Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN ANTENATAL CARE (ANC)


DI PUSKESMAS ALAK

OLEH :
NAMA : PARNI ARISTHARKUS TAEK
NIM : 187802721
KELAS/SEMESTER : E/III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MARANATHA KUPANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan Pada Pasien Antenatal Care (Anc) Di Puskesmas Alak

Nama : Parni Aristharkus Taek


NIM : 187802721
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Reinaldis Gerans, S.Kep.,Ns.,M. Kep., Valentinus Entang, S.Kep, Ns


Sp.KMB
A. KONSEP ANTENATAL CARE
1. Definisi

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara
berkala untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi
pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi
dasar yang dilakukan (Manuaba, 2010).
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar
ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan
bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko
kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan (Bobak, 2005).
2. Tujuan Antenatal Care
Menurut Manuaba, ( 2010).
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran.

1) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis bedah ataupun


obstetrik selama kehamilan.
2) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadap komplikasi.
3) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses.
4) Menjalankan puerpurium normal, dan merawat anak secara fisik,

b. Mendeteksi dan menatalaksanakankomplikasimedisbedah ataupun obstetrik


selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadap
komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses.
e. Menjalankan puerpurium normal, dan merawat anak secara fisik,
Psikologi dan sosial.
3. Tanda Dan Gejala
a. Trimester 1
1) Morning sickness, mual, muntah.
2) Pembesaran payudara
3) Sering buang air kecil
4) Konstipasi atau sembelit
5) Sakit kepala
6) Kram perut
7) Serung meludah.
8) Peningkatan berat badan
b. Trimester 2
1) Perut semakin membesar
2) Rasa panas di perut
3) Pertumbuhan rambut dan kuku lebih cepat
4) Sakit perut bagian bawah
5) Pusing
6) hidung dan gusi berdarah
7) Perubahan kulit
8) perubahan payudara
9) sedikit pembengkakan.
c. Trimester 3
1) Sakit bagian tubuh belakang
2) Konstipasi
3) Gangguan pernapasan
4) Sering BAK
5) Varises
6) Kontraksi perut
7) Bengkak
8) Kram pada kaki
4. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dan indung telur atau
oviduk yang ditangkap oleh umbal-umbal (vimbrac) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
pertumbuhan, cairan sperma, tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mati (sperma)
bergerak mengikuti rongga Rahim, lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur
sperma biasanya terjadi dibagian yang mengembang oleh tuba palopi. Disekitar sel telur
hanya berkumpul sprema yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel
sperma dan kemudian bersatu dnegan sel telur ini disebut pembuahan. Ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri smabil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang
Rahim, peristiwa ini disebut midasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperluakn waktu 6-7 hari. Untuk menyumplai darah ke sel-sel makanan, untuk janin
disiapkan ari (plasenta)
5. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil
Menurut Sofian (2011:29); Prawirohardjo (2016:179) perubahan anatomi dan
fisiologi ibu hamil adalah:
a. Perubahan Sistem Reproduksi
 Uterus Untuk akomodasi pertumbuhan janin, ukuran rahim pada kehamilan normal
atau cukup bulan adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
Beratnyapun naik dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40
minggu).
 Ovarium Proses ovulasi terhenti, dan masih terdapat luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan
prodesteron.
 Vagina dan Vulva Terjadi perubahan pada vagina dan vulva karena terjadi
hipervasikularisasi oleh hormon esterogen, sehingga pada bagian tersebut terlihat
merah kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda Chadwick.
b. Sistem Kardiovaskuler

Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10


sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Besar dari jantung bertambah sekitar
12% dan kapasitas jantung meningkat sebesar 70-80 ml. Pada trimester III volume
darah semakin meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah
sehingga terjadi semacam pengenceran darah. Hemodilusi mencapai puncaknya pada
usia kehamilan 32 minggu. Selama kehamilan, dengan adanya peningkatan volume
darah pada hampir semua organ dalam tubuh, maka akan terliht adanya perubahan
yang signifikan pada sistem kardiovaskuler.

c. Sistem Urinaria

Pada bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh utrus yang mulai
membesar sehingga sering BAK. Keadaan ini akan hilang seiring bertambahnya usia
kehamilan, namun akan muncul keluhan yang sama pada akhir kehamilan karena
kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul sehingga menekan kandung
kemih.

d. Sistem Pencernaan

Pada saluran gastrointestinal, hormone esterogen membuat pengeluaran asam


lambung meningkat, yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan
(hipersalivasi),daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing terutama
pada pagi hari yang disebut hyperemesis gravidarum. Pada trimester II dan III sering
terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat yang
menimbulkan gerakan usus berkurang sehingga makanan lebih lama berada didalam
lambung.

e. Sistem Metabolisme

Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, oleh karena itu


wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat. Tingkat
metabolisme basal pada ibu hamil meningkat hingga 15-20%, terutama pada trimester
akhir. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung
banyak protein untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara, dan badan ibu.

f. Sistem Muskuloskeletal

Pengaruh dan peningkatan hormon eterogen dan progesteron dalam kehamilan


menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian, hal ini
terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Postur tubuh ibu hamil secara
bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen, sehingga
bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang
lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung.

g. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135%. Akan


tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Kelenjar
tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml padasaat persalinan akibat dari
hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Kelenjar adrenal pada kehamilan
normal akan mengecil.

h. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan terkadang hal tersebut terjadi di payudara dan paha. Perubahan ini disebut
strie gravidarum. Pada banyak perempuan, garis di pertengahan perutnya akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang-kadang akan muncul pada
wajah yang disebut chloasma gravidarum.

i. Payudara

Pada awal kehamilan, ibu hamil akan merasa payudaranya mejadi lebih lunak.
Setelah bulan kedua, payudara akan bertambah besar dan vena-vena dibawah kulit
akan lebih terlihat, puting payudara akan lebih besar dan tegak. Setelah bulan pertama,
kolostrum (cairan kekuningan) dapat keluar, areola akan menjadi besar dan kehitaman.
6. Jadwal kunjungan antenatal care
Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal
satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali pada trimester
ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan) (Kemenkes RI, 2018). Ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal care minimal empat kali yaitu :
a. Kunjungan pertama/K1 (Trimester I)

K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada masa kehamilan ke pelayanan


kesehatan. Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan dapat menetapkan data dasar
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan
kesehatan ibu sampai persalinan. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: anamnesa,
pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, penilaian risiko kehamilan,
menentukan taksiran berat badan janin, pemberian imunisasi TT1, KIE pada ibu
hamil, penilaian status gizi, dan pemeriksaan laboratorium (Wagiyo & Putrono,
2016).

b. Kunjungan kedua/K2 (Trimester II)

Pada masa ini ibu dianjurkan untuk melakukan kujungan antenatal care
minimal satu kali. Pemeriksaan terutama untuk menilai risiko kehamilan, laju
pertumbuhan janin, atau cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan pada masa ini adalah
anamnesis keluhan dan perkembangan yang dirasakan ibu, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan USG, penilaian risiko kehamilan, KIE pada ibu, dan pemberian vitamin
(Wagiyo & Putrono, 2016).

c. Kunjungan ketiga dan ke-empat/K3 dan K4 (Trimester III)

Pada masa ini sebaiknya ibu melakukan kunjungan antenatal care setiap dua
minggu sampai adanya tanda kelahiran. Pada masa ini dilakukan pemeriksaan:
anamnesis keluhan dan gerak janin, pemberian imunisasi TT2, pengamatan gerak
janin, pemeriksaan fisik dan obstetri, nasihat senam hamil, penilaian risiko kehamilan,
KIE ibu hamil, pemeriksaan USG, pemeriksaan laboratorium ulang (Wagiyo &
Putrono, 2016).

7. Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan atau Antenatal Care


Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar
minimal “10 T” yang terdiri dari :
a. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila tinggi badan
< 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara
normal. Sedangkan penimbangan berat Berat Badan setiap kali periksa. Sejak bulan
ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan (Buku KIA 2016).
b. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan
140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi (Tekanan darah Tinggi) dalam kehamilan
(Buku KIA 2016).
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil Kurang
Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi Berat Badan Rendah
(BBLR) (Buku KIA 2016).
d. Pengukuran Tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
dengan usia kehamilan (Buku KIA 2016).
Pengukuran TFU dengan menggunakan pita ukuran

Tinggi Fundus Uteri (TFU) Umur Kehamilan dalam Bulan


20 5 Bulan
23 6 Bulan
26 7 Bulan
30 8 Bulan
33 9 Bulan
Sumber : Wirakusumah dkk (2012)
Pengukuran TFU dengan menggunakan jari
TFU Usia Kehamilan
1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas 12
simfisis
½ simfisis-pusat 16
2/3 diatas simfisis atau 3 jari dibawah 20
pusat
Setinggi pusat 24
1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat 28
½ pusat-procesus xipoideus 34
Setinggi procesus xipoideus 36
2 jari dibawah procesus xipoideus 40
Sumber : Walyani, 2015
Selain itu dilakukan juga dilakukan pemeriksaan untuk menentukan usia kehamilan
dapat dilakukan dengan 4 cara manuver leopold yaitu (Manuaba (2010):
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa
yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi
fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba difundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan
gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada
saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah
tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong
akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke
pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang yang
timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian
kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir
sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. Hari +7, Bulan -3, Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d Desember
b. Hari +7, Bulan+9, Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret

Pemeriksaan panggul luar, dengan tujuan :

1) Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak


2) Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3) Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.

Pemeriksaan panggul dilakukan:

1) Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.


2) Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
3) Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama
pada primipara.

Ukuran-ukuran luar yang terpenting:

1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter
mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke
atas simpisis (normal : 80-90 cm).
e. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut Jantung Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung
kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda GAWAT JANIN, SEGERA RUJUK
(Buku KIA 2016).
f. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk selanjutnya
bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid sesuai anjuran petugas
kesehatan untuk mencegah Tetanus pada Ibu dan Bayi (Buku KIA 2016).

Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dari lama perlindungannya.

Imunisasi
Selang waktu Minimal
TT Lama perlindungan
TT 1 Langkah awal pemben tukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT 2 1 Bulan setelah TT 1 3 Tahun

TT 3 6 Bulan setelah TT 2 5 Tahun

TT 4 12 Bulan setelah TT 3 1 Tahun

TT 5 12 Bulan setelah TT 4 >25 Tahun


g. Pemberian Tablet Tambah Darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal
selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa
mual (Buku KIA 2016).
h. Tes Laboratorium
1) Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan
2) Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara pemeriksaan
malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA 2016).
i. Konseling atau Penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencegahan
kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI eksklusif, Keluarga
Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat
kunjungan hamil (Buku KIA 2016)
j. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan.
8. Tempat pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan
Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya
diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi (Ika dan Saryono, 2010).
9. Cakupan Pelayanan Antenatal
Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah mendapatkan
pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja yang terdiri dari
cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali
mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu (Departemen Kesehatan. 2014)
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care
Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care di pengaruhi
oleh beberapa faktor. Pembagian faktor yang memengaruhi perilaku kepatuhan ibu hamil
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan guna melakukan antenatal care mencakup
hal-hal sebagai berikut (Rachmawati, Puspitasari, & Cania, 2017) :
a Usia
Usia memengaruhi pola pikir seseorang. Ibu dengan usia produktif (20-35 tahun)
dapat berfikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan usia yang lebih muda
atau terlalu tua. Sehingga ibu dengan usia produktif memiliki motivasi lebih dalam
memeriksakan kehamilannya.
b Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang menentukan seberapa besar pengetahuan yang
dimilikinya. ibu hamil yang berpendidikan memiliki pemahaman yang lebih mengenai
masalah kesehatan sehingga memengaruhi sikap mereka terhadap kehamilannya
sendiri maupun pemenuhan gizinya selama hamil.
c Status pekerjaan
Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih untuk
mementingkan karirnya dibandingkan dengan kesehatannya sendiri, sehingga sulit
untuk patuh dalam melakukan kunjungan ANC dibandingkan dengan ibu rumah
tangga yang memiliki waktu yang lebih luang untuk dapat mengatur dan
menjadwalkan kunjungan ANC secara optimal.
d Paritas ibu hamil
Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dialami oleh seorang wanita.
Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan kehamilannya lagi
sehingga menurunkan angka kunjungannya, sedangkan ibu dengan kehamilan pertama
merasa ANC merupakan sesuatu yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih
tinggi dalam pelaksanaannya.
e Pengetahuan ibu hamil
Sebagai indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan, pengetahuan
merupakan faktor penting yang memengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan
kehamilan menganggap kunjungan ANC bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban,
melainkan menjadi sebuah kebutuhan untuk kehamilannya.
f Sikap ibu hamil
Sikap ibu hamil terhadap layanan pemeriksaan kehamilan memengaruhi kepatuhannya
dalam melakukan kunjungan ANC. Sikap yang positif atau respon yang baik
mencerminkan kepeduliannya terhadap kesehatan diri dan janinnya sehingga dapat
meningkatkan angka kunjunan. Sedangkan, sikap yang negatif membuat ibu hamil
kehilangan motivasinya untuk melakukan kunjungan.
g Jarak tempat tinggal
Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal ibu hamil serta semakin
sulit akses menuju ke fasilitas kesehatan akan menurunkan motivasi ibu hamil untuk
melakukan kunjungan ANC. Jauhnya jarak akan membuat ibu berfikir dua kali untuk
melakukan kunjungan karena akan memakan banyak tenaga dan waktu setiap
melakukan kunjungan. Ibu yang tidak menggunakan transportasi dan harus berjalan
kaki menuju ke tempat pelayanan kesehatan mayoritas memiliki angka kunjungan
kurang dari empat kali selama masa kehamilan.
h Penghasilan keluarga
Ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang rendah lebih memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan pokok untuk keluarganya sehingga hal lain menjadi terabaikan,
termasuk kesehatan kehamilannya. Sehingga, semakin rendah penghasilan keluarga
maka semakin rendah angka kunjungan ibu ke fasilitas pelayanan ke sehatan untuk
memeriksakan kehamilannya.
i Sarana media informasi
Media informasi yang mencakup informasi mengenai pentingnya pelayanan antenatal
pada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam melakukan
kunjungan. Edukasi melalui media biasanya menjadi salah satu cara yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang rendah. Media yang digunakan dapat berupa media cetak, seperti
leaflet, poster, koran, majalah, dan lain-lain ataupun media elektronik seperti televisi,
internet, dan lain-lain.
j Dukungan suami
Sebagai calon seorang ayah, sikap suami terhadap ibu hamil, yang dalam hal ini
adalah istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap kesehatan istri dan calon
anaknya. Melalui dukungan suami yang baik sebagai pendamping terdekat ibu,
semakin tinggi dorongan yang didapatkan ibu hamil untuk menjaga kehamilannya,
sehingga ibu termotivasi untuk melakukan kunjungan ANC.

k Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota
keluarganya. Sebagai lingkungan yang terdekat dengan ibu hamil, dukungan dari
keluarga memegang peranan penting dalam memengaruhi psikologi dan motivasi ibu
dalam melakukan perilaku kesehatan. Dengan dukungan yang baik dari keluarga, ibu
akan lebih memperhatikan kesehatan diri dan janinnya, yaitu dengan secara rutin
berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan ANC. Dukungan dari
keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan, atau dalam bentuk kepedulian
terhadap ibu hamil.
l Faktor dukungan dari petugas kesehatan
Sikap petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memengaruhi frekuensi
kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan maka semakin
sering pula seorang ibu hamil menginjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan
kehamilannya. Belum meratanya petugas kesehatan yang ada di daerah terpencil juga
dapat menurunkan akses ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat menstruasi, riwayat
obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi, dan riwayat kesehatan
(Ratnawati, 2017).
a. Biodata klien : nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku
bangsa, agama, alamat (Manurung et al., 2011).
b. Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan utama ibu
hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya (Manurung et al., 2011)
c. Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang bersifat
penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan
penyakit kronis (Manurung et al., 2011)
d. Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid, dismenorrhae,
keluhan haid (Manurung et al., 2011), hari pertama haid terakhir (HPHT) guna
menentukan taksiran persalinan (TP) (Ratnawati, 2017).
e. Riwayat obstetri : memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat
obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain, gravida, para-abortus,
dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan usia gestasi, pengalaman
persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan, jenis anastesi
dan kesulitan persalinan, komplikasi maternal, komplikasi pada bayi, riwayat nifas
sebelumnya (Ratnawati, 2017).
f. Riwayat kontrasepsi : penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat berakibat
buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahilan
dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ janin (Ratnawati, 2017).
g. Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan
fisiologis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi : kebutuhan
nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi dan pola gaya
hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok) (Manurung et al., 2011).
h. Riwayat psikososial : pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh keluarga/klien
selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan, penerimaan
keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan gambaran diri sehubungan dengan
perubahan postur tubuh selama kehamilan (Manurung et al., 2011).
i. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan vital sign.
2) Pemeriksaan
Muka: pigmentasi muka (kloasma grafidarum), conjunctiva (adakah anemis),
sclera (adakah ikterik), kelopak mata (apakah cekung?)
Leher: pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan paratiroid, vena
jugularis (apakah ada pembesaran?).
Dada: Keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi, auskultasi), dypsnea, payudara
(apakah ada hiperpigmentasi, pembesaran?).
Perut: pigmentasi (linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan leopold Mc Donald)
a) Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
b) Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan
c) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
d) Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP
Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses, USG, pap
smear dan kultur getah serviks
2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut (D.0077)


2. Nousea (D.0076)
3. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
3. Rencana Asuhan Keperawatan

No SDKI (D.0077) SLKI(L 080066) SIKI( 1.08238)


1. Nyeri akut Setelah di lakukan tindakan kepe Majemen nyeri
rawatan selama 1x30 Tingkat ny Observasi
eri menurun dengan 1. Identifikasi
Kritiria hasil: lokasi,karakteristik,durasi,frek
1. Keluhan nyeri menurun. uensi,kualitas,intensitas nyeri
(5) 2. Identifikasi skala nyeri.
2. Meringis menurun(5) 3. Identifikasi respon nyeri non
3. Sikap protektif menurun( verbal.
5) 4. Identifikasi faktor yang
4. Gelisah menurun(5) memperberat dan
5. Kesulitan tidur memperingan nyeri.
menurun(5) 5. Identifikasi pengetahuan dan
6. Mual menurun(5( keyaninan tentang nyeri.
7. Tekanan darah 6. Identifikasi pengaruh budaya
membaik(5) terhadap respon nyeri
8. Nafsu makan 7. Moniitor keberhasilan terapi
membaik(5) komple    menter yang sudah
Pola tidur membaik (5) di berikan.
8. Monitor efek samping penggu
naan  analgetik.
Terapeutik
9. Berikan teknik nonfarmokolo
gis untuk mengurangi rasa ny
eri(mis. TENS,hipnosis,akupr
esur,terapi musik,terapi pijat,k
ompres hangat atau
dingin,terapi bermain).
10. Kontrol lingkungan yang  me
mperberat rasa nyeri(mis.suhu
ruangan,percahayaan,kebising
an)
11. .Fasilitas istrahat dan tidur.
12. Pertimbangan jenis dan sumbe
r nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
Edukasi
13. Jelaskan penyebab,periode da
n pemicu nyeri.
14. Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
15.  Anjurkan memonitor nyeri se
cara mandiri.
16.  Anjurkan menggunakan anal
getik secara tepat.untuk
mengurangi rasa nyeri.
17. Ajarkan teknik
nonfarmokologis
Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian analgeti
k jika         perlu
2 SDKI (D.0076) SLKI(L.08065) SIKI(I.03117)
Nousea Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual
keperawatan selama 1x30 menit Observasi
ingkat nosea menurun dengan 1. Identifikasi pengalaman mual
Kriteria hasil: 2.  identifikasi isyarat nonverbal
1. Nafsu makan meningkat(5) ketidak    nyamanan
2. Keluhan mual menurun(5) 3. Identifikasi dampak mual terh
3. Perasaan ingin muntah adap kualitas hidup(mis.nafsu
menurun(5) makan,aktivitas,kinerja,tangg
4. perasaan asam di mulut ung jawab peran,dan tidur)
menurun (5) 4. Identifikasi faktor penyebab 
5. Sensasi panas menurun(5) mual(mis.pengobatan dan
6. Sensasi dingin menurun(5) prosedur)
7. Frekuensi menelan (5) 5. Identifikasi antiemetik untuk 
mencegah mual(kecuali mual
pada khamilan)
6. Monitor mual(mis frekuensi,d
urasi,dan tingkat keparahan)
7. Monitor asupan nutrisi dan
kalori
Terapeutik
8. Kendalikan faktor lingkuang p
enyebab mual(mis.bau tak sed
ap,suara,dan ransangan visual 
yang tidak menyenangkan).
9. Kurangi atau hilangkan keada
an penyebab mual(mis.kecem
asan,ketakutan,kelelahan.
10. Berikan makanan dalam jumla
h kecil dan menarik.
11. Berikan makanan dingin,cairan 
bening,tidak berbau dan tidak
berwarna,jika perlu)
Edukasi
12. Anjurkan istirahat dan tidur yag
cukup
13. Anjurkan sering membersihkan 
mulut,kecuali jika meransang
mual
14. Anjurkan makanan tinggi karbo
hidrat,dan rendah lemak
15. Ajarkan penggunaan teknik non
farmokologis untuk menagatsi 
mual(mis.biofeedback,hipnosis,
relaksasi,terapi
musik,akupresur).
Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian antiem
etik,jika perlu.
3. SDKI (D.0074) SLKI(L.08064) SIKI( L.12425)
Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan kepe Edukasi perawatan kehamilan
nyaman rawatan selama 1x30 menit  Stat Observasi
us kenyamanan meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kem
dengan ampuan menerima informasi
Kriteria Hasil: 2. Identifikasi pengetahuan tenta
1.Kesejahteraan fisik ng perawatan kehamilan
meningkat(5) Terapeutik
2.Kesejahteraan psikologis 3.sediakan materi dan media pend
meningkat(5) idikan     kesehatan
3.Dukungan sosial dari kelurga 4. Jadwalkan pendidikan
meningkat(5) kesehatan sesuai     kesepakatan
4.Rileks meningkat(5) 5. Berikan kesempatan untuk
5.Keluhan tidak nyaman bertanya.
menurun(5) Edukasi
6.Keluhan sulit tidur 6.jelaskan perubahan fisik dan psi
menurun(5) kologis ma    sa kehamilan
7.Mual menurun(5) 7.jelaskan perkembangan janin
8.Lelah menurun(5) 8.jelaskan ketidaknyamanan sela
9.Pola hidup membaik(5) ma  kehamil   an
10.Pola tidur membaik(5) 9. Jelaskan kebutuhan nutrisi
kehamilan
10.jelaskan seksualitas masa
kehamilan
11. Jelaskan kebutuhan aktivitas
dan istrahat
12.jelaskan tanda dan bahaya
kehamilan
13. Jelaskan adaptasi siblings
14.jelaskan persiapan persalinan
15.jelaskan sistem dukungan sela
ma kehamil      an
16. Jelaskan persiapan menyusui
17. Ajarkan cara mengatasi
ketidaknyamanan       selama
kehamilan
18. Ajarkan menejemen nyeri
persalinan
19.ajarkan cara perawatan bayi
20. Anjurkan menerima peran
baru dalam      keluarga
21. Anjurkan ibu rutin memeriksa 
kehamilan       nya

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan
yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. (Ika dan Saryono, 2010).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan
sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini
berlangsung terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan (Ika
dan Saryono, 2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu :
a. Masalah teratasi seluruhnya.
b. Masalah tidak teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelayanan dan Preeklampsia

Manuaba (2001). Kapita selecta penatalaksanaan turin obstetric ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakara : DP PPNI

Anda mungkin juga menyukai