PADA NY. “T” P2012 POST PARTUM HARI KE-15, DENGAN PERSALINAN
NORMAL
DI BPM SAMBONGGEDE NANIK SULISTIYANINGSIH
Oleh :
RIKE RAHMAWATI
NIM 19.17.1.149.023
2
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan klinik kebidanan yang berjudul asuhan kebidanan pada Ny. “T” P2012 POST
PARTUM HARI KE-15, DENGAN NORMAL di BPM NANIK SULISTIYANINGSIH ini
telah disetujui sebagai laporan praktik kebidanan.
Dalam rangka praktek klinik kebidanan yang dilakukan oleh mahasiswa kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
Nama : Rike Rahmawati
NIM : 19.17.1.149.023
Tanggal : 29 November s/d 25 Desember 2021
Tahun Akademik : 2021-2022
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I TINJAUAN TEORI.......................................................................................................1
3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penilitian.............................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................4
2.1 Pengertian Masa Nifas......................................................................................................4
2.2 Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas.............................................................................4
2.3 Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas.................................................................................7
2.4 Kebutuhan Dasar Masa Nifas...........................................................................................8
2.5 Komplikasi Masa Nifas..................................................................................................10
2.6 Penanganan Nifas Secara Umum....................................................................................12
2.7 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney...........................................12
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................19
I. Pengkajian.......................................................................................................................19
II. Interpretasi Data..............................................................................................................23
Iii Identifikasi Diagnosa Potensial......................................................................................24
IV Identifikasi Kebutuhan....................................................................................................24
V Intervensi........................................................................................................................24
VI Implementasi...................................................................................................................25
VII Evaluasi...........................................................................................................................25
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................27
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................27
4.2 Saran...............................................................................................................................27
4
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1 Latar Belakang
Postpartum/masa nifas merupakan masa pemulihan Kembali mulai dari persalinan
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, yaitu kira-kira6-8 minggu. Pada
masa post partum ibu banyak mengalami kejadian seperti perubahan fisik, psikologis
untuk menghadapi masa nifas, yang bila tidak segera ditangani akan dapat membahayakan
kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu diwaktu masa nifas (Indriyani,2013)
Post partum atau masa nifas disebut juga puerperium yang berasal dari Bahasa latin
yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” berarti melahirkan (Anggraini.2010)
Menurut WHO di negara-negara maju angka kematian maternal berkisar antara 5-10
per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Negara-negara berkembang berkisar antara
750-1000 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu tertinggi pada tahun 2013
yaitu negara Sierra Leone sebanyak 1100 per 100.000 kelahiran hidup dan terendah negara
Belarus sebanyak 1 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi tertinggi yaitu
negara Republik Kongo 100 per 1000 kelahiran hidup, dan yang paling rendah terdapat di
negara Swadia 2 per 1000 kelahiran hidup. Penyebabnya adalah perdarahan 27%, eklamsi
14%, infeksi 11%, partus lama 9%, aborsi 8%. (Wiknjosastro, 2008).
Berdasarkan Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 bahwa AKI
tercatat mengalami kenaikan yang signifikasi dari tahun ke tahun yaitu sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup dari target MDG’s untuk AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup.(Depkes, 2012).
Peran petugas kesehatan dalam pencegahan infeksi masa nifas sangat diperlukan yaitu
dengan memberikan informasi mengenai pentingnya mencegah terjadinya infeksi kepada
ibu postpartum. Pemberian informasi dan edukasi pencegahan infeksi dapat dilakukan
melalui penyuluhan, konseling, dan pendampingan. Petugas kesehatan diharapkan dapat
mendukung keberhasilan dalam mencegah terjadinya infeksi masa nifas, mengurangi
kebiasaan masyarakat memberikan, memberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku
yang baik dalam mencegah terjadinya infeksi.
1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada Ny “T” Post Partum hari ke 15 dengan
persalinan normal Di BPM NANIK SULISTYANINGSIH?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan secara komperhensif pada Ny
“T”.Post partum hari ke 15 Dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2
1.4 Manfaat Penilitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil pengkajian ini dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan
dan kajian dalam ilmu kebidanan khususnya pada kasus pelayanan post natal
care.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari Bahasa latin
yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu
darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan
(Anggraeni, 2010).
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan
pada keadaan yang normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plansenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu
(Abdul Bari, 2000:122).
3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke kadaan
tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham, Mac Donald, 1995:281).
4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk
memulihkan kesehatannya kembali yang memerlukan waktu 6-12 minggu.
(Ibrahim C, 1998).
4
2. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea berbau amis
atau anyir dengan volume yang berbeda-beeda diesetiap wanita. Lochea yang berbau
tidak sedap menandakan adanya infeksi.
3. Serviks
Serviks mengalami involusi Bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan
serviks menutup.
5
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar
selama proses persalinan. Dalm beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua
organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali
pada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vaginasecara berangsur-angsur akan
muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
5. Perinium
Segera setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-5, perinium
sudah mendapatkan sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan
sebelum hamil.
Dalam satu hari (24 jam) past partum, suhu akan naik sedikit (37,50-38℃)
akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ketiga suhu badan naiklagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila
suhu tidak turun, kemungkinanadanya infeksi pada endometrium.
2. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi
setelah melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi
100x/menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau pendarahan post
partum.
3. Tekanan darah
7
Menurut Rubin, tahapan adaptasi psikologis ibu nifas terjadi dalam 3 tahap :
1. Taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, pada umumnya ibu bersikap pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada perubahan tubuhnya. Pada tahap ini ibu
akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
2. Taking hold
Berlangsung 2-4 hari post partum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya
menjadi orangtua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap
bayinya. Ibu akan berusaha keras untuk menuasaoi keterampilan untuk merawat
bayi, namun ibu sedikit sensitive dan merasa tidak mahir dalam merawat bayinya,
sehingga ibu sangat membutuhkan dukungan emosional dari keluarga serta
nasihat dari bidan untuk menerima pengetahuan dan kritikan.
3. Letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan
perhatian yang diberikan oleh keluarga. Ibu mengambil tanggung jawab penuh
dalam merawat bayinya. Umumnya pada periode ini sering terjadi postpartum.
Tidak ada pantangan apa pun dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas.
Ibu nifas harus mendapat nutrisi dengan tambahan kalori 200-500 kalori yang
sangat berguna untuk produksi ASI dan proses penyembuhan. Nutrisi ini harus
dipenuhi dengan makan-makanan yang bergizi.
Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui
dan masa kehamilan. Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan
tambahan energi sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah susu normal.
Sehingga total kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat menjadi 2400
kkal/hari akan digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu
sendiri yang dalam pelaksanaanny dapat dibagi menjadi 6 kali makan (3x makan
8
utama dan 3x makan selingan) sesuai dengan pedoman gizi seimbang yang
dianjurkan :
Manfaat Gizi pada Ibu Nifas
1. Untuk mempercepat kesembuhan ibu terutama kesembuhan alat reproduksi
2. Untuk memenuhi nutrisi ibu, agar dapat mencukupi kebutuhan ASI bayinya
Dampak Jika Gizi Ibu Nifas Tidak Terpenuhi
1. Menghambat pemulihan tubuh pasca persalinan
2. Kelelahan dan gangguan kesehatan
3. Berkurangnya produksi ASI
2. Ambulasi
3. Eliminasi
Eliminasi juga penting untuk ibu nifas karena mencegah terjadinya distensi
abdominal. Berbagai rangsangan dapat diberikan pada ibu jika mengalami
kesulitan dalam eliminasi, seperti redam duduk dan kompres hangat.
4. Higiene
9
5. Infeksi
7. Keluarga berencana
Pada periode post partum, pemakaian kontrasepsi diperlukan karena dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan janin dengan memperpanjang masa interval
diantara kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu dekat (3-18 bulan) akan
meningkatkan kejadian BBLR, kelahiran premature, bayi kecil, kematian neonatal
dan kematian janin. Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung
hormone, harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI.
Hubungan suami istri saat masa nifas tidak dianjurkan (Anggraini, 2010).
10
dehidrasi selama proses persalinan, usahakan untuk memperbanyak minum air untuk
mengganti cairan yang hilang. Namun apabila setelah 24 jam suhu ibu tetap
mengalami peningkatan, maka bisa jadi ini merupakan tanda bahaya masa nifas yang
menunjukkan adanya infeksi setelah persalinan.
c. Sakit kepala, penglihatan kabur, pembengkakan wajah
Jika hal tersebut terjadi maka kemungkinan pada saat hamil, ibu mengalami
penyulit kehamilan berupa preeklampsia dan eclampsia.
Pada umumnya gejala tersebut akan berkurang secara perlahan setelah ibu
melahirkan, namun apabila masih terjadi hal ini merupakan tanda yang harus
diwaspadai dan memerlukan pemeriksaan segera.
d. Subinvolusi Uterus
Merupakan proses involusi uteri atau pengecilan Rahim yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya, sehingga pengecilan Rahim menjadi terhambat.
Waspadai kemungkinan adanya subinvolusi uteri apabila darah setelah
melahirkan mengeluarkan bau yang sangat tidak enak dan keluar gumpalan darah
yang besar atau banyak dalam darah nifas.
e. Depresi dalam persalinan
periode nifas juga merupakan waktu dimana ibu dapat mengalami stress yang
terjadi pasca persalinan, terutama pada ibu yang baru melahirkan untuk pertama
kalinya.
Tanda adanya depresi pasca persalinan antara lain perasaan sedih, kecewa,
sering menangis, gelisah, cemas, kehilangan ketertarikan terhadap hal
menyenangkan, nafsu makan berkurang, kehilangan energi dan kehilangan motivasi,
dan tidak bisa tidur.
Depresi ini meningkatkan salah satu bahaya nifas yang sering tak disadari,
padahal kondisi ini harus diwaspadai karena dapat mempengaruhi ibu sehingga ibu
mungkin akan mengabaikan bayinya.
f. Bendungan payudara
Bendungan payudara merupakan kondisi yang alamiah, bukan disebabkan
overdistensi dari saluran system laktasi. Bendungan payudara adalah peningkatan
aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi.
g. Masitis
Mastitis adalah infeksi payudara, mastitis terjadi akibat invasi jaringan pada
payudara oleh organisme infeksius atau adanya cedera payudara. Cedera payudara
11
mungkin disebabkan memar karena manipulasi yang kasar, pembesaran payudara,
stasis air susu ibu dalm ductus, atau pecahnya atau fisura putting susu.
h. Abses Payudara
Mastitis yang tidak ditangani memiliki hamper 10% resiko terbentuknya
abses. Tanda gejala abses payudara adalah adanya Discharge putting susu purulenta,
munculnya demam remiten (suhu naik turun) disertai menggigil dan terjadi
pembengkakan payudara dan sangat nyeri, massa besar dan keras dengan area kulit
berwarna fluktuasi ke merah-merahan dan kebiruan mengindikasikan lokasi abses
berisi pus.
12
a. Anamnesa / data subyektif
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari keluarga pasien suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, meliputi :
1. Identitas/biodata
- Nama : Agar dapat mengenal pasien serta membedakan dengan pasien lain.
- Umur : Untuk mengetahui apakah usia pasien termasuk resiko tinggi atau tidak,
dan menyesuaikan terapi yang diberikan.
- Suku/bangsa : Untuk mengetahui cara Bahasa dan adat istiadatnya/kebiasaan
pasien.
- Agama : Untuk memberikan bimbingan spiritual kepada pasien pada saat
dibutuhkan
- Pendidikan : Berkenan atau tidaknya dengan pemberian motivasi dan Pendidikan
Kesehatan yang dapat diterima pasien sesuai dengan tingkat pengetahuannya.
- Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi pasien juga untuk
mengetahui apakah pekerjaan tersebut mengganggu penyakitnya, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang sesuai.
- Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga kemungkinan bila
ada pasien yang bernama sama. Juga untuk keperluan bila mengadakan
kunjungan rumah.
2. Status Perkawinan
Untuk mengetahui kehamilan ini diluar nikah atau tidak dan kehamilan yang
diinginkan atau tidak.
3. Keluhan Utama
Untuk mengetahui alasan ibu periksa dan menanyakan apakah ibu mengalami
keluhan-keluhan selama masa nifas berlangsung.
4. Riwayat Menstruasi
Untuk memberikan kesan tentang haid terakhir, teratur tidaknya dan siklusnya,
apakah ada nyeri saat haid atau tidak dan untuk menentukan usia kehamilan
serta tafsiran persalinan.
13
6. Riwayat kesehatan klien
Apakah pasien pernah mengidap penyakit menahun, menurun maupun menular
dari data riwayat kesehatan ini dapat dipergunakan sebagai penanda akan adanya
penyulit masa hamil.
9. Riwayat psikososial
Bagaimana respon klien terhadap kehamilannya, serta respon suami dan
keluarganya.
b. Data Obyektif
Diperoleh langsung melalui pemeriksaan meliputi.
1. Pemeriksaan umum
Meliputi kesadaran, keadaan umum, tinggi badan, respirasi, nadi, suhu, dan
tekanan darah.
- Kesadaran : Apakah composmentis, apatis, samnolen, delirium atau
koma
- Keadaan umum : baik ataukan cukup atau buruk
- Berat Badan : Mengetahui status gizi ibu
- TD / N / S : Td normalnya 120/80 mmHg, suhu normalnya 36,5℃-
37,5℃, nadi normalnya 80-100x/menit.
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Apakah rambutnya bersih/tidak. Pada kepala apakah ada
benjolan abnormal/tidak
- Muka : Apakah pucat/tidak, oedema/tidak, sclera putih/tidak,
conjungtiva merah muda/tidak.
14
- Mulut & gigi :Apakah bibirnya pucat/tidak, ada stomatitis/tidak, gigi
caries/tidak.
- Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak,
vena jugularis/tidak, kelenjar limfe/tidak.
- Payudara : Sebagai pemeriksaan tindak lanjut dari pemeriksan payudara
antenatal dan segera setelah melahirkan apakah ada komplikasi ppstpartum
misalnya bendungan asi pada payudara, abses payudara, mastitis, yaitu dengan
melihat warna, lesi, vaskularisasi, dan oedema, karakteristik ukuran
(besar/kecil), areola menonjol atau tidak, pengeluaran asi lancer/tidak.
- Abdomen : Apakah ada bekas luka SC/tidak, periksa tinggi fundus uteri
normalnya bila sudah 1 minggu post partum tfu berada di pertengahan pusat
dan simpisi, konsistensinya lunak/keras. Jika lunak maka terjadi pendarahan
yang banyak, kontraksi uterus baim atau tidak.
- Lochea : Amati warnanya apabila sudah lebih dari 1 minggu postpartum
normalnya yang keluar adalah lochea serosa, amati jumlahnya apakah
terjadi lochestasis yaitu lochea yang keluarnya tidak lancar dan bau apakah
terjadi infeksi atau tidak dengan melihat apakah bersih/tidak, jahitan atau
bekas jahitan sudah baik atau tidak, oedema atau tidak.
- Anus : Apakah ada hemoroid atau tidak.
3. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan laboratorium
- Hasil konsultasi
- Data kehamilan dan persalinan
15
2.7.3 Identifikasi Diagnose / Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan
diagnosadan masalah yang sudah diidentifikasi (vamey, 2004)
No Intervensi Rasional
.
1. Jalin komunikasi terapeutik dengan Agar klien lebih kooperatif dan
klien. percaya pada petugas.
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada Klien dan suami mengetahui
klien dan suami keadaan/kondisinya.
3. Berikan HE sesuai dengan Untuk meningkatkan pengetahuan dan
kebutuhan klien pemahaman ibu agar mampu menjaga
kehamilannya.
4. Anjurkan ibu untuk kunjungan Agar ibu mengetahui keadaan serta
ulang. perkembangan janin dan ibu.
2.7.6 Pelaksanaan / implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan yang
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan
secara efisien dan aman.
No. Implementasi
1 Jalin komunikasi terapeutik dengan klien
2 Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
3 Berikan HE sesuai dengan kebutuhan klien
- Pemberian ASI
- Nutrisi
- Personal hygine
- Tanda bahaya masa nifas
4 Follow up
2.7.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, dan apakah pelayanan
16
yang telah kita berikan berjalan dengan baik sesuai harapan.
S : Data yang didapatkan dari pernyataan pasien.
O : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Penilaian / Diagnosa yang terjadi atas S dan O
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi.
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Anamnesa tanggal :08-12-2021 Jam : 17.00 WIB Oleh : Rike Rahmawati
1. DATA SUBYEKTIF
1.1 Identitas
18
1. 1 39mg Normal Bidan Tidak 3.500 Hidup L iya
g ada gr/50cm usia 7
thn
2 1 A B O R T U S
19
o Saat nifas : tidur siang 1-2 jam/hari, tidur malam 5-6 jam/hari
- Personal Hygine
o Saat hamil : mandi 2x/hari, mengganti pakaian 2x hari, menggosok gigi 2x/hari
serta keramas 2x/minggu
o Saat nifas : mandi 2x/hari, mengganti pakaian 2x/hari, menggosok gigi 2x/hari
serta keramas 2x/minggu
1.9 Data Psikososial
- Respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi.
Ibu mengatakan sangat gembira dan bersyukur karena anak pertamanya lahir dengan
selamat.
- Rencana menyusui bayi
Ibu mengatakan berencana menyusui bayinya sendiri sampai bayi berusia 2th
- Rencana mengasuh bayi.
Ibu mengatakan akan merawat bayinya sendiri dengan bantuan suami dan
keluarganya.
- Rencana KB
Ibu mengatakan akan menggunakan alat kontrasepsi suntik kb 3 bulan.
- Kebiasaan masyarakat
Ibu mengatakan bahwa kebiasaan masyarakat yang menguntungkan yaitu budaya
hajatan untuk kelahiran bayi dan kebiasaan yang merugikan yaitu budaya tarak dan
melotek bayi.
2. DATA OBYEKTIF
2.1 Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Ku : Baik
BB : 55 kg
Tekanan Darah : 100/70mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5℃
RR : 22x/menit
20
2.2 Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak dilakukan
Muka : Tidak ada oedema, normal
Mata : Tidak ada tanda-tanda icterus, anemis
Mulut & gigi : Bersih
Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar limfe, kelenjar
tiroid
Payudara : -Bentuk : Simetris, tidak ada benjolan
-Keluaran : Asi lancar
-Putting susu : Menonjol
Abdomen : -Luka bekas Sc : Tidak ada
-TFU : Tidak teraba
-Kontraksi uterus : Baik
-Konsistensi uterus : Keras
-Kandung kemih : Kosong
Pengeluaran Pervaginam : -Lochea : Alba
-Warna : Putih kekuningan
-Jumlah : ±10cc
-Bau : Anyir
Perinium : -Bekas jahitan : Kering
-Kebersihan : Cukup bersih
-Oedema : Tidak ada
-Warna : Putih Kekuningan
-Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstermitas : -Oedema : Tidak ada
-Varises : Tidak ada
2.3 Data penunjang
Pemeriksaan Lab :-Hb : ± tidak dilakukan
-Protein Urine :-
Hasil Konsultasi : Tidak ada
Data kehamilan dan persalinan sekarang
- Uk : 40 minggu
21
- Penyulit : Tidak Ada
- ANC : 10x di bidan
- Proses Persalinan : Spontan
Kala I : Jam 18.30-03.25
Kala II : Jam 03.30-03.55
Kala III : Jam 03.55-04.00
Kala IV : Jam 04.00-06.00
Keadaan bayi
A (Appearance) / warna kulit : 1 (warna biru pada ekstermitas dan
pink pada tubuh)
P (Puise) / denyut Jantung : 2 (>100x/menit)
G (Grimace) / reflek : 2 (bayi menangis, batuk dan bersih)
A (Activity) / keaktifan : 2 (bergerak aktif)
R (Respirasi) / pernafasan : 2 (baik, teratur menangis kuat)
Total : 8-9 (bayi dalam keadaan baik)
Jenis kelamin : laki-laki
BB/PB : 2.900gr/49cm
22
Lochea : 15 hari Alba
Jumlah pendarahan : ± 10 cc
Bau : Anyir
Ekstermitas : Tidak ada oedema dan varises luka jahitan sudah baik
TFU : Pertengahan pusat dengan simpisis
Payudara : Keluarnya ASI lancer, tidak ada pembengkakan
Masalah : Tidak ada masalah
Kebutuhan : - Beri HE tentang ASI Eksklusif
- Beri HE tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas
- Beri HE tentang melakukan personal hygine yang benar
- Beri HE tentang tanda bahaya pada masa nifas
IV IDENTIFIKASI KEBUTUH
V INTERVENSI
No Intervensi Rasional
1 Menjalin komunikasi terapeutik dengan Agar ibu lebih kooperatif dengan petugas /
ibu. bidan
2 Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu Agar tahu keadaan ibu dan janinnya.
3 Berikan HE tentang : Untuk meningkatkan pengetahuan ibu agar
a) Pemberian ASI eksklusif ibu mampu menjaga diri
b) Kebutuhan nutrisi ibu nifas
c) Melakukan personal hygine yang
23
benar
d) Tanda bahaya masa nifas
4 Follow up Agar ibu tahu kapan kunjungan ulang
VI IMPLEMENTASI
Tgl/jam IMPLEMENTASI
1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu
2. menjelaskan hasil pemeriksaan :
KU : baik
Kesadaran : composmetis
Tekanan Darah : 100/70mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5℃
RR : 22x/menit
BB : 55 kg
3. memberikan HE tentang :
a) Pemberian ASI ekslusif
ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi
pada usia 6 bulan tanpa tambahan cairan atau makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi usia 2 tahun.
b) Kebutuhan nutrisi masa nifas
- Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang banyak mengandung
banyak nutrisi untuk mempercepat pemulihan ibu, seperti :
1. Memperbanyak minum air putih, minimal 8 gelas per hari
2. Banyak mengkonsumsi makanan berprotein
3. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan
- Dan menganjurkan ibu untuk tidak tarak, guna untuk mempercepat
pemulihan ibu
c) Melakukan personal hygine yang benar
- Menganjurkan pada ibu untuk mengganti pembalut secara rutin dan
jangan menunggu terasa penuh.
- Cebok dari arah depan ke belakang dan tanpa menggunakan sabun
dengan parfum serta cairan pembersih kewanitaan lainnya.
d) Tanda bahaya masa nifas
- Suhu badan meningkat atau turun
- Tekanan darah meningkat atau turun
- Kesadaran gelisah atau koma
- Terjadi gangguan involusi uterus
- Lochea berbau, bernanah serta kotor
4.Follow up
Tanggal 23 Desember 2021 atau jika ada tanda-tanda bahaya nifas
24
VII EVALUASI
S : Ibu mengatakan sudah mengerti apa yang telah dijelaskan bidan tentang
pemberian ASI eksklusif, kebutuhan nutrisi masa nifas, melakukan personal hygine
yang benar, serta tanda bahaya masa nifas.
O : Kesadaran : Composmentis
KU : Baik
BB : 55 Kg
Tekanan Darah : 100/70mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5℃
RR : 22x/menit
Abdomen : - TFU : Tidak teraba
- Kontraksi Uterus : Baik
- Kandung kemih : kosong
- Lochea : Alba
- Jumlah perdarahan : ± 10 cc
- Bau : Anyir
- Ekstermitas : Tidak ada oedema dan varises, Luka jahitan sudah
mengering
Payudara : keluarnya ASI lancar, tidak ada pembengkakan.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
Bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan
atau setelah melahirkan (Anggraeni, 2010). Asuhan Kebidanan komprehensif
pada Ny “T ” usia 38th merupakan pasien postpartum 14 hari di polindes BPM
NANIK SULISTIYANINGSIH. Asuhan masa nifas yang diberikan pada Ny “T”
dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada masa nifas serta
pemberian asi yang benar terhadap bayi baru lahir dengan cara memberikan HE
mengenai pemberian ASI eksklusif, kebutuhan nutrisi masa nifas, cara melakukan
personal hygine yang baik dan benar, serta apa saja tanda bahaya pada masa
nifas.
4.2 Saran
1. Bagi institusi dapat dijadikan bahan evaluasi pada penelitian berbasis
Continuity of Care.
2. Bagi mahasiswa dapat lebih mempelajari asuhan-asuhan dalam ruang lingkup
kebidanan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih baik lagi hasilnya.
3. Bagi pemberi asuhan, guna memberikan asuhan yang memperhatikan
kepentingan ibu sebaiknya kualitas pelayanan kebidanan lebih ditingkatkan.
Pengkajian dilakukan lebih mendalam sehingga keluhan-keluhan ibu dapat
teratasi dengan baik.
4. Bagi ibu sebaiknya lebih terbuka dengan pemberi asuhan, sehingga dapat
menyampaikan keluhan atau kondisi kesehatannya tanpa ada rasa malu atau
canggung dan percaya pada pemberi asuhan bahwa tindakan yang dilakukan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
26