Tim penulis
5
2.Alat musik tradisional - KINTUNG
Bahan untuk membuat alat musik kintung ini adalah bambu. Bentuknya seperti
angklung dari Jawa Barat. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan bagian
atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan itu makin ke atas
semakin mengecil sebagai pegangannya. Sedang bagian bawahnya tetap seperti biasa.
Panjangnya biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian tengahnya (dalam)
dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi biasanya tergantung pada rautan
bagian atasnya. Semakin dibuang atasnya itu akan menimbulkan nada yang lebih
tinggi.
Biasanya bambu yang digunakan untuk membuat alat musik ini tidak sembarang
bambu artinya harus dipilih secara cermat terutama yang dapat mengeluarkan bunyi
yang bagus dan juga tidak mudah pecah. Musik Kintung termasuk alat musik
pentatonis, boleh dikatakan pula sejenis alat musik perkusi. Karena cara
membunyikannya dihentakkan pada sebuah potongan kayu yang bundar. Alat musik
Kintung ini berjumlah 7 buah dan masing-masing mempunyai nama, yaitu : Hintalu
randah, hintalu tinggi, tinti pajak, tinti gorok, pindua randah, pindua tinggi dan gorok
tuha.
Pada perkembangannya musik Kintung yang merupakan musik yang bersifat
instrumentalia ini, dapat mengiringi lagu atau nyanyian Banjar umumnya yang berjenis
lagu-lagu tirik dan japin. Agar lebih harmonisasinya biasanya ditambah dengan babun
(gendang) dan gong atau alat musik lainnya yang di perlukan.
Namun, pada masa sekarang, musik Kintung ini sudah mulai langka karena seniman
yang tersisa adalah orang-orang tua dan jarang generasi muda di sana yang mau
meneruskan kesenian ini.
Sejarah singkat
Pada awalnya musik Panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan.
Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk seperti gambus Arab
tetapi ukurannya lebih kecil. Pada waktu dulu musik panting hanya dimainkan
secara perorangan atau secara solo. Karena semakin majunya perkembangan
zaman dan musik Panting akan lebih menarik jika dimainkan dengan beberapa alat
musik lainnya, maka musik panting sekarang ini dimainkan dengan alat-alat musik
seperti babun, gong,dan biola dan pemainnya juga terdiri dari beberapa orang.
Nama musik panting berasal dari nama alat musik itu sendiri, karena pada musik
Panting yang terkenal alat musiknya dan yang sangat berperan adalah Panting,
sehingga musik tersebut dinamai musik panting. Orang yang pertama kali memberi
nama sebagai musik Panting adalah A. Sarbaini. Dan sampai sekarang ini musik
Panting terkenal sebagai musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.
Selain itu alat musik ini juga sejak lama telah dipopulerkan ke seluruh Indonesia oleh
para imigran dari Minang dan juga telah dikenal sebagai alat musik tradisional di
Malaysia dan masyarakat Banjar di Kalimantan dengan nama yang sama.
Fungsi
Alat musik puput serunai ini biasanya dimainkan dalam acara-acara adat, seperti :
upacara perkawinan, penghulu (batagak pangulu dalam bahasa Minang), dan
sebagainya. Selain itu juga biasa dimainkan dengan bebas, baik perorangan, pada saat
memanen padi atau saat bekerja di ladang. Musik serunai juga populer untuk
mengiringi pertunjukan pencak silat Minang.
Alat musik terbang sendiri telah kita ketahui adalah sejenis alat musik pukul
yang terbuat dari kayu berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya. Salah
satu lubang tersebut ditutup dengan kulit binatang yang apabila dipukul
akan mengeluarkan bunyi dengan nada yang sesuai dengan diameter kayu
tersebut.
Alat musik terbang sendiri bisa kita temui di beberapa daerah di Indonesia
seperti di Provinsi Banten maupun di DKI Jakarta. Baca : Kesenian
Terbang Buhun
Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi upacara adat Balian.
Ruas-ruas tadi disatukan sehingga bentuknya mirip dengan alat musik
calung dari Jawa.
Mungkin kesenian ini masih bisa dilihat ketika kita berkunjung ke daerah
Barikin, terletak di Kab. Hulu Sungai Tengah.
Bumbung merupakan salah satu dari 5 alat musik tradisional yang
digunakan dalam kesenian Kintung, ia dipotong pendek lalu dibelah agar
menghasilkan nada.
Alat musik peninggalan nenek moyang ini biasanya dimainkan saat upacara adat atau
acara perkimpoian dan kenduri. Belakangan digunakan untuk acara perkimpoian,
menyambut tamu atau pejabat ke kekampung atau acara kenduri lainnya. Namun
keberadaan alat musik kurung-kurung saat ini hampir punah.
9.Alat musik tradisional - SAPEK
Sapek adalah alat musik dawai dari suku Dayak, sapek memiliki nama lain, yaitu sampek
atau sampiq. Suku Dayak di Kalimantan, baik dari negara Indonesia, Malaysia, maupun
Brunei sudah mengenal alat musik ini.
Dari banyaknya sub suku Dayak, sapek paling banyak ditemui di suku Dayak Kayaan dan
Kenyah. Alat musik tradisional Kalimantan Barat ini tampak seperti gitar, dengan tubuh
panjang dan bagian leher yang sangat pendek.
Namun alat ini sangat berbeda dengan gitar, fret (batas nada, dalam istilah suku Dayak
disebut lasar) yang biasanya memiliki jumlah belasan, disepak hanya memiliki 2-
3 fret saja. Bahkan terkadang tidak ada sama sekali yang terletak dibagian leher, hampir
seluruh fret terpasang pada bagian tubuh.
biasanya berbentuk hewan mitologis Kalimantan. Biasanya hal ini dianggap
mempunyai kekuatan untuk menaklukan unsur Jika anda cermati Keunikan lainnya dari
alat musik tradisional Kalimantan Barat ini adalah fret-fret tersebut bisa digeser atau
dipindah-pindah. Karena memang fret tersebut tidak ditanam secara permanen seperti
gitar, melainkan ditempel menggunakan lem yang sangat kental dan tidak pernah
mengering. Dengan cara pemindahan fret itulah susunan nada sapek dapat berganti-ganti.
struktur alat musik sapek ini, sapek merupakan jenis lut-siter. Yaitu campuran
antara lut (berleher, kawat terbentang melebihi ukuran tubuh) dan siter (bentangan kawat
di tubuh).
Bahkan untuk sapek yang seluruh fretnya berada pada bagian tubuh. Semuanya hanya
berupa sambungan antara tubuh dan kepala (tempat di mana pengencang dawai
menancap).
Hiasan dibagian kepala dan pangkal sapek sihir yang akan mengganggu. Jenis hewan
mitologis yang paling sering diukir adalah burung enggang.
Sapek biasa dimainkan sebagai alat musik instrumen atau juga untuk iringan tari-tari
tradisional kalimantan. Sapek adalah salah satu alat musik tradisional Kalimantan Barat
yang spesial. Walaupun banyak orang yang bisa memainkan alat musik ini. Namun, para
pemain yang memiliki teknik khusus hanya sedikit.
Untuk menghasilkan suara, gagang tali yang ada pada tubuhnya ditarik
dan akan menghasilkan getaran, getaran inilah yang nantinya
menghasilkan bunyi.
Ada yang menggunakan guriding untuk menghibur diri, ada juga yang
menggunakannya bersama dengan alat musik lain.
10.Alat musik tradisional –
Gening berasal kata “Gening” yang artinya “Bunyi“. Alat musik gening
yang dimainkan ada sebanyak 8 buah, di beberapa daerah lain bisa
mencapai 12 buah gening.
Rebab Kalimantan Utara terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang
Kesimpulan
Alat musik tradisional jangan pernah di tinggalkan karena musik tradisional
adalah warisan nenk moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun-
temurun. Alat musik tradisional ini merupakan suatu cirri khas sebuah bangsa,
maka menjaga,memelihara dan melestarikan budaya dengan alat musik
tradisional merupakan kewajiban dari setiap indivdu, dengan kata lain
kebudayaan merupakan kekyaaan yang harus di jaga dan dilestarikan oleh
setiap suku bangsa.