Anda di halaman 1dari 17

Tugas Makalah

Alat Musik Tradisional


Dari Kalimantan
D
I
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok 2:
 Agustina Sudarman
 Muti’a Mutmainna
 Risky Nuraisyah Batara
 Angelin Claudia
 Blacius
 Hikma
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan Karunia-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Seni budaya serta rasa
keingintahuan kami terhadap kebudayaan indonesia khususnya seni musik.

Makalah ini berisis beberapa informasi tentang sejarah musik di


indonesia. Manusia hidup di dunia ini tidak akan terpisahkan dengan yang
namanya seni. Sehingga seni akan terus ada sepanjang manusia di dunia ini ada.

Dengan ini di harapkan kita sebagai makhluk sosial dapat menggerakkan


perasaan kita untuk peka terhadap apa yang terjadi dan berkembang di
masyarakat. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
saya selalu harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Tim penulis

Kata pengantar ..............Error! Bookmark not defined.


Daftar isi ....................Error! Bookmark not defined.
Bab 1 .......................Error! Bookmark not defined.
Kesimpulan .................Error! Bookmark not defined.
Bab 1
Alat Musik tradisional dari Kalimantan
1. Alat musik tradisional - KALAMPAT

Kalampat dimainkan dengan cara dipukul


Kalampat adalah alat musik tradisioanl sejenis gendang namun hanya satu bagian
saja yang bisa dipukul atau biasa disebut berkepala tunggal. Badan gendang terbuat
dari batang batung atau bambu tebal berdiamter besar. Kalampat dimainkan dengan
cara dipukul menggunakan pemukul dari rotan. Kalampat dimainkan bersama dengan
agung (gong) sebagai pengiring dalam upacara Bawanang (panen padi), Babalian
(bahiaga atau upacara pengobatan yang bersifat magis) dan upacara lainnya pada
masyarakat Suku Dayak di daerah Labuhan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

5
2.Alat musik tradisional - KINTUNG

Kintung dimainkan dengan cara dipukul


Musik Kintung merupakan salah satu kesenian musik tradisional dari Suku Banjar,
Kalimantan Selatan. Musik ini berasal dari daerah Kabupaten Banjar, yaitu di desa
Sungai Alat, Astambul dan Bincau, Martapura. Masa dahulu alat musik ini
dipertandingkan. Dalam pertandingan ini bukan saja pada bunyinya, tetapi juga hal-hal
yang bersifat magis, seperti kalau dalam pertandingan itu alat musik ini bisa pecah atau
tidak dapat berbunyi dari kepunyaan lawan bertanding.

Bahan untuk membuat alat musik kintung ini adalah bambu. Bentuknya seperti
angklung dari Jawa Barat. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan bagian
atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan itu makin ke atas
semakin mengecil sebagai pegangannya. Sedang bagian bawahnya tetap seperti biasa.
Panjangnya biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian tengahnya (dalam)
dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi biasanya tergantung pada rautan
bagian atasnya. Semakin dibuang atasnya itu akan menimbulkan nada yang lebih
tinggi.

Biasanya bambu yang digunakan untuk membuat alat musik ini tidak sembarang
bambu artinya harus dipilih secara cermat terutama yang dapat mengeluarkan bunyi
yang bagus dan juga tidak mudah pecah. Musik Kintung termasuk alat musik
pentatonis, boleh dikatakan pula sejenis alat musik perkusi. Karena cara
membunyikannya dihentakkan pada sebuah potongan kayu yang bundar. Alat musik
Kintung ini berjumlah 7 buah dan masing-masing mempunyai nama, yaitu : Hintalu
randah, hintalu tinggi, tinti pajak, tinti gorok, pindua randah, pindua tinggi dan gorok
tuha.
Pada perkembangannya musik Kintung yang merupakan musik yang bersifat
instrumentalia ini, dapat mengiringi lagu atau nyanyian Banjar umumnya yang berjenis
lagu-lagu tirik dan japin. Agar lebih harmonisasinya biasanya ditambah dengan babun
(gendang) dan gong atau alat musik lainnya yang di perlukan.

Namun, pada masa sekarang, musik Kintung ini sudah mulai langka karena seniman
yang tersisa adalah orang-orang tua dan jarang generasi muda di sana yang mau
meneruskan kesenian ini.

3..Alat musik tradisional - PANTING

Panting dimainkan dengan cara dipetik

Sejarah singkat
Pada awalnya musik Panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan.
Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk seperti gambus Arab
tetapi ukurannya lebih kecil. Pada waktu dulu musik panting hanya dimainkan
secara perorangan atau secara solo. Karena semakin majunya perkembangan
zaman dan musik Panting akan lebih menarik jika dimainkan dengan beberapa alat
musik lainnya, maka musik panting sekarang ini dimainkan dengan alat-alat musik
seperti babun, gong,dan biola dan pemainnya juga terdiri dari beberapa orang.
Nama musik panting berasal dari nama alat musik itu sendiri, karena pada musik
Panting yang terkenal alat musiknya dan yang sangat berperan adalah Panting,
sehingga musik tersebut dinamai musik panting. Orang yang pertama kali memberi
nama sebagai musik Panting adalah A. Sarbaini. Dan sampai sekarang ini musik
Panting terkenal sebagai musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.

Fungsi Alat Musik Panting


1. Sebagai hiburan, karena musiknya dan syair-syairnya yang kadang-kadang
jenaka dan dapat menghibur orang banyak. Oleh karena itu, musik panting
sering digunakan pada acara perkawinan.
2. Sebagai sarana pendidikan, karena di dalam musik Panting syainya berisi
tentang nasihat-nasihat dan petuah.
3. Sebagai musik yang memiliki nilai-nilai agama, karena musik-musiknya
mengandung unsur-unsur agama.
4. Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama warga masyarakat.
5. Sebagai kesenian musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.

4. Alat musik tradisional – SERUNAI BANJAR

Serunai Banjar dimainkan dengan cara ditiup


Asal mula
Alat musik ini diperkirakan berasal dari nama shehnai yaitu alat musik yang berasal dari Lembah
Kashmir di dataran India Utara. Alat musik shehnai diduga merupakan perkembangan dari alat
musik pungi yang biasa dipakai dalam musik untuk memikat ular tradisional di India. Setelah
menyebar dan dikenal luas di Minangkabau, serunai menjadi populer sebagai alat musik
tiup tradisional Minang. Alat musik ini dikenal merata di Sumatera Barat, terutama di
bagian dataran tinggi seperti di daerah Agam, Tanah Datar dan Lima Puluh Kota, dan
juga di sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat.

Selain itu alat musik ini juga sejak lama telah dipopulerkan ke seluruh Indonesia oleh
para imigran dari Minang dan juga telah dikenal sebagai alat musik tradisional di
Malaysia dan masyarakat Banjar di Kalimantan dengan nama yang sama.

Fungsi

Alat musik puput serunai ini biasanya dimainkan dalam acara-acara adat, seperti :
upacara perkawinan, penghulu (batagak pangulu dalam bahasa Minang), dan
sebagainya. Selain itu juga biasa dimainkan dengan bebas, baik perorangan, pada saat
memanen padi atau saat bekerja di ladang. Musik serunai juga populer untuk
mengiringi pertunjukan pencak silat Minang.

5.Alat musik tradisional – MAHIDIN

Terbang Madihin dimainkan dengan cara dipukul


Mahidin adalah salah satu pertunjukan seni di Kalimantan Selatan yang
menggunakan alat musik tradisional terbang. Madihin sebagai suatu karya
sastra lisan yang dipentaskan mempunyai fungsi sebagai penyajian estitis
(tontonan) yang dinikmati penonton ( Syukrani,1994:6 ).

Alat musik terbang sendiri telah kita ketahui adalah sejenis alat musik pukul
yang terbuat dari kayu berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya. Salah
satu lubang tersebut ditutup dengan kulit binatang yang apabila dipukul
akan mengeluarkan bunyi dengan nada yang sesuai dengan diameter kayu
tersebut.

Alat musik terbang sendiri bisa kita temui di beberapa daerah di Indonesia
seperti di Provinsi Banten maupun di DKI Jakarta. Baca : Kesenian
Terbang Buhun

6.Alat musik tradisional – KUPAK

Kalang Kupak dimainkan dengan cara dipukul

Kalang Kupak, alat musik tradisional yang fungsinya adalah untuk


menghibur petani dan mengusir binatang.
Kalang Kupak terbuat dari bambu, bambu yang digunakan berjenis tipis.
Kalang Kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang tiap bambunya dipotong
setengah dan diikatkan tali dari serat rotan.

Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi upacara adat Balian.
Ruas-ruas tadi disatukan sehingga bentuknya mirip dengan alat musik
calung dari Jawa.

Penampilan kalang kupak dalam pentas adalah sebagai pengiring, nanti


ia dilengkapi alat musik lain seperti gong, gendang dan kecapi.

7. Alat musik tradisiona-BUMBUNG

Bumbung Laras dimainkan dengan cara dipukul

Bumbung, alat musik ini adalah sebuah modifikasi dari Bumbung


Lamang (bambu ). Bumbung biasanya disusun berjajar disusun rapi dan
biasanya diberikan hiasan.

Mungkin kesenian ini masih bisa dilihat ketika kita berkunjung ke daerah
Barikin, terletak di Kab. Hulu Sungai Tengah.
Bumbung merupakan salah satu dari 5 alat musik tradisional yang
digunakan dalam kesenian Kintung, ia dipotong pendek lalu dibelah agar
menghasilkan nada.

Selain itu, ada kesenian Karawitan di daerah Kalimantan Selatan yang


menggunakan alat musik ini.

8. Alat musik tradisional – KURUNG_KURUNG

Kurung-Kurung dimainkan dengan cara dihentak


Kurung-kurung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Kabupaten Balangan
Provinsi Kalimantan Selatan. Alat musik Kurung - kurung ini terbuat dari kayu panjang
dan dibawahnya terbuat dari bambu dan peralatan lainnya. Musik ini bisa mengeluarkan
bunyi setelah dihentak-hentak dulu ke tanah dan setiap alat musik mengeluarkan bunyi
berbeda satu sama lain, sehingga bila pemainnya ingin menciptakan irama, maka
caranya menghentakan alat itu secara bergantian sesuai irama yang dikehendaki

Alat musik peninggalan nenek moyang ini biasanya dimainkan saat upacara adat atau
acara perkimpoian dan kenduri. Belakangan digunakan untuk acara perkimpoian,
menyambut tamu atau pejabat ke kekampung atau acara kenduri lainnya. Namun
keberadaan alat musik kurung-kurung saat ini hampir punah.
9.Alat musik tradisional - SAPEK

Alat musik Sapek di mainkan dengan cara di petik

Sapek adalah alat musik dawai dari suku Dayak, sapek memiliki nama lain, yaitu sampek
atau sampiq. Suku Dayak di Kalimantan, baik dari negara Indonesia, Malaysia, maupun
Brunei sudah mengenal alat musik ini.

Dari banyaknya sub suku Dayak, sapek paling banyak ditemui di suku Dayak Kayaan dan
Kenyah. Alat musik tradisional Kalimantan Barat ini tampak seperti gitar, dengan tubuh
panjang dan bagian leher yang sangat pendek.

Namun alat ini sangat berbeda dengan gitar, fret (batas nada, dalam istilah suku Dayak
disebut lasar) yang biasanya memiliki jumlah belasan, disepak hanya memiliki 2-
3 fret saja. Bahkan terkadang tidak ada sama sekali yang terletak dibagian leher, hampir
seluruh fret terpasang pada bagian tubuh.
biasanya berbentuk hewan mitologis Kalimantan. Biasanya hal ini dianggap
mempunyai kekuatan untuk menaklukan unsur Jika anda cermati Keunikan lainnya dari
alat musik tradisional Kalimantan Barat ini adalah fret-fret tersebut bisa digeser atau
dipindah-pindah. Karena memang fret tersebut tidak ditanam secara permanen seperti
gitar, melainkan ditempel menggunakan lem yang sangat kental dan tidak pernah
mengering. Dengan cara pemindahan fret itulah susunan nada sapek dapat berganti-ganti.
struktur alat musik sapek ini, sapek merupakan jenis lut-siter. Yaitu campuran
antara lut (berleher, kawat terbentang melebihi ukuran tubuh) dan siter (bentangan kawat
di tubuh).
Bahkan untuk sapek yang seluruh fretnya berada pada bagian tubuh. Semuanya hanya
berupa sambungan antara tubuh dan kepala (tempat di mana pengencang dawai
menancap).
Hiasan dibagian kepala dan pangkal sapek sihir yang akan mengganggu. Jenis hewan
mitologis yang paling sering diukir adalah burung enggang.
Sapek biasa dimainkan sebagai alat musik instrumen atau juga untuk iringan tari-tari
tradisional kalimantan. Sapek adalah salah satu alat musik tradisional Kalimantan Barat
yang spesial. Walaupun banyak orang yang bisa memainkan alat musik ini. Namun, para
pemain yang memiliki teknik khusus hanya sedikit.

9.Alat musik tradisional – KURIDING

Kuriding dimainkan dengan cara ditarik

Guriding adalah alat musik tradisional Kalimantan Selatan khas yang


dimainkan dengan cara sedikit berbeda dari musik lainnya

Untuk menghasilkan suara, gagang tali yang ada pada tubuhnya ditarik
dan akan menghasilkan getaran, getaran inilah yang nantinya
menghasilkan bunyi.

Sebelum menarik, guriding harus ditempelkan pada bibir mulut kita.


Suara yang dihasilkan sebenarnya tidak asing tapi sulit untuk
digambarkan.

Ada yang menggunakan guriding untuk menghibur diri, ada juga yang
menggunakannya bersama dengan alat musik lain.
10.Alat musik tradisional –

Gening dimainkan dengan cara dipukul

Gening berasal kata “Gening” yang artinya “Bunyi“. Alat musik gening
yang dimainkan ada sebanyak 8 buah, di beberapa daerah lain bisa
mencapai 12 buah gening.

Dulunya, gening terbuat dari kayu namun di beberapa daerah yang


sudah berinteraksi dengan suku lain, mulai mengenali pembuatan
barang dari logam, akhirnya suku Dayak satu dengan lainnya saling
bertukar informasi.

Gening terbuat dari sepotong kayu sejenis Meranti (Kayu Meranti).


Bentuk dari kayu sudah bulat dan panjang seperti pohon lalu nanti
diolah.

Hiasan yang diukir biasanya berupa ukiran daerah masing-masing,


namun saat ini alat musik gening sudah ada yang terbuat dari logam.
11.Alat musik tradisional – JATUNG UTANG

Jatung Utang dimainkan dengan cara dipukul

Jatung utang bentuknya memanjang dan sebagian besar terbuat dari


kayu. Ia dimainkan menggunakan alat pemukul kayu yang ujungnya
berupa gumpalan keras.

Dalam sebuah penampilan, biasanya ia disusun memanjang bahkan


hingga mencapai 2 – 3 meter (bukan panjang alat musiknya, tapi
panjang susunannya)

Jatung utang menghasilkan suara unik, dan sangat menarik didengar


ketika dimainkan secara berkelompok.

Selain untuk hiburan, jatung utang juga digunakan untuk mengiringi


tarian tradisional oleh suku Dayak Kenyah di Kampung Pampang
Kalimantan Timur.
12.Alat musik tradisional – REBAB

Rebab (Arab ‫ الربابة‬atau ‫ ربابة‬- "busur (instrumen)"), juga rebap, rabab,


rebeb, rababah, atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang
dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar
melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika
Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa
varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat
bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di
daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab
(kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).

Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang


tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan
memiliki leher panjang terpasang. Ada leher tipis panjang dengan
pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan
nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di
lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.

Rebab Kalimantan Utara terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang
Kesimpulan
Alat musik tradisional jangan pernah di tinggalkan karena musik tradisional
adalah warisan nenk moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun-
temurun. Alat musik tradisional ini merupakan suatu cirri khas sebuah bangsa,
maka menjaga,memelihara dan melestarikan budaya dengan alat musik
tradisional merupakan kewajiban dari setiap indivdu, dengan kata lain
kebudayaan merupakan kekyaaan yang harus di jaga dan dilestarikan oleh
setiap suku bangsa.

Anda mungkin juga menyukai