Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Gamelan

Gamelan merupakan alat kesenian tradisional Indonesia. Membunyikan alat musik tersebut
dengan cara dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul disebut pukulan, barang yang sering
diketok disebut ketokan atau kentongan, barang yang sering digembel disebut gembelan, kata
gembelan ini bergeser atau berkembang menjadi gamelan. Dengan kata lain gamelan adalah
suatu benda hasil dari benda itu digembel-gembel atau dipukul-pukul. Gamelan termasuk
music perkusif. Perkembangan penggunaan gamelan untuk upacara ritual, bersifat
keagamaan, pendidikan, media penerangan, dan lain-lain.

Pada abad-abad permulaan masehi kedatangan perdagangan Tiongho bukan saja sebagai misi
dagang tetapi juga sebagai misi kebudayaan. Dalam jumpa dagang mereka saling bercerita
tentang pengalaman mereka masing-masing, juga sampai pada hal kepercayaan. Kepercayaan
Tiongkok mempercayai bahwa roh nenek moyang mereka senang terhadap bunyi-bunyian.
Karena alat-alat bunyi-bunyian dipergunakan demikian, maka alat-alat tersebut juga
dikeramatkan. Perkembangan dari alat-alat inilah yang menjadi gamelan yang sekarang ini.

Dalam perkembangan unit-unit gamelan, musik-musik etnis di Indonesia 90% jenis musik
perkusif artinya memainkannya dipergunakan alat pukul. Gamelan-gamelan kuno yang masih
ada, seperti gamelan mega mendung dari Kanoman Cirebon, Kyai Guntur Laut dari
Majapahit, dan Gamelan Sekaten jumlah unitnya masih sedikit. Alat music etnis ritualis
menjadi alat musik religius, kemudian menjadi musik sarana yaitu gamelan untuk dakwah,
untuk sarana pendidikan, dan untuk media penerangan. Pada zaman gamelan sebagai sarana
ini jumlah unitnya selalu mengalami penambahan antara lain ditambah macam-macam
kendang, macam-macam alat musik petik, macam-macam alat musik gesek, bahkan tambur,
terbang, jedor, bedug, dan lain-lain masuk kedalam musik gamelan.

Gamelan memiliki beberapa manfaat dalam berbagai sarana diantaranya gamelan dan
pendidikan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa
berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah
laku sopan semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gending-gending. Selanjutnya
gamelan dan tarian yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Gamelan memang alat untuk
mengiringi tari-tarian, gamelan bisa untuk mengiringi semua macam tarian-tarian seperti
tarian klasik dan tarian modern. Selanjutnya gamelan dan pemujaan menurut sejarah gamelan
mula-mulanya digunakan untuk pemujaan kepada roh-roh halus, maupun roh-roh leluhur atau
upacara ritual.
Selanjutnya gamelan dan agama yang digunkan sebagai upacara ritual, gamelan ini
berkembang menjadi bersifat keagamaan dan sebagai sarana untuk membuat suasana hening
untuk pemusatan perhatian. Selanjutnya gamelan dan dakwah yang sering disebut gamelan
sekaten yang diadakan setahun sekali dibawa ke halaman Mesjid. Disana gamelan sekaten
dibunyikan. Bunyi gamelan sekaten memiliki daya tarik yang sangat besar. Tiap gamelan
sekaten dibunyikan banyak orang berdatangan dan berkumpul mendekati gamelan sekaten
tersebut. Selanjutnya gamelan dan olahraga yang mana gamelan bisa untuk mengiringi
olahraga dan senam, dengan cara gendingnya disesuaikan dengan irama senam tersebut.
Selanjutnya gamelan dan peralatan karena suasana peralatan akan lebih meriah jika diiringi
dengan suara gamelan. Selanjutnya yang terakhir adalah gamelan dan tamu agung dimana
kerajaan-kerajaan di Jawa mempunyai tradisi bila ada tamu agung datang mesti disambut
dengan suara gamelan, biasanya gamelan monggang atau dengan gamelan biasa, gending-
gendingnya disesuaikan dengan irama langkah tersebut.

Alat musik Bonang merupakan alat musik tradisional asal jawa tengah, Alat musik bonang
merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam pertunjukan musik gamelan Jawa,
Bali dan Sunda.Alat musik Bonang adalah alat musik pukul yang terbuat dari bahan logam,
seperti kuningan, perunggu atau besi. Menurut sejarahnya alat musik ini tentu akan banyak
berkaitan dengan era transisi Hindu-Buddha. Alat musik bonang dinamakan sesuai dengan
bunyinya yaitu nong-nang yang dalam bahasa Jawa berarti penunjuk arah “di situ-di sini” .

Ciri khas alat musik ini adalah memiliki tonjolan di atasnya yang disebut juga dengan pencu
atau penclon yang dipukul dengan dua pemukul khusus. Pemukul ini biasanya terbuat dari
tongkat berlapis yang juga disebut dengan sebutan Bindhi.

Kendang adalah jenis alat musik membranofon yang terbuat dari kulit. Keberadaannya
sendiri dipercaya sudah ada sejak zaman logam prasejarah di Indonesia, alias zaman
perunggu. Kendang tertua yang ditemukan diyakini berasal dari masa neolitikum. Bentuknya
sangat sederhana: sepotong batang kayu berongga yang ujungnya ditutup kulit ikan atau
reptil. Alat tersebut dimainkan dengan ditepuk.
Kenong (Hanacaraka: ꧋ꦏꦼꦤꦺꦴꦁ, Jawa: kênong) adalah alat musik gamelan Jawa yang

bernada tinggi dan nyaring dibuat dari perunggu, bentuknya seperti gong, diletakkan pada
posisi telungkup pada dua utas tali yang direntangkan bersilang pada sebuah landasan.[1]
Digunakan sebagai pengisi akor atau harmoni dalam permainan gamelan, kenong berfungsi
sebagai penentu batas-batas gatra, menegaskan irama. Kenong juga termasuk dalam alat
musik berpencu, tetapi ukuran lebih besar daripada bonang. Alat ini juga dipukul
menggunakan alat pemukul kayu yang dililitkan kain. Jumlah dalam satu set bervariasi tetapi
biasanya sekitar 10 buah.

Saron adalah jenis instrumen gamelan terbuat dari perunggu yang berbentuk bilah persegi
panjang yang ditata berderet dengan ukuran dan nada lebih kecil dari demung. Saron laras
Slendro berjumlah 6 bilah, sedangkan saron laras pelog berjumlah 7 bilah. Seperangkat
gamelan Ageng biasanya terdapat 2 atau 4 buah saron. Susunan nada saron slendro dari kiri
ke kanan: 1,2,3,5,6,i sedangkan nada saron pelog dari kiri ke kanan: 1,2,3,4,5,6,7.

Gong adalah alat musik tradisional yang berasal dari Asia Tenggara, terutama Indonesia,
China, dan Vietnam. Gong terbuat dari logam yang dipukul untuk menghasilkan suara yang
khas. Alat musik ini biasanya digunakan dalam berbagai acara keagamaan, pertunjukan seni,
dan upacara adat.Gong dimainkan dengan cara dipukul menggunakan sebuah tongkat.
Pemain gong akan memegang tongkat dengan tangan dominan dan memukul gong dengan
keras. Selain itu, pemain gong juga bisa menggunakan alat pemukul lainnya seperti palu
berbulu atau kayu.

Anda mungkin juga menyukai