Anda di halaman 1dari 2

● ALAT MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA

● Kelompok : 3
● Nama anggota : Elli setia wati (07)
Muhammad sohih multazami (20)
Muhammad Ramdhani (21)
Nadia Fatin alfaza (22)
Ulfia Miftahul Khasanah (28)
Umi Khusnul khatimah (29)

1 . Angklung : Dr. Groneman mengatakan, angklung sudah ada di Nusantara sebelum zaman
Hindu. Alat ini diciptakan menyerupai alat musik calung dengan bambu yang berbeda ukuran
sesuai tinggi rendanya nada. Versi lain mengatakan angklung ditemukan pada abad ke 7 di
wilayah Jawab Barat oleh seorang petani yang sedang main di kebunnya.
Tercatat, sejarah penggunaan angklung di Jawa Barat sendiri dimulai pada masa Kerajaan
Sunda, yakni pada sekitar abad ke-12 hingga ke-16. Permainan angklung pada era itu
dilakukan demi pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang dari Dewi Sri, yakni Dewi
Kesuburan atau Dewi Padi.
Populer sebagai bapak Angklung Indonesia, Daeng Soetigna berasal dari keluarga menak dari
Kabupaten Pangandaran. Ia lahir di Pameungpeuk, Garut pada 13 Mei 1908. Daeng berasal
dari keluarga 'dalem' atau 'priyayi' Sunda.
Angklung berasal dari bahasa Sunda angkleung-angkleungan yaitu gerakan pemain angklung
dan membentuk suara klung yang dihasilkannya. Secara etimologis angklung berasal dari kata
“angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah. Jadi, angklung merujuk pada nada
yang pecah atau tidak lengkap.

2 . Bonang: Alat musik bonang merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam
pertunjukan musik gamelan Jawa, Bali, dan Sunda.
Menilik sejarahnya, semula gamelan merupakan alat musik pukul yang melahirkan bunyi seperti
gamelan.
Kemudian masuklah alat musik tiup dan gesek dengan istilah karawitan yang dilengkapi dengan
vokal.
Jadi, awalnya gamelan merupakan perangkat alat musik pukul yang salah satu instrumennya
adalah bonang.
Alat musik bonang dinamakan sesuai dengan bunyinya yaitu nong-nang yang juga dalam
bahasa Jawa berati penunjuk arah “disitu-disini”.
Selain itu, ada juga yang mengartikannya sebagai singkatan dari bon yaitu babon dan nang
yaitu penang. Arti dari ini adalah bonang sebagai induk kemenangan.
Fungsi dan bentuk bonang pun bervariasi berdasarkan jenisnya. Jika berdasarkan sejarah,
perubahan bentuk bonang tak jauh berbeda, lho.

3. Kolintang: Kolintang merupakan alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara. Konon
nama kolintang berasal dari bunyi "tong" yang dihasilkan pada nada rendah, "ting" pada nada
tinggi dan "tang" pada nada tengah.
Dari situlah, muncul istilah kolintang yang merujuk pada alat musik tersebut dan banyak dikenal
hingga saat ini.
Pada awalnya kolintang merupakan alat musik akustik, tetapi sekarang telah dikembangkan
menjadi kolintang elektronik yang memanfaatkan teknologi digital.
Perkembangan kolintang ini membawa perubahan pada bentuk dan perannya. Di masa lalu,
kolintang digunakan untuk upacara keagamaan, peringatan kematian atau pernikahan.
Namun sekarang, kolintang telah berkembang menjadi alat musik yang dapat dimainkan untuk
hiburan atau sebagai sarana mengembangkan seni dan budaya daerah.

4. Aramba : Sampai saat ini belum ditemukan sumber yang pasti tentang sejarah alat musik
Aramba.Nias merupakan salah satu wilayah bagian Indonesia yang melahirkan alat musik ini.
Bagi warga Nias, alat musik ini disebut mempunyai nilai keramat alias mistis.
Alat musik ini terbuat dari campuran beberapa bahan yaitu tembaga, kuningan, nikel dan suasa.
Alat ini biasanya dipakai oleh warga setempat dalam acara kesenian daerah seperti pernikahan.
Aramba mempunyai peran yang sangat penting. Terutama pada bagian pengiringan upacara
adat. Alat musik ini umumnya digunakan untuk acara upacara adat penanaman atau panen
padi.
Alat musik tradisional ini juga sering dipakai sebagai alat komunikasi. Terlebih pada zaman
dahulu.
Zaman sewaktu belum canggih seperti saat ini menjadikan aramba sebagai alat komunikasi.
Misalnya pengumuman dan lain sebagainya.

5. Kecapi: Kecapi merupakan salah satu alat musik tradisional yang bisa ditemukan di
Nusantara mulai dari Jawa Barat maupun Sulawesi. Masyarakat pun mengembangkan kecapi
dengan ciri khas daerahnya masing-masing.
Buku Kearifan Lokal dan Kajian Etnis di Kalimantan Barat karya Iwan Ramadhan menyebutkan,
kecapi adalah salah satu alat musik petik tradisional suku Bugis. Dari sejarahnya, kecapi
ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut.
Tak heran jika bentuknya menyerupai perahu dengan 2 dawai, yang diambil dari tali layar
perahu. Kecapi saat ini sudah termasuk dalam warisan budaya tak benda milik Indonesia.
Dalam situs Kemdikbud dijelaskan, inspirasi permainan kecapi berasal dari munculnya getar
dan bunyi tali layar kapal saat diterpa angin. Pelaut itu kemudian memanfaatkan dayung yang
diberi tali (senar) yang lama-kelamaan akhirnya dibuat berbentuk mirip dengan perahu sesuai
profesinya sebagai pelaut.
Dalam bahasa Bugis kecapi disebut kacaping, sedangkan pemainnya disebut pakkcaping. Alat
musik ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu satu komponen berupa batang kecapi dan satu
komponen lainnya disebut tali atau senar.

6. Gong : Gong adalah salah satu alat musik tertua di dunia. Para arkeolog telah menemukan
gong yang dibangun hampir empat ribu tahun yang lalu. Tak heran ketika mendengar gong, kita
merasa jiwa kita tersentuh.
Catatan tertulis paling awal tentang gong ada di Cina pada abad ke-6 Masehi. Dalam dokumen
kuno ini, orang Cina mengaku diperkenalkan oleh budaya lain dari Asia Tengah. Meskipun kita
tidak dapat memastikan budaya mana yang menciptakan gong, dapat dikatakan dengan pasti
bahwa suara ini beresonansi dengan orang Tionghoa, dan mereka membuat gong itu sendiri.
Orang Tionghoa menggunakan gong dalam banyak kegiatan upacara. Ketika kaisar atau tokoh
politik dan agama penting lainnya tiba, mereka diumumkan dengan kaget. Panglima militer juga
menggunakan gong untuk mengumpulkan massa untuk berperang.
Gong dan musiknya kemudian bermigrasi dari Cina ke Jawa-kata “gong” sebenarnya berasal
dari bahasa Jawa-dan didirikan di Indonesia pada abad ke-9.

Anda mungkin juga menyukai