Alat Musik Tradisional Jawa Barat – Seperti yang kita ketahui bersama
berbatasan dengan Ibu Kota Negara, Jakarta yang berada di bagian barat.
Sedangkan Kota Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat tersebut. Menurut
sejarah seperti yang tertulis dalam Wikipedia, Provinsi Jawa Barat adalah Provinsi
Selain itu, Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang memiliki jumlah
penduduk yang paling banyak di Indonesia. Saat itu Provinsi Banten pernah akan
dibentuk sebagai wujud dari pemekaran atas Provinsi Jawa Barat. Akhirnya
beredar isu bahwa Provinsi Jawa Barat akan berubah nama menjadi Provinsi
Pasundan karena Jawa Barat yang didominasi oleh Suku Sunda. Namun hal itu
dinilai negatif karena sebagian masyarakat di Jawa Barat bukanlah suku Sunda.
mendominasi di Jawa Barat adalah Suku Sunda, Suku Betawi, dan Suku Cirebon
Berbicara mengenai kesenian dan budaya serta alat musk tradisional Jawa
Barat, maka saya akan menguraikan informasi tersebut khusus mengenai alat-alat
musik tradisionalnya.
yang menjadi bagian dari kekayaan Indonesia akan seni dan budaya. Diantara
beberapa alat musik tradisional Jawa Barat itu antara lain adalah :
1. Angklung
2. Arumba
3. Gendang
4. Calung
5. Kecapi
6. Suling
7. Rebab
Di dalam artikel ini saya hanya akan memuat tentang tujuh alat musik
tradisional tersebut yang berasal dari Jawa Barat karena menurut banyak orang
bahwa ketujuh alat musik tradisional inilah yang sampai saat ini masih populer
Untuk lebih memahami tentang ke tujuh alat musik tradisional Jawa Barat
tersebut, berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing alat musik tradisional
di atas.
Angklung
Saya yakin alat musik yang satu ini tidak asing lagi di telinga kita.
Angklung adalah alat musik tradisional yang dipopulerkan oleh masyarakat Suku
Sunda di Indonesia. Bambu adalah bahan dasar pembuatan alat musik satu ini.
Dan Angklung ini adalah alat musik jenis yang dimainkan dengan cara digoyang
karena bunyi yang dihasilkan berasal dari benturan antara bambu tersebut. Ukuran
angklung ini bermacam-macam, ada yang kecil dan ada juga yang berukuran
besar.
Arumba
Arumba merupakan alat musik yang juga terbuat dari bambu sama seperti
angklung. Nama Arumba sendiri sebenarnya adalah singkatan dari alunan rumpun
bambu. Dan pada awalnya alat musik tradisional Jawa Barat yang satu ini
menggunakan pentatonis sebagai tangga nada yang ia hasilkan. Namun saat ini
Siapa sih dari kita yang tidak apa itu alat musik Gendang? Nah, seperti
pada umumnya yang kita ketahui bahwa gendang adalah alat musik tradisional
yang terbuat dari kayu yang dibentuk seperti tong dengan kulit yang diregangkan
dikedua ujungnya lalu dipukul hingga mengeluarkan bunyi yang khas. Kulit yang
digunakan untuk membuat gendang ini biasanya adalah kulit sapi, kulit kerbau,
atau kambing.
Calung
Hampir sama dengan angklung, Calung ini juga termasuk alat musik
tradisional Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Namun, biasanya bambu yang
digunakan untuk membuat Calung ini adalah bambu hitam dan ada juga yang
terbuat dari bambu putih. Bedanya dengan Angklung adalah alat musik jenis ini
Kecapi
Kecapi adalah alat musik yang dimainkan dengan cara memetik senarnya.
Kecapi ini terbuat dari kayu yang dibentuk kotak sedemikian rupa yang diatasnya
Suling
Suling juga terbuat dari bambu. Alat musik jenis tiup ini di Jawa barat
terdapat dua macam. Ada suling yang dibuat dengan 4 lubang, dan ada yang
cara menggesek dua buah senarnya. Rebab terbuat dari kayu dan untuk
menggetarkan suaranya ditutup dengan kulit tipis yang memiliki tangga nada
pentatonis.
Jawa Barat. Masih banyak alat musik tradisional lainnya di Jawa Barat bahkan ada
yang sudah hampir punah tidak dikenal orang. Mungkin ketujuh alat musik
tradisional ini yang masih dikenal dan masih populer hingga sekarang.
Beragam Kesenian Tradisional Jawa Barat
SISINGAAN
Sisingaan adalah suatu kesenian khas masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang
menampilkan 2-4 boneka singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari.
Di atas boneka singa yang diusung itu biasanya duduk seorang anak yang akan
TARI TOPENG
Secara historis, pertunjukkan tari topeng diawali di Cirebon tepatnya pada
abad ke-19 yang dikenal dengan Topeng Bahakan. Menurut T. Tjetje Somantri
(1951) daerah Jawa Barat antara lain Sumedang, Bandung, Garut dan
Tasikmalaya pada tahun 1930 didatangi oleh rombongans topeng berupa wayang
wong dengan dalangnya bernama Koncer dan Wentar. Berdasarkan data historis
inilah teori awal munculnya tari topeng ke Jawa Barat (Priangan) ditetapkan
TARI WAYANG
pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh
seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan
Tasikmalaya.
KESENIAN ADU DOMBA
Adu domba merupakan salah satu kesenian khas rakyat jawa barat yang
peninggalan leluhur yang masih bertahan eksistensinya hingga saat ini. Pada
intinya adu domba ialah ajang pamer ketangkasan hewan ternak yang pada
barat, terutama daerah garut, sumedang, bandung, majalengka dan lainya. Event
adu domba dilaksanakan setiap tahun dengan sistim kompetisi, hampir setiap
Setiap event adu domba selalu dipadati oleh penonton. Kegiatan ini juga
memiliki gengsi yang cukup tinggi karena banyak tokoh-tokoh sunda yang juga
merupakan penggemar sekaligus pemiliknya, seperti Kang Ibing (alm) dan lain
lain.
GAMELAN DEGUNG
Ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di Jawa
Barat, antara lain Gamelan Salendro, Pelog dan Degung. Gamelan salendro biasa
lain-lain. Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, hanya
kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyaraka dan jarang dimiliki
lainnya adalah gamelan Ajeng berlaras salendro yang masih terdapat di kabupaten
Bogor, dan gamelan Renteng yang ada di beberapa tempat, salah satunya di Batu
renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan degung yang sekarang
Asal mula wayang golek tidak diketahui secara jelas karena tidak ada
keterangan lengkap, baik tertulis maupun lisan. Kehadiran wayang golek tidak
perkembangan dari wayang kulit. Ada yang menyebutkan bahwa pada tahun 1583
Masehi Sunan Kudus membuat wayang dari kayu yang kemudian disebut wayang
golek yang dapat dipentaskan pada siang hari. Sejalan dengan itu Ismunandar
(1988) menyebutkan bahwa pada awal abad ke-16 Sunan Kudus membuat bangun
'wayang purwo' sejumlah 70 buah dengan cerita Menak yang diiringi gamelan
memerlukan kelir. Bentuknya menyerupai boneka yang terbuat dari kayu (bukan
dari kulit sebagaimana halnya wayang kulit). Jadi, seperti golek. Oleh karena itu,
Tari ini diciptakan oleh seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira,
sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk menciptakan suatu jenis musik dan
tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara,
khususnya Jawa Barat. Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru,
CALUNG
bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga
temen (bambu yang berwarna putih). Pengertian calung selain sebagai alat musik
juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda
Salah satu aspek yang tidak kalah penting dalam pencak silat adalah aspek
seni pencak silat, yang lebih populer di Jawa Barat dengan sebutan ibing namun
tidak sedikit orang menyebut aspek seni pencak silat ini dengan istilah tari pencak
silat padahal dalam kenyataan yang sebenarnya bahwa istilah ibing pencak silat
dengan istilah tari pencak silat mempunyai pengertian yang berbeda. Ibing Pencak
Silat mempunyai pengertian yang lebih mendalam dibanding tari pencak silat,
karena dalam ibing pencak silat selain ada unsur keindahan gerak di dalamnya,
mempunyai tujuan akhir menjatuhkan lawan, sehingga dalam ibing pencak silat
unsur beladirinya lebih menonjol. Sedangkan istilah tari lebih ditekankan pada
unsur keindahannya saja tidak ada unsur beladirinya, seperti tari-tarian yang
Sejak Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari
bambu khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938.
dan juga memiliki kandungan lokal dan internasional seperti bunyi yang
pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di
Mang Ujo dan Erwin Anwar. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan
Mang Ujo” yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program
memperkenalkan angklung kepada para siswa sekolah, mulai TK, sampai dengan
tingkat SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata
pelajaran lokal. Kini Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya