Anda di halaman 1dari 12

ALAT MUSIK

TRADISIONAL
INDONESIA
NAMA : SITI DELIMA SARI
KELAS : XII IIS 2
1. Angklung
Angklung merupakan salah satu alat
musik tradisional Indonesia, tepatnya
berasal dari Jawa Barat. Angklung
terbuat dari bilah-bilah bambu yang
disusun sedemikian rupa sehingga saat
digetarkan atau digoyangkan
menghasilkan bunyi yang khas. Untuk
mendapatkan nada yang harmonis,
angklung harus dimainkan oleh banyak
orang.
Sejarah Angklung
Sejarah angklung awalnya merupakan salah satu alat bunyi-bunyian yang digunakan untuk
upacara-upacara yang berhubungan dengan padi. Angklung hadir sejak zaman hindu,
angklung pernah dipakai pada upacara ritual keagamaan (persembahyangan) sebagai
pengganti genta (bel) yang digunakan oleh seorang pedanda (pendeta hindu) dalam
upacara keagamaan.

Pada masa Kerajaan Pajajaran (Hindu), angklung pernah dijadikan sebagai alat musik korp
tentara kerajaan, dan pada saat terjadinya perang Bubat. Angklung dibunyikan oleh tentara
kerajaan sebagai pembangkit semangat juang atau tempur.

Angklung merupakan alat musik tradisional asli Indonesia, alat musik angklung
berkembang luas di Indonesia terutama daerah Jawa Barat.
2. Suling
Alat musik suling berasal dari daerah Jawa Barat.
Instrumen musik yang terbuat dari bahan bambu ini
tergolong ke dalam jenis instrumen musik tiup atau biasa
dikenal sebagai aerophone. Gawai ini memiliki bentuk
yang kecil dan memanjang sekitar 30 cm dengan garis
tengah sebesar 3 cm. Ciri khas sebuah suling adalah
adanya lubang kecil pada bagian tubuhnya yang berfungsi
sebagai tempat mengatur nada yang diinginkan oleh
pemainnya.
Sejarah Suling
Suling sangat populer di indonesia sebagai pengiring musik daerah dan musik dangdut.
Suling telah diperkirakan ada semenjak zaman purba. Hal itu didukung oleh temuan
berupa beberapa suling sebagai peninggalan manusia purba Neanderthal. Peninggalan
tersebut diperkirakan telah berumur sekitar 40.000 tahun. Beda halnya dengan suling
zaman sekarang yang terbuat dari bambu, pada zaman purba dulu ia diciptakan dengan
menggunakan tulang hewan sebagai bahan utamanya.
3. Kolintang
Kolintang adalah alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi
Utara, yang berbentuk segiempat trapesium dengan bilah-bilah
kayu berukuran berbeda. Setiap bilah kayu akan menghasilkan
suara berbeda pula jika dipukul. Karena itu, kolintang termasuk
alat musik idiofon karena mengeluarkan suara dari getarannya
sendiri.
Rakyat Minahasa beranggapan bahwa nama kolintang berasal
dari suaranya, yaitu tong (suara rendah), ting (suara tinggi), dan
tang (suara umum). Tong ting tang beralih jadi kata kulintang
agar mudah dilafalkan oleh penduduk Minahasa.
Sejarah Kolintang
Konon menurut sejarah, alat musik Kolintang sudah eksis sejak zaman hulu serta
dimanfaatkan masyarakat untuk upacara ritual adat yang berhubungan dengan pemujaan
roh leluhur. Sejak masuknya agama Kristen dan Islam di tanah Minahasa, Kolintang tidak lagi
difungsikan sebagai pengiring upacara adat, namun lebih difungsikan sebagai pengiring
tarian, pengiring lagu, atau pertunjukan musik.

Alat musik Kolintang awalnya hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakan dan
disusun berjejer diatas kedua kaki pemainnya. Kemudian dikembangkan menggunakan alas
yang terbuat dari dua batang pisang. Kolintang mulai menggunakan peti resonator sejak
Pangeran Diponegoro berada di Minahasa. Konon pada saat itu peralatan Gamelan juga
dibawa oleh rombongannya. Sesudah perang dunia ke 2, alat musik Kolintang mulai
dikembangkan lagi dari segi nada yang dihasilkan lebih mengarah ke susunan nada musik
universal.
4. Gamelan
Gamelan adalah ansambel atau perpaduan beberapa
alat musik, seperti diantaranya gambang, gendang, dan
gong. Perpaduan ini memiliki sistem nada non diatonis
yang menyajikan suara indah jika dimainkan secara
harmonis.

Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel


yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang
menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan
terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di
Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk
ensembel.
Sejarah Gamelan
Alat musik tradisional gamelan memiliki sejarah yang panjang. Sebagian besar orang meyakini sebelum
pengaruh Hindu datang, masyarakat Jawa telah mengenal 10 keahlian utama. Dua diantara keahlian itu
adalah kemampuan untuk membuat dan memainkan wayang serta kesenian gamelan.

Alat musik sejenis gamelan memang banyak ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Seperti misalnya di
Bali, Madura, dan Lombok. Namun istilah gamelan Jawa mengacu secara umum pada gamelan di Jawa
Tengah. Alat musik ini diduga sudah ada di Jawa sejak tahun 404 Masehi, dilihat dari adanya penggambaran
masa lalu di relief Candi Borobudur dan Prambanan.

Gamelan Jawa dengan irama lembut ini biasanya dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang dan
pertunjukan tari. Namun dalam perkembangannya, gamelan Jawa bisa berdiri sendiri sebagai sebuah
pertunjukan musik yang lengkap dengan penyanyi atau sinden.

Sama seperti kebudayaan lain, seni gamelan juga mengalami perubahan seiring berkembangnya zaman.
Perubahan ini terjadi pada cara pembuatan, maupun cara memainkannya yang saat ini juga dikolaborasikan
dengan aliran musik modern.
5. Kecapi
Kecapi termasuk sebagai alat musik kordofon. Kordofon
merupakan alat musik yang mengeluarkan suara dari sebuah
senar atau dawai.

Kecapi sendiri merupakan alat musik tradisional yang berasal


dari Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalam
Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan Kacapi suling.
Cara memainkan alat musik kecapi adalah dengan dipetik bagian
senarnya.
Sejarah Kecapi
alat kecapi berasal dari Ghuzeng China, dimana biasa digunakan sebagai pengiring sebuah lagu
dengan irama yang lembut sehingga pendengar merasakan kemerduan nada-nadanya.

alat musik kecapi ini berasal dari tanah Bugis Makassar. Awal mulanya ditemukan oleh seorang
pelaut yang sedang berlayar dan meninggalkan kekasihnya di daratan. Ketika gesekan layar dengan
pengait waktu badai menimbulkan irama indah.

alat musik kecapi ini diungkapkan berasal dari tanah pasundan. Meskipun demikian belum diketahui
bagaimana sejarah ditanah tersebut terkait keberadaan benda tersebut. Namun keberadaannya
sudah diyakini karena seringkali di tampilkan di acara festival musik.

Anda mungkin juga menyukai