Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN OSLER

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. L USIA 25 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 33+2
MINGGU DENGAN NYERI PINGGANG
DI PUSKESMAS PULOSARI

Oleh :
SITI NUR AENAH
NIM : 2311120063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM


PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis NY. L USIA 25
TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 33+2 MINGGU DENGAN NYERI PINGGANG
di Puskesmas Pulosari telah disetujui dan disahkan pada :

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Mahasiswa

Herni Astuti, Amd.Keb Siti Nur Aenah


NIP. 19711006 199301 2 001 NIM. 2311120063

Pembimbing Akademik

Inggar Ratna Kusuma, MPH


NIK. 2160529
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah mengalami
menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seseorang pria yang sehat
maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang
dihitung mulai hari pertama haid terakhir. Kehamilan terbagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai enam bulan dan trimester ketiga bulan ketujuh hingga
sembilan bulan. (Bidan dan Dosen Kebidanan 2018:274)
Selama kehamilan, beberapa wanita dihadapkan dengan beberapa
masalah yang menyumbang Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu
(AKI) merupakan tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu di suatu wilayah.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah sebagian besar disebabkan
oleh perdarahan 40-60% dan infeksi 20-30 % (Depkes RI, 2013). AKI di
Indonesia tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami
penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). Meskipun mengalami penurunan, akan tetapi jumlah AKI
masih jauh dari tujuan ke 3 SDG’s yaitu mengurangi AKI hingga dibawah 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (SDG 2030 Indonesia, 2017).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018
sebanyak 421 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian
ibu tahun 2017 yaitu sebanyak 475 kasus. Dengan demikian angka kematian ibu
Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 88,05 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi 78,60 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2018 (Dinkes Jateng, 2019).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan risiko komplikasi selama kehamilan adalah dengan pelayanan
antenatal care (ANC) yang terstandar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin, 2016).
Pemeriksaan ANC dalam periode kehamilan dilakukan sebanyak minimal 4x,
yaitu 1x pada trimester 1 dan 2 serta 2x dilakukan pada trimester 3.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum sudah diterima
bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. Pelayanan/ Asuhan Antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor serta mendeteksi dini adanya kelainan
dalam kehamilan. Selain itu, Antenatal Care juga bertujuan untuk
mempersiapkan ibu dan keluarganya akan kehamilannya ini (Saifuddin, 2016).
Asuhan antenatal juga untuk menyiapkan persalinan menuju well born baby dan
well health mother, mempersiapkan perawatan bayi dan laktasi, serta
memulihkan kesehatan yang optimal saat akhir kala nifas (Manuaba, 2017)
Ibu hamil memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan terjadinya kematian maternal merupakan suatu tanggung jawab
besar bagi tenaga kesehatan Indonesia. Peran bidan sebagai salah satu ujung
tombak pelayanan kesehatan ibu dan bayi adalah memberikan pelayanan ANC
yang sesuai dengan standar, sehingga akan berdampak positif terhadap
peningkatan taraf kesehatan ibu dan bayi yang berbanding lurus dengan
menurunya angka kematian ibu.
Pemeriksaan kehamilan mempunyai dampak positif terhadap penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Adapun pemeriksaan kehamilan mencakup jumlah
pemeriksaan dan mutu pemeriksaan. Dengan adanya pemeriksaan kehamilan
diharapkan wanita hamil mengungkapkan keluhan yang dialami sehingga
petugas kesehatan memberi informasi yang akurat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah dengan
cara melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan pendekatan holistik.
Dalam asuhan kebidanan dengan pendekatan holistik, bidan memberikan
dukungan emosional dalam bentuk dorongan, pujian, kepastian, mendengarkan
keluhan ibu dan menyertai ibu sebagai kunci asuhan. Bidan dalam melakukan
pendekatan ini memberikan pelayanan yang sama terhadap perempuan di semua
kategori dan berdasarkan evidence based. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ibu yang menerima pelayanan secara holistik merasa dianggap sebagai “teman”
sehingga ada kepuasan tersendiri bagi ibu serta berkontribusi terhadap kelanjutan
pelayanan kebidanan dan bermanfaat untuk ibu dan bayi baru lahir (Ningsih,
2017).
Menurut Ningsih, 2017 dalam jurnalnya menunjukkan bahwa sebagian
besar bidan memberikan asuhan secara terpisah. Bidan yang melakukan
kunjungan rumah hanya melakukan satu atau dua kali kunjungan. Kondisi ini
sering kali menjadi penyebab kurang terbinanya hubungan yang berkualitas
antara bidan dan ibu dan keterlambatan deteksi komplikasi kegawatdaruratan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka seorang bidan harus memberikan
asuhan secara holistik kepada ibu selama masa hamil untuk mencegah terjadinya
komplikasi-komplikasi atau penyulit sehingga mampu berkontribusi dalam
upaya penurunan AKI dan AKB. Dengan asuhan kebidanan ini diharapkan ibu
dapat selalu terpantau keadaannya sehingga dapat dilakukan pencegahan dan
penanganan apabila ada keluhan atau masalah. Melihat pentingnya asuhan
kebidanan pada kehamilan, maka kelompok tertarik untuk melakukan “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada NY. L Usia 25 tahun G1 P0 A0
Usia Hamil 33+2 Minggu di Puskesmas Pulosari Kabupaten Pemalang”

B. Rumusan masalah
Bagaimana Asuhan kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada NY. L
Usia 25 tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 33+2 Minggu di Puskesmas Pulosari?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada
NY. L Usia 25 tahun G1P0A0 Usia Hamil 33+2 Minggu di Puskesmas
Pulosari
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian berupa data subyektif.
b. Mampu melakukan pengkajian berupa data obyektif
c. Mampu menegakkan diagnosis berdasarkan data subjektif dan data
objektif dalam assesment
d. Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan
e. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.
D. Ruang Lingkup
Dalam laporan ini kelompok membahas tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Pada NY. L Usia 25 tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 33+2 Minggu.

E. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Menambah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori dan evidence
based practice pemberian asuhan kebidanan pada Ibu Hamil.
2. Bagi Lahan Praktik
Mamfaat asuhan ini bagi lahan praktik sebagai bahan untuk memberikan
gambaran dan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di lahan praktik
dalam memberikan asuhan kebidanan.
3. Bagi Masyarakat/Klien
NY. L mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan dan evidence based practice
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis Kehamilan Trimester III


1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu
ke – 28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin
sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan dan
perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2017:79).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orang tua , seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian, 2011:118).
Kehamilan trimester III merupakan periode kehamilan dari bulan
ketujuh sampai sembilan (28-40 minggu) (Syaiful, Yuanita dan Fatmawati,
2019).
2. Perubahan fisioogis pada trimester III
Menurut Vivian (2011:124) Perubahan fisiologi pada masa
kehamilan Trimester III adalah :
a. Minggu ke-28/bulan ke-7 Fundus berada dipertengahan antara pusat
dan sifoudeus. Hemoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada
menggantikan pernapasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi.
Rasa panas perut mungkin terasa.
b. Minggu ke-32/ bulan ke-8 Fundus mencapai prosesus sifoideus,
payudara penuh, dan nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali
terjadi. Selain itu, mungkin juga terjadi dispnea.
c. Minggu ke-38/ bulan ke-9 Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu
(lightening). Plasenta setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18
minggu dan beratnya 0,5- 0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK
meningkat. Braxton Hicks meningkat karena serviks dan segmen
bawah rahim disiapkan untuk persalinan.
Dalam Syaiful (2019), terjadi perubahan tubuh ibu hamil di trimester III
yaitu :
1) Uterus (Tyastuti, 2016)
Pada akir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1.000 gram
(berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding
2,5 cm. Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri 3 jari di atas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prossus xipoideus. Pada
kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan
processus xyphoideus (30 cm). Pada kehamilan 36 minggu, tinggi
fundus uteri sekitar 1 jari di bawah processus xyphoideus. Pada
kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri turun setinggi 3 jari di
bawah processus xyphoideus, saat ini kepala sudah masuk PAP.
2) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
peningkatan hormon estrogen. Konsistensi serviks menjadi lunak
karena mengalami hipervaskularisasi.
3) Vagina dan vulva
Adanya hipervaskularisasi karena pengaruh hormone estrogen.
4) Sirkulasi darah
Volume darah akan bertambah banyak 25% pada puncak kehamilan
32 minggu.
5) System pernafasan
System pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi
karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita
hamil bernafas lebih dalam dengan meningkatkan volume tidal dan
kecepatan ventilasi.
6) Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai tuurun ke PAP sehingga
timbul keluhan sering berkemih karena tekanan kepala.
7) System imun
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar
IgG, IgA, IgM menurun mulai dari minggu ke-10 dan mencapai
kadar terendah pada minggu ke-30 dan menetap hingga aterm.
3. Perubahan psikologis Trimester III
Ibu hamil trimester III mengalami perubahan – perubahan pada dirinya
baik fisik maupun psikologis, berikut ini perubahan psikologis menurut
Tyastuti (2016) antara lain :
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan
bayinya. Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa
khawatir atau takut kalau–kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa
dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan
berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil. Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan dukungan
dari suami, keluarga dan bidan.
Menurut Sulistyawati (2013:77). perubahan psikologis pada masa
kehamilan Trimester III , yaitu:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun
4. Perkembangan Bentuk Janin
a. Janin pada bulan ke-7
Selama bulan ini janin terus tumbuh dan bergerak. Apabila pada bulain
ini janin lahir maka masih dapat hidup, akan tetapi harus dibantu dengan
alat – alat pembantu dan dampak lain dari kelahiran janin pada bulan ini
adalah keadaaanya masih lemah dan bayi BBLR, sehingga harus
dihangatkan kedalam incubator agar suhu bayi bias mencapai suhu
normal.
b. Janin pada bulan ke-8
Pada bulan ini janin sudah menjadi lebih panjang dan lebih gemuk
keadaanya. Panjang tubuhnya mencapai 18 inchi (45,7 sampai 5 pon
atau 2,27 kg). Apabila janin lahir pada fase ini, peluang untuk hidup
lebih besar, karena pertumbuhannya relative sempurna.
c. Janin pada bulan ke-9
Sepanjang bulan ini janin akan terus tumbuh dan pada akhir bulan ini
berat badan janin umumnya berkisar 7 hingga 7,5 pon (3,18 hingga 3,40
kg) dan panjang tubuhnya sekitar 20 inchi (50 cm). Kulitnya masih
dilapisi cairan pelindung (Liquor Amnion). Posisi janin berubah sebagai
persiapan untuk lahir dan mulai turun kebawah dengan kepala berada
ada bagian bawah dan janin sudah siap dilahirkan.
5. Ketidaknyamanan pada ibu hamil
Dalam Tyastuti (2016) ketidaknyamanan pada masa kehamilan
trimester III, ibu akan merasakan ketidaknyamanan yaitu :
a. Edema
Faktor penyebab :
1) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada
vena pelvik sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini
terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau berdiri dalam
waktu yang lama
2) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring
terlentang.
3) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
4) Kadar sodium(Natrium) meningkat karena pengaruh dari
hormonal. Natrium bersifat retensi cairan.
5) Pakaian ketat.
Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakukan beberapa cara
antara lain :
1) Hindari pakaian ketat.
2) Hindari makanan yang berkadar garam tinggi
3) Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama
4) Makan makanan tinggi protein
5) Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang – ulang.
6) Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan
7) Hindari berbaring terlentang
8) Hindari kaos kaki yang ketat.
b. Sering Buang Air Kecil (BAK)
Keluhan sering BAK sering dialami oleh ibu hamil trimester I
dan III, hanya frekwensinya lebih sering pada ibu hamil trimester III.
Apabila sering BAK ini terjadi pada malam hari akan mengganggu
tidur sehingga ibu hamil tidak dapat tidur dengan nyenyak, sebentar–
sebentar terbangun karena merasa ingin BAK.
Sering buang air (BAK) sering disebabkan oleh karena uterus
membesar, yang disebabkan karena terjadi penurunan bagian bawah
janin sehingga menekan kandung kemih. BAK juga berhubungan
dengan ekskresi sodium (unsur Na) yang meningkatdan perubahan
fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat. Upaya untuk
meringankan dan mencegah sering BAK, ibu hamil dilarang untuk
menahan BAK, upayakan untuk mengosongkan kandung kencing pada
saat terasa ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk
menjaga keseimbangan hidrasi. Apabila BAK pada malam hari tidak
mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum dimalam
hari, tetapi bila ya, batasi minum setelah makan malam, di samping itu
ibu hamil harus membatasi minum yang mengandung diuretic seperti
teh, kopi, cola dengan coffeine. Saat tidur ibu hamil dianjurkan
menggunakan posisi berbaring miring ke kiri dengan kaki ditinggikan,
dan untuk mencegah infeksi saluran kemihselesai BAK alat kelamin di
bersihkan dan dikeringkan.
c. Gatal dan kaku pada jari
Faktor penyebab :
1) Penyebab gatal – gatal ini belum diketahui secara pasti,
kemungkinan penyebabnya adalah hypersensitive terhadap antigen
placenta.
2) Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim
membuat berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan
kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk menyeimbangkan
lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong
ke depan.Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga
mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada jari.
Cara meringankan / mencegah :
1) Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
2) Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika
mengambil sesuatu jangan dengan membungkuk tetapi tulang
belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak
3) Sering berbaring apabila merasa lelah.
d. Gusi berdarah
Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis
kehamilan. Gusi yang hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan
gusi menjadi mudah berdarah terutama pada saat menuikat gigi. Gusi
berdarah ini paling parah terjadi pada kehamilan trimester II. Beberapa
faktor penyebab gusi berdarah adalah :
1) Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke
rongga mulut dan pergantian sel-sel pelapis ephitel gusi lebih
cepat.
2) Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh
darah halus sangat tinggi.
3) Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga
mengakibatkan jaringan gusi menjadi rapuh dan mudah berdarah.
Cara mengurangi / mencegah :
1) Minum suplemen vit C dapat mengurangi incident gusi berdarah.
2) Berkumur dengan air hangat, air garam.
3) Jaga kebersihan gigi.
4) Periksa ke doketr gigi secara teratur.
e. Haemorroid
Haemorroid biasa disebut wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester
II dan trimester III. Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya
adalah :
1) Konstipasi
Progesteron menyebabkan pristaltik usus lambat.
2) Vena haemorroid tertekan karena pembesaran uterus.
Cara meringankan atau mencegah dengan :
1) Hindari hal yang menyebabkan konstipasi
2) Hindari mengejan pada saat defikasi
3) Buat kebiasaan defikasi yang baik
4) Jangan duduk terlalu lama di toilet
5) Lakukan senam Kegel secara teratur.
6) Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15 – 20 menit
sebanyak 3 sampai 4 x sehari.
f. Insomnia (sulit tidur)
Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak
hamil. Insomnia ini biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan
masa kehamilan. Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan fisik
yaitu pembesaran uterus, dapat juga disebabkan oleh karena perubahan
psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena
menghadapi kelahiran. Adakalanya ditambahin oleh sering BAK
dimalam hari / nochturia.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Mandi air hangat sebelum tidur
2) Minum minuman hangat (susu hangat, the hangat) sebelum tidur.
3) Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat
susah tidur.
4) Jangan makan porsi besar 2-3 jam sebelum tidur
5) Kurangi kebisingan dan cahaya
6) Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi
g. Keputihan / Leukorhea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih
banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana
dalam sering menjadi basah sehingga harus sering ganti celana
dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester
pertama, kedua maupun ketiga. Faktor penyebab :
1) Meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I
dapat menimbulkan produksi lendir servix meningkat.
2) Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina.
Cara meringankan dan mencegah :
1) Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
2) Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau
BAK
3) Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.
4) Ganti celana dalam apabila basah.
5) Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap
keringat dan mebuat sirkulasi udara yang baik.
6) Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.
h. Keringat bertambah
Faktor penyebab yang umum ditemukan pada ibu hamil antara lain :
1) Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga
meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
2) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut
meningkat.
3) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu
hamil
Cara meringankan atau mencegah :
1) Mandi / berendam secara teratur
2) Memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun
supaya menyerap keringat.
3) Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.
i. Mati rasa, rasa perih pada jari tangan atau kaki
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III.
Mati rasa (baal) dapat disebabkan oleh karena terjadinya pembesaran
uterus membuat sikap/postur ibu hamil mengalami perubahan pada
titik pusat gaya berat sehingga karena postur tersebut dapat menekan
syaraf ulna. Di samping itu hyperventilasi dapat juga menjadi
penyebab rasa baal pada jari, namun hal ini jarang terjadi. Untuk
meringankan atau mencegah, ibu hamil dapat dianjurkan untuk tidur
berbaring miring kekiri, postur tubuh yang benar saat duduk atau
berdiri.
j. Nafas sesak
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai
pada akhir kehamilan. Ibu hamil dapat terserang nafas sesak oleh
karena pembesaran uterus dan pergeseran organ – organ abdomen.
Pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm.
Ada kalanya terjadi peningkatan hormon progesterone membuat
hyperventilasi. Untuk meringankan atau mencegah bidan dapat
menjelaskan penyebab fisiologisnya. Bidan juga dapat melatih ibu
hamil untuk membiasakan dengan pernapasan normal. Ibu hamil juga
harus tetap mengatur sikap tubuh yang baik, saat berdiri tegak dengan
kedua tangan direntangkan diatas kepala kemudian menarik nafas
panjang.
k. Nyeri ligamentum rotundum
Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester kedua dan
ketiga. Faktor penyebab :
1) Selama kehamilan terjadi hypertropi dan peregangan pada
ligamentum.
2) Pada kehamilan terjadi penekanan pada ligamentum karena uterus
yang membesar.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Menekuk lutut kearah abdomen.
2) Memiringkan panggul
3) Mandi dengan air hangat
4) Menggunakan korset
5) Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah
perut dan lutut
l. Nyeri ulu hati (heart burn)
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan
semakin bertambah umur kehamilan biasanya semakin bertambah pula
nyeri ulu hati. Hal ini dapat terjadi karena produksi progesterone yang
meningkat, pergeseran lambung karena pembesaran uterus, dan
apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga menimbulkan
refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Hindari makanan berminyak/digoreng
2) Hindari makanan yang berbumbu merangsang
3) Sering makan makanan ringan
4) Hindari kopi dan rokok
5) Minum air 6 – 8 gelas sehar
6) Kunyah permen karet
m. Perut kembung
Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa kembung, hal ini sering
terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Faktor
penyebabnya adalah :
1) Peningkatan hormon progesterone membuat motilitas usus turun
sehingga pengosongan usus lambat.
2) Uterus yang membesar menekan usus besar.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Menghindari makan makanan yang mengandung gas.
2) Mengunyah makanan secara sempurna.
3) Lakukan senam secara teratur.
4) Biasakan BAB teratur.
5) Tekuk lutut ke dada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
n. Pusing, syncope (pingsan)
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan
trimester III. Perasaan sangat mengganggu ketidaknyamanan ibu
hamil, kalau penyebabnya tidak segera ditangani maka dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal.
Faktor penyebab :
1) Ibu hamil tidur posisi berbaring terlentang, karena penambahan
berat badan dan pembesaran uterus maka menyebabkan menekan
pada vena cava inferior sehingga menghambat dan mengurangi
jumlah darah yang menuju ke hati dan jantung.
2) Kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Bangun tidur secara perlahan – lahan.
2) Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang hangat dan
sesak.
3) Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
o. Sakit kepala
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu
hamil baik trimester I, trimester II maupun trimester III. Faktor
penyebab :
1) Kelelahan atau keletihan.
2) Spasme / ketegangan otot
3) Ketegangan pada otot mata
4) Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).
5) Dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.
2) Massase leher dan otot bahu
3) Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari.
4) Mandi air hangat
5) Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan
6) Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.
7) Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang,
ruangan sumpek, asap rokok, lingkungan sibuk).
8) Lakukan jalan santai di udara segar.
9) Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks
10) Lakukan meditasi atau yoga.
p. Sakit punggung atas dan bawah
Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II dan
III.
Faktor penyebab :
1) Pembesaran payudara dapat berakibat ketegangan otot.
2) Keletihan
3) Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang
4) Kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi
besar menjadi lembek.
5) Posisi tulang belakang hiperlordosis.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Memakai BH yang menopang dan ukuran yang tepat.
2) Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal
hak tinggi
3) Tidur dengan kasur yang keras
4) Pertahankan postur yang baik, hindari sikap membungkuk,tekuk
lutut saat mengangkat barang.
5) Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga.
6) Pertahankan penambahan berat badan secara normal.
7) Lakukan gosok atau pijat punggung
Kompres hangat dapat digunakan untuk meringankan
keluhan nyeri / sakit punggung. Dalam penelitian yang berjudul
Ektifitas Kompres Hangat terhadap Intensitas Nyeri Punggung pada
Ibu Hamil Trimester III didapatkan hasil ada perbedaan pengaruh
yang signifikan antara postest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol terhadap intensitas nyeri punggung pada ibu hamil. Hasil
penelitian menunjukkan skor perbedaan nilai rata-rata sebelum dan
sesudah perlakuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan p-value 0,001 < α 0,05 hal ini berarti kelompok eksperimen
lebih besar pengaruhnya terhadap intensitas nyeri punggung dari pada
kelompok control (Amalia, Erika and Dewi, 2020).
q. Varises pada kaki atau vulva
Varises pada kaki menyebabkan perasaan tidak nyaman pada ibu
hamil, biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan Trimester III.
Faktor penyebab :
1) Cenderung karena bawaan keluarga
2) Peningkatan hormon estrogen berakibat jaringan elastic menjadi
rapuh.
3) Jumlah darah pada vena bagian bawah yang meningkat
Cara meringankan atau mencegah :
1) Lakukan olahraga secara teratur
2) Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama
3) Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan
4) Hindari memakai pakaian ketat
5) Berbaring dengan kaki ditinggikan
6) Berbaring dengan kaki bersandar di dinding
r. Konstipasi atau sembelit
Konstipasi adalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada ibu
hamil trimester II dan III. Faktor penyebab :
1) Peristaltik usus lambat disebabkan meningkatnya hormon
progesterone
2) Motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air
pada usus meningkat.
3) Suplemen zat besi
4) Tekanan uterus yang membesar pada usus.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Olah raga secara teratur.
2) Tingkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari.
3) Minum cairan panas atau sangat dingin pada saat perut kosong
4) Makan sayur segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi
beras merah
5) Membiasakan BAB secara teratur.
6) Jangan menahan BAB, segera BAB ketika ada dorongan
7) Perlu diperhatikan : apel segar dan kopi dapat meningkatkan
konstipasi.
s. Kram pada kaki
Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24
minggu. Kram ini dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang –
kadang masih terjadi pada saat persalinan sehingga sangat
mengganggu ibu dalam proses persalinan.
Faktor penyebab :
Penyebab pasti belum jelas, namun ada beberapa kemungkinan
penyebab diantaranya adalah:
1) Kadar kalsium dalam darah rendah.
2) Uterus membesar sehingga menekan pembuluh darah pelvic
3) Keletihan
4) Sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Penuhi asupan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau
gelap).
2) Olahraga secara teratur.
3) Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
4) Mandi air hangat sebelum tidur
5) Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
6) Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
7) Pijat otot – otot yang kram
8) Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal
pemanas.
t. Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar–debar sering dirasakan oleh ibu hamil
pada awal kehamilan. Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja
jantung, jantung mempunyai 50 % darah tambahan yang harus
dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan curah jantung ini
mencapai puncaknya pada akhir trimester II dan menurun kembali
seperti sebelum hamil beberapa minggu sebelum melahirkan. Palpitasi
dapat terjadi oleh karena faktor peningkatan curah jantung pada ibu
hamil, dan adanya gangguan pada sistem syaraf simpati. Dapat
diringankan atau dicegah dengan memjelaskan pada ibu hamil bahwa
hal ini normal terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada akhir
kehamilan. Pada ibu hamil yang tidak mempunyai keluhan jantung, hal
ini tidak perlu dikawatirkan.
6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Menurut Romauli (2013:202) tanda bahaya yang dapat terjadi pada
ibu hamil trimester III, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi
dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau
perdarahan antepartum.
b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga,
walaupun dapat pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Bila plasenta
yang terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila hanya
sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa juga hanya sebagian
kecil pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus marginalis.
c. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya
pembukaanjalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada
bagian atas uterus.
d. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan
kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa
mucus bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan
persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan,
perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan
diagnosis KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut
adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
speculum untuk melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan
reaksi Ph basa.
e. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia
kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap
kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam
uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada
solusio plasenta dan ruptur uteri.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio
plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai shock,
perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus yang
abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
g. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
Dijelaskan pula oleh Tyastuti (2016) bahwa tanda bahaya ibu hamil lainnya
yaitu :
h. Sakit kepala hebat, menetap yang tidak hilang
Sakit kepala hebat dan tidak hilang dengan istirahat adalah gejala pre
eclampsia. Kalsium adalah mikronutrien terbaik yang telah dipelajari
dalam hubungannya dengan preeklampsia. Beberapa penelitian
epidemiologi pada negara berkembang menunjukan hubungan antara
penurunan asupan kalsium dan preeklampsia (Kanagal et al., 2014).
Imdad (2014) dalam Gustirini (2019) menyatakan kekurangan asupan
kalsium akan menyebabkan peningkatan hormon paratiroid (PTH)
sehingga menyebabkan peningkatan kalsium intraseluler. Peningkatan
kalsium intraseluler akan mengakibatkan otot polos pembuluh darah
mengalami vasokontriksi sehingga tekanan darah meningkat.
Peningkatan tekanan darah selama kehamilan merupakan risiko
pengembangan terjadinya preeklampsia. (Gustirini, 2019)
i. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur)
Masalah penglihatan pada ibu hamil yang secara ringan dan tidak
mendadak kemungkinan karena pengaruh hormonal. Tetapi kalau
perubahan visual yang mendadak misalnya pandangan kabur atau
berbayang dan disertai sakit kepala merupakan tanda pre eklampsia.
j. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak ada hubungan dengan persalinan adalah
tidak normal. Nyeri yang tidak normal apabila nyeri yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, hal ini kemungkinan
karena appendisitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang
panggul, gastritis, penyakit kantung empedu, abrupsio plasenta, infeksi
saluran kemih dll.
k. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh ibu hamil mengalami bengkak normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah
beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak dapat menunjukkan tanda
bahaya apabila muncul pada muka dan tangan dan tidak hilang setelah
beristirahat dan disertai keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan
tanda anemia, gagal jantung atau pre eklampsia.

B. Konstipasi
1. Definisi Konstipasi
Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja)
dalam usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam
pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus
besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan
tidak nyaman pada perut (Akmal, dkk, 2014).
Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau
berisiko tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi
yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras
(Uliyah, 2008).
Konstipasi adalah suatu gejala bukan penyakit. Di masyarakat
dikenal dengan istilah sembelit, merupakan suatu keadaan sukar atau tidak
dapat buang air besar, feses (tinja) yang keras, rasa buang air besar tidak
tuntas (ada rasa ingin buang air besar tetapi tidak dapat mengeluarkannya),
atau jarang buang air besar. Seringkali orang berpikir bahwa mereka
mengalami konstipasi apabila mereka tidak buang air besar setiap hari yang
disebut normal dapat bervariasi dari tiga kali sehari hingga tiga kali
seminggu (Herawati, 2013).
2. Klasifikasi Konstipasi
Ada 2 jenis konstipasi berdasarkan lamanya keluhan yaitu konstipasi akut
dan konstipasi kronis. Disebut konstipasi akut bila keluhan berlangsung
kurang dari 4 minggu. Sedangkan bila konstipasi telah berlangsung lebih
dari 4 minggu disebut konstipasi kronik. Penyebab konstipasi kronik
biasanya lebih sulit disembuhkan Kasdu ( 2014 )
3. Patofisiologi Konstipasi
Pengeluaran feses merupakan akhir proses pencernaan. Sisa-sisa
makanan yang tidak dapat dicerna lagi oleh saluran pencernaan, akan masuk
kedalam usus besar ( kolon ) sebagai massa yang tidak mampat serta basah.
Di sini, kelebihan air dalam sisa-sisa makanan tersebut diserap oleh tubuh.
Kemudian, massa tersebut bergerak ke rektum ( dubur ), yang dalam
keadaan normal mendorong terjadinya gerakan peristaltik usus besar.
Pengeluaran feses secara normal, terjadi sekali atau dua kali setiap 24 jam
( Akmal, dkk, 2014 ). Kotoran yang keras dan sulit dikeluarkan merupakan
efek samping yang tidak nyaman dari kehamilan.
Pada ibu hamil, konstipasi terjadi akibat peningkatan produksi
progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada
sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas
otot yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar
meningkat sehingga feses menjadi keras. Selain itu, konstipasi terjadi akibat
aktivitas ibu yang kurang, asupan cairan dan serat yang rendah juga dapat
menjadi faktor terjadinya konstipasi (Irianti, 2014). Progesteron
menyebabkan otot-otot usus menjadi lemas dan mengering sehingga sisa-
sisa makanan menjadi sulit dan sakit untuk dikeluarkan (Wahyuni &
indarwati, 2015). Selain karena hormon-hormon kehamilan memperlambat
transit makanan melalui saluran pencenaan, rahim yang membesar menekan
poros usus ( rektum ), pemberian suplemen zat besi prenatal juga dapat
memperburuk sembelit. Berolahraga secara teratur, menyantap makanan
yang kaya serat serta minum banyak air dapat membantu meredakan
masalah tersebut ( Kasdu, 2014).
4. Tanda dan Gejala Konstipasi
Menurut Akmal, dkk (2014), ada beberapa tanda dan gejala yang umum
ditemukan pada sebagian besar atau terkadang beberapa penderita sembelit
sebagai berikut:
a. Perut terasa begah, penuh dan kaku;
b. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas
mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk;
c. Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi,
mengakibatkan stress, rentan sakit kepala bahkan demam;
d. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri,
tidak bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu penurunan kualitas,
dan produktivitas kerja;
e. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit
daripada biasanya;
f. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat
bersamaan tubuh berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan
atupun menekannekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan
dan membuang feses ( bahkan sampai mengalami ambeien/wasir );
g. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai terganjal
sesuatu disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering
dan keras atau karena mengalami wasir sehingga pada saat duduk tersa
tidak nyaman;
h. Lebih sering bung angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya;
i. Usus kurang elastis ( biasanya karena mengalami kehamilan atau usia
lanjut), ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang
mengganjal, dan gerakannya lebih lambat daripada biasanya;
j. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar;
Adapun untuk sembelit kronis ( obstipasi ), gejalanya tidak terlalu
berbeda hanya sedikit lebih parah, diantaranya:
a. Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas;
b. Feses sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil;
c. Frekuensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu;
d. Tubuh sering terasa panas, lemas, dan berat;
e. Sering kurang percaya diri dan terkadang ingin menyendiri;
f. Tetap merasa lapar, tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang
(apalagi ketika hamil perut akan tersa mulas ) karena ruang dalam perut
berkurang dan mengalami mual bahkan muntah.
5. Pengobatan Konstipasi
Menurut Herawati (2013), pengobatan konstipasi pada ibu hamil dapat
dibagi menjadi dua cara, yaitu terapi non obat dan terapi obat.
a. Terapi non abat
Pada umumnya, konstipasi pada masa kehamilan dapat diatasi dengan
melakukan penyesuaian pola makan dan perubahan gaya hidup.
Makanan kaya serat (30-35%), misalnya gandum, buah-buahanan dan
sayuran dapat meringankan konstipasi. Namun , mengkomsumsi
makanan kaya serat dalam jumlah besar secara tiba-tiba dapat
menyebabkan perut terasa tidak enak dan kembung. Ibu hamil sebaiknya
mengkonsumsi makanan secara teratur dan minum air dalam jumlah
cukup (6-8 gelas/hari). Perubahan gaya hidup, misalnya: olahraga
teratur dapat memperbaiki saluran cerna.
b. Terapi obat
Obat pencahar digunakan apabila konstipasi tidak dapat diatasi dengan
penyesuaian jenis makanan dan perubahan gaya hidup saja. Kriteria obat
pencahar yang boleh diberikan kepada ibu hamil adalah:
1) Efektif,
2) Tidak diserap oleh saluran cerna,
3) Tidak teratogenik ( tidak menyebabkan cacat pada janin ), dan
4) Dapat ditoleransi dengan baik ( tidak menimbulkan efek
samping pada ibu dan janin ).
Terdapat beberapa golongan obat pencahar, antara lain: obat
pencahar osmotik, pembentuk massa, dan stimulan. Obat pencahar
pilihan untuk ibu hamil adalah hanya digunakan secara terbatas hanya
jika konstipasi tidak dapat diatasi dengan obat pencahar osmotik.
6. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu
Hamil
a. Usia Kehamilan
Usia kehamilan adalah ukuran lama waktu seorang janin berada dalam
rahim. Usia janin dihitung dalam minggu dari hari pertama haid terakhir
(HPHT) ibu sampai hari kelahiran. Lama kehamilan yaitu 280 hari atau
40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan dibagi atas tiga trimester yaitu:
trimester I antara 0-12 minggu, kehamilan trimester II antara 12-28
minggu, dan trimester III antara 28-40 minggu. Pada minggu ke-9 usia
kehamilan, kesulitan untuk buang air besar sering terjadi dan hampir
semuanya disebabkan oleh tingginya kadar hormon-hormon di dalam
tubuh yang memperlambat kerja otot-otot usus halus. Sekitar 11 %
sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi, terutama pada awal
kehamilan dan trimester ketiga masa kehamilan ( Herawati, 2013 ).
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki
masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga. Konstipasi diduga terjadi
akibat penurunan peristaltik disebabkan relaksasi otot polos pada usus
besar ketika terjadi peningkatan progesteron. Pergeseran dan tekanan
pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat
menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga
menyebabkan konstipasi ( Varney, dkk, 2016).
b. Asupan Makanan
Diet, pola, atau jenis makanan yang dikomsumsi dapat
mempengaruhi proses defekasi. Makanan yang memiliki kandungan
serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah
yang dikonsumsi pun mempengaruhinya ( Uliyah, dkk, 2015 ).
Serat penting artinya bagi kesehatan sistem pencernaan dan
mencegah sembelit. Serat juga membantu menjaga kadar gula darah.
Ada dua macam serat, yaitu serat yang terlarut dan tak larut. Serat
terlarut ditemukan dalam makanan semisal apel, pir, havermut (oat),
gandum hitam, dan polong-polongan. Serat membantu kenyang lebih
lama dan menjaga pelepasan gula yang stabil kedalam darah. Serat tak
terlarut yang ditemukan didalam kacang-kacangan, buah, sayuran hijau,
kacang india, dan sereal whole-grain membantu pergerakan makanan
melalui sistem pencernaan dan mencegah sembelit ( Campbell, 2016).
Serat makanan adalah komponen dalam tanaman yang tidak
tercerna secara enzimatik menjadi bagian-bagian yang dapat terserap di
saluran pencernaan. Serat secara alami terdapat dalam tanaman. Serat
terdiri atas berbagai substansi yang kebanyakan adalah karbohidrat
kompleks. Rata-rata negara di dunia ini menetapkan sebanyak 30 gram
kebutuhan akan serat setiap harinya ( Akmal,dkk, 2014 ).
Komponen terbesar buah-buahan adalah air. Oleh karena itu,
kandungan serat pangan dalam buah-buahan lebih rendah. Komponen
terbesar dari serat pangan pada buah-buahan adalah senyawa pektin dan
lignin sel buah. Kandungan serat pangan berbagai jenis buah dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Berdasarkan penelitian Astinal Eka, S (2011) di RSUP H.Adam
Malik, dapat diketahui bahwa dari 60 penderita konstipasi, ada 7 orang
(11,7%) mengalami konstipasi dengan tinggi serat, 333 orang (55%)
dengan baik serat dan 20 orang(33,3%) dengan kurang serat. Sebagai
kesimpulan dari peneliitian ini adalah terdapat hubungan antara pola
makanan berserat dengan kejadian konstipasi.
c. Asupan Cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekaksi
menjadi keras. Oleh karena proses absorbsi air yang kurang
menyebabkan kesulitan proses defekasi ( Uliyah, 2015 ).
Menurut Simkin ( 2018 ), Air dan cairan lain merupakan elemen
yang penting dari diet yang seimbang. Retensi cairan, bagian normal
dari kehamilan yang sehat, memastikan terjadinya kenaikan volume
darah dan air ketuban. Sebagai wanita yang sedang hamil perlu
mempunyai cairan lebih banyak karena dua alasan berikut:
1) Volume darah meningkat 50% atau lebih (dari kira-kira 2,5
menjadi 2,75 liter).
2) Menjelang akhir kehamilan, berenang dalam cairan ketuban yang
banyaknya 1 liter, yang diganti setiap tiga jam sekali. Cairan juga
ditahan dalam jaringan, mengalir melalui dinding pembuluh darah,
untuk membantu mempertahankan keseimbangan cairan yang
sehat. Diperkirakan volume cairan jaringan meningkat 2-3 liter
selama kehamilan.
d. Olahraga
Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui
aktivitas tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu
kelancaran proses defekasi. Hal ini kemudian membuat proses gerakan
peristaltik pada daerah kolon dapat bertambah baik (Uliyah, 2015)..
Olahraga dapat membantu menjaga kondisi ibu hamil dengan
meningkatkan volume aliran darah, meningkatkan kekuatan otot
diafragma untuk bernafas, dan membantu flekbilitas otot-otot. Hal ini
akan membantu bayi tumbuh lebih baik.
e. Konsumsi Tablet Besi
Zat besi diperlukan untuk memproduksi hemoglobin ( protein
pembawa oksigen dalam darah ). Karena volume darah meningkat 50%
selama kehamilan, hemoglobin dan konstituen darah lainnya juga
meningkat. Selain itu, selama 6 minggu terakhir kehamilan, janin akan
menyimpan zat besi dalam jumlah yang memadai dalam hatinya untuk
memenuhi kebutuhannya pada 3 atau 6 bulan pertama kehidupan.
Walaupun diperlukan untuk nutrisi yang baik, suplemen zat besi dapat
mengganggu saluran pencernaan diantaranya konstipasi atau sembelit
(Simkin, P, dkk, 2018). Pemberian suplementasi preparat Fe, pada
sebagian wanita menyebabkan sembelit. Penyulit ini dapat diredakan
dengan cara memperbanyak minum, menambah komsumsi makanan
yang kaya akan serat seperti roti, serealia dan agaragar ( Arisman,
2010).
C. Pathway Konstipasi
Hormon:
Peningkatan Hormon
Progesteron

Tonus Otot Polos


Menurun

Asupan Olahraga
Makanan Motilitas Usus

Asupan Konsumsi Zat


Cairan Besi/Fe
Absorsi Air di Usus
Besar Meningkat

Konstipasi

Non farmakologi Farmakologi

Perubahan Gaya Obat Pencahar


Hidup

D. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan


Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III
1. Pengertian
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikirandan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien
Asuhan kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang di mulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Tujuh langkah
tersebut membentuk kerangka yang lengkap dan bisa di aplikasikan dalam
suatu situasi (Varney, Helen & Marlyn HE, David W, 2013)
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikirandan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien
Asuhan kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang di mulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Tujuh langkah
tersebut membentuk kerangka yang lengkap dan bisa di aplikasikan dalam
suatu situasi (Varney, Helen & Marlyn HE, David W, 2013).
Asuhan kebidanan pada kehamilan adalah pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil selama periode antepartum dengan memperhatikan standar
asuhan pada kehamilan. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil, yang perlu dipahami adalah konsep antenatal care. Antenatal Care
adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2014:110).
2. Tujuan
Menurut Manuaba (2014:110) tujuan ANC diantaranya:
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan,
dan kala nifas.
c. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
3. Kebijakan Pemerintah
Menurut Depkes RI (2013) Dalam memberikan asuhan kehamilan
standar minimal yang harus dilaksanakan adalah 14T yaitu:
a. Timbang berat badan.
b. Ukur Tekanan darah
c. Ukur Tinggi fundus uteri
d. Pemberian tablet Fe
e. Pemberian imunisasi TT
f. Pemeriksaan Hb
g. Pemeriksaan VDRL
h. Perawatan payudara,senam payudara dan pijat tekan payudara
i. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil
j. Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan persalinan
k. Pemeriksaan protein urine
l. Pemeriksaan reduksi urine
m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
Menurut PERMENKES RI No. 97 tahun 2014 pada BAB II bagian
kedua tentang pelayanan kesehatan masa hamil pasal 12 ayat 1 mengatakan
bahwa pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan kesehatan
komprehensif dan berkualitas melalui:
a. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan
b. Deteksi dini masalah, penyakit, penyulit atau komplikasi kehamilan.
Persiapan persalinan yang bersih dan aman
c. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukam rujukan jika
terjadi penyulit atau komplikasi
d. Penatalaksanaan kasus serta rujukan tepat waktu jika diperlukan
e. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarganya dalam menjaga kesehatan
dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
penyulit atau komplikasi
4. Tahapan Asuhan Kebidanan
Dalam praktiknya bidan menggunakan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan. Menurut Varney (2013), manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan, keterampilan dalam tahapan yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan berfokus pada klien. manajemen kebidanan:
a. Langkah I (Pengumpulan Data Dasar)
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
yang berkaitan dengan kondisi klien. Pendekatan ini harus bersifat
komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan.
b. Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-
data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang
spesifik.
c. Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya)
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah
diidentifikasikan.
d. Langkah IV (Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera)
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
e. Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh)
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi.
f. Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Asuhan Efisien dan Aman)
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah kelima
harus dilaksanakan secara efisien dan aman.
g. Langkah VII (Mengevaluasi Hasil Tindakan)
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan. Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.

5. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan


a. Data Subyektif (S)
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.
Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis (Handayani, 2017).
1) Nama Klien dan Pasangan
Digunakan untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan,
sehingga antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab (Walyani,
2015).
2) Umur
Dikaji untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi
atau tidak, < 16 tahun atau > 35 tahun (Walyani, 2015).
3) Agama
Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan pada
ibu selama memberikan asuhan. Informasi ini terkait dengan
pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi agama dalam
kehamilan dan lain - lain (Walyani, 2015).
4) Suku Bangsa
Dikaji untuk menentukan adat istiadat atau budayanya. Ras,
etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka
memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien
(Walyani, 2015).
5) Pendidikan
Tanyakan tingkat pendidikan tertinggi klien. Mengetahui
pendidikan klien berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(Walyani, 2015).
6) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh lingkungan kerjan pasien terhadap
kehamilan yang dapat merusak janin, dan persalinan prematur
(Walyani, 2015).
7) Alamat
Dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal
klien, sehingga lebih memudahkan pada saat akan bersalin sert
mengetahui jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehatan
(Walyani, 2015).
8) Alasan Datang
Ditanyakan untuk mengetahui alasan datang ke bidan/ klinik,
apakah untuk memeriksakan keadannya atau untuk
memeriksakan keluhan lain yang disampaikan dengan kata –
katanya sendiri (Hani, Ummi, 2014).
Tujuan kunjungan biasanya untuk mendapatkan diagnosis
ada/tidaknya kehamilan, mendapatkan perawatan kehamilan,
menentukan usia kehamilan dan perkiraaan persalinan,
menentukan status kesehatan ibu dan janin, menentukan rencana
pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya (Walyani, 2015).
9) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat
bidan. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien
serta menanyakan sejak kapan hal tersebut dikeluhkan klien.
Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan.
(Walyani, 2015)
10) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang,
penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang
dialami dahulu (Marmi, 2014)
11) Riwayat Obstetri
a) Riwayat Haid
(1) Menarch : Dikaji untuk mengetahui kapan pertama kali
pasien menstruasi. Umumnya menarche terjadi pada usia
12-13 tahun (Sulistyawati, 2013).
(2) Siklus : Siklus merupakan jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan
hari. Dikaji teratur atau tidaknya setiap bulan. Biasanya
sekitar 23-32 hari (Sulistyawati, 2013).
(3) Lamanya : Menurut Walyani (2015) lamanya haid yang
normal adalah kurang lebih 7 hari. Apabila sudah
mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhi.
(4) Nyeri haid : Nyeri haid perlu ditanyakan untuk
mengetahui apakah klien menderita atau tidak di tiap
haid.Nyeri haid juga menjadi tanda kontroksi uterus klien
begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid (Walyani
2015).
(5) Banyaknya : Dikaji untuk mengetahui berapa banyak
darah yang keluar saat Menurut Walyani (2015)
normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam
sehari.Apabila darahnya terlalu berlebihan,itu berarti
telah menunjukan gejala kelainan banyaknya darah haid.
b) Riwayat kehamilan sekarang
(1) Gravida/Para
(2) Usia Kehamilan
Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk
memperkirakan persalinan (Manuaba,2014).
(3) HPHT
HPHT adalah hari haid pertama terakhir seorang
wanita sebelum hamil. Cara menentukan HPHT adalah
dengan melakukan anamnesis pada ibu secara tepat
karena apabila terjadi kesalahan, maka penentuan usia
kehamilan juga menjadi tidak tepat. Haid terkhir tersebut
harus normal, baik dari lamanya maupun dari banyaknya.
HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru
mengeluarkan darah menstruasi dengan frekuensi dan
lama menstruasi seperti biasa. (Hani,Ummi, dkk, 2013)
(4) HPL
HPL adalah tanggal taksiran perkiraan persalinan
ibu. Bisa ditentukan setelah HPHT didapatkan. HPL =
tanggal HPHT ditambahkan 7, bulan HPHT dikurangi 3,
Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika bulan lebih dari 4-12)
HPL= tanggal HPHT ditambahkan 7, bulan HPHT
dikurangi 3, Tahun HPHT dikurangi 1 (jika bulan lebih
dari 1-3) (Hani, Ummi, dkk, 2013)
(5) Gerakan Janin
Diperkirakan terjadi gerakan pertama fetus pada usia
kehamilan 16 minggu terdapat perbedaan. Pada
primigravida biasanya dirasakan pada usia 18 minggu,
sedangkan pada multigravida sekitar 16 minggu. Dengan
mengetahui gerakan janin maka perkiraan umur
kehamilan dapat ditetapkan. Gerakan janin juga
diperlukan untuk mengetahui keadaan janin (masih
hidup/mati). Berupa positif jika ada, dan negatif jika
belum ada (Hani,Ummi, dkk, 2013). Gerakan janin juga
bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi
baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16 –
20 minggu karena diusia kehamilan tersebut, dinding
uterus mulai menipis dan gerakan janin lebih kuat.
(Saifuddin, 2014). Gerakan menendang atau tendangan
janin (10 gerakan/12 jam ) (Saifuddin, 2014)
(6) Masalah-masalah
Menanyakan kepada klien apakah ada masalah
pada kehamilan trimester I (hiperemesis gravidarum,
anemia,dll), pada trimester II dan trimester III tanyakan
masalah apa yang pernah dirasakan pada kehamilan
sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan
kalau-kalau kehamilan sekarang akan terjadi hal seperti
itu lagi. (Walyani, 2015)
(7) Riwayat ANC
Menanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa
saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester
I, trimester II dan trimester III. Menanyakan kepada klien
asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada kehamilan
sebelumnya dan menanyakan bagaimana pengaruhnya
terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa
memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada
kehamilan sekarang. Tempat ANC juga ditanyakan untuk
mengetahui dimana tempat klien mendapatkan asuhan
kehamilan tersebut. (Walyani, 2015)
c) Riwayat kebidanan yang lalu
(1) Jumlah Kehamilan (Gravida/G)
Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar
pengalaman klien tentang kehamilan. Apabila klien
mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, maka
bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan
kepada klien tentang bagaimana merawat kehamilannya
dengan maksimal (Walyani, 2015).
(2) Jumlah anak yang hidup
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien
mengalami keguguran, apabila pernah maka pada
kehamilan berikutnya beresiko mengalami keguguran
kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya
sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti kehamilan ini
sangat diinginkan (Walyani, 2015).
(3) Jumlah kelahiran Premature
Untuk mengidentifikasi apakah pernah mengalami
kelahiran premature sebelumnya, jika ia maka dapat
beresiko menimbulkan persalinan premature berikutnya
(Walyani, 2015).
(4) Jumlah keguguran
Menanyakan kepada klien apakah pernah
mengalami keguguran atau tidak. Sebab apabila pernah
mengalami keguguran dalam riwayat persalinan
sebelumnya maka beresiko mengalami keguguran
berulang (Walyani, 2015).
(5) Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum,
forcep)
Untuk mengetahui catatan kelahiran terdahulu,
apakah pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forcep
atau vakum (Walyani, 2015).
(6) Riwayat perdarahan pada persalian atau pasca persalinan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien pernah
mengalami perdarahan pascapersalinan, perdarahan
antepartum, atau intrapartum sebelumnya (Walyani,
2015).
(7) Berat bayi
Dikaji untuk mengidentifikasi berat bayi yang
dilahirkan pada kehamilan sebelumnya, apakah berat bayi
kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar
untuk masa kehamilan (BBMK), karena kondisi ini
biasanya berulang. Apabila persalinan pervaginam, berat
lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran tertentu
berhasil memotong pelvis maternal (Walyani, 2015).
(8) Masalah lain
Untuk mengetahui apakah sebelumnya
kehamilannya mengalami komplikasi sehingga dapat
diketahui antisipasi terhadap komplilasi berulang.
(Walyani, 2015 )
(9) Riwayat kontrasepsi
Ditanyakan untuk mengetahui metode KB yang
selama ini digunakan, lama pemakaian kontrasepsi
tersebut, dan ada masalah saat menggunakan kontrasepsi
tersebut atau tidak (Walyani, 2015).
12) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – Hari
a) Pola Nutrisi
Beberapa hasil yang perlu ditanyakan pada pasien berkaitan
dengan pola makan adalah menu, frekuensi, jumlah per hari
dan pantangan (Sulistyawati, 2011).
b) Pola Eliminasi
BAB dan BAK seperti frekuensi perhari, warnanya, ada
masalah selama BAB/BAK atau tidak (Walyani, 2015).
c) Personal Hygiene
Untuk mengetahui kebersihan diri pasien. Dianjurkan untuk
mandi minimal 2 kali sehari, ganti baju minimal 1 kali, ganti
celana dalam minimal 2 kali sehari, berkeramas lebih sering
dan menjaga kebersihan kuku (Sulistyawati, 2013).
d) Hubungan seksual
Dikaji pola hubungan seksual, frekuensi berhubungan,
kelainan dan masalah seksual dan lain-lain. Pada umumnya
coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati – hati (Hani, Ummi, dkk, 2014).
e) Pola Istirahat Tidur
Untuk mengetahui kecukupan istirahat pasien. Istirahat
sangat diperlukan calon pengantin. Lama tidur siang hari
normalnya 1 – 2 jam, malam hari yang normal adalah 6-8
jam (Sulistyawati, 2013).
f) Pola Aktivitas dan Olahraga
Mengkaji aktivitas sehari-hari pasien untuk gambaran
tentang seberapa berat aktivitas pasien, (Sulistyawati,2013).
g) Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu memiliki kebiasaan
seperti minum jamu, merokok, minum-minuman keras, dan
obat terlarang dan kebiasaan lainnya (Walyani, 2015).
13) Riwayat pernikahan
Ditanyakan :
a) Menikah
Ditanya status klien, apakah sudah menikah atau belum,
pernikahan yang keberapa dan istri keberapa dengan suami
sekarang. Penting dikaji untuk mengetahui status kehamilan
tersebut apakah dari hasil pernikahan resmi atau tidak atau
hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan
berpengaruh pada psikologis ibu saat hamil.
b) Usia saat menikah
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menikah di
usia muda atau tidak. Jika klien menikah usia muda dan saat
kunjungan ke bidan tidak lagi usia muda dan merupakan
kehamilan pertama, kemungkinan kehamilan ini sangat
diharapkan. Hal ini akan berpengaruh pada bagaimana asuhan
kehamilannya
c) Lama pernikahan
Ditanyakan sudah berapa lama menikah, jika klie
mengatakan sudah lama menikah tapi baru bisa mempunyai
keturunan, kemungkinan kehamilan ini sangat diharapkan
(Walyani, 2015).
14) Respon dan Dukungan keluarga
Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan, hal ini perlu
ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat
berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana
respon dan dukungan keluarga lain, misalnya anak, orang tua,
serta mertua.
15) Pengambilan keputusan
Pengambil keputusan perlu ditanyakan karena untuk mengetahui
siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan
apabila ada hal kegawat-daruratan.
b. Data Obyektif (O)
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi
yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan
laboratorium. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang
lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data
penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan
fakta yang berhubungan dengan diagnosis (Handayani, 2017).
1) Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan, yaitu : Baik, jika pasien
memperlihatkan respons yang baik terhadeap lingkungan
dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami
ketergantungan dalam berjalan, dan dikatakan lemah, pasien
dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan
orang lain dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan
sendiri (Sulistyawati, 2013).
 Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai
dari keadaan composmentis sampai dengan koma
(Sulistyawati, 2013).
 Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah > 140/90 mmHg) (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Walyani (2015) tekanan darah normal berkisar
systole/diastole 110/80 – 120/80 mmHg. Tekanan darah
pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan
15 mmHg diastolik diatas tensi sebelum hamil, menandakan
toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan). (Hani,
Ummi,dkk 2014)
 Nadi
Denyut nadi meternal sedikit meningkat selama hamil sejak
usia kehamilan 4 minggu sekitar 80-90x/menit, kondisi ini
memuncak pada usia 28 minggu (Sulistyawati, 2013)..
 Suhu
Suhu normal antara 35,8 – 37° C (Mandriwati, 2011).
 Respirasi
Frekuensi pernafasan normal adalah 16 – 24 x/menit. Bila
frekuensi pernafasaon lebih dari normal disebut takipnue
dan jika frekuensi pernafasan kurang dari normal disebut
bradipnue (Astuti, 2015).
 Berat Badan
Kenaikan berat badan selama hamil rata-rata : 9 – 13,5 kg.
 Tinggi Badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor resiko
bagi ibu hamil/ibu bersalin, jika tinggi badan kurang dari
145 cm kemungkinan sang ibu memiliki panggul sempit.
Tujuan pemeriksaan tinggi badan adalah untuk mengetahui
tinggi badan ibu sehingga bisa mendeteksi faktor resiko.
Faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan
dengan tinggi badan adalah keadaan rongga panggul. Sering
dijumpai pada ibu yang pendek, rongga panggulnya sempit.
Ada juga ibu hamil yang pendek tapi rongga panggulnya
normal. (Sulistyawati, 2013)
 LILA
Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, diukur sebelum
hamil. Bila ditemukan pengukuran kurang dari 23,5 cm
maka status gizi ibu kurang (Mandriwati, 2014).
2) Status Present
 Kepala : Untuk mengetahui kebersihan kepala. Normalnya
bentuk mesochepal, kulit kepala bersih dan rambut tidak
rontok (Mandriwati, 2014).
 Muka : Simetris, kemerahan, tidak bengkak.
 Mata : Untuk mengetahui warna sklera (ikterik atau tidak,
menilai kelainan fungsi hati) dan warna konjungtiva (pucat
atau cukup merah, sebagai gambaran tentang anemia secara
kasar) dan secret (Sulistyawati, 2013).
 Hidung : Untuk memeriksa kebersihan, dan adanya polip.
Normalnya tidak ada polip dan sekret (Sulistyawati, 2013).
 Mulut : Saat hamil pada ibu hamil normalnya bibir tidak
kering, tidak terdapat stomatitis, gigi bersih tidak ada karies,
tidak ada gigi palsu (Saminem, 2016).
 Telinga : Dikaji untuk memeriksa kebersihan dan
kemungkinan adanya kelainan. Normalnya adalah simetris
dan tidak ada serumen berlebih (Saminem, 2016).
 Leher : Normalnya tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada bendungan vena jugularis (Saminem, 2016).
 Ketiak : Untuk memeriksa kemungkinan adanya massa atau
pembesaran pada aksila. Normalnya tidak ada benjolan
(Saminem, 2016).
 Dada : Normalnya simetris, denyut jantung teratur, dan tidak
ada gangguan pernapasan (Sulistyawati, 2013).
 Abdomen : Dikaji ada tidak bekas luka operasi, ada massa
atau tidak (Sulistyawati, 2013).
 Genetalia : Pada keadaan normal tidak terdapat bau busuk,
dan tidak ada condiloma (Saminem, 2016). Pada vulva
mungkin didapat cairan jernih atau sedikit berwarna putih
tidak berbau, pada keadaan normal, terdapat pengeluaran
cairan tidak ada rasa gatal, luka atau perdarahan (Walyani,
2015).
 Punggung : Teraba lurus, tidak ada lubang atau kelainan
bentuk.
 Anus : Normalnya tidak ada haemoroid (Sulistyawati, 2013).
 Ekstremitas : Pemeriksaan tangan dan kaki yang dikaji untuk
mengetahui adanya edema sebagai tanda awal preeklampsia
dan warna kuku yang kebiruan sebagai gejala anemia (Hani
dkk, 2010). Normalnya kedua tangan dan kaki tidak oedem,
gangguan pergerakan tidak ada (Saminem, 2016).
3) Status Obstetrik
a) Inspeksi
 Muka
Dilihat ada/tidaknya edema dan cloasma gravidarum
(Manuaba, 2017).
 Mamae: hiperpigmentasi areola dan puting susu, glandula
montgomery menonjol. Tidak terdapat benjolan/masa
yang abnormal.
 Abdomen: dilihat pada perut tampak membesar,
ada/tidaknya linea nigra, linea alba, striae gravidarum.
(Hani, Ummi, dkk, 2014)
 Genetalia: Pada keadaan normal tidak terdapat bau busuk,
dan tidak ada condiloma (Saminem, 2016). Pada vulva
mungkin didapat cairan jernih atau sedikit berwarna putih
tidak berbau, pada keadaan normal, terdapat pengeluaran
cairan tidak ada rasa gatal, luka atau perdarahan
(Walyani, 2015).
b) Palpasi leopold
(1) Leopold I
Tujuannya untuk menentukan umur kehamilan
(berdasarkan TFU) dan untuk menentukan bagian apa
yang terdapat di fundus. (Hani,Ummi, dkk, 2014).
Pengukuran TFU terutama > 20 minggu. Tinggi fundus
yang normal sama dengan usia kehamilan (Saifuddin,
2011).
(2) Leopold II
Tujuannya untuk menentukan bagian apa yang ada di
bagian kanan dan kiri perut ibu (Saifuddin, 2014).
(3) Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
di bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau
belum terpegang oleh pintu atas panggul (Saifuddin,
2014).
(4) Leopold IV
Bertujuan untuk menentukan berapa masuknya bagian
bawah ke dalam rongga panggul.
c) Auskultasi
Frekuensi DJJ rata – rata sekitar 140 denyut per
menit (dpm) dengan variasi normal 20 dpm diatas atau
dibawah nilai rata – rata. Nilai normal denyut jantung janin
antara 120 – 160 dpm (Saifuddin, 2014).
Jantung janin mulai berdenyut sejak awal minggu
keempat setelah fertilisasi, tetapi baru pada usia 20 minggu
bunyi jantung jain dapat terdeteksi dengan fetoskop. Dengan
mengggunakan teknik ultrasound atau system Doppler,
bunyi jantung janin dapat didengar lebih awal (12 -20
minggu usia kehamilan) (Saifuddin, 2014)
Tujuan pemeriksaan DJJ adalah untuk mengetahui
bayi hidup atau mati . Untuk menentukan area terdengarnya
denyut jantung janin yang keras, (puntum maximum)
sehingga dapat dipastikan presentasi janin dalam kandungan,
apakah berada dibagian bawah kepala atau bokong atau
janinnya melintang. Disamping itu untuk mengetahui janin
didalam kandungan tunggal atau ganda (Manuaba,2013)
4) Pemeriksaan Penunjang
 PP Test/Urine Test
 Pemeriksaan darah rutin
a) Golongan darah
b) HB: Apabila kadar Hb rendah, penyebabnya harus
dipastikan dan diberikan terapi yang tepat. Hb juga
dapat dideteksi dari sampel darah.
c) HIV
d) HbsAg
e) Sifilis
 Pemeriksaan urin
a) Urine Protein
b) Urine reduksi
 Pemeriksaan USG
Digunakan untuk mendiagnosis dan konfirmasi awal
kehamilan, penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran
fetal, mengetahui adanya IUFD, mengevaluasi pergerakan
janin dan detak jantung janin, dll (Hani, Ummi, dkk, 2014).
c. Analisa (A)
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena
keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif,
maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam
analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang
dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien.
Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien
akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus
diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data
adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan,
mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
1) Masalah: Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian,normalnya tidak terjadi masalah (Marni, 2014).
2) Diagnosa Potensial: Pada keadaan normal, diagnosa potensial
dapat diabaikan
3) Tindakan Segera: Pada keadaan normal, langkah ini dapat
diabaikan
d. Penatalaksanaan (P)
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan
penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
Penatalaksanaan kesehatan yang diberikan kepada klien adalah :
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari
pemeriksaan fisik dan penunjang
2) Memberikan KIE tanda persalinan
3) Memberikan KIE persiapan laktasi
4) Memberikan KIE nifas
5) Memberikan KIE untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan yang
timbul pada Trimester III
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianti, 2019
tentang Pengaruh Konseling Persiapan Persalinan Terhadap
Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Gamping II Sleman
dengan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian Pre
Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest Posttest Design.
Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi
kriterian inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 30 orang dengan tekhnik
pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Penelitian
menggunakan kuesioner dan pemberian intervensi dengan leaflet. Dari
penelitian di dapatkan hasil bahwa ibu hamil 3% mengalami cemas
berat sekali, 60% cemas berat, 10% cemas sedang, 17% cemas ringan
dan 10% tidak cemas sebelum dilakukan intervensi kemudian terjadi
penurunan angka kecemasan menjadi 0% cemas berat sekali, 7%
cemas berat, 7% cemas sedang, 13% cemas ringan dan 73% tidak
cemas setelah diberikan intervensi dibuktikan dengan hasil p-value =
0,000 < 0,05 yang artinya ada pengaruh pemberian konseling
persiapan persalinan terhadap kecemasan ibu hamil trimester III di
Puskesmas Gamping II Sleman.
Untuk mengurangi ketidaknyamanan yang terjadi, terdapat
asuhan kebidanan yang telah sesuai evidane based yaitu :
o untuk mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil dapat dilakukan
kompres hangat pada daerah yang sakit. Hal ini sesuai dengan
penelitian Amalia, Erika dan Dewi.(2020) tentang “Efektivitas
Kompres Hangat terhadap Intensitas Nyeri Punggung pada Ibu Hamil
Trimester III” dan Fithriyah (2018), Pengaruh Prenatal Massage
Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III.
o Untuk mengurangi kejadian konstipasi pada ibu hamil maka menurut
Indah (2017) dengan penelitiannya tentang “ Pengaruh konsumsi
Pisang Raja Terhadap Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil TM III di
BPM Sunarsih Yudhawati. Malang” menyebutkan dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat pisang raja dapat
mengurangikejadian konstipasi pada ibu hamil.
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. L USIA 25 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 33+2 MINGGU
DENGAN NYERI PINGGANG DI PUSKESMAS PULOSARI

I. PENGKAJIAN
Tanggal: 30 -12-2023 Jam: 08.30 WIB

A. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
Status : Suami
Nama : NY. L Nama : Tn. F
Umur : 25 Tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan: SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku bangsa: Jawa Suku bangsa: Jawa
Alamat : Pulosari 36/9 Alamat : Pulosari 36/9
B. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kandungan dan mengetahui kondisi
janinnya.
1. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan pinggangnya pegal-pegal
Uraian Keluhan Utama:
Ibu mengatakan pinggangnya mejalar ke punggung terasa pegal-pegal.
2. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita:
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang mengalami hipertensi,
sakit jantung, paru-paru, diabetes, malaria, ataupun penyakit kelamin.
b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan):
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami hipertensi,
sakit jantung, paru-paru, diabetes, malaria, dan keturunan kembar.
3. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat haid
Menarche : 14 tahun Nyeri haid : 1 – 2 hari
Siklus : 30 hari Lama : 7 hari
Warna darah : merah Leukhorea : tidak ada
Banyaknya : 4-5x ganti pembalut
b. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil ke 1, usia 33+2 minggu
2) HPHT : 11-05-2023
3) HPL : 18-02-2024
4) Gerak janin
 Pertama kali : kehamilan 17 minggu
 Frekuensi dalam 12 jam : >12x
5) Tanda bahaya : ibu mengatakan tidak pernah
merasakan pusing kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak di
wajah dan jari-jari di tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan
janin tidak terasa dan nyeri perut yang hebat.
6) Kekhawatiran khusus : ibu mengaku optimis dan percaya
bahwa dalam proses bersalinnya nanti akan berjalan dengan lancar
dan normal.
7) Imunisasi TT

Jenis Tanggal Keluhan Tempat


Imunisasi Pelaksanaan Pemberian
TT1 Tahun 2007 Tidak ada keluhan Sekolah dasar
TT2 Tahun 2007 Tidak ada keluhan Sekolah dasar
TT3 21 Juni 2021 Tidak ada keluhan Puskesmas
(Catin)

8) ANC : 8x
Rekapitulasi Kunjungan ANC NY. L
ANC Tanggal Tempat Suplemen MASALAH TINDAKAN/
Ke dan FE PENKES
(jenis &
jumlah)
1 24-6-2023 Puskesmas Asam Folat Mual2 di pagi Memberikan penkes tentang
XXX hari makan sedikit tapi sering
Vit B6 2x1

2 22-7-2023 BPM SF XXX Pusing Anjurkan ibu untuk istirahat


Paracetamol cukup dan makan teratur
3x1
3 23-8-2023 PMB Ramabion Pusing, mual, Penkes istirahat yang cukup,
XXX 1x1 muntah menganjurkan mengurangi
Vit B6 3x1 aktivitas berat
4 27-9-2023 BPM SF XXX T.a.k Penkes tanda bahaya
1x1 kehamilan TM II
Kalk X 1x1
5 25-10-2023 BPM Sf XXX Pegal-pegal
Penkes istirahat yang cukup,
1x1 menganjurkan mengurangi
Kalk X 1x1 aktivitas berat. Memberikan
penkes ketidaknyamanan
TM3
6 25-11-2023 Puskesmas Etabion 1x1 T.a.k Memberikan penkes tentang
penkes tanda-tanda
persalinan.
7 30-12-2023 Puskesmas SF XXX Pinggang Anjurkan ibu body mekanik
1x1 pegel-pegel kompres air hangat di
Kalk X 1x1 daerah punggung

c. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu


Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama
d. Riwayat KB: Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi
apapun. Setelah melahirkan ibu berencana menggunakan kontrasepsi
suntik KB 3 bulan.

4. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI


Sebelum hamil:
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok: 3x sehari
b) Komposisi:
(1) Nasi : 2-3x @ 1 piring (sedang/penuh)
(2)Lauk : 2-3x @ 1 potong (sedang/besar) jenis tahu, telur,
tempe, ikan, ati ayam
(3)Sayur : 3x @ 1 mangkuk sayur, jenis bayam, sawi, wortel
(4)Buah : 1x sehari/seminggu, jenis pisang, rambutan
(5)Camilan: keripik 1x @ sehari
c) Pantangan: tidak ada
2) Minum
a) Jumlah total 5-8 gelas/hari, jenis air putih, dan teh manis hangat
b) Susu: -
3) Perubahan selama hamil ini: ibu mengatakan kadang kala
mengonsumsi susu kehamilan 1 gelas kecil per hari, nafsu makan ibu
menurun saat hamil umur 1-3 bulan, namun kembali lagi seperti
biasa.
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
a) Buang air kecil
 Frekuensi : 5-7x sehari, warna kekuningan
 Keluhan : tidak ada
b) Buang air besar
 Frekuensi : 1x sehari, warna kecoklatan konsistensi lembek
 Keluhan : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
c. Personal Hygiene
1) Sebelum hamil
 Mandi 2x sehari
 Keramas 3x seminggu
 Gosok gigi 2x sehari
 Ganti pakaian 2x sehari, celana dalam 3x sehari
 Kebiasaan memakai alas kaki : memakai saat keluar rumah
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
d. Hubungan Seksual
1) Sebelum hamil
 Frekuensi : 2x seminggu
 Contact bleeding :-
 Keluhan : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan mengurangi frekuensi
hubungan seksual dengan suaminya
e. Istirahat/tidur
1) Sebelum hamil
 Tidur malam : 6-8 jam
 Tidur siang : tidak pernah
 Keluhan : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidur malamnya
terganggung karena pinggangnya pegal.
f. Aktivitas Fisik dan Olahraga
1) Sebelum hamil
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : pekerjaan rumah tangga
 Olahraga : Ibu mengatakan sering olah raga termasuk pencak
silat
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan olah raga jalan kaki dipagi
hari.
g. Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan
1) Merokok : ibu tidak merokok
1) Minum beralkohol : ibu tidak minum beralkohol
2) Obat-obatan : ibu minum obat parasetamol apabila
pusing
3) Jamu : ibu tidak mengonsumsi jamu
5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
a. Riwayat perkawinan
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah 24 tahun
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah, lamanya 1 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, dan keluarga ;
Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung kehamilan ini
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah)
Ibu mengatakan dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga di selesaikan
dengan cara musyawarah keluarga, tidak dengan keputusan sepihak.
d. Ibu tinggal serumah dengan suami dan mertua
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambil keputusan utama dalam keluarga adalah suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri
f. Orang terdekat ibu : suami dan adik
Yang menemani ibu kunjungan ANC: suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : empat
bulanan dan tujuh bulanan.
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Ibu mengatakan rencana tempat persalinan di puskesmas Pulosari, di tolong
oleh bidan, pendamping persalinan adalah suami Tn.F, dan calon pendonor
darah adalah keluarga ibu.
i. Penghasilan perbulan
Ibu mengatakan pendapatan suami perbulan sebesar Rp 2.500.000,- cukup
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
j. Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan:
1) Kebiasaan puasa/apakah ibu berpuasa selama hamil ini : -
Ibu mengatakan tidak berpuasa selama masa kehamilan ini dan ibu selalu
melaksanakan sholat 5 waktu.
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan:
Ibu mengatakan dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria.
a. Tingkat pengetahuan ibu
6. Hal-hal yang sudah diketahui ibu
Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester III
dan tanda persalinan.
7. Hal-hal yang ingin diketahui ibu
Ibu mengatakan ingin mengetahui cara mengatasi pegel pegel di daerah
pinggang.

C. DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tensi : 110/70 mmHg
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 82 x/menit
BB sebelum/sekarang : 45 kg/55 kg
Suhu : 36,5°C
TB : 158 cm
RR : 20 x/menit
LILA : 24 cm
IMT : 22 kg/m2
a. Status Present
Kepala : Simetris, mesosepal, rambut dan kulit kepala bersih
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, seklera putih
Hidung : Simetris bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, terdapat karies gigi
Telinga : Simetris, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena
jugularis
Ketiak :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
Dada : Simetris, dada normal, tidak ada suara ronki dan wezing
Perut : Simetris, tidak ada luka bekas operasi
Lipat paha : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Vulva : Normal, tidak ada varises dan tidak oedema
Ekstremitas :Tidak oedema, tidak polidaktili/sidaktili, tidak ada varises,
turgor kulit normal, kuku tidak pucat
Reflek patella: + / +
Punggung : tidak ada kelainan tulang punggung
Anus : tidak ada hemoroid
b. Status Obstetrik
1. Inspeksi
 Muka : tidak ada chloasma gravidarum
 Mamae : putting menonjol, areola menghitam, colostrum keluar
tapi sedikit
 Abdomen : tidak ada striae gravidarum, terdapat linea nigra, tidak
ada bekas luka operasi
 Vulva : tidak keluar cairan berbau

2. Palpasi
 Leopold I : TFU 31cm, bagian fundus teraba bulatan lunak, tidak
melenting (bokong)
 Leopold II : bagian kiri teraba bagian kecil-kecil janin
(ekstremitas), bagian kanan teraba tahanan memanjang (punggung)
 Leopold III : Perut ibu sebelah bawah teraba satu bagian bulat
keras, tidak dapat di goyangkan (kepala)
 Leopold IV : Kedua ujung tangan tidak bertemu (Divergen)
 TFU : 28 cm
 TBJ : 2635 gram
3. Auskultasi
DJJ : 135 x/menit
Frekuensi : 11-11-11
4. Pemeriksaan Penunjang :
Ibu melakukan tes laboratorium di Puskesmas dengan hasil Hb: 12,3 gr
%/dL, Gds: 108, HIV: Non reaktif, Sifilis: negative, HbSag: Negatif,
protein urine: negatif.
II. ASSESMENT
NY. L usia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 33+2 minggu dengan nyeri
pinggang, janin tunggal, hidup intra uterine, letak membujur, puka, preskep, U
PAP normal.
Masalah : Konseling ketidaknyamanan nyeri pinggang.
Kebutuhan : Mengajari ibu body mekanik dan informasi persiapan persalinan.
III. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa janin dan dirinya
dalam keadaan sehat.
Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan tenang karena hasil
pemeriksaan baik.
2. Memberikan informasi kepada ibu bahwa posisi janinnya saat ini sudah
mapan dengan posisi bokong berada diatas dan kepala di bawah, kepala
janin sudah masuk panggul serta hasil pemeriksaan denyut jantung janin
normal 142x/menit.
Hasil : Ibu merasa senang dengan informasi yang di sampaikan bidan
3. Memberitahu ibu bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu saat ini
adalah normal. Nyeri punggung yang sering ibu rasakan dikarenakan
penekanan perut ibu yang semakin membesar dan menekan punggung. Hal
ini mengakibatkan punggung ibu sering terasa nyeri.
Hasil: ibu paham dengan penjelasan bidan
4. Memberikan support mental kepada ibu untuk tetap tenang dengan kondisi
yang dialaminya.
Hasil: Ibu merasa lebih tenang
5. Memberikan informasi kesehatan mengenai cara mengatasi pegal-pegal di
pinggang dengan cara body mekanik, posisi duduk yang baik, meminta
suami untuk memijat ringan piggang ibu agar pegal-pegal berkurang.
Hasil: Ibu paham tentang apa yang dialaminya normal dan bersedia
melakukan body mekanik yang sudah diajarkan.
6. Menganjurkan ibu untuk mengompres hangat pada pinggangnya untuk
mengurangi nyeri atau pegal.
Hasil: ibu bersedia mengikuti anjuran bidan
7. Menganjurkan ibu untuk ke tempat pelayanan kesehatan apabila merasakan
tanda-tanda persalinan.
Hasil: ibu bersedia pergi ke tempat pelayanan kesehatan apabila merasakan
tanda-tanda persalinan
8. Memberikan Kalk X 1x1 dan FE 60 mg X 1x1
Hasil : Ibu bersedia meminum obat sesuai anjuran bidan
9. Menganjurkan ibu untuk periksa kembali 1 minggu kemudian atau bila ada
keluhan
Hasil : ibu bersedia datang kembali

10. Mendokumentasikan
Hasil: Telah di dokumentasikan

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny.L NO. RM : RUANG


Umur : 25 th Tanggal : KIA
Tanggal/ Jam CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) PARAF
02-01-2024 S:
09.00 WIB Ibu mengatakan nyeri pinggang yang di rasakan
sedikit berkurang.

O:
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. TTV :
TD :120/70 mmHg
N : 86x/ menit
RR : 22x/ menit
T : 36,5°C
BB : 55 kg

A:

NY. L usia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 33+2


minggu janin tunggal, hidup intra uterine, letak
membujur, puka, preskep, U PAP normal
Masalah: Konseling ketidaknyamanan nyeri
pinggang
Kebutuhan: Body Mekanik dan nutrisi menjelang
persalinan

P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa keadaan ibu dan janinnya sehat

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya


2. Memberikan informasi kepada ibu bahwa posisi
janinnya saat ini sudah mapan dengan posisi
bokong berada diatas dan kepala di bawah, kepala
janin sudah masuk panggul serta hasil pemeriksaan
denyut jantung janin normal 136x/menit
Hasil: Ibu senang dengan hasil pemeriksaan

3. Menganjurkan ibu tetap melakukan body mekanik,


mengompres punggung dengan air hangat dan
meminta bantuan suami untuk memijat ringan agar
pegal-pegal yang dirasakan ibu berkurang
Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan
4. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan di pagi hari
dengan alas kaki dilepas kurang lebih 30 menit
Hasil: Ibu bersedia melakukan anjuran bidan
5. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
tentang nutrisi seimbang yang harus dimakan untuk
persiapan persalinan
Hasil: Ibu paham dan mengerti penjelasan bidan
6. Menjelaskan ibu hal-hal yang perlu disiapkan
menjelang persalinan
Hasil: Ibu sudah mengerti dan bersedia melakukan
anjuran bidan
7. Menganjurkan ibu untuk ke tempat pelayanan
kesehatan apabila merasakan tanda-tanda persalinan
Hasil: ibu bersedia pergi ke tempat pelayanan
kesehatan apabila merasakan tanda-tanda persalinan
8. Menganjurkan ibu untuk periksa kembali 1 minggu
kemudian di bidan terdekat atau bila ada keluhan
Hasil : ibu bersedia datang kembali
9. Mendokumentasikan
Hasil: Telah di dokumentasikan
05-01-2024 S:
10.00 WIB Ibu mengatakan keadaannya sehat dan tidak ada
keluhan
O:
1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : baik


b. Kesadaran : composmentis

c. TTV:
TD :100/70 mmHg
N : 81x/ menit

RR : 23x/ menit
T : 37C
BB : 55 kg

A:

NY. L usia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 33+2


minggu janin tunggal, hidup intra uterine, letak
membujur, puka, preskep, U PAP normal
Masalah : Tidak ada keluhan

P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa keadaan diri dan bayinnya sehat
Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Memberikan informasi kepada ibu bahwa posisi
janinnya saat ini sudah mapan dengan posisi
bokong berada diatas dan kepala di bawah, kepala
janin sudah masuk panggul serta hasil pemeriksaan
denyut jantung janin normal 140x/menit
Hasil: Ibu senang dengan hasil pemeriksaan
3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan
dirinya dan membersihkan alat kelaminnya saat
mandi, setelah BAB, dan setelah BAK. Ibu
mengganti pakaian dalam setelah mandi dan jika
terasa lembab. Celana dalam yang digunakan dapat
berbahan katun dan menyerap keringat

Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan


4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan jalan-
jalan di pagi hari dengan alas kaki dilepas kurang
lebih 30 menit
Hasil: Ibu bersedia melakukan anjuran bidan
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidak
melakukan pekerjaan yang berlebihan
Hasil : Ibu mengerti

6. Menganjurkan ibu untuk tetap makan makanan


yang begizi, dan sehat

Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan

7. Menganjurkan ibu untuk ke tempat pelayanan


kesehatan apabila merasakan tanda-tanda persalinan
Hasil: ibu bersedia pergi ke tempat pelayanan
kesehatan apabila merasakan tanda-tanda persalinan

8. Menganjurkan ibu untuk segera ke puskesmas jika


ada tanda tanda persalinan yaitu kenceng yang
teratur,mengeluarkan lendir darah atau cairan
ketuban.
Hasil : ibu mengerti penjelasan bidan dan akan
segera ke puskesmas jika ada tanda tersebut

9. Mendokumentasikan
Hasil: Telah di dokumentasikan
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengkajian data subjektif pada NY. L pada pemeriksaan kehamilan


dilakukan dengan metode auto anamnesa karena secara fisik maupun psikologis
mampu melakukan komunikasi dengan baik. Saat melakukan asuhan kebidanan
kehamilan pada NY. L dicantumkan tanggal, jam dan tempat sebagai bukti atau
consent bahwa penulis sudah melakukan asuhan pada tanggal, jam dan tempat
seperti yang dituliskan dalam lembar tinjauan kasus. Pengkajian dilakukan pada
menyeluruh mulai dari identitas, alasan datang, keluhan utama, riwayat obstetrik,
riwayat kesehatan, riwayat persalinan dan nifas pada masa lalu, rencana KB, pola
pemenuhan kebutuhan sehati-hari, riwayat imunisasi, eliminasi, personal hygine,
pola istirahat, aktifitas fisik dan olahraga, kebiasaan yang merugikan sampai
riwayat psikososial-spiritual.
Hasil anamnesa menunjukkan NY. L mengeluh mengalami nyeri
punggung. Nyeri pinggang dan punggung merupakan salah satu
ketidaknyamanan dalam kehamilan yang dapat mengganggu mobilitas ibu hamil
(Robson & Jason Waugh, 2014). Ibu hamil dengan nyeri punggung akan
kesulitan berjalan ketika nyeri sudah menjalar ke pelvic. Apabila tidak ditangani
dengan baik, dapat menyebabkan nyeri punggung kronis yang akan lebih sulit
untuk diobati atau disembuhkan (Rasyid & Igirisa, 2019). Selama hamil terjadi
perubahan pada sistem musculoskeletal termasuk perubahan pada postur, tulang
belakang, dan otot perut. Nyeri pinggang biasanya terjadi menjelang bulan
ketujuh kehamilan atau memasuki trimester III. Hal ini disebakan karena
pembesaran uterus dan penambahan berat badan yang membuat pusat gravitasi
akan berpindah ke arah depan sehingga ibu hamil harus menyesuaikan posisi
berdirinya. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan tambahan
dan kelelahan pada tubuh terutama pada daerah punggung belakang. Nyeri
pinggang bawah juga bisa disebabkan perubahan hormonal yang menimbulkan
perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung sehingga
menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot. Perubahan sendi juga dapat ikut
berpengaruh pada perubahan postur tubuh ibu hamil, disini bisa terjadi kenaikan
mobilitas dari sendi-sendi tubuh seperti sendi sakrooksigeal, sakroiliaka, dan
pubis yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di punggung terutama terjadi
pada masa-masa kehamilan (Mafikasari & Kartikasari, 2015).
Pada bagian pemenuhan nutrisi, pasien mengalami perubahan pola makan
dan porsi makan menjadi lebih banyak, hal ini bersifat baik untuk kebutuhan
nutrisi pada kehamilan. Pemenuhan nutrisi yang tidak seimbang dapat
menyebabkan kurangnya nutrisi yang diterima janin. Hal ini dikarenakan porsi
makan ibu hamil dan kandungannya harus sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
janin agar janin dapat bertumbuh dan memiliki nutrisi yang cukup untuk
perkembangannya. Sehingga tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak hampir
semua zat gizi dibanding saat wanita tidak hamil (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013).
Pola eliminasi ibu terdapat perubahan pada pola BAB yang awalnya
setiap hari menjadi 2 hari sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh efek samping tablet
tambah darah. Studi Farmakoepidemiologi Vitamin Penambah Darah Pada Ibu
Hamil Di Kecamatan Jatinangor menyebutkan bahwa efek samping umum yang
biasanya ditimbulkan oleh Fe yang diberikan secara per oral yaitu mual muntah,
konstipasi, diare dan sakit perut. Sebanyak 7,3% responden menyatakan bahwa
mereka mengalami konstipasi setelah meminum tablet Fe (Amanah & Amanah,
2019).
Pada pemeriksaan antropometri didapati BB pasien sebelum hamil 61 kg
dan BB pasien saat ini adalah 71,5 kg dan tinggi badan pasien yaitu 155 cm
dimana IMT pasien yang masuk ke dalam kategori berlebih. Total kenaikan BB
selama kehamilan ini adalah 10,5 kg dan masih dalam rentang kenaikan BB
normal selama hamil.
Hasil pemeriksaan payudara pada NY. L didapati bahwa ASI sudah
keluar. ASI biasanya keluar sejak usia kehamilan 5-6 bulan atau pada trimester
ketiga kehamilan. Kesuksesan ibu memberi ASI Eksklusif harus dipersiapkan
sejak masa kehamilan. Apabila seorang ibu hamil tidak melakukan breast care
dengan baik maka akan berdampak terhadap tidak lancarnya ASI. Anjuran
Perawatan payudara pada ibu hamil sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 18
minggu - 40 minggu (Trimester II dan III) dan bukan sesudah persalinan
dilakukan (Ronald, 2013). Breast Care adalah suatu cara merawat payudara
yang dilakukan pada kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain
itu untuk kebersihan payudara dan bentuk putting susu yang masuk ke
dalam atau datar Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu
untuk menyusui dengan baik dengan mengetahui sejak pertama, ibu
mempunyai waktu yang cukup mengusahakan agar puting susu lebih mudah
sewaktu menyusui (Mochtar,2014).
NY. L juga melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
kadar Hb dan protein urin. Kadar Hb NY. L adalah 12 gr% sehingga dapat
dikatakan bahwa ibu tidak anemia serta protein urin ibu negatif.
Analisa data dilakukan setelah melakukan pengumpulan data subjektif dan
objektif. Diagnosis pada NY. L adalah NY. L usia 25 tahun hamil G1 P0 A0
usia kehamilan 33+2 minggu janin tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala,
divergen dengan ketidak nyamanan nyeri punggung.
Dari analisa kebidanan didapatkan NY. L masuk dalam trimester ke tiga
dengan keluhan ketidak nyamanan nyeri pada punggung sehingga diperlukan
Konseling pada ibu hamil tentang kondisi keseluruhan hasil pemeriksaan dalam
kondisi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan, pembesaran rahim sesuai masa kehamilan, dan hasil
pemeriksaan detak jantung janin dalam batas normal.
Memberitahu ibu status gizi ibu berdasarkan IMT adalah berlebih.
Kenaikan BB selama hamil pada ibu dengan obesitas adalah 7-11,5 kg. Ibu
mengalami kenaikan BB sebanyak 10,5 kg dan masih kategori normal di usia
kehamilan 33+2 minggu. Suririnah (2016) menyebutkan bahwa menilai berat
badan sebelum kehamilan sangat penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi.
Jika Ibu hamil dengan berat badan yang berlebihan sebelum kehamilan, maka
pertambahan yang dianjurkan harus lebih kecil daripada ibu dengan berat badan
ideal karena bila ibu hamil itu mempunyai peningkatan berat badan yang terlalu
berlebihan akan berisiko terjadinya komplikasi kehamilan seperti diabetes
gestasional (kenaikan kadar gula darah karena adanya proses kehamilan) atau
terjadinya preeklampsia (keracunan kehamilan karena terjadi peningkatan
tekanan darah) (Puspita, 2019).
Menjelaskan kepada ibu penyebab ibu mengalami nyeri pinggang dan
punggung bagian bawah akibat dari tekanan rahim yang semakin membesar,
berat badan ibu yang meningkat, ligament-ligamen (jaringan ikat) disekitar
panggul yang terus meregang, hal ini menyebabkan postur tubuh ibu berubah
menjadi lordosis (condong ke depan) untuk mempertahankan keseimbangan.
Perubahan–perubahan itu yang membuat ibu semakin bertambah usia kehamilan
semakin merasa tidak nyaman (Hathaway, Murkoff dan Eisenberg, 2016).
Menjelaskan kepada ibu bahwa ada banyak cara untuk mengurangi nyeri
yang ibu rasakan, yang pertama menggunakan obat-obat, tetapi karena saat ini
sedang hamil ibu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi obat-obatan karena
dikhawatirkan akan berdampak pada janin, yang kedua ibu bisa melakukan
kompres hangat pada bagian yang ibu rasa nyeri, ketiga ibu bisa meminta
bantuan suami untuk melakukan pijatan pada daerah yang terasa nyeri
Untuk mengatasi hal tersebut, bidan menjelaskan cara untuk mengurangi
nyeri pada pinggang dan punggung bagian bawah antara lain menggunakan obat-
obat, kompres hangat, berikan pijatan pada bagian yang terasa nyeri. Obat
penghilang rasa nyeri yang aman digunakan oleh ibu hamil adalah parasetamol
karena obat ini masuk ke dalam kategori B (studi pada sistem reproduksi
binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi
studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan). Kompres hangat
adalah sebuah metode menggunakan panas untuk menekan daerah nyeri untuk
menimbulkan efek fisiologis. Kompres hangat merupakan tindakan kompres
dengan air hangat bersuhu 37-40°C ke permukaan tubuh. Kompres hangat dapat
dilakukan menggunakan handuk yang dicelupkan ke air hangat lalu diperas
ataupun dengan botol yang diisi air hangat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
rasa nyeri dan mencegah terjadinya spasme otot sehingga memberikan rasa
nyaman pada ibu hamil trimester III (Andreine, 2016).
Penelitian Amalia, Erika, & Dewi (2020) menunjukkan bahwa nilai rata-
rata intensitas nyeri punggung pre test pada kelompok eksperimen adalah 4,53
dengan SD 0,64 dan rata-rata post test setelah mendapatkan kompres hangat
yaitu 3,07 dengan SD 0,594, selisih nilai setelah perlakukan adalah 1,46.
Sehingga dapat dilihat pada kelompok eksperimen ada pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan nyeri punggung dengan p value = 0,000 > α (0,05). Rata-rata
intensitas nyeri punggung pre test pada kelompok kontrol adalah 4,40 dengan SD
0,828 dan post test pada kelompok kontrol yaitu 4,07 dengan SD 0,799, dengan
nilai p-value 0,096 > α (0,05) menunjukkan tidak ada penurunan nyeri punggung
yang signifikan pada kelompok kontrol. Hasil analisis uji t-independent
menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara post test
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap intensitas nyeri punggung
pada ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan skor perbedaan nilai rata-rata
sebelum dan sesudah perlakuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan p-value 0,001 < α 0,05 hal ini berarti kelompok eksperimen lebih besar
pengaruhnya terhadap intensitas nyeri punggung dari pada kelompok kontrol.
Selain kompres hangat pijatan suami juga berpengaruh terhadap pengurangan
ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil.
Pada saat dilakukan kunjungan ulang oleh bidan, ibu mengatakan bahwa
nyeri pinggang dan punggung berkurang setelah diberikan kompres hangat dan
pijatan.
Menjelaskan kepada ibu bahwa tidak ada efek samping bila ibu melakukan
kombinasi dari semua teknik yang disebutkan tadi. Ibu bisa melakukan kompres
hangat ditambah dengan pemijatan untuk mengurangi nyeri yang ibu rasakan.
Perlu perhatian khusus untuk teknik pemijatan bahwa ibu hamil boleh dilakukan
pemijatan di area lengan, pinggang, punggung, kaki, tetapi hindari pemijatan
bagian perut dan telapak kaki karena di bagian telapak kaki banyak titik refleksi
yang apabila salah penekanan akan berdampak terhadap ibu dan janin (dapat
membuat kontraksi dan mempercepat proses persalinan).
Memberikan terapi kalk dan Fe dengan dosis 1x perhari serta
menganjurkan ibu untuk mengonsumsinya secara rutin setiap hari. Memberitahu
ibu untuk menghindari konsumsi Fe dengan menggunakan susu atau air teh
karena akan menghambat penyerapan zat besinya, tetapi gunakan air putih atau
sebaiknya dengan air jeruk agar penyerapannya lebih maksimal.
Mengajari ibu cara melakukan perawatan payudara selama hamil. Ibu
sebaiknya menggunakan bra yang nyaman, menyokong payudara dan hindari bra
dengan kawat. Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang
harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya, hal ini
dikarenakan payudara merupakan organ esensial penghasil ASI yaitu makanan
pokok bayi baru lahir sehingga perawatannya harus dilakukan sedini mungkin.
Hasil anlisis lanjutan pada penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil dengan Pelaksanaan Perawatan Payudara menyimpulkan bahwa ada
hubungan yang antara pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan perawatan
payudara (p value 0,038) (Indrasari, 2016). Ibu hamil yang melakukan perawatan
payudara berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi ASI, hal ini
berdasar pada penelitian yang berjudul Pengaruh Perawatan Payudara Pada Ibu
Hamil Terhadap Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Kecamatan Kota Ternate Tengah Tahun 2016 (Alhadar & Umaternate, 2017).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kehamilan merupakan suatu proses bertemunya sel telur dengan sel
sperma yang terjadi didalam saluran reproduksi wanita. Kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah
230 hari 40 minggu atau 9 bulan 7 hari. Kehamilan trimester kedua adalah
masa kehamilan sejak minggu ke 14 hingga minggu ke 28. Rasa tidak
nyaman pada trimester pertama akan mereda namun masih terlalu dini
untuk memfokuskan perhatian pada persalinan. Pada saat memasuki
trimester kedua, rasa mual dan lemas akan berangsur menghilang dan
perut ibu akan semakin besar.
2. Nyeri pinggang dan punggung merupakan salah satu ketidaknyamanan
dalam kehamilan yang dapat mengganggu mobilitas ibu hamil (Robson &
Jason Waugh, 2014). Ibu hamil dengan nyeri punggung akan kesulitan
berjalan ketika nyeri sudah menjalar ke pelvic. Apabila tidak ditangani
dengan baik, dapat menyebabkan nyeri punggung kronis yang akan lebih
sulit untuk diobati atau disembuhkan (Rasyid & Igirisa, 2019).
3. Asuhan kebidanan kehamilan yang dilakukan kepada NY. L sesuai
evidence based yang ada dan sudah terintegrasi dengan kebijakan
pemerintah.

B. Saran
1. Bagi Pasien
Sebaiknya ibu hamil tahu bahwa nyeri pinggang dan punggung bagian
bawah akibat dari tekanan rahim yang semakin membesar, berat badan
ibu yang meningkat, ligamen-ligamen (jaringan ikat) disekitar panggul
yang terus meregang, hal ini menyebabkan postur tubuh ibu berubah
menjadi lordosis (condong ke depan) untuk mempertahankan
keseimbanganada banyak cara untuk mengurangi nyeri yang ibu rasakan,
yang pertama menggunakan obat-obat, tetapi karena saat ini sedang hamil
ibu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi obat-obatan karena
dikhawatirkan akan berdampak pada janin, yang kedua ibu bisa
melakukan kompres hangat pada bagian yang ibu rasa nyeri, ketiga ibu
bisa meminta bantuan suami untuk melakukan pijatan pada daerah yang
terasa nyeri
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Hendaknya bidan menjelaskan cara untuk mengurangi nyeri pada
pinggang dan punggung bagian bawah antara lain menggunakan obat-
obat, kompres hangat, berikan pijatan pada bagian yang terasa nyeri.
3. Masyarakat:
Diharapkan masyarakat terutama ibu hamil mengikuti setiap pengarahan
dan konseling yang telah dilakukan oleh Bidan sehingga dapat melakukan
apa yang telah disampaikan Bidan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Alhadar, F., & Umaternate, I. (2017). Pengaruh Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil
Terhadap Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Kecamatan Kota Ternate Tengah Tahun 2016. Jurnal Riset Kesehatan, 6(1), 7.
https://doi.org/10.31983/jrk.v6i1.2839

Amanah, I. R., & Amanah, I. R. (2019). Studi Farmakoepidemiologi Vitamin


Penambah Darah pada Ibu Hamil di Kecamatan Jatinangor. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 4(3), 153. https://doi.org/10.22146/jkesvo.44420

Andira, V. Y. (2015). Pengaruh Penyuluhan Tentang P4K Terhadap Upaya


Pencegahan Komplikasi pada Ibu Hamil di Desa Ngstihardjo Kasihan Bantul
Tahun 2015. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan : Aisyiyah Yogykarta.

Anggraini, D. D. (2018). Faktor Predisposisi Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap


Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (FE) dan Anemia pada Ibu Hamil. Strada
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(1), 9–22. https://doi.org/10.30994/sjik.v7i1.141

Dwijayanti, P. (2013). Analisis Implementasi Program Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh Bidan Desa di Kabupaten Demak. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2, 1–10.

Gantini, D., & Pertiwi, S. (2019). Pengaruh Konseling Faktor Risiko Kehamilan
Terhadap Kemampuan Deteksi Dini dan Persiapan Persalinan di Kabupaten
Tasikmalaya.

Indrasari, N. (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pelaksanaan


Perawatan Payudara. Jurnal Keperawatan, 12(1), 1–7.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Angka Kecukupan Gizi Energi,


Protein, Lemak, Mineral dan Vitamin yang di Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomot 75.

Mafikasari, A., & Kartikasari. (2015). Posisi Tidur dengan Kejadian Back Pain
(Nyeri Punggung) pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal STIKES Muhla, 7(2).

Ocviyanti, D., & Dorothea, M. (2018). Masalah dan Tata Laksana Obesitas dalam
Kehamilan.

Puspita, I. M. (2019). Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (Imt) Ibu Prahamil Dan
Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di
Rsud Dr. M. Soewandhie Surabaya. Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM.
Mataram, 4(2), 32. https://doi.org/10.31764/mj.v4i2.946

Rasyid, P. S., & Igirisa, Y. (2019). Health Notions , Volume 3 Number 4 ( April 2019
) The Effect of Birthball Training on Back Pain in Third Trimester Pregnant
Women in Kabila Community Health Center. Humanistic Network for Science
and Technology Health Notions, 3(4), 173–177.

Robson, E. S., & Jason Waugh. (2014). Patologi pada Kehamilan. EGC Penerbit
Buku Kedokteran.

Ronald. (2014). Pedoman dan Perawatan Kehamilan yang Sehat dan Menyenangkan.
Nuansa Aulia.

Werdiyanthi, N. M., Mulyadi, & Karundeng, M. (2017). Hubungan Penerapan


Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi Kehamilan Oleh
Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kehamilan Di Puskesmas Doloduo Kab. Bolaang
Mongondow. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 5(1), 111113.

Anda mungkin juga menyukai