Disusun Oleh:
Nikeisha Farah Afiya 6A
C. Gong
Gong menjadi salah satu dari jenis
alat musik ritmis tradisional lainnya.
Selain dapat ditemukan dalam beberapa
penampilan kesenian Melayu, Gong juga
termasuk dalam instrumen Gamelan
Jawa. Gong berbentuk bundar seperti
piringan yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari leburan bahan
logam, yang pada bagian belakangnya dikeruk hingga tipis agar menghasilkan nada
yang nyaring.
Dalam kegunaannya, Gong biasanya dihadirkan sebagai pengiring pagelaran seni
khususnya sebagai instrumen Gamelan Jawa. Begitupun dalam tradisi masyarakat
Melayu, Gong digunakan sebagai pengiring teater tradisional Makyong atau Wayang
Kulit Melayu. Meski begitu, berkat hasilan suaranya yang sangat keras, masyarakat di
masa lampau juga memakai Gong sebagai alat pemberitahuan informasi di masyarakat.
Biasanya Gong dibunyikan agar masyarakat berkumpul di satu balai untuk
mendengarkan berita yang akan disampaikan.
2. Alat Musik Melodis
Alat musik melodis merupakan jenis alat musik yang bisa menghasilkan nada dan
melodi, fungsi yang tidak bisa dilakukan oleh jenis alat musik ritmis. Karena bisa mengatur
nada, suara yang dihasilkan oleh jenis alat musik ini cenderung lebih merdu dan tertata.
Selain itu, nada yang dihasilkan alat musik melodis bisa bermacam-macam tergantung
pada jenisnya. Nada yang dihasilkan bisa sangat tinggi atau sangat rendah, ini juga
bergantung pada cara memainkannya. Biasanya alat musik melodis memiliki komponen
yang kompleks. Terdapat tombol atau bagian-bagian yang harus dipahami fungsinya.
Karena itu, kebanyakan alat musik jenis ini perlu latihan ekstra untuk mempelajarinya
ketimbang alat musik ritmis. Ciri lainnya, alat musik melodis meskipun lebih bagus jika
dimainkan bersama alat musik ritmis, jenis ini juga banyak dimainkan secara tunggal atau
solo. Nada dari alat musik ini cukup untuk menjadi hiburan, contohnya permainan Piano
atau Biola. Berikut ini merupakan contoh
alat music melodis tradisional
A. Angklung
Angklung termasuk salah satu alat
musik melodis tradisional yang
terkenal di Indonesia. Alat musik khas
masyarakat Jawa Barat ini berbentuk
bilah-bilah bambu yang memiliki ukuran kecil hingga besar dan tersusun dalam satu
bingkai. Suara dari Angklung dihasilkan saat bambu-bambu tersebut digoyangkan dan
masing-masing menghasilkan nada yang berbeda-beda. Bahan utamanya biasa terbuat
dari jenis bambu hitam dan bambu buluh jawa atau bambu ater yang mudah dijumpai di
banyak wilayah Jawa.
Di era penjajahan Belanda, Angklung dimainkan sebagai instrumen yang bisa
menggugah semangat melawan penjajahan. Karenanya alat musik ini sempat dilarang
oleh pemerintah Belanda dimainkan dan hanya eksis di kalangan anak-anak kecil saja.
Beberapa jenis Angklung, khususnya pada masyarakat suku Baduy, alat musik ini hanya
dimainkan pada ritual khusus saat periode menanam padi. Bahkan terdapat pantangan
untuk tidak memainkannya pada waktu-waktu tertentu.
Sebagai alat musik tradisional, angklung sudah terkenal hingga mancanegara dan
menjadi simbol persatuan bangsa Indonesia yang dapat kita lihat melalui buku Alat
Musik Nusantara-Angklung Untuk
Perdamaian Dunia.
B. Kolintang
Alat musik tradisional Kolintang
dimainkan dengan cara memukuk
pada bagian permukaan kayu,
biasanya dengan bantuan stick yang
juga terbuat dari kayu. Permukaan Kolintang terdiri atas sejumlah bilah kayu yang
memiliki ukuran panjang berbeda-beda dan disusun di atas sebuah rak. Saat dipukul,
setiap bilah kayu akan menghasilkan suara yang berbeda-beda. Sementara itu, bahan
utama pembuatannya dari jenis kayu yang ringan seperti kayu telur atau kayu waru.
Alat musik Kolintang menjadi salah satu identitas dari masyarakat suku Minahasa di
Sulawesi Utara. Pada zaman dahulu, alat musik ini dipakai sebagai instrumen dalam
ritual keagamaan untuk menyembah Tuhan. Namun seiring waktu, Kolintang dipakai
sebagai instrumen musik dalam pertunjukan tari atau instrumen musik
tunggal.Permainan Kolintang merupakan cerminan dari masyarakat Minahasa, Sulawesi
Utara yang tidak pernah memiliki sosok raja sehingga tidak mengenal strata dalam
kehidupan sosial. Jika Grameds ingin mengetahui cerita latar belakang dari alat musik
kolintang, kamu bisa membaca buku Alat
Musik Nusantara – Kolintang menyuarakan
Kesetaraan.
C. Sasando
Sasando merupakan alat musik
tradisional petik yang memiliki bentuk unik.
Bagian utamanya merupakan sebuah
tabung bambu, yang di bagian badannya
memanjang sejumlah dawai. Lalu pada bagian luar, terdapat anyaman daun lontar
berbentuk melengkung yang fungsinya sebagai tempat resonansi suara saat dawai
dipetik.
Alat musik ini berasal dari masyarakat di pulau Rote, NTT. Diperkirakan Sasando
telah dipakai oleh masyarakat setempat sejak abad ke-7. Fungsinya terutama sebagai
pengiring acara hiburan, mengiringi tari atau perayaan tertentu. Dan seiring
berkembangnya waktu, Sasando juga mulai merambah elektrifikasi yang dimaksudkan
agar suara yang dihasilkan lebih besar.
A.