Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS

PADA Ny “A” GII P10001 UK 39-40 MINGGU


TUNGGAL,HIDUP,INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN
PERSALINAN NORMAL
DI RUANG BERSALIN RS NU TUBAN

OLEH :

WIDA DWI YULIANTI


NIM : 19.17.1.149.032

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
Jl. P.Diponegoro No.17 Tuban 62313 Tlp (0356) 321287 Fax (0356) 333237
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan klinik kebidanan yang berjudul asuhan kebidanan pada Ny “A” GII P10001 UK 39-
40 Minggu,Tunggal,Hidup,Inpartu Kala I Fase Laten Dengan Persalinan Normal Di Ruang
Bersalin RSNU Tuban ini telah disetujui sebagai laporan praktik kebidanan.
Dalam Rangka praktek klinik kebidanan yang dilaksanakan oleh mahasiswa kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Nama : Wida Dwi Yulianti
NIM : 19.17.1.149.032
Tanggal : 1 November s/d 15 November 2021
Tahun Akademik :2021-2022

Tuban,03 November 2021


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Praktik
Praktik Lapangan

Aris Puji Utami, SST.,M.Kes Anis Dwi Kristiyana,SST.


NIDN. 0731038301 NIK. 103.08.016
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan dengan judul
asuhan kebidanan pada Ny “A” GII P10001 UK 39-40 Minggu,Tunggal,Hidup,Inpartu Kala I Fase
Laten Dengan Persalinan Normal Di Ruang Bersalin RSNU Tuban

Dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan ini tidak lepas


dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Mifahul Munir, S.KM, M.Kes, DIE selaku Rektor Institut
Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban yang telah memberikan
kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
2. Ibu Aris Puji Utami,SST., M.Kes selaku Kaprodi D-lII Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
3. Ibu Aris Puji Utami,SST., M.Kes selaku dosen pembimbing penulisan
laporan asuhan kebidanan ini yang selalu menyempatkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan saran.
4. Ibu Anis Dwi Kristiyana, SST. selaku pembimbing di lahan praktik
yang selalu bersedia membantu dan memberikan ilmunya saat berada di
lapangan.
5. Ny. A beserta keluarga yang sudah bersedia menjadi responden dalam
penulisan asuhan kebidanan ini.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan do’a dalam
setiap langkah pembuatan laporan asuhan kebidanan.
7. Teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan laporan asuhan kebidanan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu
atas terselesainya laporan asuhan kebidanan.

Dalam penulisan laporan asuhan kebidanan ini, penulis


menyadari sepenuhnya adanya kekurangan baik dari segi penulisan
maupun isi pembahasan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembimbing dan pembaca sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan penulisan laporan asuhan kebidanan selanjutnya.
Harapan penulis semoga laporan asuhan kebidanan yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca umumnya.
semoga laporan asuhan kebidanan ini berguna bagi semua pihak yang
memanfaatkan.

Tuban , 3 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................................................5
BAB I...............................................................................................................................................6
PENDAHULUAN...........................................................................................................................6
Latar Belakang.............................................................................................................................6
Tujuan..........................................................................................................................................7
Tujuan umum...........................................................................................................................7
Tujuan khusus...........................................................................................................................7
Metode Pembahasan....................................................................................................................7
Sistematika Penulisan..................................................................................................................7
BAB II.............................................................................................................................................8
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................8
2.1 Konsep Persalinan..................................................................................................................8
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney................................................18
BAB III..........................................................................................................................................25
TINJAUAN KASUS.....................................................................................................................25
3.1 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin..........................................................................................25
BAB IV..........................................................................................................................................34
PENUTUP.....................................................................................................................................34
4.1. Kesimpulan.........................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Persalinan adalah dimana bayi,plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu
bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa
penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi
proses persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi
kehidupan di luar rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama hamil
sebagai persapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.
Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan
diluar rahim bagi bayi baru lahir. Persalinan dimulai sejak utrus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan berakhir dengan
lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap.
Sekitar 25%-50% kematian wanita usia subur di Negara miskin disebabkan oleh
masalah kehamilan dan persalinan,dan nifas. Pada tahun 2015, WHO memperkirakan di
seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu hamil meninggal saat hamil atau
bersalin (Kemenkes RI,2015).
Pada tahun 2013 penyebab terbesar kematian yaitu perdarahan sebesar
30,3%,hipertensi 27,1%,infeksi 7,3%,partus lama 1,8% dan lain-lain 40,8%. Perlu
diketahui bahwa partus lama selama proses persalinan dapat menyebabkan infeksi,
kehabisan tenaga dan perdarahan post partum.
Persalinan normal terjad melalui empat kala persalinan, dimulai dari kala I
(pembukaan 0-10 cm), kala II (kala pengeluaran), kala III (kala uri), kala IV (kala
pengawasan). Proses dinamik dari persalinan meliputi empat komponen adalah passager
(janin), passage (pelvis ibu),power (kontraksi uterus) dan psikis (status emosional ibu).
Bila persalinan dimulai interaksi antara passeger,passage, power dan psikis harus sinkron
untuk terjadinya kelahiran pervaginam secara spontan (Lpckhart A & Saputra L, 2014).
Persalinan kala I pada ibu inpartu biasanya mengalami nyeri persalinan yang
durasi, frekuensi dan kekuatannya semakin meningkat setiap waktu sehingga ibu inpartu
kala I membutuhkan kenyamanan untuk mengurangi nyeri persalinan. Oleh karena itu
dalam bidang anastesiologi telah mengembangkan berbagi macam pengobtan untuk
mengurangi rasa sakit dan ketakutan selama proses persalinan.
Nyeri persalinan yang terjadi dapat dikurangi dengan pemebrian teknik endorphin
message sehingga dapat mengurangi nyeri persalinan yang terjad. Endorphin message
bisa menjadi salah satuusaha induksi alami, karena saat melakukan endorphin massage
hormon oksitosin akan keluar dan ini bisa mengurangi rasa tidak nyaman atau rasa nyeri
persalinan kala I.

Tujuan
Tujuan umum
Setelah mempelajari teori tentang persalinan fisiologis diharapkan mahasiswa mampu
memberikan pengalaman yang nyata dan sesuai dengan standar, Askeb pada Ny “A”
GIIP10001 uk 39-40 minggu,hidup,tunggal,inpartu kala I fase laten dengan persalinan
normal.
Tujuan khusus
Setelah mempelajari persalinan fisiologis diharapkan mahasiswa mampu :
 Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian data subjektif dan objektif ibu bersalin
 Mahasiswa mampu mengintrepretasi data ibu bersalin
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang ada/yang mungkin
terjadi pada ibu bersalin
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera ibu bersalin
 Mahasiswa mampu merencanakan asuhan secara menyeluruh pada ibu bersalin
 Mahasiswa mampu melaksanakan perencanaan pada ibu bersalin
 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dan merencanakan asuhan secara
menyeluruh pada ibu bersalin

Metode Pembahasan
Makalah ini disusun dengan cara praktek studi kasus konsultasi dengan pembimbing
akademik dan pembimbing dilahan praktik
Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini disusun sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan
2.1.1 Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi
serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang
teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada
puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari
rahim ibu (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Persalina dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehailan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Asri & Clervo, 2014).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi berupa janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim
melalui jalan lahir.
2.1.2 Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan Normal
Ada lima aspek dasar, atau lima benang merah, yang penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan normal yang bersih dan aman, termasuk Inisiasi Menyusu Dini
dan beberapa hal yang wajib dilaksanakan bidan yaitu:
a. Aspek Pengambilan Keputusan Klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan proses
sistematik dalam mengumpulkan data, mengidentifkasi masalah, membuat diagnosis
kerja atau membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis, melaksanakan
rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah
diberikan kepada ibu dan/atau bayi baru lahir (GAVI, 2015).
b. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan, dan keinginan sang ibu. Tujuan asuhan sayang ibu dan bayi
adalah memberikan rasa nyaman pada ibu dalam proses persalinan dan pada masa
pasca persalinan. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah
mengikutsertakan suami dan keluarga untuk memberi dukungan selama proses
persalinan dan kelahiran bayi. Asuhan tersebut bisa mengurangi jumlah persalinan
dengan tindakan (GAVI, 2015).
c. Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi mutlak dilakukan pada setiap melaksanakan pertolongan
persalinan, hal ini tidak hanya bertujuan melindungi ibu dan bayi dari infeksi atau
sepsis namun juga melindungi penolong persalinan dan orang sekitar ataupun yang
terlibat dari terkenanya infeksi yang tidak sengaja. Tindakan pencegahan infeksi (PI)
tidak terpisah dari komponenkomponen lain dalam asuhan sebelum persalinan,
selama dan setelah persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan
dalam setiap aspek asuhan untuk melindungiibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong
persalinan dan tena ga kesehatan dari infeksi bakteri, virus dan jamur (GAVI, 2015).
Dilakukan pula upaya untuk menurunkan risiko penularan penyakitpenyakit
berbahaya yang hingga kini belum ditemukan pengobatannya seperti Hepatitis dan
HIV (GAVI, 2015).
1) Prinsip-Prinsip Pencegahan Infeksi
a) Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap
dapat menularkan karena penyakit yang disebabkan infeksi dapat bersifat
asimptomatik (tanpa gejala).
b) Setiap orang harus dianggap berisiko terkena infeksi.
c) Permukaan benda di sekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang
akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tidak utuh, lecet
selaput mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah
digunakan harus diproses secara benar. Jika tidak diketahui apakah
permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan benar maka
semua itu harus dianggap masih terkontaminasi.
d) Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tapi dapat dikurangi hingga
sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan Infeksi
secara benar dan konsisten (GAVI, 2015).
2) Pencegahan Infeksi pada Asuhan Persalinan Normal
Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam pertolongan persalinan adalah pedoman
pencegahan infeksi yang terdiri dari Cuci Tangan, Memakai Sarung Tangan,
Perlindungan Diri, Penggunaan Antiseptik dan Desinfektan, Pemrosesan Alat,
penanganan peralatan tajam, pembuangan sampah, kebersihan lingkungan
(GAVI, 2015).
d. Pencatatan SOAP dan Partograf
Pendokumentasian adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik
dalam memberikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran
bayi (GAVI, 2015). Pendokumentasian SOAP dalam persalinan:
1) Pencatatan selama fase laten kala I persalinan.
2) Dicatat dalam SOAP pertama dilanjutkan dilembar berikutnya.
3) Observasi denyut jantung janin, his, nadi setiap 30 menit.
4) Observasi pembukaan, penurunan bagian terendah, tekanan darah, suhu setiap 4
jam kecuali ada indikasi (GAVI, 2015).
Partograf merupakan alat untuk memantau kemajuan persalinan yang dimulai sejak
fase aktif (Mutmainah, Johan & Llyod, 2017).
e. Rujukan
Sistem Rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbale balik atas
masalah yang timbul baik secara vertical maupun horizontal ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih kompeten (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
Rujukan ada 2 jenis yaitu rujukan medic dan rujukan kesehatan. Rujukan medic
antara lain transfer of patient (konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic,
pengobatan dan tindakan operatif), transfer of specimen (pengiriman specimen untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap), transfer of knowledge (pengiriman
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meingkatkan mutu pelayanan setempat).
Rujukan kesehatan adalah hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan ke
fasilitasyang lebih mapu dan lengkap (Purwoastuti dan Walyani,2015).
2.1.3 Sebab – Sebab Mulainya Persalinan
a. Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu, setelah melewati
batas tertentu, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
b. Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, di mana terjadi
penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif
terhadap oksitosin akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesteron tertentu (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
c. Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi
progesteron akibat tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan
aktivitas sehingga persalinan dimulai (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
d. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terdapat ganglion servikale. Bila ganglion ini digeser atau ditekan
oleh kepala janin akan menimbulkan kontraksi (Mutmainah, Johan & Llyod, 2017).
e. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang
dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga konsepsi dapat dikeluarkan. Prostaglandin dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014)
2.1.4 Tahapan Persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar
kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan
membuka (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
sehingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm)
Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014).
1) Fase laten, di mana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai
pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014).
2) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi
dalam 3 subfase.
a) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10
cm atau lengkap (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida.
Pada primigravida, ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum sudah sedikit
terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran
servkas terjadi dalam waktu yang sama (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam
dan pada multipara 1 jam (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
Tanda dan gejala kala II yaitu his semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3
menit, ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu
merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina, perineum
terlihat menonjol, vulva- vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan
pengeluaran lendir dan darah (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
Diagnosa kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan
pembukaan serviks telah lengkap, terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
c. Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
d. Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses
tersebut (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
2.1.5 Tujuan Asuhan Persalinan
a. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama
persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2014).
b. Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang
terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
c. Setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus
mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut
bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014).
2.1.6 Tanda – Tanda Persalinan
Menurut Oktariana (2016) tanda-Tanda Persalinan Sudah Dekat yaitu :
a. Tanda Lightening
Menjelang minggu ke 36, tanda primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan : kontraksi
Braxton His, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamnetum Rotundum, dan gaya
berat janin dimana kepala ke arah bawah. Masuknya bayi ke pintu atas panggul
menyebabkan ibu merasakan ringan dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang,
bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal, terjadinya kesulitan saat
berjalan, sering kencing (follaksuria).
b. Terjadinya His Permulaan
Makin tua kehamilam, pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang
sehingga produksi oksitosin meningkat, dengan demikian dapat menimbulkan
kontraksi yang lebih sering, his permulaan ini lebih sering diistilahkan sebagai his
palsu. Sifat his palsu antara lain rasa nyeri ringan dibagian bawah, datangnya tidak
teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan
persalinan, urasinya pendek, tidak bertambah bila beraktivitas.Tanda-Tanda
Timbulnya Persalinan (Inpartu)
1) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan
kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi servikal dari
proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai
barier protektif dan menutup servikal selama kehamilan. Bloody show adalah
pengeluaran dari mukus.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran yang
normal terjadi pada kala I persalinan.
4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Kontraksi
uterus mengakibatkan perubahan pada serviks, frekuensi minimal 2 kali dalam
10 menit.

2.1.7 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


a. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir ibu terdiri atas 2 bagian yaitu bagian keras (tulang panggul) dan
bagian lunak (uterus, otot dasar panggul dan perineum). Panggul tersusun dari 4
buah tulang yaitu 2 buah tulang oscocsae, 1 tulang os sacrum, 1 tulang os cocsigis
(Rohani, Saswita & Marisah, 2014).
Menurut Walyani dan Purwoastuti (2016) Bidang Hodge adalah bidang semu
sebagai pedoman untuk menentukan kema juan persalinan yaitu seberapa jauh
penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam (Vagina Toucher). Bidang hodge
terbagi menjadi empat yaitu :
1) Bidang Hodge I : bidang setinggi pintu atas panggul yang dibentuk oleh
promontorium, artikulasio sakro iliaka, sayap sacrum, linea inominata,
ramus superior os pubis, tepi atas simpisis.
2) Bidang Hodge II : setinggi pintu bawah simpisis pubis, sejajar dengan bidang
hodge I.
3) Bidang Hodge III : bidang setinggi spina ischiadica, sejajar dengan hodge I
dan hodge II.
4) Bidang Hodge IV : bidang setinggi os kogsigis, sejajar dengan hodge I, II dan
III.
a. Power (tenaga/kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi
otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang
diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya
adalah tenaga meneran ibu (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang di
mulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi memasuki dinding uterus, awal
gelombang tersebut didapat dari ‘‘pacemaker’’ yang terdapat dari dinding uterus
daerah tersebut. Waktu kontraksi, otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna memiliki sifat kontraksi simetris, fundus dominan, relaksasi (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014).
1) His Pembukaan kala I
a) His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm.
b) Mulai makin, teratur dan sakit.
2) His Pengeluaran atau His Mengejan (kala II)
a) Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama
b) His untuk mengeluarkan janin
c) Koordinasi bersama antara his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma
dan ligamen.
3) His Pelepasan Uri (kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014).
4) His Pengiring (kala IV)
5) Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri (meriang) pengecilan rahim dalam
beberapa jam atau hari (Walyani & Purwoastuti, 2016)
c. Passenger
Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa factor yaitu ukuran kepala janin, presetasi,
letak, sikap dan posisi janin. Plasenta juga harus melalui jalan lahir ia juga
dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin. Waktu persalinan, air ketuban
membuka serviks dengan mendorong selaput janin ke dalam ostium uteri. Bagian
selaput janin di atas ostium uteri yang menonjol waktu terjadi his disebut ketuban.
Ketuban inilahyang membuka serviks (Rohani, Saswita & Marisah, 2014).
d. Psikis
Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat
mereka merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini
berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas
kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan anak (Rohani,
Saswita & Marisah, 2014).
Faktor psikologis meliputi melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan
intelektual, pengalaman melahirkan sebelumnya, kebiaasaan adat, dukungan dari
orang terdekat pada kehidupan ibu (Rohani, Saswita & Marisah,2014).
e. Penolong
Menurut Rohani, Saswita dan Marisah (2014), peran dari penolong
persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin dala hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong
dalam mengahadapi persalinan.

2.1.8 Perubahan Dan Adaptasi Fisiologi Psikologis Pada Ibu Bersalin


1. Kala I
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Kala I
a. Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol rata- rata naik)
10-20 mmHg, diastolik naik 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah
kembali seperti saat sebelum persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan
meningkatkan tekanan darah (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
b. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur-
angsur disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot skeletal, penigkatan ini
ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung
(cardiac output), pernapasan, dan kehilangan cairan (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2014).
c. Suhu Tubuh
Suhu tubuh sedikit meningkat oleh karena adanya peningkatan metabolisme
selama persalinan. Selama da setelah persalinan akan terjadi peningkatan, jaga
agar peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5-1 0C (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014).
d. Detak Jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung akan meningkat
secara dramatis selama kontraksi (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
e. Pernapasan
Laju pernapasan terjadi sedikit peningkatan oleh karena terjadinya peningkatan
metabolisme yang dianggap normal, hiperventilasi yang lama dianggap tidak
normal dan bisa menyebabkan alkalosis (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
6) Ginjal
Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin dikarenakan adanya
peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus, dan peningkatan
aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit dianggap normal dalam
persalinan (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
7) Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara substansi berkurang
sangat banyak selama persalinan. Selain itu, berkurangnya pengeluaran getah
lambung menyebabkan aktivitas pencegahan hampir berhenti dan pengosongan
lambung menjadi sangat lambat, cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan
perut dalam waktu biasa. Mual dan muntah bisa terjadi sampai ibu mencapai
persalinan kala I (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
8) Hematologi
Haemoglobin meningkat sampai 1,2gr/100 ml selama persalinan dan akan
kembali sebelum persalinan sehari pascapersalinan, kecuali terdapat
perdarahan postpartum (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
2. Kala II
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Kala II
a. Kontraksi
His pada kala II menjadi lebih terkoordinasi, lebih lama (25 menit), lebih cepat
kira-kira 2-3 menit sekali. Sifat kontraksi uterus simetris, fundus dominan,
diikuti relaksasi (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
b. Pergeseran organ dalam panggul
Organ-organ yang ada dalam panggul adalah vesika urinaria, dua ereter, kolon,
uterus, rektum, tuba uterina, uretra, vagina, anus, perineum, dan labia. Pada saat
persalinan, peningkatan hormon relaksin menyebabkan peningkatan mobilitas
sendi, dan kolagen menjadi lunak sehingga terjadi relaksasi panggul. Hormon
relaksin dihasilkan oleh korpus luteum. Karena adanya kontraksi, kepala janin
yang sudah masuk ruang panggul menekan otot-otot dasar panggul sehingga
terjadi tekanan pada rektum dan secara refleks menimbulkan rasa ingin
mengejan, anus membuka, labia membuka, perineum menonjol, dan tidak lama
kemudian kepala tampak di vulva pada saat his (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014).
3) Ekspulsi janin
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan, yaitu sebagai berikut:
a) Ibu merasa ingin mengejan bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum dan vaginanya.
c) Perineum terlihat menonjol.
d) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014)
3. Kala III
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Kala III yaitu : Perubahan fisiologi kala III,
otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba
setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
implantasi plasenta karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk, menebal,
kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke
bagian bawah uterus atau bagian atas vagina (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014).
4. Kala IV
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Kala IV yaitu Selama 10-45 menit berikutnya
setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi menjadi ukuran sangat kecil yang
mengakibatkan pemisahan antara dinding uterus dan plasenta, di mana nantinya akan
memisahkan plasenta dari tempat lekatnya. Pelepasan plasenta membuka sinus-sinus
plasenta dan menyebabkan perdarahan. Akan tetapi, dibatasi sampai rata-rata 350 ml
oleh mekanisme sebagai berikut: serabut otot polos uterus tersusun berbentuk angka
delapan mengelilingi pembuluh-pembuluh darah ketika pembuluh darah tersebut
melalui dinding uterus. Oleh karena itu, kontraksi uterus setelah persalinan bayi
menyempitkan pembuluh darah yang sebelumnya menyuplai darah ke plasenta
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

2.1.9 Deteksi Dan Penapisan Awal Ibu Bersalin


Penapisan ibu bersalin merupakan deteksi kemungkinan terjadinya komplikasi gawat
darurat, yaitu ada/tidaknya:
5. Riwayat bedah sesar
6. Perdarahan pervaginam
7. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
8. Ketuban pecah dengan mekoneum yang kental
9. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
10. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu)
11. Ikterus
12. Anemia berat
13. Tanda/gejala infeksi
14. Hipertensi dalam kehamilan/preeclampsia
15. Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih
16. Gawat janin
17. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
masih 5/5.
18. Presentasi bukan belakang kepala
19. Presentasi majemuk
20. Kehamlan gemeli
21. Tali pusat menumbung
22. Syok
23. Penyakit-penyakit penyerta
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan
dalam memecahkan klien. Penulis menerapakan manajemen kebidanan yang telah dikembangkan
oleh varney yang terdiri dari : pengkajian data, interpretasi data, diagnose potensial, tindakan
segera, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi (varney,2007).
Menurut varney (2007), manajemen kebidanan 7 langkah varney.
2.2.1 Langkah pertama : Pengkajian Data
Dalam langkah pertama ini bidan mencari dan menggal data maupun fakta baik
yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah denga
hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri. Proses pengumpulan data
dasar ini mencakup data subyektif dan obyektif.
A. Anamnesa/ data subyektif
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari keluarga pasien suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tim kesehatan secara
independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2008)
1. Biodata pasien (Suami-Istri)
Menurut Nursalam (2008), pengkajian biodata antara lain :
Nama : Untuk mengetahui nama klien agar mempermudah dalam komunikasi.
Umur : Untuk mengetahui adanya faktor resiko yaitu pada umur kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun. karena alat-alat reproduksi belum matang, mental,
psikisnya belum siap dan mudah terkena resiko.
Agama : Untuk mengetahui agama yang dianut klien.
Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau Ras.
Pendidikan : Untuk mengetahui latar belakang, tingkat pendidikan dan
pengetahuan.
Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan ekonomi.
Alamat : Untuk mengetahui lingkungan, tempat tinggal dan karakteristik
masyarakat.
2. Keluhan utama
Untuk menanyakan keluhan sesuai yang dirasakan
3. Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus haid, lamanya haid, banyaknya darah,
teratur/tidak, sifat darah, dismenorhea (Lawintono, 2004). Tanggal hari pertama haid
terakhir/ hari perkiraan lahir, gerakan janin, obat yang dikonsumsi, keluhan selama
hamil, ANC/ periksa ke tenaga kesehatan, penyuluhan yang pernah di dapat, Imunisasi
TT, kekhawatiran khusus (Wiknjosastro, 2008).
4. Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui umur pertama kali menikah dan lama pernikahan untuk menentukan
diagnose apakah termasuk HSVB atau tidak
5. Riwayat Kehamilan dan nifas yang lalu
Menurut Varney (2007) riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, meliputi :
Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan
Persalinan : Spontan/ buatan, ditolong oleh siapa.
Nifas : Keadaan klien baik/tidak, bagaimana proses laktasinya.
Anak : Jenis kelamin, berat badan, panjang badan.
Keadaan anak sekarang : Hidup/tidak, sehat/ tidak.
No Suami Jns Penolong BB/PB H/M L/P Meneteki KB
ke Persalinan

Riwayat penyakit menurut Varney (2007),meliputi :


6. Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang
berasa memperberat keadaan klien seperti batuk, pilek, demam. Untuk mengetahui apakah
klien pernah menderita jantung, ginjal, asma/ TBC, hepatitis, DM, hipertensi TD 160/110
mmHg, epilepsi dan penyakit lainnya.
7. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun
seperti jantung, hipertensi TD 160/110, dan Diabetes Melitus dan penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, HIV/AIDS.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
 Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui makanan yang biasa dikonsumsi dan porsi makan
dalam sehari.
 Pola Eliminasi
Pada BAB/BAK perlu dikaji, disebut normal bila dapat buang air kecil
spontan setiap 3-4 jam. BAB biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air
besar (Ambarwati, 2008).
 Pola Aktifitas
Dikaji untuk mengetahui apakah aktivitas dari klien terlalu berat
 Pola Istirahat
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan istirahat klien siang berapa jam dan malam
berapa jam (Varney, 2007).
 Pola Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali klien melakukan hubungan seksualitas
dengan suami dalam seminggu dan ada keluhan atau tidak (Wiknjosastro, 2008).
A. Pemeriksaan Fisik / Data Obyektif
Data Obyektif adalah pencatatan yang dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus kebidanan dan data penunjang (Hidayat, 2008).
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu. Contohnya somnolen
(Wiknjosastro, 2004).
Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum. Ibu tampak tidak sehat atau lemas
setelah persalinan(Wiknjosastro, 2004)
TB/BB : Untuk mengetahui berat badan ibu dan Untuk mengetahui tinggi badan
klien kurang dari 145 cm/tidak resiko tinggi/tidak (Manuaba, 2008).
Tanda – tanda vital meliputi :
Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi. Tekanan darah normal
120/80 mmHg (Wiknjosastro, 2006). Dalam kasus ini tekanan darah ibu nifas dengan
pre eklamsia berat ≤160/110 mmHg (Wiknjosastro, 2006).
Suhu : Untuk mengetahui ada peningkatan suhu tubuh/tidak, normalnya suhu tubuh 36,5
˚C – 37,6 ˚C (Perry, 2005).
Nadi : Untuk mengetahui denyut nadi klien dengan menghitung dalam 1 menit
normal 60–100 X/menit (Perry, 2005).
Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit,
respirasi normal 16–20 X/menit(Perry, 2005).
2. Pemeriksaan Fisik

Kepala
Rambut : Untuk mengetahui rambut klien bersih/ tidak, ada ketombe/tidak,
rontok/tidak (Manuaba, 2009).
Muka : Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, pucat atau tidak Pada
kasus pre eklampsia berat pemeriksaan pada Ibu tardapat oedema (Wiknjosastro, 2008).
Mata : Untuk mengetahui oedema/tidak, conjungtiva kemerahan atau tidak,
sklera putih atau tidak (Manuaba, 2008 ).
Hidung : Untuk mengetahui simetris/tidak, bersih/tidak, ada polip/tidak (Varney,
2007).
Telinga : Untuk mengetahui simetris/tidak, ada serumen/tidak, bersih/tidak
(Hidayat, 2006).
Mulut/gusi/gigi : Untuk mengetahui ada stomatitis/ tidak, ada caries / tidak , berdarah /
tidak (Wiknjosastro, 2008)
Leher : Untuk mengetahui adakah pembesaran pada kelenjar
gondok,tumor/tidak, kelenjar limfe/tidak (Hidayat, 2008 ).
Dada dan Axilla Mammae Menurut Varney (2004) :
Pembesaran : Ada pembesaran/tidak
Tumor : Ada benjolan tumor/tidak
Simetris : Simetris/tidak
Areola : Hyperpigmentasi/tidak
Puting susu : Menonjol/tidak
Kolostrum : Sudah keluar/belum
Axilla : Adakah benjolan/tidak, nyeri tekan/tidak (Varney, 2004).
Ekstremitas
Atas/ tangan : Apakah ada oedema/tidak, jari lengkap/tidak, ada
kelainan/tidak.
Bawah/ kaki : Apakah ada varices/tidak, oedema/tidak, jari lengkap/tidak, ada
kelainan/tidak (Wiknjosastro, 2006).
3. Data Penunjang
Data penunjang diperlukan untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium (Varney,
2007). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan protein urine 5 gram atau lebih,
pemeriksaan urine didapatkan dengan warna keruh dengan butiran (Wiknjosastro,
2006).
Data Kehamilan dan persalinan sekarang yaitu : umur kehamilan, penyulit yang
menyertai saat persalinan,periksa kehamilan berapa kali, proses persalinan berapa jam
mulai dari kala I sama kala IV.
Keadaan bayi ketika lahir yaitu nilai Apgar skore,jenis kelamin,berat badan dan
panjang badan serta adakah kelainan kongenital.
2.2.2 Langkah Kedua : Intrepretasi Data
Interpretasi data dasar merupakan rangkaian, menghubungkan data yang
diperoleh dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengetahui kesehatan pasien. Pada
langkah ini data diinterpretasikan menjadi diagnosa, masalah (Varney, 2004). Meliputi :
Ny X G…P…A…Uk…
Data Subyektif : data yang diperoleh dari keterangan klien atau keluarga (Verney,
2004)
Data Obyektif : data diperoleh dari pemeriksaan oleh tenaga medis/bidan
2.2.3 Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial yang sudah diidentifiaksi
(Vamey, 2004).

2.2.4 Langkah Keempat : Tindakan segera


Bidan mengidentifikasi tindakan untuk segera ditangani atau dikonsultasikan
dengan dokter SpOG. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Tindakan ini bertujuan agar kegawatdaruratan yang dikhawatirkan dalam
diagnosa potensial tidak terjadi (Varney, 2004).
2.2.5 Langkah Kelima : Intervensi

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh


langkah - langkah sebelumnya atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi
(Varney, 2004).
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi komplikasi pada
ibu dan ibu mengerti penjelasan bidan
Kriteria : TTV dalam batas normal, ibu dan bayi dalam keadaan baik
2.2.6 Langkah Keenam : Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan yang menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini biasa dilakukan sepenuhnya oleh bidan sebagian dilakukan oleh
klien atau tenaga kesehatan lainnya (varney, 2004).

2.2.7 Langkah Ketujuh : Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evauasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam
diagnosa dan masalah (Varney, 2004).
Evaluasi pada ibu hamil
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung Assesment.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa interpretasi data subyektif dan obyekif
dalam suatu identifikasi : Diagnosa atau masalah Antisipasi diagnosa atau masalah
potensial.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi dari perencanaan, berdasarkan
assessment
- Ibu sudah diberi KIE tentang kehamilan
- Tekanan darah ibu normal
- Ibu bersedia untuk istirahat cukup

Data Perkembangan
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan data perkembangan berupa SOAP
menurut Varney (2004), adalah sebagai berikut:
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, dalam data fokus
untuk mendukung Assesment.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa interpretasi data subyektif dan obyekif
dalam suatu identifikasi : Diagnosa atau masalah Antisipasi diagnosa atau masalah
potensial.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi dari perencanaan, berdasarkan
assessment.

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
I. PENGKAJIAN
Anamnesa tanggal : 1 November 2021 Jam : 07.00 WIB Oleh : Wida Dwi
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas
Nama klien : Ny A” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 32 tahun Umur : 33 tahun
Bangsa/Suku : Jawa Bangsa/Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Serabutan
Alamat : Perungguhan kulon, Semanding
b. Alasan Masuk
Ibu hamil anak kedua dengan usia kehamilan 9 bulan mengeluh kenceng-
kenceng sejak pukul 04.00 dan mengeluarkan lendir darah.
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu


No Suami UK Jenis Penol Peny BB/P Jenis H/M Menete KB
ke- Pers ulit B Kel ki
1. 1 39 Spont Bidan - - perem H Ya Sunti
mg an puan k
g
H A M I L I N I
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama dengan usia kehamilan 9
bulan, ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang maupun minuman
keras
e. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah diderita atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita suatu penyakit
yang menular, menurun, maupun menahun seperti DM, asma, hipertensi,
hepatitis, TBC, dll.
2) Riwayat penyakit keluarga atau keturunan
Ibu mengatakan bahwa baik dari keluarga ibu maupun dari keluarga suami
tidak ada yang mempunyai penyakit yang menular, menurun, maupun
menahun seperti DM, asma, hipertensi, hepatitis, TBC, dll dan tidak ada yang
mempunyai riwayat kehamilan kembar (gemelli).
3) Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah merokok, tidak pernah
mengkonsumsi minum-minuman keras atau minum jamu-jamuan, atau obat-
obatan selain yang diberi oleh bidan.
f. Riwayat Psikologis
Ibu mengatakan mulai mengalami sedikit kecemasan menjelang persalinan,
ibu berkata bahwa ia ingin melahirkan secara normal dan takut dengan operasi
karena ibu berfikir bahwa melahirkan dengan operasi akan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk sembuh, selain itu biaya nya juga lebih mahal.
g. Pola Kehidupan Sehari-hari
1) Nutrisi
a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 2-3 kali/hari dengan porsi sedang
dengan menu nasi, sayur, lauk-pauk dan minum 7-8 gelas/hari.
b) Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi lebih
banyak dengan menu nasi, sayur, lauk-pauk, sayur, dan kadang buah,
minum 7-8 gelas/hari dan kadang ditambah dengan segelas susu.
2) Eliminasi
a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali/hari, konsistensi lunak, BAK
4-5 kali/hari.
b) Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali/hari, konsistensi lunak, BAK
5-6 kali/hari.
3) Aktivitas
a) Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
menyapu, mengepel, mencuci, dan menyetrika.
b) Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
menyapu, mengepel, mencuci, dan menyetrika, hanya saja selama hamil
ibu mengurangi pekerjaan yang berat-berat
4) Istirahat/Tidur
a) Ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam/hari dan tidur siang 1-2 jam/hari.
b) Ibu mengatakan tidur malam 5-6 jam-hari dan tidur siang 1-2 jam/hari.
5) Seksual
a) Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 minggu 2-3 kali.
b) Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 minggu 1 kali.
2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Keadaan Umum : Baik
3) TB/BB : 157 cm/76 kg
4) Tensi/Nadi/Suhu : 110/70 mmHg, 82x/menit, 36,5°C
5) LILA : 29 cm
6) RR : 20x/menit
b. Pemeriksaan Kehamilan
1) Inspeksi
Rambut : Hitam, bersih, lurus, tidak berketombe dan tidak mudah
rontok.
Muka : Terdapat cloasma gravidarum, conjungtiva merah muda,
sclera putih.
Mulut dan Gigi : Tidak pucat, tidak ada stomatitis dan tidak ada gigi caries.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe.
Dada : Bentuk dada simetris
Payudara : bentuknya simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu
menonjol, keluaran tidak ada.
Perut : Pembesaran sesuai usia kehamilan, strea livida, linea
nigra.
Vulva : Berwarna merah kehitaman, luka parut tidak ada,
condiloma tidak ada, keluaran tidak ada, varises tidak ada,
oedema tidak ada
Anus : Normal dan tidak ada haemoroid.
Ekstremitas Atas/Bawah : Tidak ada varices, tidak ada odema.
2) Palpasi
TFU : 32 cm
TBJ : 3100 gram
Leopod I : Pada fundus teraba 2 jari di bawah prosesus xipoideus.
Bagian fundus terapa bulat, lunak, kurang melenting
(bokong).
Leopod II : Bagian kanan ibu terasa keras, panjang, datar seperti
papan (punggung), bagian kiri teraba kecil-kecil bercelah
(ekstremitas).
Leopod III : Bagian terendah janin, keras, bulat, dan melenting
(kepala), sudah masuk PAP.
Leopod IV : Kepala sudah masuk PAP teraba 2/5 bagian.
His : 2 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik.
3) Auskultasi
DJJ : Teratur 151 x/ menit.
4) Perkusi
Reflek Patella : Kaki kanan/kiri + /+
5) Pemeriksaan Khusus
VT tanggal 1-11-2021/ pukul : 13.30 WIB Pembukaan 1 cm, effecement
50%,ketuban utuh, presentasi kepala, denominator UUK, hodge I, tidak ada
bagian terkecil yang ikut turun.

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : G2P10001, UK 39-40 minggu,hidup,tunggal,inpartu,kala I, fase laten
Data Subyektif : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak pukul 04.00 dan
mengeluarkan lendir darah.
Data Obyektif : Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Keadaan Umum : Baik
3) TB/BB : 157cm/76 kg
4) Tensi/Nadi/Suhu : 110/70 mmHg, 82x/menit, 36,°C
5) LILA : 29 cm
6) RR : 20x/menit
7) Inspeksi
Dalam batas normal
8) Palpasi
TFU : 32 cm
TBJ : 3100 gram
Pada fundus teraba 2 jari dibawah prosesus xipoideus,teraba
bokong. Bagian kanan ibu teraba punggung, Bagian terendah janin, teraba
kepala. sudah masuk PAP teraba 2/5 bagian.
His : 2 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik.
DJJ : Teratur 151 x/ menit.
9) Pemeriksaan Khusus
VT tanggal 1-11-2021/ pukul : 13.30 WIB Pembukaan 1 cm,
effecement 50%,ketuban utuh, presentasi kepala, denominator UUK,
hodge I, tidak ada bagian terkecil yang ikut turun.
Masalah : Cemas karena bayi tidak kunjung lahir.

III. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Masalah Potensial : Depresi karena kesakitan dan tidak sabar menunggu persalinan
Diagnosa Masalah : HPP,Fetal Takikardi, Retensio Plsenta,Robekan porsio,Asfiksia pada
bayi.

IV. KEBUTUHAN SEGERA


Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Obgyn
Infuse RL 20tpm
Misoprostol 50 mcg/6jam
Observasi CHPB
V. INTERVENSI/PERENCANAAN
Tanggal : 1 November 2021 Jam : 14.00 WIB
Tujuan :Diharapkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 jam Proses
persalinan berjalan lancar dan tidak ada komplikasi
Kriteria : TTV ibu dalam batas normal serta ibu dan janin dalam keadaan baik.ibu
ada tanda meneran, bayi lahir dengan A-S 8-9,tidak terjadi
perdarahan,tidak ada tanda kegawatdaruratan.

No Intervensi Rasional
1. Jalin komunikasi terapeutik Agar klien lebih kooperatif
dengan klien
2. Lakukan pemeriksaan TTV dan Untuk mengetahui kondisi
observasi CHPB pasien Untuk mengetahui
kemajuan persalinan
3. Berikan HE/KIE pada ibu dan Agar penurunan kepala lebih
keluarga pasien cepat turun dan agar ibu
-Relaksasi melewati persalinan dengan
-Support benar
-Nutrisi
-Elimnasi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam Agar mempermudah saat
pemberian terapi dan pimpinan persalinan dan Agar proses
pertolongan persalinan berjalan lancar dan
tidak terjadi komplikasi pada
ibu dan janin.

VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
Tanggal : 1 November 2021 Jam : 15.00 WIB

Waktu Implementasi
Pemeriksaan
1 Jalin komuniksi terapeutik dengan klien
November2021
/15.00 WIB
15.05 WIB Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan
memberitahu ibu hasil pemeriksaannya bahwa ibu dan
janin dalam keadaan baik dan mengobservasi
pembukaan dengan partograf
15.10 WIB Memberikan HE :
-Relaksasi :menganjurkan ibu untuk relaksasi seperti
mendengarkan music atau menonton drakor
-Support :memberi dukungan dengan member
motivasi
Eliminasi : menganjurkan ibu untuk buang air besar
dan air kecil.
Nutrisi :menganjurkan ibu untuk makan dan minum
15.20 WIB Menyiapkan partus set, obat, alat, DLL
1. Persiapan perlindungan diri
 Celemek plastic
 Sepatu boot
 Masker
 Handuk bersih
 Kacamata
 Penutup kepala
 Mencuci tangan 7 langkah
2. Peralatan steril atau DTT partus set (dalam wadah
steril yang berpenutup)
 2 klem Kelly/ klemkocher
 Gunting tali pusat
 Benang tali pusat/ klem plastic
 Kateter nelaton
 Gunting episiotom
 2 pasang sarung tangan
 Kasa/ kain kecil 5 buah
 Gulungan kapas basah (1 kom kapas DTT, 1
kom alat DTT)
 Tabung suntik 2,5 ml atau 3
3. Heacting set (penjahitan episiotomi)
 Tabung suntik 10 ml beserta jarum suntik
 1 pinset anatomi dan 1 pinset sirurgis
 Pegangan jarum/ nald pooder
4.Memberikan terapi
-infus RL 20 TPM
-Misoprostol 50mg/6jam
-Observasi CHPB

LEMBAR OBSERVASI KALA I


Tanggal Tensi Nadi Suhu His Djji Vt Ket
dan
Jam
1/11/20 110/70 80 36,5 2x10x25 141 Pemb 1 Menyarankan
21 cm, eff ibu untuk
13.30 50%, miring ke kiri
denomin dan makan
ator atau minum
UUK, jika tidakada
HI, ket his
(-)
14.30 110/70 81 36,5 3x10x25 140 - Menyarankan
ibu untuk
miring ke kiri
dan makan
atau minum
jika tdak ada
his
15.30 110/70 80 36,5 5x10x50 143 Pemb Memimpin ibu
10cm,ef meneran
f dengan benar
100%,de hingga
nominat persalinan
or selesai.
UUK,H
4,Ket (-)
KALA II
Tgl/Jam Implementasi
1/11/2021, 1. Mengamati tanda gejala kala II (dorongan meneran, tekanan anus, perineum
15.30 WIB menonjol, vulva membuka)
2. Menyiapkan alat meliputi mengecek kelengkapan alat, mematahkan oksitosin,
spuid dan ditaruh di dalam partus set, jangan menyentuhnya, menyiapkan diri,
memakai celemek, mencuci tangan, memakai sarung tangan kanan dan
masukkan oksitosin kedalam tabung suntik, lalu pakai sarung tangan kiri,
masukkan oksitosin kedalam partus set, singkirkan setengah kocher diujung bak
instrument
3. Memastikan pembukaan lengkap, melakukan vulva hygine, mendekatkan kapas
dan bengkok ke dekat vulva untuk mempermudah tindakan, melakukan
pemeriksaan dalam, lepas sarung tangan, rendam di larutan clorin 0,5 %,
memeriksa DJJ
4. Menyiapkan ibu dan keluarga, memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan
lengkap, memimpin ibu untuk meneran jika ada his, dan memuji ibu jika tidak
ada his, menganjurkan ibu untuk beristirahat, makan dan minum.
5. Siap-siap untuk menolong, meletakkan handuk diperut ibu, underpad dibokong
ibu untuk alas, membuka partus set. Menggunakan sarung tangan secara cepat
dan memimpin ibu meneran sampai kepala keluar seluruhnya.
6. Tolong kepala, lindungi perineum dengan tangan kanan yang sudah dilapisi
underpad, tangan kiri bantu kepala keluar, sedikit menekan kepala bayi supaya
tidak defleksi maksimal, ketika kepala sudah lahir, tidak ada lilitan tali pusat,
tunggu putar paksi luar, bahu biparietal, tarik curam kebawah untuk melahirkan
bahu depan, elevasi keatas untuk melahirkan bahu belakang, tangan kanan
pindah menyangga leher, dan kepala janin, sangga susur, tangan kiri menyusuri
komisura bagian atas sampai ke pergelangan kaki lalu prasat garpu, bayi lahir
normal pukul 16.45 WIB, jenis kelamin laki-laki, BB 2800 gr, PB 50 cm, A-S 8-
9.
7. Asuhan bayi baru lahir. Nilai letak bayi mulai menangis, warna kulit kemerahan,
nafas normal, gerak aktif, mengeringkan bayi, badan bayi dilap dengan handuk
kecuali genggaman tangan, ganti dengan kain/bedong yang baru dan kenakan
topi, tidak ada janin ke 2, beritahu ibu untuk suntik oksitosin 10 UI di paha
kanan bagian luar. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi,
kemudian di beri jarak 2-3 jari dari klem yang 1. Gunting tali pusat, ikat simpul
mati, IMD pada ibu.

KALA III
Tgl/Jam Implementasi
1/11/2021, 1. Manajemen aktif kala III, PPT, pindah klem 5-10 cm didepan vulva, posisi
15.46WIB tangan kiri mendorong bagian atas simpisis ranial dorso ranial, sampai ada
tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu semburan darah tiba-tiba, uterus globuler,
tali pusat bertambah panjang dan putar searah jarum jam sampai semua
plasenta lahir, pukul 16.55 WIB plasenta lahir lengkap, kotiledon lengkap dan
tidak ada yang robek dari bagia plasenta.
2. Cek ulang perdarahan dan ada robekan drajat 2 dan dilakukan penjahitan
dengan anastesi, Mengajarkan keluarga untuk tetap massase fundus agar tetap
teraba keras karena itu yang bagus.
3. Asuhan pasca persalinan cek kontraksi, pastikan kandung kemih kosong,
plasenta ditaruh di bak plasenta, celup tangan dalam larutan clorin 0,5 %, dan
bersihkan ibu dari paparan darah, cairan ketuban, lendir di tempat tidur ibu
berbaring, ibu nyaman di kenakan jarik untuk menutupi badan ibu, letakkan
semua alat bekas pakai ke dalam larutan clorin 0,5 %, dan kita langsung ke bayi
karena bayi kecil langsung kita ukur PB 50 cm, lingkar kepala 32 cm, lida 31
cm, lila 10 cm, dan kita suntik vit K di paha kiri langsung di bungkus dengan
bedong untuk kehangatan bayi dan di taruh di bawah lampu berjarak 60 cm dan
lepas sarung tangan melanjutkan untuk melengkapi partograf setelah 1 jam
suntik Hepatitis B di paha kanan bayi.

KALA IV
Ja Waktu Tekanan Nad Suhu Tinggi Kontraks Kandung Perdarahan
m Darah i Fundus Uteri i Uterus Kemih
ke
1. 16.15 110/70 88 36 2 jr di bwh Keras 25cc 10 cc
pst
16.30 110/70 88 2 jr di bwh Keras 25cc 10 cc
pst
16.45 110/70 88 2 jr di bwh Keras 25cc 10 cc
pst
17.00 110/80 88 2 jr di bwh Keras 25cc 10 cc
pst
2. 17.30 110/70 88 36,5 2 jr di bwh Keras 25cc 10 cc
pst
18.00 110/70 88 2 jr di bwh Keras 25cc 10 cc
pst

VII.EVALUASI
Tanggal : 1 November 2021 Pukul : 17.45 WIB
S : Ibu mengatakan nyeri luka pada perineum sedikit berkurang
O : Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
TB/BB : 157 cm/76 kg
Tensi/Nadi/Suhu : 110/70 mmHg, 80x/menit, 36°C
RR : 21x/menit
TFU : 2 jari di bawah pusat
Perdarahan : 100 cc
Keadaan perineum : Masih basah
Kontraksi uterus : Keras,Globular
Kandung kemih : 25cc
A : P20002 2 jam post partum
P : 1. Lakukan Observasi TTV,Kontraksi,Perdarahan dan Keluhan utama
2. Berikan HE tentang :
a. Tanda bahaya masa nifas
b. Nutrisi
c. Mobilisasi dini
d. Personal hygiene
e. Meneteki yang benar dan asi eksklusif di masa pandemi
f. Perawatan bayi sehari-hari
g. Perawatan tali pusat
3. Kolaborasi dengan dokter
a. Infus RL drip Oxytocin 20 IU 28tpm
Per Oral :
b. Asam Mefenamat 500 gr 3x1 tablet
c. Nonemi 2x13.
d.Follow up 6 jam kemudian atau jika ada keluhan
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan persalinan Fisiologis pada ibu bersalin didapatkan
kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan pengumpulan data yang meliputi data
subjektif dan objektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa. Intervensi yang
diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan penerapannya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan,
yang menunjukkan bahwa ibu bersalin mengalami kemajuan yaitu; mengetahui tentang
keadaan/kondisi pasca bersalin, dan ibu akan memeriksakan keadaannya ke dokter
Kandungan.untuk mencegah hal2 yang tidak diinginkan.
Dalam persalinan , pengetahuan, perawatan dan dukungan suami dan keluarga sangatlah
penting karena dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
kandungan. Dengan demikian seorang Bidan harus mampu memberikan asuhan kebidanan
ibu bersalin dengan tepat sesuai dengan Standart Profesi Kebidanan sehingga ibu dapat
beradaptasi terhadap perubahan pasca bersalin dengan baik.

4.2. Kritik dan Saran


4.2.1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu
dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar.
4.2.2. Bagi latihan praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan pada ibu
ibu bersalin dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam mencegah kematian pada ibu.

4.2.3. Bagi institusi pendidikan


Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan
menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBPSP.

Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Balitbangkes.2016. Sistim Registrasi Sampel.Surabaya:Kementrian Kesehatan
Dewi. Kti.Di Akses Pada Tanggal 17 Oktober 2020 Di Http://Repository.
Ump.Ac.Id/3900/3/Dewi%20indah%20wulandari%20bab%20ii.Pdf
Luvizhea.https://luvizhea.com/masa-nifas-setelah-melahirkan-normal-dan-caesar/
Marmi (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “ Puerperium Care”. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai