Anda di halaman 1dari 12

ALAT MUSIK TRADISIONAL

CENG CENG

OLEH:
FITRIA ASRI KHUZAIMAH

KELAS X MIPA 3
ALAT MUSIK TRADISIONAL
CENG CENG
Alat musik bernama Ceng Ceng ini berasal dari bali.
Bunyi:
Cara penggunaan alat musik tersebut yaitu dengan menempatkan gengceng pada kedua
sisi telapak tangan, lalu cengceng dibenturkan satu sama lainnya sehingga dapat
mengeluarkan suara bunyi Ideofon.
Fungsi:
Alat musik ini merupakan unsur dalam seperangkat gamelan Bali. Selain itu alat musik
Ceng Ceng juga sering dipergunakan bersama dengan gong gede, semar pegulingan, barungan
gamelan gong kebyar, pelegongan, barongan, dan lain sebagainya. Alat musik ini biasanya
dimainkan pada saat acara-acara keagamaan .
Tangga nada yg digunakan adalah pentatonic.
Deskprisi:
Ceng-ceng adalah bagian penting dari seperangkat gamelan Bali. Di antara alat gamelan
yang lain, dalam satu performa, ceng-ceng memegang peran yang sangat penting.
Ceng-ceng Bali ini juga dikenal dengan sebutan ceng-ceng ricik. Bahan terbuat dari kayu
nangka dan tembaga. Terdiri atas 6 (enam) buah logam bundar bagian bawah dan 2 (dua)
logam bundar bagian atas.
Cara memainkan alat musik tradisional Bali ini adalah dengan cara “memukulkan” bagian
tembaga bundar yang atas (berjumbai merah) ke bagian tembaga bundar bawah yang
menghadap atas. Sehingga timbullah suara ””ceng-ceng-ceng,…ceng-ceng-ceng,..”…
Pemainnya biasanya memegang kedua bagian yang atas dengan menggunakan kedua
tanggannya sehingga suaranya nyaring,keras dan khas simbal Bali…
Ceng-ceng Bali dibuat dengan bentuk kura-kura. Ini bisa dipahami karena pengukirnya
mungkin mengambil tokoh legenda Bali yaitu kura-kura mistis. Konon, di kebudayaan Bali,
kura-kura mistis ini memiliki nilai magis yaitu menyeimbangkan dunia di atas punggungnya.
Tuh, lihat saja: giginya rapi kayak di’pangur’ dan ada taringnya, kaki-kakinya memiliki jari yang
panjang seperti tangan manusia. “Ceng-ceng-ceng,…Ceng-ceng-ceng’
Biasanya ceceng ceng ricik berfungsi untuk membuat angsel.
Dan bisanya cengceng ricik mengikuti angsel angsel dari kendang dan riong .
Di dalam gamelan bali cengceng ricik digunakan pada barungan gamelan gong kebyar,
gong gede, semar pegulingan , pelegongan, bearongan dan barungan gamelan lainnya.
Di bagian atas perunggu cengceng terdapat tali untuk memegang cengceng, yang di atas
nya terdapat tali atau benang merah yang di buat sedemikian rupa yang disebut dengan
bungan cengceng.
Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, ceng-ceng dan perangkat lainnya dalam
Gamelan Bali ini sudah mulai ada dan diciptakan sejak tahun 896 masehi, yaitu oleh Raja
Ugrasena di Bali.
ALAT MUSIK TRADISIONAL

BENDE

OLEH:
SYARIFAH ALFINA SILFA

KELAS X MIPA 3
ALAT MUSIK TRADISIONAL
BENDE
Bende berasal dari Lampung
Bunyi:
Bende mempunyai jenis bunyi Ideofon, yaitu jenis bunyi yang berasal dari bahan dasarnya.
Cara menggunakannya yaitu dipukul dengan alat pukul yang khusus.
Fungsi:
Pada masa lalu, alat musik bende biasanya digunakan untuk memberikan penanda kepada
masyarakat untuk berkumpul di alun-alun terkait informasi dari penguasa, untuk menyertai
kedatangan raja atau penguasa ke daerah tersebut, atau untuk menandai diadakannya pesta
rakyat. Saat ini, bende biasanya digunakan untuk menandakan adanya keramaian seperti
topeng monyet atau pesta rakyat yang lain.
Tangga nada dan not bende Lampung serupa dengan gong kecil dan ceng-ceng walau ada
sedikit perbedaan, yaitu pentatonic.
Deskripsi:
Bahan alat musik bende seperti hal nya gong yakni dari besi, kuningan, perunggu bahkan
yang baru-baru ini adalah dari alumunium. Dari bahan-bahan tersebut yang paling baik dinilai
oleh masyarakat dan para seniman untuk dijadikan gamelan adalah yang terbuat dari bahan
perunggu.
Bahan pembuatan alat musik bende tersebut kemudian dibentuk seperti sedemikian
rupa. Bebebrapa logam tersebut dipanaskan untuk kemudian dimasukan didalam cetakan
yang membentik alat musik bende Lampung.
Bende pertama kali diperkenalkan dan diciptakan oleh seniman dikalangan kerajaan
diwilayah sumatera, papua utamanya di Maluku..Bende sudah ada sejak zaman nenek
moyang kita terbukti pada relief candi Sukuh pada abad ke 15 yang terlihat dengan jelas
bentuk atau wujud bende tersebut.
ALAT MUSIK TRADISIONAL

DOLL

OLEH:
SHERLY SARTIKA DEWI

KELAS X MIPA 3
ALAT MUSIK TRADISIONAL
DOLL
Doll berasal dari Bengkulu
Jenis bunyi Membranofon, yaitu bunyi yang asalnya dengan memukul.
Fungsi alat Musik Doll yang antara lain adalah :
Fungsi dol dalam upacara tabot adalah mengiringi proses kegiatan mengarak sorban.
Mengiringi kegiatan upacara menjara.
Sebagai musik hiburan dalam upacara tabot besanding .
mengiringi upacara tabot tebuang .
Tangga nada pentatonik dan dimainkan dengan cara memukul tabungnya
Deskripsi:
Alat musik dol merupakan bedug tradisional yang berasal dari Provinsi Bengkulu,
Indonesia. Dol termasuk dalam alat musik kategori membranofon. Alat musik dol biasanya
dimainkan oleh pria dan dibuat dengan menggunakan bonggol dari pohon kelapa. Dalam
pembuatannya, bonggol pohon kelapa tersebut dilubangi tengahnya dan ditutupi dengan
kulit lembu atau kulit kambing sebagai selaput penghasil bunyi. Dol memiliki ukuran diameter
70–125 cm dengan tinggi 75–100 cm. Dol selalu dimainkan dalam perayaan tabot di Bengkulu.
Dol juga sering digunakan sebagai musik pengiring dalam tari-tarian tradisional di Bengkulu.
Alat musik dol memiliki tiga macam teknik penabuhan, yaitu teknik suwena, teknik
tamatam, dan teknik suwari. Ketiga jenis teknik dimainkan berdasarkan situasi dan kondisi
dimana dol dimainkan. Teknik suwena umumnya dimainkan dengan tempo yang perlahan.
Teknik suwena biasanya dimainkan pada suasana dukacita. Teknik tamatam dimainkan
dengan suasana gembira. Pada teknik tamatam dol akan dipukul dengan tempo cepat dan
meriah. Teknik penabuhan terakhir adalah teknik suwari, teknik suwari dimainkan dengan
tabuhan satu-satu dan dimainkan saat mengiringi parade. Dalam pementasan alat musik dol
biasanya akan dimainkan bersama alat musik lainnya seperi tassa. Tassa adalah rebana yang
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kayu rotan.
Doll memang dikenalkan kali pertama oleh masyarakat Muslim India yang datang ke
Indonesia dibawa Pemerintah kolonial Inggris yang saat itu membangun Benteng
Malborough.
Mereka kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya
dikenal sebagai keluarga tabot. Hingga tahun 1970-an, musik doll hanya boleh dimainkan
orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga tabot tersebut untuk
memainkan alat musik tersebut.
ALAT MUSIK TRADISIONAL

GANDA

OLEH:
NUR AFIFA ZAHARA

KELAS X MIPA 3
ALAT MUSIK TRADISIONAL
GANDA
Alat musik tradisional Ganda berasal dari Gorontalo
Bunyi
Alat musik tradisional Ganda mempunyai jenis bunyi Membranofon.
Fungsi
Alat music ini digunakan untuk mengiringi musik-musik tradisional, tari-tarian, dan
lain-lain
Secara Umum Alat musik tradisional Ganda merupakan gendang kecil seperti Marwas
yang terbuat dari bahan dasar kayu dan kulit sapi sebagai membrannya. Gamda biasanya
dimainkan dengan cara ditepuk dengan tangan dan akan menghasilkan nada ritmis. Ganda
biasanya dimainkan bersama dengan iringan alat musik tradisional yang lainnya.
Tangga nada nya adalah pentatonik dan dimainkan dengan cara memukul tabungnya
Deskripsi:
Alat musik ini merupakan jenis alat musik pukul seperti gendang namun berukuran
lebih kecil dan lebih ramping dibanding dengan Gendang Jawa. Ganda ini juga memiliki bunyi
yang hampir sama dengan gendang kecil yang berasal dari provinsi lainnya. Tidak sulit untuk
memainkan alat ini, cukup dengan memukul bagian kulit di ujung kayunya saja.
Alat musik tradisional ini berasal dari sulawesi tengah dan terbuat dari kayu yang pada
bagian tengahnya terdapat lubang serta lubang tersebut dilapisi oleh kulit binatang yang
sudah dikeringkan. Hampir sama dengan gendang dalam memainkannya hanya saja yang
menjadi perbedaan adalah ukurannya.
Diciptakan oleh seniman-seniman daerah untuk mengiringi tari-tarian dan pemujaan.
ALAT MUSIK TRADISIONAL

KANDA WUTA

OLEH:
NEILA INDAH SARI

KELAS X MIPA 3
ALAT MUSIK TRADISIONAL
KANDA WUTA
Alat Musik Tradisional kanda wuta berasal dari Sulawesi Tenggara.
Bunyi:
Jenis bunyinya adalah Membranofon, yaitu bunyi yang asalnya dengan memukul.
Fungsi:
Kanda wuta merupakan alat musik tradisional provinsi sulawesi tenggara yang kerap
dimainkan sebagai pengiring tarian lulo ganda, yaitu tarian yang umumnya dipertunjukan di
dalam pesta panen. Alat musik tradisional sulawesi tenggara alat musik indonesia. Alat musik
ini sering dimainkan sebagai pengiring tari lulo, sebuah tarian yang dipertunjukkan waktu
panen tiba ladolado.
Tangga nada
Pentatonik dan dimainkan dengan cara memukul.
Deskripsi
Alat musik ini dibuat dari kayu, tanah liat, rotan dan pelepah sagu. Kanda Wuta
dimainkan selama tiga malam berturut-turut. Malam pertama terbit empas bulan di langit
(Melamba); malam kedua terbit lima belas bulan di langit (Mata Omehe); malam ketiga terbit
enam belas bulan di langit (Tombara Omehe).
Diciptakan bukan oleh seniman melainkan oleh para masyarakat dan petani sekitar
untuk pesta panen.
ALAT MUSIK TRADISIONAL

PARE’E

OLEH:
SYAFIRA AHSYANADA

KELAS X MIPA 3
ALAT MUSIK TRADISIONAL
PARE’E
Alat musik tradisional Pare’e berasal dari Sulawesi Tengah.
Bunyi:
Jenis bunyinya adalah Membranofon, yaitu bunyi yang asalnya dengan memukul.
Fungsi:
Paree digunakan saat petani sedang merayakan hasil panen mereka sebagai wujud
rasa senang mereka dan beberapa remaja pun masih memainkan alat musik ini untuk sekedar
menghibur pribadi. Pada daerah tertentu seperti contoh suku Kulawi, alat musik ini diyakini
mempunyai kekuatan magis saat dimainkan pada saat acara adat tertentu.
Tangga nada
Pentatonik dan dimainkan dengan cara memukul.
Deskripsi:
Alat musik tradisional Pare’e dibuat dengan bahan bambu yang dibelah dan pada
bagian ujungnya dijadikan runcing seperti paruh burung karena salah satu saja yang tajam.
Alat musik ini digunakan dengan cara dipukul memakai tangan kiri anda sementara tangan
kanan untuk memasukkan jari pada lubang untuk mengatur nada yang dikeluarkan.
Alat musik tradisional Pare'e ini dapat dimainkan dengan cara berdiri maupun duduk.
Cara memainkan alat musik Pare'e adalah dengan cara dipukul-pukulkan pada telapak tangan.
Alat musik ini biasanya berwarna kecoklatan sesuai dengan warna bambu yang sudah kering.
Alat musik ini terbuat dari bahan buluh tui dan rotan.
Diciptakan bukan oleh seniman melainkan oleh para masyarakat dan petani sekitar
untuk pesta panen.

Anda mungkin juga menyukai