OLEH:
KELAS :D
SEMESTER : III
KUPANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pelaksana :
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat :
Sasaran :
A. Latar Belakang
Mioma uteri atau sering disebut miom adalah tumor jinak yang tumbuh pada dinding
rahim (uterus) seorang wanita, Atau istilah sederhananya adalah daging tumbuh dalam rahim.
Sedangkan Kista merupakan kantung berisi cairan, udara atau bahan lainnya yang menempel
dan berkembang di ovarium atau indung telur bisa di bagian kiri, kanan, atau di kedua indung
telur.
Penyebab miom belum diketahui dengan pasti, namun faktor hormonal dianggap sebagai
pemicunya. Ada juga beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko munculnya miom adalah
sebagai berikut : Haid pertama terlalau dini, Faktor Keturunan, Kekurangan Vitamin D,
Kegemukan, Konsumsi Alkohol, Sering mengkonsumsi daging merah atau jarang makan
sayur dan buah. Penyebab kista ini masih belum jelas. Namun, faktor keturunan,
penyumbatan pada saluran yang memengaruhi aliran keluar cairan atau kondisi medis
lainnya.
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Peserta Penyuluhan dapat memahami dan
mengerti tentang Penyakit Miom dan Kista dan bagaimana Cara Pencegahan Penyakit Miom dan
Kista.
.
C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan Kesehatan tentang Pencegahan Penyakit Miom dan Kista
diharapkan Peserta Penyuluhan dapat mengerti tentang:
a. Pengertian Miom dan Kista.
b. Penyebab Miom dan Kista.
c. Tanda dan Gejala Miom dan Kista.
d. Pencegahan dan Penanganan Miom dan Kista.
D. Materi Pembelajaran
a. Pengertian Miom dan Kista.
b.Penyebab Miom dan Kista.
c.Tanda dan Gejala Miom dan Kista.
d.Pencegahan dan Penanganan Miom dan Kista.
E. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
F. Media
1.Leaflet
G.Kegiatan Penyuluhan
H. Pengorganisasian
I.Job Description
a. Moderator : Membuka dan Menutup acara.
: Memperkenalkan diri beserta penyaji penyuluhan.
: Menjaga kelancaran acara Penyuluhan.
b. Penyaji : Bertugas memberikan penjelasan materi yang akan disampaikan.
c. Notulen : Bertugas memimpin jalannya diskusi.
K. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan Kesehatan Tentang Pencegahan Penyakit
Reproduksi(Miom&Kista) maka Peserta Penyuluhan dapat:
Jenis-jenis evaluasi:
1. Evaluasi Persiapan
- Peserta hadir ditempat yang ditentukan oleh penyuluhan.
- Penyuluhan dilakukan di Aula Stikes Maranatha Kupang.
- Tersedianya media penyuluhan.
2. Evaluasi proses
- Moderator memberi salam dan memperkenalkan diri.
- Dilanjutkan sesuai dengan kegiatan penyuluhan.
- Melakukan Tanya jawab.
3. Evaluasi hasil
- Daftar Hadir dan Foto Kegiatan( Terlampir)
MATERI PENYULUHAN
EDUKASI PENCEGAHAN PENYAKIT REPRODUKSI(MIOM&KISTA)
Miom dan kista merupakan dua jenis tumor jinak pada organ reproduksi wanita yang
berbeda namun sering dianggap sama. Kedua penyakit ini kebanyakan berkembang setelah
menstruasi pertama dan berkurang setelah menopause. Karena timbulnya miom dan kista
yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, membuat penyakit ini banyak mengintai wanita
dalam masa produktif, yaitu kisaran usia 25 – 45 tahun. Perbedaan miom dan kista paling
mudah dikenali dari bentuk dan letaknya.
Mioma uteri atau sering disebut miom adalah tumor jinak yang tumbuh pada dinding
rahim (uterus) seorang wanita, Atau istilah sederhananya adalah daging tumbuh dalam rahim.
Tumor jinak ini dapat tumbuh besar hingga menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat pada
saat menstruasi (tergantung besar ukuran dan letak miom pada rahim).
Kista merupakan kantung berisi cairan, udara atau bahan lainnya yang menempel dan
berkembang di ovarium atau indung telur bisa di bagian kiri, kanan, atau di kedua indung
telur. Kista termasuk tumor jinak, sehingga tidak berbahaya dan biasanya muncul di bagian
tubuh mana saja, seperti di hati, ginjal, dan payudara. Namun, lebih sering berkembang di
daerah rahim, sama seperti miom.
Penyebab miom belum diketahui dengan pasti, namun faktor hormonal dianggap sebagai
pemicunya. Ada juga beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko munculnya miom adalah
sebagai berikut :
Haid pertama terlalau dini.
Faktor Keturunan.
Kekurangan Vitamin D.
Kegemukan.
Konsumsi Alkohol.
Sering mengkonsumsi daging merah atau jarang makan sayur dan buah.
Sedangkan faktor yang dapat menurunkan risiko terjadinya miom adalah riwayat melahirkan.
Wanita yang pernah menjalani persalinan memiliki risiko lebih rendah untuk menderita miom.
Penyebab kista ini masih belum jelas. Namun, faktor keturunan, penyumbatan pada
saluran yang memengaruhi aliran keluar cairan atau kondisi medis lainnya, bisa menjadi faktor
dalam perkembangan kista ovarium. Berikut beberapa faktor penyebab Kista:
Infeksi.
Penyumbatan pada saluran di dalam tubuh.
Peradangan yang terjadi dalam jangka panjang (kronis).
Penyakit bawaan lahir.
Kondisi genetik.
Tumor.
Kelainan pada perkembangan embrio.
Cacat pada sel.
Kondisi inflamasi kronis.
Penyumbatan pada saluran pada tubuh.
Parasit.
Cedera.
Tanda dan Gejala utama kista adalah benjolan yang tumbuh di bagian tubuh tertentu.
Tergantung pada jenis kista yang dialami, benjolan ini bisa tumbuh di wajah, leher, dada,
punggung, kulit kepala, telapak tangan, atau telapak kaki.
Benjolan kista dapat berukuran kecil hingga besar. Selain benjolan, kista juga dapat
menimbulkan gejala lain, seperti:
Selain gejala di atas, kista ovarium dapat menimbulkan gejala khusus karena terletak di organ
dalam tubuh. Beberapa gejalanya adalah:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi daging merah dan
makanan padat energi dengan kandungan banyak kalori serta lemak berisiko mengembangkan
fibroid. Karena itu, sangat disarankan untuk mengurangi atau mengganti daging merah dengan
daging putih seperti ayam atau kalkun. Secara umum, mengganti daging merah dengan daging
putih atau sumber protein nabati lainnya bisa menjadi langkah baik untuk menjaga kesehatan
rahim. Menurut American Heart Association, daging yang mengandung kadar lemak jenuh dan
trans tinggi bisa meningkatkan kolesterol dan memperburuk penyakit jantung.
Makanan yang mengandung vitamin tertentu diketahui dapat melindungi diri dari penyakit
fibroid dan meningkatkan kesehatan seseorang. Karena itu, dalam sebuah penelitian menyatakan
bahwa wanita premenopause yang rutin makan buah dengan kandungan vitamin A berisiko lebih
kecil menderita uterine fibroid. Beberapa sumber vitamin A hewani yang bisa dikonsumsi,
termasuk produk susu, ikan, dan daging. Selain itu, makanan yang kaya akan flavonoid juga bisa
menjadi pilihan, seperti beri, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Jika seseorang tidak
mendapatkan cukup vitamin, maka bisa mempertimbangkan untuk mengambil suplemen.
Sebuah studi tahun 2004 menunjukkan bahwa fibroid memiliki hubungan dengan alkohol,
terutama bir. Hal ini dikarenakan alkohol bisa membantu meningkatkan tingkat hormon yang
diperlukan untuk pertumbuhan fibroid. Selain itu, alkohol juga diketahui dapat memicu
terjadinya peradangan. Dalam studi lainnya, ditemukan bahwa wanita yang minum bir satu atau
lebih dalam sehari dapat meningkatkan risiko fibroid hingga 50 persen. Untuk itu cara
pencegahan miom yang paling tepat adalah dengan mengurangi konsumsi atau hindari alkohol
sebelum menyebabkan penyakit berbahaya lainnya.
Seimbangkan hormon estrogen
Pencegahan miom selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menyeimbangkan kadar hormon
estrogen di dalam tubuh. Estrogen sendiri merupakan hormon penting untuk kesuburan, baik
pada pria maupun wanita. Namun, perlu diketahui jika terlalu banyak estrogen bisa
meningkatkan risiko uterine fibroid. Banyak perawatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan
kadar estrogen. Beberapa di antaranya, yakni menurunkan berat badan, hindari atau batasi kontak
dengan bahan kimia, dan hindari bahan kimia pengganggu hormon. Jika beberapa cara di atas
dilakukan, maka kamu bisa membantu mencegah atau memperlambat pertumbuhan fibroid.
Vitamin D diketahui bisa membantu mengurangi risiko fibroid hingga hampir 32 persen.
Karena itu, jika kamu rutin berjemur di bawah sinar matahari saat vitamin D sedang tinggi maka
berisiko kecil terkena penyakit miom. Selain sinar matahari, vitamin D juga dapat diperoleh dari
mengonsumsi vitamin. Beberapa makanan yang mengandung cukup vitamin D, antara lain
kuning telur, susu, keju, produk susu, ikan berlemak seperti salmon, tuna, serta makarel, dan
minyak hati ikan kod. Mendapatkan cukup vitamin D tak hanya bisa mengurangi risiko penyakit
miom, namun juga menjaga kesehatan tulang dalam tubuh.
Pada kasus miom yang kecil dan tidak menimbulkan gejala, tidak diperlukan pengobatan
karena dapat menyusut dengan sendirinya. Meski demikian, penderitanya tetap perlu menjalani
pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi miomnya. Sedangkan pada miom yang menimbulkan
gejala, pengobatannya berupa terapi hormon untuk mencegah perkembangan miom dan
meredakan gejalanya, atau tindakan operasi untuk mengangkat miom.
Terapkan Pola Makan Sehat. Pola makan sehat tidak hanya baik untuk kebugaran tubuh,
tetapi juga kesehatan ovarium.
Kelola Stres.
Cukup Tidur.
Hindari Alkohol dan Rokok.
Kista dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Pengidap pun dapat mempercepat proses
penyembuhan dengan mengompres kista menggunakan kompres hangat. Namun jangan mencoba
memecahkan kista, karena dapat menyebabkan infeksi. Bila kista tidak hilang, kunjungi dokter
untuk mendapatkan penanganan medis. Dokter dapat menghilangkan kista dengan beberapa
metode berikut:
Metode penanganan kista disesuaikan dengan usia pasien, serta jenis dan ukuran kista.
Dokter mungkin hanya akan melakukan pemantauan rutin jika kista masih kecil dan tidak
menimbulkan gejala. Namun, jika kista membesar, tindakan operasi pengangkatan kista dapat
dilakukan. Sulit untuk dapat mencegah timbulnya kista. Kendati demikian, pemeriksaan panggul
secara teratur dapat memantau jika terjadi perubahan pada ovarium. Pemeriksaan juga perlu
dilakukan jika terjadi menstruasi di luar kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Https://Lippoinsurance.Com.
Https://Www.Emc.Id.