Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KESEHATAN REPRODUKSI
(SEPUTAR KEPUTIHAN)

Disusun Oleh

QUROTUL A’YUN

NIM: 181440132

Dibuat guna memnuhi tugas ujian praktikum mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampuh:

Erni Chaerani, MKM

PRODI DIII KEPERAWATAN PANGKALPINANG

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN 2020
1

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI

Pokok Pembahasan : Kesehatan Reproduksi Keputihan


Sub Pokok Pembahasan : Seputar Keputihan
Sasaran : Nn.D
Hari/Tanggal : Selasa, 07 April 2020
Waktu : 08.00-08.30 WIB
Tempat : Rumah Nn. D
Penyuluh :Qurotul A’yun,Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

A. Analisis Situasi
1. Faktor Predisposisi
Remaja merupakan salah satu aset suatu negara, oleh karena itu
mestinya masalah kesehatan menjadi perhatian. Salah satunya
permasalahan pada kesehatan reproduksi yang akan berpengaruh pada
angka kematian dan jumlah penduduk suatu negara. Alangkah baiknya
dalam hal ini kesehatan reproduksi di berikan sejak dini. Hal ini
diperuntukan guna menekan angka kesakitan akibat penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan reproduksi pada remaja.
Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi mengalami keputihan
karena negara Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga
jamur mudah tumbuh dan berkembang yang mengakibatkan banyaknya
kasus keputihan pada perempuan Indonesia (Nurul, dkk. 2011). Dan
untuk wanita Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 237.641.326 jiwa dan
yang mengalami keputihan berjumlah 75%. Hasil penelitian di Jawa
Timur tahun 2013 menunjukkan dari jumlah wanita sebanyak 37,4 juta
2

jiwa, 75% diantaranya adalah remaja yang mengalami keputihan. Di


Ponorogo tahun 2013 menunjukkan jumlah wanita sebanyak 855.281
jiwa dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan yang fisiologis (dr.
Suparyanto, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di
Siswi kelas I SMPN 3 Ponorogo, yang dilakukan melalui wawancara
pada 10 siswi didapatkan hasil 5 (50%) siswi dengan pengetahuan kurang
dan sikap positif dalam menangani keputihan, (30%) siswi dengan
pengetahuan cukup dan sikap positif dalam menangani keputihan dan
(20%) siswi dengan pengetahuan baik dan sikap positif dalam menangani
keputihan.
Berbagai macam permasalahan kesehatan pada remaja diperparah
dengan kondisi dimana pelayanan yang minim bagi mereka. Padahal
akses pelayanan yang efektif pada remaja hanya dapat dijamin jika
pelayanan terjangkau secara finansial, sesuai dengan kebutuhannya dan
dapat diterima oleh remaja sebagi pengguna pelayanan (Gay dkk, 2007).
Tetapi selama ini petugas kesehatan sendiri masih menganggap remeh
terhadap keluhan keputihan, menganggapnya sebagai hal yang biasa saja,
dapat sembuh dengan sendirinya (Nurul dkk, 2011 )

2. Faktor Pemungkin
- Adanya ruangan atau tempat sebagai sarana penyuluhan
- Adanya penerimaan sasaran terhadap penyuluhan
3. Faktor Penguat
- Dukungan dari sasaran dan keluarga sasaran
- Penerimaan sasaran terhadap penyulihan yang akan dilakukan

B. Diagnosa Keperawatan
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi keputihan karena
kurang mengakses informasi.
3

C. Tujuan

a. Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Nn. D
mengetahui, dan paham mengenai keputihan serta cara mencegah
keputihan.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang keputihan Nn. D
dapat :
a. Mengerti tentang Pengertian keputihan..
b. Mengerti tentang klasifikasi keputihan
c. Mengerti tentang tanda dan gejala keputihan.
d. Mengerti tentang klasifikasi keputihan.
e. Mengerti penyebab keputihan.
f. Mengerti penanganan

D. Materi
Terlampir

E. Metode
Ceramah atau Tanya jawab

F. Media
a. Leaflet
b. Video
4

G. Proses Kegiatan

Wakt
No Tahap Kegiatan
u
Penyuluh Sasaran
1. Pendahuluan 5 1. Memberikan salam. 1. Menjawab salam.
menit2. Memperkenalkan diri. 2. Menyimak.
3. Menyampaikan pokok
3. Menyimak.
bahasan. 4. Menjawab dengan
4. Menyampaikan tujuan. benar
5. Apersepsi tentang
keputihan
2. Isi 20 Penyampaian materi : Sasaran
menit1. Menjelaskan tentang mendengarkan secara
pengertian keputihan. seksama, dan
2. Menjelaskan tentang memperhatikan.
tanda dan gejala
keputihan.
3. Menjelaskan tentang
klasifikasi keputihan.
4. Menjelaskan tentang
penyebab keputihan.
5. Memberitahu
penanganan keputihan.
3. Penutup 5 1. Menyimpulkan hasil
1. Bersama-sama
menit penyuluhan. menyimpulkan materi.
2. Memberi salam 2. Menjawab salam.
5

H. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
 Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari
sebelum kegiatan.
 Penyuluhan dilaukan di rumah sasaran

2. Evaluasi Proses
 Peralatan dan tempat tersedia
 Peserta bersedia
 Waktu sesuai rencana
 Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
 Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil

3. Evaluasi Hasil
 Meminta Nn. D untuk menjelaskan kembali tentang keputihan.
 Meminta Nn. D untuk menjelaskan kembali penyebab keputihan.
 Memastikan Nn. D mengerti tentang pencegahan keputihan.
 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
6

Materi

A. Pengertian Keputihan
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan
darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan
menisfestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan.
(Winkjosastro,2008).

B. Tanda - Tanda Keputihan
Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari
saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental , dan kadang – kadang
berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau
sesudah haid pada perempuan tertentu.

C. Klasifikasi Keputihan
Menurut  Wijayanti (2009), keputihan dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Keputihan Fisiologis
Dalam keadaan normal ada sejumlah sekret yang mempertahankan
kelembapan vagina yang mengandung banyak epitel dan sedikit
leukosit dengfan warna jernih. Tanda-tanda keputihan normal adalah
jika cairan yang keluar tidak terlalu kental, jernih, berwarna putih
atau kekuningan jika terkontaminasi udara, tidak disertai rasa nyeri,
dan tidak timbul rasa gatal yang berlebih.
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya keputihan fisiologis antara
lain disebabkan :
a) Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang.
b) Seorang wanita yang mengalami gairah seksual.
c) Masa sekitar ovulasi karena adanya produksi kelenjar-kelenjar
pada mulut rahim.
7

d) Pada wanita hamil disebabkan karena meningkatnya seplai


darah ke vagina dan mulut rahim sehingga terjadi penebalan dan
melunaknya selaput lendir vagina, akseptor kontrasepsi pil dan
IUD, serta seorang wanita yang menderita penyakit kronik atau
pada wanita yang mengalami stress.

2. Keputihan Patologis
Menurut Manuaba (1998), pada keputihan patologis cairan yang keluar
mengandung banyak leukosit. Tanda-tanda keputihan patologis antara
lain cairan yang keluar sangan kental dan berubah warna, bau yang
menyengat, jumlahnya yang berlebih dan menyebabkan rasa gatal, nyeri
serta rasa sakit dan panas saat berkemih. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya keputihan patologis antara lain benda asing
dalam vagina, infeksi vaginal yang disebabkan oleh kuman, jamur,
virus, dan parasit serta tumor, kanker keganasan alat kelamin juga dapat
menyebabkan terjadinya keputihan.

D. Gejala Keputihan
Gejala yang timbul pada keputihan bisa bermacam-macam tergantung
penyebabnya. Cairan yang keluar bisa sedikit atau sedemikian
banyaknya sehingga memerlukan ganti celana dalam berulang kali atau
bahkan memerlukan pembalut. Warna cairan bisa kehijauan,
kekuningan, keabuan-abuan atau jernih tanpa warna. Kekentalannya
pun bervariasi, bisa encer, kental, berbuih atau bergumpal kecil
meyerupai susu (Dalimarta,2002)

E. Penyebab Keputihan
1) Penggunaan celana dalam yang tidak menyerap keringat
Jamur tumbuh subur pada keadaan yang sangat lembab. Celana
dalam yang terbuat dari nilon tidak menyerap keringat sehingga
menyebabkan kelembapan. Campuran keringat dan sekresi alamiah
8

vagina sendiri mulai bertimbun, sehingga membuat selangkangan


terasa panas dan lembab. Keadaan ini menjaditempat yang cocok
untuk pertumbuhan jamur kandida dan bakteri lain yang
merugikan.
2) Penggunaan celana panjang yang ketat.
Celana panjang yang ketat juga bdapat menyebabkan keputihan
karena merupakan penghalang terhadap udara yang berada di
sekitar daerah genetalia dan merupakan perangkap keringat pada
daerah selangkangan.
3) .Penggunaan deodoran vagina
Deodoran vagina sebenarnya tidak perlu digunakan karena dapat
mengiritasi membran mukosa dan mungkin menimbulkan
keputihan. Deodoran membuat vagina menjadi keringdan gatal
serta dapat menyebabkan reaksi alergi.

F. Cara Menangani dan Mencegah
Cara menangani dan mencegah keputihan :
1. Untuk lendir normal tidak perlu diobati, tetapi dengan menjaga
kebersihan dan mencegah kelembapan yang berlebihan pada daerah
organ kelamin terutama saat terjadi peningkatan  jumlah lendir
normal.
2. Menggunakan antiseptik yang sesuai dengan petunjuk dokter
untukl membersihkan vagina dari lendir keputihan yang berlebihan.
3. Menjaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau
aire besar, bilas sampai bersih, kemudian keringkan sebelum
memakai celana dalam.
4. Saat membersihkan vagina, membilas dilakukan dari arah depan ke
belakang untuk menghindari kuman dari anus ke vagina.
5. Menghindari pakaian dalam yang ketat.
6. Saat menstruasi mengganti pembalut beberapa kali dalam sehari.
9

7. Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olah raga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres
berkepankajangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:


Salemba Medika.
2. Aisyaroh, N. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Majalah
Ilmiah Sultan Agung diterbitkan oleh Unissula.www.unissula.ac.id.
3. Fitriarini, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
4. BKKBN. (2010). Remaja Genre dan Perkawinan Dini.
5. Manuaba , 2009.Memhami kesehatan reproduksi wanita,EGC,Jakarta .
10

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai