelayanan kebidanan
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Kehamilan


2.1.1 Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Dewi, 2011). Kehamilan
adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi
3 trimester yaitu :
a. Trimester satu berlangsung 12 minggu
b. Trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke -27)
c. Trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Saiffudin,
2009).
2.1.2 Perubahan Fisiologis Kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya
pada alat genitalia externa dan interna dan payudara (mamamae). Dalam hal ini
hormon somatotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting.
Perubahan yang terdapat pada ibu hamil ialah antara lain sebagai berikut.
1. Sistem reproduksi
a. Vagina dan vulva yaitu akibat hormon estrogen mengalami perubahan
pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda
chadwick. Warna portio pun tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah
alat genetalia interna akan membesar. Hal ini karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat genitalia interna akan meningkat (Prawirohardjo, 2013).
b. Serviks uteri yaitu pada kehamilan mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Serviks banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan
ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar
estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak (Prawirohardjo, 2013).
c. Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram, menjadi 1000
gr, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, ukuran muka belakang
22 cm. pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim,
tetapi dalam kehamilan muda terbentuk juga sel-sel yang baru.
(Prawirihardjo, 2013).
d. Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum gravidatum
sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.
Corpus luteum gravidatum berdiameter kira-kira 3 cm. corpus luteum
mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat-laun fungsi ini
diambil oleh plasenta. Diperkirakan corpus luteum adalah tempat
sintesis dari relaxin dalam awal kehamilan. Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga
aterm (Prawirohardjo, 2013).
2. Sistem Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen,
progesteron dan somatotropin.
3. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula, mammae dan alat-alat yang memang berfungsi berlebihan
dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara
fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume
darah akn bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32
minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira
30%.
4. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32
minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar
kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk
memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam (Prawirohardjo, 2013)
5. Traktus Urinarius
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32
minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar
kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk
memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam (Prawirohardjo, 2013)
6. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh peningkatan melanophore
stimulating hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung, dikenal
sebagai kloasma gravidarum.
7. Metabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan ASI.
a. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
b. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
1) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk
pembentukan tulang janin.
2) Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
3) Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air.
2.1.3 Diagnosis Kehamilan
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu),
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu). (Prawirohardjo,2013).
Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala hamil.
Tanda pasti hamil
1. Geraka janin dalam rahim meliputi : terlihat/ teraba bagian janin
2. Detak jantung janin dapat didengar dengan stetosko leanec, dopler, dilihat
dengan ultrasonografi.
2.1.4 Tanda Bahaya Kehamilan
Pada setiap, kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan pada ibu
bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan
menganjurkan ibu untuk datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami 
tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa pengalaman akan lebih baik
memberikan pendididkan kepada ibu da anggota keluarganya, khususnya
pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan di dampingi untuk mendapat
asuhan. Disini ada enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal
(Rukiyah, 2009).
1. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah merah, 
perdarahan banyak atau pendarahan dengan nyeri (berarti abortus, KET,
molahidatidosa). Dan apabila pada kehamilan lanjut, pendarahan yang
tidak normal adalah merah, banyak atau sedikit, nyeri (berarti plasenta
previa dan solusio plasenta ) (Rukiyah, 2009).
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat dan disertai dengan
penglihatan yang kabur itu merupakan tanda dan gejala dari preeklamsi
(Rukiyah, 2009).
3. Pandangan kabur
Masalah visual yang mengindifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau
berbayang (Rukiyah, 2009).
4. Bengkak pada muka atau tangan
Menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan.
Tidak hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan keluhan fisik lain.
Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, tau preeklamsia
(Rukiyah,2009).
5. Bayi tidak bergerak seperti biasanya
Menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan.
Tidak hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan keluhan fisik lain.
Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, tau preeklamsia
(Rukiyah,2009).
2.1.5 Pengawasan Antenatal
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya
barbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan
persalinannya. Diketahui bahwa janindalam rahim ibunya adalah satu kesatuan
yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan
meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin. Adapun
tujuan dari pengawasan antenatal antara lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu dan janin
c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persiapan persalinan yang cukup bulan
melahirkan   dengan selamat ibu maupun janinnya dengan trauma
seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2.1.6 Perhitungan Tapsiran Persalinan
a. Metode 1 : metode kalender ( untuk HPHT)
Hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk tanggal ditambahkan 7 hari.
Untuk bulan dikurangi 3 bulan dan untuk tahun ditambahkan 1 tahun.
Misalnya, HPHT tanggal 12 april 1980, maka untuk hari 12 + 7 = 19
jadi tanggal 19, untuk bulan April : 4 – 3 = 1 jadi bulan januari, untuk
tahun ditambah 1 tahun 1980 + 1 = 1981 jadi tahun 1981. Jadi HPHT
nya adalah 19 januari 1981 (Admin, 2009).
b. Metode 2 : metode bulan
Bila ibu hamil mempunyai siklus haid 28 hari ( 4 minggu), bayi akan
lahir tepat 40 minggu atau setelah 10 bulan purnama, bila HPHTnya
pada waktu bulan purnama (Admin,2009).
c. Metode 3 : metode roda kehamilan
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan “roda kehamilan” atau
restrogram (bila ada) (Admin, 2009).
d. Metode 4 : untuk umur kehamilan
Hitung berapa bulan sudah berlalu sejak HPHT sampai saat pertama
kali memeriksakan kehamilan, misalnya HPHT pada tanggal 6 April
dan ibu memeriksakan diri pada tanggal 12 juni, maka kehamilannya
pada waktu itu telah berumur 2 bulan lebih sedikit. Umur kehamilan
diperhitungkan dan di bandingkan dengan ukuran uterus, untuk
melihat apakah janin tumbuh semakin besar pada saat kunjungan
ulang (Admin, 2009).
1.2.7 Standar Pelayanan antenatal
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali
kunjungan selama periode antenatal (Saifudin, 2009).
a. Kunjungan antenatal care minimal 8 kali selama kehamilan dimulai usia
kehamilan 12 minggu, 20 minggu, 26 minggu, 30 minggu, 32 minggu, 36
minggu, 38 minggu, 40 minggu ( Rekomendasi WHO, 2016)
b. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T meliputi :
1) Timbang berat bada
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet FE sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5) Pemberian imunisasi TT
6) Pemeriksaan HB
7) Pemeriksaan VDLR
8) Perwatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran/ senam ibu hamil
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
2.1.8 Pemeriksaan Kebidanan
a. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi : Dilihat pembesaran perutnya apakah membesar dengan
arah memeanjang atau melebar, keadaan pusat, pigmentasi di linea
alba/nigra, adakah striae gravidarum atau bekas operasi.
2) Palpasi : Palpasi dilakukan untuk menentukan : besarnya rahim,
tuanya kehamilan menentukan letaknya janin dalam rahim. Cara
melakukan palpasi ialah menurut leopold yang terdiri dari atas 4
bagian.
 Leopold 1
Pemeriksaan leopold 1 adalah untuk menentukan tuanya
kehamilan dengan mengukur tinggi fundus uteri serta
menentukan bagian apa yang terdapat didalam fundus.
 Leopold II
Pemeriksaan leopold II  dilakukan untuk menentukan bagian
apa yang terdapat dikiri atau kanan ibu (ekstremitas dan
punggung).
 Leopold III
Leopold III adalah untuk menentukan bagian terendah janin
dan mengetahui apakah bagian tersebut sudah masuk atau
belum masuk ke dalam pintu atas
panggul(konvergen,sejajar,divergen).
 Leopold IV
Leopold IV adalah untuk menentukan seberapa besar bagian
terendah janin yang sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
dengan menggunakan penjarian.
3) Auskultasi : pemeriksaan detak jantung janin (DJJ)
b. Pemeriksaan anogenetalia
Pemeriksaan ini dilakukan dengan diinfeksi dan dilihat apakah ada
flour albus, varises, oedema, tumor tau kelainan lainnya yang dapat
mempengaruhi proses persalinan dan apabila ada kelainan dari
anogenital.
c. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan HB, protein urine,
glukosa urine, Hepatitis, sefilis.
2.1.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
a. Data subjektif
Data subjektif adalah data yang di peroleh oleh klien, baik dalam
bentuk pernyataan atau keluhan. Semua data yang di tanyakan
mencakup identitas klien. Keluhan yang di peroleh dari hasil
wawancara langsung kepada klien (anamnesis) atau dari keluarga  dan
tenaga kesehatan
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang di observasi dari hasil pemeriksaan oleh
bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Pemereriksaan yang dilakukan
meliputi : pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan,
pemeriksaan penunjang, laboraturium.
c. Analisis meliputi : diagnosa, masalah dan kebutuhan
d. Penatalaksanaa
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Data Subjektif


Pada tanggal 11 November 2019, penulis melakukan anamnesa kepada
Ny. “Y” G5P3A1H3. Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang kelima,
pernah kegugurn saat hamil ke tiga, ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan.
Ibu mengatakan HPHT Tanggal 15 Maret 2019, perkiraan persalinan tanggal 22-
01-2020. Perkiraan persalinan ibu disesuai kan dengan rumus Naegle, yaitu HPHT
Tanggal +7 hari,-3 bulan,+ 1 tahun. ( Dewi & Sunarsih, 2011 ).

4.2 Data Objektif


Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmetis, TD : 110/80 mmHg,
menurut Prawirohardjo (2013) perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai
dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang perlu untuk mempertahankan
fungsi plasenta. Tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg
pada awal kehamilan dapat mengindikasi hipertensi. Nadi : 83 x/mnt,
RR : 21 x/mnt, Suhu : 36,6 oC, BB sebelum hamil : 60 kg, BB sekarang : 70 kg
TB : 155 cm.
Rentang normal adalah pertumbuhan berat badan yang ada pada ibu hamil
yaitu berdasarkan masa tubuh (IMT : indeks masa tubuh) dimana metode ini
untuk menentukan pertumbuhan berat badan yang optimal selama masa
kehamilan, karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui IMT wanita
hamil. Total pertumbuhan berat badan pada kehamialan yang normal adalah 11,5-
16 kg, adapun tinggi badan menetukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi
badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu < 145 cm, pemberian imunisasi
TT lengkap, pemberian imunisasi TT pada kehamilan, diberikan tiga kali yaitu
satu pada kunjungan ANC pertama dan diberikan TT1 kemudian TT2 diberikan 4
minggu setelah TT1. Menurut Depkes RI, (2011).
Pada data objektif didapatkan dari perut tidak ada bekas operasi. Pada saat
dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen :
Bagian atas :TFU 3 jari di atas pusat (26 cm), teraba lunak, tidak
melentin kemungkinan bokong.
Bagian samping :Bagian kanan: teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas)
Bagian kiri : teraba bagian keras,panjang, datar
(punggung).
Bagian bawah : teraba bagian keras,bulat, dan melenting (kepala), kepala
belum masuk PAP, konvergen 5/5
Rumus menghitung berat janin dalam uterus atau rumus Lohnson adalah:
Berat janin=(tinggi fundus uteri-13) x 155 gram (jika kepala belum masuk PAP)
Berat janin=(tinggi fundus uteri-11) x 155 gram (jika kepala sudah masuk PAP)
Sesuai rumus Lohnson di dapatkan hasil penghitungan sebagai berikut:
TBJ: ( TFU-12) x 155 gram
      (26-13) x155 = 2.015 gram
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Auskultasi : DJJ: 134x/ menit. Frekuensi: Teratur
Menurut Prawiroharjo (2013) DJJ adalah frekuensi denyut rata-rata wanita
tidak sedang bersalin, atau di ukur diantara dua kontaksi. Rentang normal adalah
120 sampai 160 denyut/menit. Pada pemeriksaan laboraturium didapatkan Hb
11,8 gr/dl, Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11
gr/dl. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh  terhadap
keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono,
Hermawan, dkk, 2009 : 101). Pada awal kehamilan dapat mengindikasi
anemi. Berdasarkan teori diatas dan apa yang terjadi dilapangan tidak terdapat
kesenjangan dan ibu hamil Ny.Y tidak mengalami anemia

4.3 Analisis
Dari pengkajian data subjektif dan objektif  diatas dapat ditegakkan bahwa
Ny. Y G5P3A1H3 33-34 minggu keadaan umum ibu baik, Janin hidup, tunggal,
intra uterin, presentasi kepala, keadaan umum janin baik
4.4 Penatalaksanaa

Menjelaskan hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan ibu dalam batas


normal, menjelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan lanjut menggunakan leaflet,,
menjelaskan persiapan persalinan seperti pakaian bayi, tempat persalinan,
pendamping persalinan, mengajarkan ibu senam hamil, menganjurkan ibu untuk
tidur dengan posisi miring kiri atau kanan, memberikan ibu terapi kalsium, fe, dan
menjelaskan cara penggunaannya, memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 2
minggu lagi atau jika ada keluhan, ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan
ulang.
Pada setiap, kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan pada ibu
bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan
menganjurkan ibu untuk datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami  tanda-
tanda bahaya tersebut. Tanda bahaya kehamilan meliputi perdarahan pervaginam,
sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada tangan dan muka,
gerakan janin tidak seperti biasa (Rukiyah, 2009).
Kunjungan antenatal care minimal 8 kali selama kehamilan dimulai usia
kehamilan 12 minggu, 20 minggu, 26 minggu, 30 minggu, 32 minggu, 36 minggu,
38 minggu, 40 minggu ( Rekomendasi WHO, 2016)
BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat  dari pengkajian data mengenai asuhan
kebidanan pada ibu hamil yaitu:
1. Berdasarkan data subjektif Ny.Y datang ke puskesmas Umban Sari untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan usia kehamilan 33-34 minggu dan
tidak ada keluhan.
2. Berdasarkan data objektif serta semua hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan  keadaan umum Ny.Y dalam batas normal.
3. Berdasarkan data subjektif dan data objektif dapat dirumuskan diagnosa Ny.Y
G5P3A1H3 33-34 minggu keadaan umum ibu baik, Janin hidup, tunggal,
intra uterin, presentasi kepala, keadaan umum janin baik
4. Dari analisa data tersebut dapat melaksanakan perencanan asuhan kebidanan
yang sesuai dengan manajemen pelayanan kebidanan mengenai pada Ny.Y

5.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada Ibu
Hamil dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil dan mengerti
tindakan segera yang harus dilakukan. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan
bagi lahan peraktek dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
pelaksanan Asuhan kebidanan pada Ibu Hamil sesuai standar pelayanan.
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber referensi, sumber
bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. ( 2009). Gizi Ibu Hamil, Jakarta: Rineka Cipta


Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Cetakan Pertama.
Jakarta: Trans Info Media; 2009.
Depkes RI. 2011. Target Tujuan Pembangunan MDGs. Direktorat Jendral
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
Maritalia,Dewi,dkk,2012,Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Celeban
Timur UH III/548
Prawirohardjo, Sarwono, 2013, Ilmu  Kebidanan Sarwono Wirohardjo. Jakarta:PT
Bina Pustaka SarwonoWirihardjo
Romauli,Suryati,2011,Buku Ajar Askeb I: Konsep Dasar Kehamilan.
Yogyakarta:Nuha Medika
Saifuddin AB. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: EGC. 2009.
Wibisono, H. 2009. Solusi Sehat Seputar Kehamilan. Jakarta : Argo Media
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai