Anda di halaman 1dari 10

DOLL

Doll adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Bengkulu. Alat musik ini jika
dilihat dari bentuknya, sekilas mirip dengan alat musik perkusi. Namun bunyi yang
dihasilkan dari alat musik Doll ini tidaklah sama dengan alat musik perkusi. Alat musik ini
terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang terkenal sangat kuat namun ringan.

Dalam permbuatannya, Bonggol pohon kelapa tersebut diberi lubang di bagian atasnya.
Kemudian barulah ditutup dengan kulit kambing atau kulit sapi. Untuk diameter alat musik
ini biasanya memiliki ukuran yang besar mencapai 70 cm sampai 125 cm dengan tinggi
mencapai 80 cm. Sementara itu, pada alat pemukul Doll ini biasanya memiliki diameter
sekitar 5 cm dan panjang sekitar 30 cm. Pembuatan Doll umumnya membutuhkan waktu
sekitar 3 minggu, hal tersebut tergantung dari kesediaan kayu yang ada.

Pertunjukan Alat Musik Doll

Alat musik Doll dapat dimainkan dengan 3 (tiga) teknik, yaitu teknik suwena, teknik
tamatam, dan teknik suwari. Teknik ketiga ini dimainkan mengikuti dari suasana
pertunjukan di mana Doll ini dimainkan. Seperti pada teknik suwena, dalam teknik ini
biasanya alat musik Doll dimainkan dengan tempo yang lambat. Teknik ini biasanya
dimainkan pada saat suasana berduka cita.

Sedangkan teknik tamatam yang biasanya dimainkan dengan suasana riang. Pada teknik ini
Doll akan dimainkan dengan tempo cepat dan juga konstan. Yang terakhir adalah teknik
suwari, teknik ini dimainkan dengan menggunakan tempo pukulan satu-satu dan biasanya
dimainkan pada saat perjalanan panjang. Dalam memainkan Doll, biasanya akan
disandingkan dengan alat musik lainnya seperti alat musik tassa, sejenis rebana yang dipukul
dengan memakai rotan.
Gambus

Alat Musik Trasdisional Asal Riau

Alat musik tradisional Gambus merupakan alat musik yang berasal dari Riau.
Alat musik tradisional yang satu ini konon dibuat dengan mengadopsi alat musik
dari Timur Tengah khususnya Arab yaitu Al’ud dengan beberapa modifikasi.
Dari segi bentuk, alat musik ini sekilas mirip dengan gitar. Gambus merupakan alat
musik dengan jenis instrumental dimana cara menggunakannya yaitu dengan cara
dipetik.
Alat musik tradisional yang satu ini biasa ditemui di kawasan melayu seperti
misalnya Brunei, Singapura dan beberapa daerah lain di nusantara seperti Sumatera
Utara, Kalimantan, Jambi, Sulawesi dan Lombok.
Biasa digunakan untuk mengiringi musik dibeberapa acara seperti upacara,
pernikahan dan biasanya gambus identik dengan lagu-lagu yang bernafaskan
Islam.
ALAT MUSIK SALUANG
Alat Musik Tradisional Khas Minangkabau, Sumatera Barat

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Yang
mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum
brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling
bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang
yang ditemukan hanyut di sungai[1]. Alat ini termasuk dari golongan alat musik
suling, tetapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang
dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4
cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lamang
(lemang), salah satu makanan tradisional Minangkabau. dalam mebuat saluang
ini kita harus menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk
menentukan pembuatan lubang, kalau saluang terbuat dari bambu, bagian atas
saluang merupakan bagian bawah ruas bambu. pada bagian atas saluang diserut
untu dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai ketebalan bambu. untuk
membuat 4 lubang pada alat musik tradisional saluang ini mulai dari ukuran 2/3
dari panjang bambu, yang diukur dari bagian atas, dan untuk lubang kedua dan
seterusnya berjarak setengah lingkaran bambu. untuk besar lubang agar
menghasilkan suara yang bagus, haruslah bulat dengan garis tengah 0,5 cm.
Sasando

adalah salah satu alat musik tradisional dari Pulau Rote, Nusa Tenggara
Timur (NTT). Sasando ini merupakan alat musik berdawai tanpa
mempunyai cord dan dimainkan dengan cara dipetik dengan menggunakan
jari. Alat musik satu ini hampir sama dengan alat musik tradisional
seperti Kecapi atau Harpa, namun memiliki bentuk dan suara yang sangat
khas. Sasando merupakan salah satu alat musik yang sangat terkenal,
tidak hanya di Indonesia saja, namun juga sampai luar negeri.
Alat Musik Tradisional Nafiri

Alat musik daerah Nafiri adalah sejenis alat tiup horn seperti seruling yang dibuat dari perak dan
berukuran panjang 32 inci atau 33 cm. Bunyinya terdengar seperti sayup-sayup sampai dan
merdu.

Nafiri dimainkan dalam acara tradisional musik nobat dalam majlis hiburan kaum kerabat Di Raja
(kerajaan), mengiringi tradisi adat istiadat istana, istiadat pertabalan, hari keputeraan Sultan,
perkawinan Di Raja dan upacara sambutan Raja.

Selain diperguankan sebagai alat musik tradisional, nafiri juga dipergunakan sebagai alat
komunikasi masyarakat melayu, terutama untuk memberitahukan tentang adanya bencana, dan
berita tentang kematian.

Pada jaman kerajaan dahulu, bahkan nafiri mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu dipakai
pada acara penobatan raja dan adat istana.

Pada zaman sekarang Kita dapat melihat permainan alat musik ini bersama dengan pertunjukkan
makyong yang merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional yang saat ini masih dimainkan dan
diwariskan di propinsi Riau dan alat musik ini jadi ciri khas dan legendaris.
Kempul

Kempul merupakan salah satu perangkat gamelan yang ditabuh, biasanya digantung
menjadi satu perangkat dengan Gong.[1] Kempul termasuk bagian dari kelompok
instrumen keras dari gamelan.[2] Gamelan adalah alat musik tradisional Jawa yang
terbuat dari timah dan tembaga.[2] Gamelan memiliki 2 jenis instrumen yaitu instrumen
keras dan instrumen lunak.[2] Alat musik yang termasuk instrumen keras selain kempul
adalah bonang barung, bonang
penerus, kenong, kethuk, kempyang, gong, demung, saron, dan saron
peking.[2] Sedangkan instrumen lunak terdiri dari gender barung, gender
penerus, rebab, gambang, siter, slenthem, seruling, dan kendhang.[2] Kempul memiliki
bentuk mirip dengan gong tetapi lebih kecil.[3] Kempul menandai aksen-aksen penting
dalam kalimat lagu/gendhing.[4] Dalam hubungannya dengan lagu/gendhing, kempul bisa
memainkan nada yang sama dengan nada balungan; kadang-kadang kempul
mendahului nada balungan berikutnya.[4] Kempul menghasilkan suara yang lebih tinggi
daripada Gong, sedangkan yang lebih kecil akan menghasilkan suara yang lebih tinggi
lag
TUMA

alimantan barat memiliki alat musik tradisional yang menjadi ciri khasnya, seperti Sapek,
Keledik, Tawaq, Tuma dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan tentang alat musik tradisional
Tuma.

Alat musik Tuma memiliki jenis bunyi atau suara Membranofon yang mana bentuknya mirip
seperti gendang panjang. Alat musik ini terbuat dari bahan dasar kayu yang berdiameter 25
centimeter dengan panjang 1 meter sebagai rangkanya dan kulit lembu sebagai
membrannya.

Cara memainkan Alat musik Tuma


Tuma ini dimainkan dengan cara ditepuk dengan menggunakan telapak tangan sehingga
alat musik ini tergolong ke dalam jenis alat musik membranophon (alat musik yang
menghasilkan dari getaran kulit yang dipukul).

Fungsi Alat Muski Tuma


Alat musik tradisional ini sering dimainkan sebagai pengiring tarian tradisional bersama
dengan jenis alat musik tradisional lainnya.
Bende

Bende atau canang adalah sejenis gong kecil yang dapat


dijumpai di hampir seluruh kepulauan Nusantara,
dari Sumatra hingga Maluku dan Papua. Pada masa lalu, bende
biasanya digunakan untuk memberikan penanda kepada
masyarakat untuk berkumpul di alun-alun terkait informasi dari
penguasa, untuk menyertai kedatangan raja atau penguasa ke
daerah tersebut, atau untuk menandai diadakannya pesta rakyat.
Saat ini, bende biasanya digunakan untuk menandakan adanya
keramaian seperti topeng monyet atau pesta rakyat yang
lain.Bende sudah ada sejak zaman nenek moyang kita terbukti
pada relief candiSukuhpada abad ke 15 yang terlihat dengan
jelas bentuk atau wujud bende tersebut.
Tehyan

Tehyan adalah alat musik gesek yang terbuat dari kayu


jati dengan tabung resonansi yang terbuat dari batok kelapa,
dan dilengkapi senar. Alat musik khas Betawi yang
menghasilkan nada-nada tinggi ini diadaptasi dari
budaya Tionghoa, biasanya dimainkan dengan alat-alat musik
lainnya dalam musik tanjidor [1].
Alat musik ini merupakan gabungan (alkuturasi) adat Betawi
dan Tiongkok yang masuk ke Indonesia ketika zaman kolonial
Belanda, pada abad ke-18. Pada saat itu, tehyan sering
digunakan pada pesta pernikahan, perayaan, hingga
pemakaman
Ladolado
Berasal Dari Daerah Sulawesi Tenggara

Lado-Lado ialah termasuk alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yang


dimainkan dengan cara digesek. Alat musik klasik ini terbuat dari kayu atau
bambu yang dibentuk seperti gitar. Dan jika anda melihatnya secara
langsung memang agak sulit karena bentuknya juga menyerupai Gambus.

Kini, alat musik Lado-Lado sudah jarang ditemui. Jika memang


menemukan alat musik tersebut, umumnya sudah terpajang rapih dengan
bingkai kaca didalam museum daerah.

Anda mungkin juga menyukai