Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGIS

PADA Ny. “R” G2P100001 UK 37/38 MINGGU/GEMELI/HIDUP/HIDUP/INPARTU


DENGAN SECTIO CAESAREA
DI RUANG VK BERSALIN RUMAH SAKIT NAHDLATUL UMLAMA TUBAN
01 DESEMBER 2021

OLEH :
DYAH AULIA ERVINA
19171149005

Dosen Pebimbing :
ARIS PUJI UTAMI SST., M.KES
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERSALINAN PATOLOGIS
DI RUMAH SAKIT NAHDLATUL ULAMA TUBAN

Laporan klinik kebidanan yang berjudul asuhan kebidanan ibu bersalin patologis
pada Ny “R” G2P100001 UK 37/38 minggu/gemelli/h/h/inpartu dengan sectio caesarea di
ruang VK Bersalin Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Ttuban ini telah disetujui sebagai laporan
praktik kebidanan.
Dalam Rangka praktek klinik kebidanan yang dilaksanakan oleh mahasiswa
kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Nama : Dyah Aulia Ervina


NIM : 19.17.1.149.005
Tanggal : 02 Desember 2021
Tahun Akademik :2021-2022

Tuban, 01 Desember 2021


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Praktik Pembimbing Praktik Lapangan

Aris Puji Utami SST., M.kes Anis Dwi K, SST


NIDN. 0731038301 Nik. 10308016

ii
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologis Pada Ny “R” G2P100001 Uk 37/38
minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu dengan sectio caesarea Di Ruang Bersalin VK Rumah
sakit Nahdlatul Ulama Tuban”
Dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Mifahul Munir, S.KM, M.Kes, DIE selaku Rektor Institut Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan penelitian.
2. Ibu Aris Puji Utami,SST., M.Kes selaku Kaprodi D-lII Kebidanan Institut Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
3. Ibu Aris Puji Utami,SST., M.Kes selaku dosen pembimbing penulisan laporan
asuhan kebidanan ini yang selalu menyempatkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan saran.
4. Ibu Anis Dwi K, SST pembimbing di lahan praktik yang selalu bersedia membantu
dan memberikan ilmunya saat berada di lapangan.
5. Ny “R” beserta keluarga yang sudah bersedia menjadi responden dalam penulisan
asuhan kebidanan ini.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan do’a dalam setiap langkah
pembuatan laporan asuhan kebidanan.
7. Teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan laporan asuhan kebidanan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu atas
terselesainya laporan asuhan kebidanan.
Dalam penulisan laporan asuhan kebidanan ini, penulis menyadari sepenuhnya
adanya kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi pembahasan, oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari para pembimbing dan pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penulisan laporan asuhan kebidanan selanjutnya. Harapan
penulis semoga laporan asuhan kebidanan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca umumnya. semoga laporan asuhan kebidanan ini berguna bagi
semua pihak yang memanfaatkan.

Tuban, 01 Desember 2021

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Persalinan................................................................................4
2.2 Konsep Dasar Kehamilan Gemeli.....................................................................5
2.3 Konsep Dasar SC (Sectio Caesarea) .................................................................15
2.4 Konsep dasar Asuhan Kebidanan Menutut Hellen Varney............................16
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian......................................................................................................21
3.2 Interpretasi Data.............................................................................................24
3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah................................................................25
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera.......................................................................25
3.5 Intervensi........................................................................................................25
3.6 Implementasi..................................................................................................26
3.7 Evaluasi..........................................................................................................27
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................31
4.2 Saran...............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................32

iv
BAB I
TINJAUAN TEORI

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan hal fisiologis yang terjadi pada wanita. Meskipun demikian,
semua jenis kehamilan memiliki resiko terjadinya komplikasi pada masa persalinan atau
bahkan masa kehamilan itu sendiri. Salah satu contoh wanita yang beresiko selama hamil
adalah wanita dengan kehamilan kembar.
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang ada
didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi
wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus
bilamdiinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin (wiknjosastrom 2007).mmasalah
yang sering terjadi pada kehamilan kembar yaitu preeklampsia, sesak nafas, anomaly janin,
malpresentasi, persalinan dengan gangguan, dll.
Gerulich (1930) melaporkan frekuensi kehamilan kembar pada 121 juta persalinan
sebagai berikut: gemelli 1 : 85; triplet 1 : 7.628; kuadrupler 1 : 1.670.743; dan quintuplet 1 :
141.600.000. angka tersebut kira-kira sesuai dengan hokum hellin yang menyatakan bahwa
perbandinganantara kehamilan kembar dan tunggal adalah 1 : 89, untuk triplet 1 : 89² untuk
kuadruplet 1 : 89³ dan seterusnya. Antara tahun 1980 dan 1997, jumlah kelahiran kembar
meningkat 52% dan jumlah kelahiran triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya
lebih besar lagu melonjak 404%. Sebaliknya, kelahiran janin tunggal hanya meningkat 6%.
Prawirohardjo (1948) mengumumkan diantara 16.288 persalinan terdapat 197
persalinan gemelli dan 6 persalinan triplet.
Kehamilan gemelli biasanya disebabkan oleh faktor keturunan, biasanya salah satu
keluarga yang memiliki keturunan kembar, maka tidak menutup kemungkinan pasien
tersebut juga akan melahirkan bayi kembar.
Penanganan yang diapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada
kehamilan kembar yaitu melakukan pemeriksaan antenatal care lebih sering, memenuhi
kebutuhan nutrisi lebih banyak, memberikan sulfas ferosus 3x100mg secara rutin,
memberikan asam folik 5mg dan satu tablet zat besi setiap hari.

v
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada Pada Ny “R” G2P100001 Uk 37/38
minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu dengan sectio caesarea Di Ruang Bersalin VK Rumah
sakit Nahdlatul Ulama Tuban”

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan secara komperhensif pada Pada
Ny “R” G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu dengan sectio caesarea
Di Ruang Bersalin VK Rumah sakit Nahdlatul Ulama Tuban” Dengan pendekatan
manajemen kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik klinik kebidanan pada ibu post partum diharapkan :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada Ny “R”
G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu dengan sectio caesarea Di
Ruang Bersalin VK Rumah sakit Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data atau menghubungkan data yang
diperoleh dari Ny “R” G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu
dengan sectio caesarea Di Ruang Bersalin VK Rumah sakit Nahdlatul Ulama Tuban.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnose potensial pada Ny “R” G2P100001 Uk
37/38 minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu dengan sectio caesarea Di Ruang Bersalin
VK Rumah sakit Nahdlatul Ulama Tuban.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada Ny “R” G2P100001 Uk
37/38 minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu dengan sectio caesarea Di Ruang Bersalin
VK Rumah sakit Nahdlatul Ulama Tuban.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan perencanaan atau intervensi asuhan secara
menyeluruh pPada Ny “R” G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu
dengan sectio caesarea Di Ruang Bersalin VK Rumah sakit Nahdlatul Ulama Tuban.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada Ny “R” G2P100001 Uk 37/38
minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu dengan sectio caesarea Di Ruang Bersalin VK
Rumah sakit Nahdlatul Ulama Tuban.

vi
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dan merencanakan asuhan secara menyeluruh
ada Ny “R” G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/hidup/hidup/inpartu dengan sectio
caesarea Di Ruang Bersalin VK Rumah sakit Nahdlatul Ulama Tuban.
1.4 Manfaat Penilitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil pengkajian ini dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan dan
kajian dalam ilmu kebidanan khususnya pada kasus pelayanan asuhan kebidanan patologis.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Untuk tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan ibu
bersalin patologis, dan bisa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
masyarakat.
2. Untuk pasien dapat menambah pengetahuan melalui informasi tentang
penanganan pada kehamilan patologis dengan gemelli.
3. Untuk mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam
melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan patologis dengan gemelli.

vii
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai
dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (Sondakh, 2015).
2. Tanda-Tanda Persalinan
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uterus
karena kepala bayi sudah masuk ke dalam pintu atas paggul (PAP). Gambaran
lightening pada primigravida menunjukkan hubungan normal antara power (his),
passage (jalan lahir ), passanger (penumpang). Pada multipara gambarannya menjadi
tidak jelas seperti primigravida, karena masuknya kepala janin ke dalam panggul
terjadi bersamaan dengan proses persalinan (Sulistyawati, 2013). Berikut adalah
tanda-tanda dimulainya
Persalinan menurut Jenny J.S Sondakh (2013) :
1. Terjadinya his persalinan. Saat terjadi his ini pinggang terasa sakit dan menjalar ke
depan, sifatnya teratur, interval lebih pedek, dan kekuatan makin besar, serta semakin
beraktivitas (jalan) kekuatan akan makin bertambah.
2. Pengeluaran lendir dengan darah. Terjadinya his persalinan mengakibatkan
terjadinya perubahan pada serviks yang akan menimbulkan pendataran dan
pembukaan. Hal tersebut menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas dan pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan.
3. Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban. Sebagian besar, keadaan
ini terjadi menjelang pembukaan lengkap. Setelahadanya pecah ketuban, diharapkan
proses persalinan akan berlangsung kurang dari 24 jam.

viii
4. Hasil-hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dalam yakni pelunakan serviks,
pendataran seviks, dan pembukaan serviks.
3. Tahapan Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai
10cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II dinamakan dengan kala
pengeluaran karena kekuatan his dan kekuatan mengejan,janin di dorong keluar
sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala urie, plasenta terlepas dari dinding
uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian
(Sumarah, 2011).
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar
kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka
(Rohani, 2013).
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm atau
pembukaan lengkap. Proses ini terjadi dua fase yakni fase laten selama 8 jam dimana
serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif selama 7 jam dimana serviks membuka
dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi salama fase aktif. Pada
permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient atau
ibu yang sedang bersalin masih dapat berjalam-jalan (Sulistyawati, 2013 ).
Kala II merupakan kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan lengkap sampai
bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan
mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Diagnosis persalinan ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5-6 cm (Sulistyawati, 2013 ).
2.2 Konsep Dasar Kehamilan Gemeli
1. Pengertian Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih (Marmi,
2011). Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasimmenghasilkan janin lebih dari
satu (Sarwono, 2010)
Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau
janin sekaligus, kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan

ix
dibuahi atau bila satu ovumyang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk
dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lbih awal (Taufan, 2012)
Kehamilan ganda adalah segmentasi satu ovum fertile (identic, monovuler
atau monozigotik) atau fertilisasi ovum yang terpisah oleh spermatozoa yang berbeda
(fraternal atau dizigotik). (Benson, 2009).
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan Ganda
Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur
2. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormone gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
3. Faktor keturunan
4. Faktor yang lain belum diketahui.

3. Tanda Gejala Yang Mengidentifikasikan Kehamilan Ganda


Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan gemelli adalah
sebagai berikut :
a) Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin
pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
b) Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c) Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar
d) Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga
memiliki Riwayat kehamilan kembar.
e) Penggunaan stimulator ovulasi
f) Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
g) Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal
h) Frekuensi pre-eklamasi dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar

x
i) Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing,
edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.

4. Komplikasi Pada Kehamilan Ganda


Menurut Hartono, dkk (2006:852-897) beberapa komplikasi yang dapat terjadi
pada janin yang dilahirkan pada kehamilan kembar diantaranya adalah :
a. Prematuritas
Janin dari kehamilan multiple cenderung dilahirkan preterm dan kebanyakan
memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit (NICU). Sekitar 50 persen
kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Lamanya kehamilan
akan semakin pendek dengan bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar
20% bayi dari kehamilan multiple merupakan bayi dengan berat lahir rendah.
b. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali
lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang dilahirkan
pada usia kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal Respiratory Distres
Syndrom (RSD) adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur.
Terjadi segera setelah atau beberapa saat setelah bayi lahir. Ditandai dengan sukar
bernafas , cuping hidung, retraksi dinding dada dan sianosis yang menetap dalam 48-
96 jam pertama kehidupan.
c. Asfiksia saat Kelahiran /Depresi Napas Perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi untuk
mengalami asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal dengan berbagai sebab.
Prolaps tali pusat, plasenta previa, dan rupture uteri dapat terjadi dan menyebabkan
afiksia janin. Bayi kedua pada kehamilan kembar memiliki resiko asfiksia saat
lahir/depresi napas perinatal lebih tinggi.
d. Infeksi Streptococcus Group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah adalah
5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal dengan berat
badan yang sama.
e. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya studi
sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden kembar trimester

xi
pertama jauh lebih tinggi daripada insiden saat lahir. Kehamilan kembar sekarang
diperkirakan terjadi pada 12 persen diantara semua konsepsi spontan, tetapi hanya 14
persen diantaranya yang bertahan sampai aterm.
Pada Sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap tetapi pada banyak kasus,
satu janin yang meninggal atau sirna (vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai
kehamilan tunggal. Pada 21-63% konsepsi kembar meninggal atau sirna (vanish)
pada trimester kedua. Keadaan ini dapat menyebabkan kelainan genetik atau
kelainan neurologic/defek neural tube pada janin yang tetap bertahan hidup.
f. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri Pada Janin Kembar
(twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergaung, kadang-
kadang amat kompleks Anastomosis vascular pada plasenta monokorionik dapat dari
arteri ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan
baik sehingga tidak ada salah satu janin yang menderita. Darah arteri yang sudah
terpakai dan mencapai kembar resipien cenderung mengalir ke pembuluh-pembuluh
iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh dan menyebabkan
gangguan partumbuhan dan perkembangan tubuh bagian atas.
g. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan 20% berat
badan pada sindrom ini. Kematian kembar donor dalam uterus dapat mengakibatkan
thrombus fibrin di seluruh arteriol yang lebih kecil memiliki kembar resipien. Hal ini
kemungkinan diakibatkan oleh transfusi darah yang kaya tromboplastin dan janin
donor yang mengalami maserasi. Kembar yang bertahan hidup mengalami koagulasi
intravaskuladiseminata.
h. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan kantung
amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah tidak
sempurna akan terbentuk kembar siam/kembar dempet. Terdapat beberapa jenis
kembar siam, yaitu :
1) Thoracopagus, bila kedua tubuh Bersatu di bagian dada (30-40%). Jantung
sealu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu, harapan hidup baik
dengan atau tanpa operasi adalah rendah.

xii
2) Omphalopagus, bila kedua tubuh Bersatu di bagian perut (34%). Umumnya
masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi kembar siam
ini biasanya hanya memiliki satu hati, system pencernaan dan organ-organ
lain.
3) Xyphopagus, bila kedua tubuh Bersatu di bagian xiphoid cartilage.
4) Pyopagus (iliopagus), bila Bersatu di bagian belakang (19%).
5) Cephalopagus/craniopagus, bila Bersatu di bagian kepala dengan tubuh
terpisah.
i. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah satu atau kedua janin
dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin yang terbentuk, maka kemungkinan
terjadinya IUGR semakin besar.
5. Pengaruh Yang Dialami Ibu saat Hamil Dan Bersalin Akibat Janin Ganda
1. Saat hamil
Akibat dari janin kembar ibu saat hamil mengalami keluhan sebagai berikut :
a) Sesak nafas
b) Sering BAK
c) Gerak banyak
d) Edema varises
e) Hyperemesis
f) Sakit pinggang
g) Preeklampsia
2. saat bersalin
a. Tenaga ibu lebih terkuras pada janin yang dilahirkan pervaginam (presentasi
kepala), cepat Lelah, dan bisa mengakibatkan dehidrasi
b. Ibu kesulitan dalam memilih posisi yang nyaman
c. Kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar
d. Kemungkinan besar persalinan dengan SC
3. Resiko yang mungkin timbul pada kehamilan kembar
a) Anomaly janin
b) Keguguran dini
c) Lahir hidup
d) IUGR

xiii
e) Plasenta previa
f) Persalinan dan pelahiran preterm
g) Diabetes kehamilan
h) Preeklamksia
i) Malpresentasi
j) Persalinan dengan gangguan
6. Penanganan Kehamilan Ganda
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada kehamilan dengan penyulit
kembar, kita perlu :
1. Pemeriksaan antenatal lebih sering, mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga
tanda-tanda pre-eklamasi dapat diketahui dini dan penanganannya dapat dikerjakan
dengan segera. Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya
dilarang karena dapat merupakan faktor predisposisi partus prematurus.
2. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar dari
hamil tunggal, sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi agar tidak terganggu
pertumbuhan janin dalam Rahim
3. Anemia hepokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan
besi 2 bayi dan penambahan volema darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas
ferosus 3x100 mg secara rutin perlu dilakukan, selain zat besi dianjurkan untuk
memberikan asam folik sebagai tambahan, yaitu 5 mg asam folat dan satu tablet zat
besi setiap hari.
4. Mencegah kelahiran janin yang terlalu preterm.
5. Mengidentifikasi gangguan pertumbuhan salah satu atau kedua janin dan janin yang
mengalaminya dilahirkan sebelum sekarat.
6. Mengeliminasi trauma janin selama persalinan dan kelahiran.
7. Mempersiapkan dokter yang ahli dalam perawatan neonates.
Disamping itu juga harus diperhatikan keadaan ibu dan janin seperti :
1. Nutrisi
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam lemak esensial jauh
meningkat pada wanita dengan kehamilan multiple. Kehamilan multiple harus mengalami
pertambahan sekitar 25 kg (50 pon), dianjurkan konsumsi energi harus ditingkatkan
sebesar 300 kkal/hari, suplementasi besi 60-100mg/hari, asam folat 1 mg/hari.

xiv
2. Hipertensi Ibu
Gangguan hipertensi akibat kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada
janin multiple.
3. Surveilans Antepartum
Pertumbuhan janin lebih lambat pada kehamilan multiple dibandingkan dengan gestasi
tunggal dan juga mungkin tidak sepadan di antara dua janin. Atas alasan tersebut
sepanjang trimester 3 biasanya dilakukan pemeriksaan sonografi serial, pertumbuhan
yang memadai dipastikan. Ketidaksepadanan ukuran merupakan kekhawatiran utama
apabila pertumbuhan salah satu janin terhambat, penilaian volume cairan amnion juga
penting karena adanya oligohidramnion mungkin menandakan patologi uteroplasenta
dan hal ini seyogyanya mendorong kita segera melakukan evaluasi terhadap
kesejahteraan janin.
4. Pemeriksaan Kesehatan Janin
Pada penatalaksanaan kehamilan multiple ordo tinggi sering digunakan uji non stress atau
profil bio fisik. Kompleksitas penyulit pada kehamilan multiple serta kemungkinan
kesulitan teknis dalam memisahkan janin-janin sewaktu dilakukan pemeriksaan
antepartum tampaknya membatasi manfaaat metode-metode ini.
5. Velosimetri Doppler
Evaluasi resistensi vascular dengan Doppler dapat digunakan untuk menilai kesejahteraan
janin. Meningkatnya resistansi disertai berkurangnya kecepatan diastolic sering menyertai
pertumbuhan janin yang terhambat. Hasil-hasil pemeriksaan Doppler pada kembar dua
dan triplet sama dengan pada janin tunggal dan karenya dapat digunakan dengan cara
serupa.
6. Mencegah Pelahiran Preterm
Sebagai upaya untuk memperpanjang gestasi pernah digunakan beberapa Teknik antara
lain tirah baring, terutama rawat inap di rumah sakit, pemberian obat betamimetic
profilaktik, dan cervical cerclage (pengikatan serviks) profilaktik.
7. Terapi Tokolitik
Terapi tokolitik pada Wanita dengan gestasi multiple menimbulkan resiko yang lebih
tinggi dibandingkan kehamilan tunggal, sebagian karena peningkatan volume plasma dan
kebutuhan kardiovaskular akan menyebabkan pasien rentan terhadap edema paru setelah
mendapat hidrasi dan terapi beta-mimetik.
8. Kortikosteroid Untuk Pematangan Paru Janin

xv
Tidak terdapat bukti yang memuaskan bahwa kortikostiroid bermanfaat bagi janin
multiple sebagai contoh Turrentine dkk. (1996) tidak menemukan perbedaan hasil akhir
neonates antara 21 pasangan kembar yang mendapat terapi kortikosteroid optimal dan 63
pasangan kembar yang tidak mendapat terapi.
9. Prediksi Peraslian Preterm
Goldenberg dkk. (1996) secara prospektif menapis lebih dari 50 faktor resiko protensial
untuk persalinan premature pada 147 kehamilan dan mendapatkan bahwa hanya Panjang
serviks dan fibronectin janin yang dapat memprediksi pelahiran preterm. Pada usia
gestasi 24 minggu, panjang serviks yang lebih dari 25mm merupakan predictor terbaik
akan terjadinya pelahiran sebelum 32 minggu, dan pada 28 minggu, fibronektin janin
yang positif merupakan pretiktor terbaik.
10. Pematangan Paru
Berdasarkan pengukuran rasio lestin-sfingomieli, kematangan paru biasanya berlangsung
serentak diantara kembar (lebenu,dkk 1984). Selain itu, walaupun rasio ini biasanya
besarnya lebih dari 2 setelah 36 minggu pada janin tunggal, pada kehamilan multipel
rasio tersebut sudah tercapai pada sekitar 32 minggu. Namun, pada sebagian kasus
mungkin terjadi kesenjangan fungsi paru yang mencolok ketika janin yang paling kecil
dan paling mengalami stress akan lebih cepat matang.
11. Penatalaksanaan Menunggu Pada Pecah Ketuban
Gestasi kembar disertai ketuban peca dini diberikan pinatalaksanaan emnunggu seperti
pada kehamilan tunggal. Mercer,dkk.(1993) membandingkan hasil akhir kehamilan
kembar dan tunggal yang mengalami ketuban pecah dini pada gestasi 19-36 minggu dan
mendapatkan bahwa persalinan terjadi lebih dini pada kehamilan kembar.
12. Penundaan Lahirnya Kembar Kedua
Trivedi dan gillett (1998) mengkaji literatur inggris dan mendapatkan 45 laporan kasus
kelahiran asinkron pada gestasi multipel umunya kelahiran pertama terjadi akibat ketuban
pecah dini dan angka kelangsungan hidup bagi para janin ini sangat kecil. Namun,
kehamilan kembar atau triplet yang sebagian janinnya bertahan hidup berlanjut rata-rata
selama 49 hari pelaksanaan dengan tokolitik, antibiotic, profilaktik dan pengikatan
serviks tampaknya tidak menghasilkan perbedaan. Apabila diusahakan terjadi kelahiran
asinkron, harus dilakukan evaluasi yang cermat atas infeksi, solusio dan anomaly
congenital dan wanita yang bersangkutan diberi penyuluhan mendalam mengenai resiko-
resiko ini.

xvi
7. Penanganan Khusus pada Kehamilan Ganda
Penanganan pada kehamilan kembar terbagi atas :
A. Antepartum
1. Diet dan pola makan yang baik, wanita dengan kehamilan normal mengalami
peningkatan 25-35 pounds setelah 9 bulan, pada kehamilan kembar
mengalami peningkatan 35-45 pounds, kehamilan triplet peningkatan 50-60
pounds. The American College of Obstetricians and Gynecologists
merekomendasikan bahwa wanita dengan kehamilan kembar untuk
mengkonsumsi lebih 300 kalori/hari dari pada wanita dengan hamil normal
(total sekitar 2700-2800 kalori/hari).
2. Suplemen besi dan asam folat, pemberian tablet Fe pada saat prenatal
sekurangnya 30 mg, anemia defisiensi besi adalah yang paling sering
dijumpai dan dapat meningkatkan resiko persalinan preterm.

3. Mengurangi aktivitas dan perbanyak istirahat. Kehamilan kembar dapat


membuat keadaan tidak nyaman karena uterus yang jadi lebih besar, istirahat
akan menolong untuk meningkatkan energi.
4. Pemberian tokolitik segera, jika perlu.
5. Pemeriksaan klinis kehamilan sekurangnya setiap 2 minggu setelah 24
minggu
a. Periksa keadaan servik setiap berkunjung setelah kehamilan 24 minggu
melalui pemeriksaan fisik ataupun ultrasound untuk mengetahui
tandatanda awal kemungkinan terjadi persalinan preterm.
b. Pengetahuan mengenai kehamilan p[reterm, yaitu persalinan yang
dimulai sebelum berakhirnya usia kehamilan 37 minggu. Hal ini akan
menyebabkan lahir prematur, masalah yang paling sering dijumpai pada
kehamilan kembar, yang akan menyebabkan gangguan pernafasan pada
bayi. Terapi steroid yang disuntikkan akan membantu paru-paru bayi
bekerja lebih baik. Universitas Sumatera Utara.
c. Perhatikan pergerakan bayi terutama setelah umur kehamilan 32 minggu,
melalui detak jantung janin yang berespon terhadap gerakannya
(nonstress test).
6. Ultrasound obstetrik setiap 3-4 minggu setelah diagnosis Dengan tujuan :

xvii
 Menentukan kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan fetus, salah satu
janin lebih kecil dari pada janin yang lainnya kembar ini disebut
discordant. Ultrasound digunakan untuk melihat pertumbuhan dan cairan
amnion pada masing-masing janin.
 Evaluasi kelainan kongenital.
 Deteksi kembar siam.
 Perbandingan berat janin.
 Mengetahui presentasi fetus.
 Deteksi dini adanya twin-twin transfusion.
7. Non stress test setelah 32 minggu
 Mengetahui keadaan janin
 Memperkirakan adanya penekanan pada tali pusat.
8. Konsultasi perinatologi
B. Intrapartum
Sebaiknya dilakukan di kamar operasi dan sudah disiapkan pemeriksaan cross-match
serta dihadiri ahli anestesi, ahli kebidanan dan ahli anak.
a. Jika kembar presentasi vertex-vertex; dilahirkan per vaginam dengan melakukan
episiotomi mediolateral untuk mengurangi tekanan pada kepala bayi.
b. Jika presentasi vertex-non vertex :
 Siapkan SC, atau
 Partus per vaginam diikuti dengan persalinan bokong Breech delivery)
 Partus per vaginam diikuti ekstraksi bokong totalis atau melakukan internal
podalic version (hal ini dilakukan dengan catatan tidak dijumpai)
 Partus per vaginam diikuti dengan melakukan eksternal version (versi luar)
dimana hal ini memerlukan pemantauan dengan USG portabel untuk melihat
secara akurat letak bayi kedua.
c. Jika presentasi non vertex-vertex atau non vertex-non vertex: SC
d. Jika hamil kembar 3 atau lebih : SC
e. Pada kembar premature :
 Vertex-vertex : partus per vaginam
 Vertex-non vertex : Umumnya SC
 Non vertex-vertex atau non vertex-non vertex : SC

xviii
 Kembar 3 atau lebih : SC
f. Pada locking twins : segera lakukan SC Ada tiga tipe :
 Kollisi; adanya kontak antara bagian janin sehingga tidak bisa memasuki
pintu atas panggul
 Kompaksi; adanya engagement dari bagian terbawah kedua janin secara
bersamaan sehingga menghambat turunnya bagian terbawah
 Interlocking; adanya kontak antara dagu kedua janin pada bayi A presentasi
bokong dan bayi B presentasi vertex dan kedua janin saking
berhadaphadapan.
C. Post Partum
Awasi segera terjadinya perdarahan post partum oleh karena atonia uteri sekunder.
2.3 Konsep Dasar SC
1. Definisi
1. Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatanpada
dinding uterus melalui dinding perut/vagina.Seksio sesaria adalah suatu
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalamrahim. (Rustam Mochtar, 1998).
2. Seksio sesaria adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat diatas500 gram
melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.(Abdul BariSyaefuddin,
2001).
2. Etiologi
Indikasi dilakukan sectio caesaria pada ibu adalah disproporsi cepalo pelvik, placenta
previa, tumor jalan lahir, hidromnion, kehamilan gemeli, sedangkan pada janin adalah
janin besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxorn, 1996 : 634). Penyebab
dari pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui, faktor predisposisinya (Taber,
1994) :
1. Nulipara umur belasan tahun.
2. Pasien kurang mampu, dengan pemeriksaan antenatal yang buruk terutama,
dengan diit kurang protein.
3. Mempunyai riwayat pre eklampsia atau eklampsia dalam keluarganya.
4. Mempunyal penyakit vaskuler hipertensi sebelumnya.
3. Tipe-tipe Sectio caesaria
Tipe-tipe sectio caesaria menurut Oxorn (1996) adalah :
1. Tipe-tipe segmen bawah :

xix
insisi melintang Insisi melintang segmen bawah uterus merupakan prosedur
pilihan abdomen dibuka dan disingkapkan, lipatan vesika uterina peristoneum
yang terlalu dekat sambungan segmen atas dan bawah uterus di sayat melintang
dilepaskan dan segmen bawah serta ditarik atas tidak menutupi lapangan
pandangan.
2. Tipe-tipe segmen bawah :
insisi membujur. Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama
seperti pada insisi melintang. Insisi membujur dibuat dengan skapal dan
dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera pada bayi.
3. Sectio caesaria klasik
Insisi longitudinal di garis tengah dibuat dengan skapal ke dalam dinding anterior
uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah dengan gunting berujung tumpul.
4. Sectio caesaria ekstranperitoneal
Pembedahan ektraperitonial dikerjakan untuk menghindari perlunya histerektomi
pada kasus-kasus yang mengalami infeksi luas.
4. Komplikasi
1) Komplikasi sectio caesaria adalah
a. Infeksi puerpeural (nifas)
1. Ringan, dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2. Sedang, dengan kertaikan suhu lebih tinggi, disertai dehidrasi, perut sedikit
kembung.
3. Beral, dengan peritonitis dan sepsis, hal ini sering dijumpai pada partus
terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban
yang teah pecah terlalu lama, penanganannya adalah pemberian cairan,
elektrolit dan antibiotik yang ada dan tepat.
b. Perdarahan, disebabkan karena
1. Banyak pembuIuh darah terputus dan terbuka.
2. Antonia uteri
3. Perdarahan pada placenta bed.
c. Juka kandung kemih
d. kemungkinan ruptura uteri spontanea pada kehamilan mendatang.
(Mochtar, 1998 : 121)
2) Komplikasi yang timbul pada pre eklampsia berat (Taber, 1994)

xx
Maternal: solusio plasenta, gagal ginjal, oedema paru, pendarahan otak eklampsia.
Janin : prematuritas, insufisiensi utero plasenta, retardasi pertumbuhan intra uterin,
kematian janin intro uterin
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney
1. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Untuk mengetahui identitas suami dan istri
Umur : Kurun reproduksi sehat antara 20-35 tahun
Agama : Berpengaruh pada pola kebisaan kesehatan pasien, dengan
diketahuinya agama yang dianut maka memudahkan
pendekatan pasien.
Pekerjaan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan dengan
masalah yang dirasakan pasien.
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektualnya karena tingkat
pendidikan seseorang akan mempengaruhi bahasa ataupun
kata-kata yang digunakan.
Alamat : Untuk mempermudah hubungan bila dibutuhkan penanganan
segera.
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini serta riwayat yang ada hubungannya
dengan keadaan saat ini
3. Riwayat Kebidanan (Obstetri) yang lalu
Untuk mengetahui saat ini kehamilan ke berapa, berapa jumlah anak baik yang
hidup, meninggal atau keguguran, bagaimana persalinan yang lalu.
4. Riwayat Keluarga
Untuk mengetahui di dalam keluarga ibu maupun suami ada penyakit menurun
atau riwayat keturunan kembar
5. Riwayat Kesehatan Ibu
Untuk mengetahui apakah ibu memiliki penyakit menular (TBC, hepatitis,
malaria, PMS), penyakit kronis (jantung, ginjal), serta riwayat operasi.
6. Riwayat Kesehatan Ibu

xxi
Untuk mengetahui apakah ibu memiliki penyakit menular (TBC, hepatitis,
malaria, PMS), penyakit kronis (jantung, ginjal), serta riwayat operasi.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik/Cukup/Lemah, tergantunng keadaan ibu saat ini.
Kesadaran : Composmentis/Somnolen/Apatis/Delireum/Coma
TB : Sebagai deteksi dini resti, karena jika TB ≤ 145 cm maka ibu
tergolong dalam resiko tinggi
BB : Dalam kehamilan kenaikan BB normal antara 9-12 kg
TD : : 100/ 60 – 130/ 90 mmHg, Merupkan salah satu tanda adanya
Hipertensi yang nantinya dapat mengarah ke PER, PEB,
Ekklamsia
Nadi : 60-80x/mnt.
Suhu : Berkisar antara (36,5-37,5)C
RR : Normalnya antara (16-20)x/mnt

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Muka : Apakah pucat/tidak, oedema/tidak, sclera putih/tidak, conjungtiva
merah muda/tidak.
Mata : Konjungtiva merah muda dan seklera putih keabuabuan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid/vena jugularis
Payudara : Kebersihan payudara dan tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak/ada striae albican serta
ada/tidak linea nigra Palpasi
Payudara : Teraba/ tidak benjolan abnormal, ada/ tidak nyeri tekan, dan
colostrum sudah keluar/ belum (kanan dan kiri)
Leopold I : Untuk mengetahui TFU, bagian apa yang di fundus
Leopold II : Untuk mengetahui letak punggung serta ekstermitas bayi
Leopold III : Untuk mengetahui bagian terendah janin sudah masuk PAP atau
belum
Leopold IV : Untuk mengetahui seberapa jauh bagian terendah masuk PAP
Auskultasi : Untuk mengetahui denyut jantung janin

xxii
Perkusi : Jika hasil reflek patella -/- maka kemungkinan px kekurangan B1
dan B6, selain itu sebagai salah satu tanda-tanda PE
Pemeriksa dalam : Untuk mengetahui kemajuan persalinan
3. Pemeriksaan Penunjang
Sebagai penunjang terbentuknya diagnosa medis.
Pemeriksaan Lab, Kadar Hb, Proteinuri, USG
2. Interpretasi Data
Interpretasi data dasar merupakan rangkaian, menghubungkan data yang diperoleh
dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengetahui kesehatan pasien. Pada langkah
ini data diinterpretasikan menjadi diagnosa, masalah (Varney, 2004).
Meliputi :
Diagnose : Papiah dengan persalinan patologis dengan gemeli
Ds : Data yang didapatkan sesuai keluhan penunjang diagnosa
Do : Hasil pemeriksaan yang digunakan untuk menunjang diagnosa.

3. Identifikasi Diagnose / Masalah Potensial


Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan diagnose dan masalah
yang sudah diidentifikasi (vamey, 2004)
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tenaga kesehatan mengidentifikasi tindakan untuk segera ditangani atau
dikonsultasikan dengan dokter SpOG. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan.
5. Perencanaan Atau Intervensi secara menyeluruh
Melaksanakan perencanaan tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien, tapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien (apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
dirasakan klien, dalam perencanaan ini apa yang direncanakan harus disepakati klien, harus
rasional benar-benar valid berdasar pengetahuan dari teori yang up to date.

No Intervensi Rasional
1. Jalin komunikasi Agar klien lebih kooperatif
terapeutik dengan klien
2. Melakukan pemeriksaan Untuk mengetahui kondisi pasien

xxiii
TTV
3 Jelaskan hasil pemeriksaan Agar klien dan suami mengetahui
pada klien dan suami keadaan dan kondisi klien
4. Berikan he sesuai Untuk meningkatkan pengetahuan
kebutuhan klien ndan pemahaman ibu agar mampu
menjaga keadaannya dan bayinya
5. Berikan terapi Untuk menunjang kesehatan ibu

6. Implementasi
Implentasi merupakan penyelesaian suatu rencana kebidanan yang dilakukan bidan
secara mandiri,kolaborasi maupun rujukan selama itu bidan mengawasi dan memonitoring
kemajuan klien.
No Waktu pemeriksaan Implementasi
1. Jalin komuniksi terapeutik dengan klien
2. Melakukan pemeriksaan TTV
3. Jelaskan
4. Berikan He sesuai dengan kebutuhan klien

7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, dan apakah pelayanan yang telah kita berikan berjalan
dengan baik sesuai harapan.
S : Data yang didapatkan dari pernyataan pasien.
O : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Penilaian / Diagnosa yang terjadi atas S dan O
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi.

xxiv
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 01-Desember-2021 Jam : 14.10 WIB Oleh : Dyah Aulia Ervina
1. DATA SUBYEKTIF
1.1 Identitas
Nama Klien : Ny. R Nama Suami : tn. D
Umur : 34th Umur : 35th
Suku / Bangsa : Jawa / indo Suku / Bangsa : Jawa / indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Pabrik Pekerjaan : Wirausaha
1.2 Keluhan utama
Ibu hamil 9 bulan,, hasil USG dinyatakan hamil kembar. Direncanakan operasi
1.3 Riwayat menstruasi
Siklus menstruasi : 28 hari Menarch : 123 tahun
Lama : 7 hari HPHT : 16-03-2021
Warna : merah TP : 23-12-2021
Bau : anyir
1.4 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Suam UK Jns pers Penolo BB/PB H/M L/P Meneteki KB
. i ke- ng
1. 1 40mgg normal bidan 2900/49 H P YA Pil
12th
2. H A M I L I N I
1.5 Riwayat kehamilan ini
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang kedua, dengan usia kehamilan 9 bulan,
ibu mengatakan sudah melakukan pemeriksaan kehamilan selama 5x di bidan. Pada

xxv
trimester 1 ibu mengeluh mual muntah, trimester 2 tidak ada keluhan dan trimester 3
mengatakan kencang-kencang tapi tidak sering dan tidak teratur.
1.6 Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang atau sedang di derita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti : Tubercolusis
(TBC), penyakit kuning (Hepatitis), dan tidak pernah menderita penyakit menular
seksual, seperti : Gonorrhoea, Sifillis, dan lain-lain. Ibu juga tidak pernah menderita
penyakit keturunan, seperti : Asma, Jantung, Kencing Manis (Diabetes), dan
Hipertensi (Darah tinggi).
b. Riwayat penyakit keluarga atau keturunan
Dari pihak keluarga ibu dan suami mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti : Tubercolusis (TBC), penyakit kuning (Hepatitis), dan tidak pernah
menderita penyakit menular seksual, seperti : Gonorrhoea, Sifillis, dan lain-lain.
Pihak keluarga juga tidak pernah menderita penyakit keturunan, seperti : Asma,
Jantung, Kencing Manis (Diabetes), dan Hipertensi (Darah tinggi), maupun Gemeli.
c. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan sebelum maupun saat hamil tidak pernah merokok, minum –
minuman keras, maupun mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau jamu tradisional.
1.7 Riwayat psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini sangat diharapkan olehnya dan keluarganya.
1.8 Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas.
Selama hamil : ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi lebih
banyak dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, dan kadang
buah,minum 7-8 gelas/hari dan kadang tambah dengan
segelas susu.
b. Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAK 4-5 kali sehari, BAB 1-2 kali perhari.
Selama hamil : ibu mengatakan BAB 1 kali/hari, konsistensi lunak, BAK 5-6
kali/hari
c. Pola aktivitas

xxvi
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
memasak , menyapu, mengepel, mencuci dan menyetrika
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah menyapu
,mengepel,menyetrika dan istirahat bila lelah.
d. Pola istirahat
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur malam 2-8 jam sehari, tidur siang 2
jam sehari
Selama hamil : ibu mengatakan tidur malam 5-6 jam/hari tidur siang 1-2
jam /hari
2. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 61kg/150cm
TD : 120/80 Mmhg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5˚C
Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : hitam,bersih, tidak rontok
Muka : tidak ada cloasma gravidarum, konjungtiva merah muda,
sclera putih.
Mulut : gigi tidak ada caries, tidak ada stomatitis, bibir tidak kering.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan
vena jugularis.
Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, puting menonjol, keluaran
kolostrum.
Perut : pembesaran normal, tidak ada striae, linea nigra, dan tidak
ada luka parut.
Vulva : merah kehitaman, tidak ada luka parut, keluar lendir
bercampur darah, tidak ada oedem dan varices
Anus : tidak ada hemoroid

xxvii
Ekstermitas atas dan bawah
Varices : tidak ada varices
Oedem : tidak ada oedema
b. Palpasi
Tfu : 44cm
Leopold I : Fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba datar, panjang seperti papan
(punggung) (PUKA), dan bagian kiri juga teraba panjang,
datar seperti papan (punggung) (PUKI)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras dan melenting
( kepala), dan masih bisa di goyangkan (kepala tidak masuk
PAP).
Leopold IV : Konfergent (Tidak Masuk PAP)
c. Perkusi
Dalam batas normal
d. Auskultasi
Auskultasi
Djj : PUKA : 131x/menit
PUKI : 141x/menit
Tbj : 4.960gr
3. Pemeriksaan lab
Hb : 10,9
Protein Urin : Negatif
4. Pemeriksaan Obstetrik
Distansia Spinarum : Tidak Dilakukan
Distansia Cristarum : Tidak Dilakukan
Bodeloque : Tidak Dilakukan
Lingkar Panggul : Tidak Dilakukan
4. Pemeriksaan khusus
VT : 1 Desember 2021
Tidak dilakukan
II. INTERPRTASI DATA

xxviii
Diagnosa : G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/h/h/u/puka/puki/ jalan lahir
normal/keadaan ibu dan janin baik
DS : Ibu hamil 9 bulan,, hasil USG dinyatakan hamil kembar.
Direncanakan operasi.
DO : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5˚C
Respirasi : 20 x/menit
Palpasi
TFU : 44 cm
Leopold I : Bokong
Leopold II : (PUKA), (PUKI)
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Konfergent (Belum masuk PAP)
HIS : (+) jarang
Auskultasi
DJJ : PUKA : 131 x/menit
PUKI : 141x/menit
Teratur : iya
Pemeriksaan Lab
HB : 10,9
Protein urin : negative
Masalah : Cemas
Kebutuhan : Support dan semangat dari keluarga
III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Perdarahan akan lebih banyak, preeklampsi, kematian ibu dan janin, HPT dan gawat
janin.
IV. TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan Dr. SpOG dalam pemberian terapi:
- Pro SC
- Infus RL 20 tpm

xxix
- Oksigen 3 Lpm
- Pasang kateter
- Puasa
- Infus Ns drip ceftriaxone (antibiotik) 2x1gr
- Anestesi
V. PERENCANAAN/ INTERVENSI
Tanggal : 1 Desember 2021 jam : 20.52 WIB
Diagnosa : Ibu mengatakan perutnya kencang kencang (+) Gerak janin aktif (+)
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 jam proses
persalinan berjalan lancer dan tidak ada komplikasi.
Kriteria : TTV ibu dalam batas normal, ibu dan janin dalam keadaan baik, tidak
terjadi perdarahan, diharapkan bayi lahir normal dan tidak ada
kegawatdaruratan pada ibu.

No. Intervensi Rasional


1. Jalin komunikasi terapeutik dengan Agar klien lebih kooperatif kepada petugas
klien
2. Melakukan pemeriksaan TTV dan Agar mengetahui kemajuan persalinan dan
observasi CHPB mengetahui kondisi pasien
3. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu Agar ibu mengetahui keadaannya.
4. Berikan HE tentang: Meningkatkan pengetahuan dan
a. Puasa pemahaman ibu Agar bisa melewati
b. Istirahat persalinan dengan Selamat
c. Support
d. persiapan operasi dan berlangsung
berapa lama
5. Kolaborasi dengan dr. SpOg dalam Agar mempermudah saat persalinan dan
pemberian terapi dan pimpinan agar proses persalinan berjalan lancar dan
persalinan tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin

VI. PELAKSANAAN
Tanggal Implementasi

xxx
01-12- 2021/ 1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan klien agar keluarga lebih
20.55 kooperatif dan percaya dengan petugas

01-12-2021 2. Mengobservasi TTV, (DJJ,HIS) setiap 1 jam sekali.


21.00 -Observasi TTV:
TD: 120/80 mmHg

S: 36,5₀ C

N:80x/menit

RR: 20x/menit

-DJJ Dan His


DJJ: PUKA : 131x/menit
PUKI : 141x/menit
His: (+) jarang
01-12-2021 3.Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien bahwa ibu dan janin
21-05 dalam keadaan baik normal.
01-12-2021 4.Memberikan HE tentang :
21.10 a. puasa : Menganjurkan ibu untuk tidak makan dan minum saat
mendekati waktu operasi.
b. istirahat : Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat selama belum masuk
waktu operasi.
c. Support : Menganjurkan keluarga dan suami untuk memberikan
support pada ibu agar ibu tidak merasa takut dan cemas.
d. Persiapan operasi & berlangsung berapa lama : Menjelaskan pada ibu
bahwa saat operasi waktu yang dibutuhkan kurang lebih 1 jam.

01-12-2021 5.Memberikan terapi obat, kolaborasi dengan Dr.SpoG yaitu


21-20 - Infus RL 20 tpm

- Infus Ns drip ceftriaxone (antibiotik) 2x1gr

- Oksigen 3 Lpm

- Pasang kateter

xxxi
- Anestesi

VII. EVALUASI
Tgl : 01-12-2021 Jam: 22.01
S : Ibu hamil 9 bulan,, hasil USG dinyatakan hamil kembar. Direncanakan operasi.
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5˚C
Respirasi : 20 x/menit
Palpasi
TFU : 44cm
Leopold I : Bokong
Leopold II : (PUKA) (PUKI)
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Konfergent (Tidak masuk PAP)
HIS : (+) jarang
Auskultasi
DJJ : PUKA : 131 x/menit
PUKI : 141x/menit
Teratur : iya
Pemeriksaan Lab
HB : 10,9
Protein urin : negative
A : G2P100001 Uk 37/38 minggu/proSC/gemelli/h/h/u/puka/puki/jalan lahir
normal/keadaan ibu dan janin baik
P : - Observasi CHPB
- Obsevasi TTV
- Persiapan SC
- Puasa
Follow Up :

xxxii
Kolaborasi dengan Dr. SpOg terpasang kateter, infus Rl, oksigen dan infus NS drip
ceftriaxone (antibiotic) 2x1 gr
Pasien dipindahkan ke ruang operasi pada pukul 09.45

DATA PERKEMBANGAN
1 Desember 2021 (14.10 wib)
S : Ibu mengatakan kencang-kencang (+), gerak janin (+), sakit lutut +/+
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : 120/80 Mmhg/88x/menit/20x/menit/36,6℃
TFU : 44cm
DJJ : PUKA 136x/menit
PUKI 143x/menit
DJJ (16.50) PUKA : 130x/menit
PUKI : 139x/menit
HIS : 2x10 detik (tidak teratur)
VT :-
A : G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/h/h/u/puka/puki/ jalan lahir
normal/keadaan ibu dan janin baik
P : Pro sc : kateter
Puasa
Infus RL 20 Tpm
Oksigen 3 Lpm

DATA PERKEMBANGAN
1 Desember 2021 (20.52)
S : Ibu mengatakan kencang-kencang (+), gerak janin (+), sesak nafas
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : 130/90 Mmhg/80x/menit/20x/menit/36,5℃
TFU : 44cm
DJJ : PUKA 141x/menit
PUKI 135x/menit

xxxiii
DJJ (21.50) PUKA : 131x/menit
PUKI : 131x/menit
HIS : 2x10 detik (tidak teratur)
VT :-
A : G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/h/h/u/puka/puki/ jalan lahir
normal/keadaan ibu dan janin baik
P : Pro sc : kateter
Puasa
Infus RL 20 Tpm
Oksigen 3 Lpm
Infus NS drip anbacim 2gr (iv) (antibiotic)

DATA PERKEMBANGAN
2 Desember 2021 (08.10)
S : Ibu mengatakan kencang-kencang (+), gerak janin (+), sesak nafas
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : 130/90 Mmhg/80x/menit/20x/menit/36,5℃
TFU : 44cm
DJJ : PUKA 141x/menit
PUKI 135x/menit
DJJ (21.50) PUKA : 131x/menit
PUKI : 131x/menit
HIS : 2x10 detik (tidak teratur)
VT : Tidak dilakukan
A : G2P100001 Uk 37/38 minggu/gemelli/h/h/u/puka/puki/ jalan lahir
normal/keadaan ibu dan janin baik
P : Infus Rl 20 Tpm
Oksigen 3 Lpm
Pasang kateter
Infus Ns drip ceftriaxone (antibiotic) 2x1gr
Puasa
(jam 09.45 pindah ke ruang OK untuk dilakukan SC)

xxxiv
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin
sekaligus, kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau
bila satu ovumyang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang
sama pada stadium massa sel dalam atau lbih awal (Taufan, 2012). Kehamilan kembar dapat
memberikan resiko yang lebih tinggi pada ibu dan janin.

4.2 Saran
Semoga asuhan kebidanan ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca
dan bisa bermanfaat

xxxv
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Yusmiati, 2007. Operasi Caesar. Jakarta : EDSA Mahkota.


Martius, Gerhard. 1997. Bedah Kebidanan. Jakarta: EGC
Oxorn, Harry. 1996. Ilmu kebidanan patologi dan fisiologi persalinan. Yogyakarta: Yayasan
Essentia Medica
Mochtar, Rustam. 1998Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta
: EGC

xxxvi

Anda mungkin juga menyukai