Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah Seni Budaya. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas praktik Seni Budaya tentang “Seni Musik” yang diberikan oleh Bapak Rilo
Herlan Pradita, S.Sn.. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kami akui, makalah yang kami buat ini masih ada banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis harap para pembaca dapat memberi masukan-masukan yang membangun untuk
makalah kami ini.

Cilacap, 10 Mei 2022


A. ALAT MUSIK TRADISIONAL DAERAH BANTEN
Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia, hasil pemecahan dengan
Provinsi Jawa Barat. Provinsi Banten pernah menjadi kerajaan Islam terbesar dan makmur
pada masa Sultan Ageng Tortayasa. Maka tak heran jika dari segi pemerintahan dan
masyarakatnya sangat kental dengan agama Islam. Setelah berpisah dari Jawa Barat, Banten
mengalami banyak perubahan.
Lalu bagaimana dengan kebudayaannya? Pada dasarnya kebudayaan Banten dan Jawa
Barat tidaklah jauh berbeda, mengingat mereka pun masih satu suku. Hal tersebut berlaku
juga dengan alat musik, antara alat musik tradisional Jawa Barat dengan Banten beberapa di
antaranya sama.
Alat musik tradisional begitu identik dengan kayu dan bambu, hal ini berlaku juga
untuk alat musik tradisional Banten. Dimana hampir 80% menggunakan material kayu dan
bambu. Berikut beberapa alat musik tradisional Banten, yaitu:

1. Rampak Bedug

Alat musik perkusi khas banten yang cara


memainkannya bersama-sama, dan dipadu dengan
tarian gerak silat, disebut dengan rampak bedug.
Rampak bedug menjadi tradisi ngadu bedug yang
biasa dilakukan warga dalam perataan Hari Raya Idul
Fitri dan Idul Adha.
Peralatan yang digunakan meliputi satu
set bedug kecil sebagai pengatur irama, tempo, dan
dinamika, serta bedug besar sebagai bass. Kemudian untuk melodi dihasilkan dari lantunan
pembacaan shalawat yang dilakukan sambil menabuh bedug.
Kata rampak bedug berasal dari kata rampak atau kompak. Kompak artinya memiliki
kesamaan pukulan dan juga gerakan. Bedug sendiri merupakan alat musik tabuh semacam
gendang dan sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu.
Bedug berfungsi sebagai alat hiburan, tradisional baik untuk ritual keagamaan atau
politik. Di Indonesia, bedug sendiri digunakan untuk pemberitahuan mengenai waktu shalat.
Bedug terbuat dari batang kayu besar.
Di bagian tengah batang dilubangi, sehingga menyerupai tabung. Kemudian di ujung
batangnya ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran. Bila dipukul,
bedug akan berbunyi khas. Meski rendah suaranya, tetap dapat didengar hingga jarak
lumayan jauh.

2. Angklung Buhun

Buhun berarti tua atau kuno. Sehingga


angklung buhun diartikan angklung tua yang
menjadi kesenian pusaka masyarakat suku Baduy.
Kesenian angklung buhun saat ini hanya dapat
dijumpai pada acara-acara ritual saja, seperti upacara
adat Seren Taun di Cisungsang dan Seba di masyarakat Baduy.

3. Dogdog Lonjor

Dogdog lonjor adalah instrumen musik


khas dari daerah Banten Selatan. Alat musik ini
dimainkan dengan cara ditabuh seperti bedug.
Penamaannya diambil dari suara alat musik ini,
Jika ditabuh akan mengeluarkan bunyi
'dog…doh’.
Alat musik ini terbuat dari kayu
berbentuk silinder memanjang. Bagian
tengahnya dibuat berongga, di mana salah satu
sisinya ditutup dengan membran dari kulit
kambing atau sapi.
Instrumen musik ini menjadi salah satu
pengiring dalam ritual upacara adat masyarakat setempat seperti acara adat seren taun atau
ruwatan. Tabuhan dogdog lokor dimainkan oleh sejumlah pemain secara riang gembira
sebagai wujud dari rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.

4. Pantun Bambu

Pantun bambu menjadi alat musik


tradisional yang berasal dari rakyat Cilegon.
Terbuat dari bambu berdiameter rata-rata 10
sentimeter dan panjang 80 sentimeter. Di bagian
tengah terdapat dua lubang dan berlidah.
Dimainkan dengan cara disayat menggunakan tiga
buah senar sembilu bernada dengan empat tangga
nada yang berbeda.
Awalnya musik pantun bambu dimainkan
saat melepas lelah setelah petani bekerja di sawah.
Dalam perkembangannya, alat musik pantun bambu banyak dikolaborasikan dengan alat
musik lainnya.

5. Kendang (Gendang)

Kendang atau gendang Banteng memiliki


kesamaan dengan gendang yang digunakan oleh
Suku Sunda, yaitu Jawa Barat. Gendang memiliki
ukuran yang bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaannya. Misal gendang
dengan ukuran besar memiliki suara yang lebih nyaris, sedang yang kecil biasanya hanya
untuk pelengkap. Masyarakat Banten menggunakan gendang untuk berbagai kesenian, seperti
tarian daerah, lau-lagu daerah dan pencak silat.

6. Patingtung

Patingtung sebenarnya bukan nama satu


alat musik, melainkan satu set yang terdiri dari
berbagai jenis. Alat musik ini digunakan untuk
mengiringi pertunjukan pencak silat. Terdapat 6 alat
musik Patingtung;
1) Gong. 5) Terompet. 4) Kendang.
2) kempul. 6) Kecrek.
3) Kenong. 7) Gong panggang.

Kata patingtung diambil dari suara atau nada yang dihasilkan oleh kombinasi alat
musik yang telah disebutkan. “Pa” dihasilkan dari suara kendang talipak, “Ting” suara
kendang talipung, “Tung” suara kendang yang besar. Patingtung memadukan beberapa alat
musik untuk menghasilkan nada yang harmoni.

7. Bendrong Lesung

Lesung sendiri adalah benda untuk atau


alat yang digunakan untuk memecah padi menjadi
beras, memiliki bentuk seperti perahu. Saat
menumbuk padi maka akan dihasilkan sebuah nada
khas, barangkali tidak dimiliki oleh alat musik
lainnya. Seiring perkembangannya jaman, lesung
menjadi sebuah alat musik dan seni pertunjukan,
karena padi tidak lagi ditumbuk. Sehingga bendrong
lesung masih sering dimainkan oleh masyarakat
Banten, terutama di desa desa wisata.

B. PROFIL A SYAHRI ALIMAN



C. MAKNA LAGU TONG SARAKAH
Tong sarakah berarti jangan serakah. Lagu ini diciptakan oleh A Syahri Aliman. Lagu
Tong sarakah memiliki pesan moral serta nasehat yang sama dengan judul lagu ini yaitu agar
jangan serakah dalam menjalani kehidupan. Lirik lagu yang iramanya seperti pantun ini
mengingatkan kepada kita semua agar senantiasa selalu ingat akan kehidupan Akhirat.

Anda mungkin juga menyukai