Anda di halaman 1dari 17

Alat Musik Tradisional di Indonesia

Ketua :
1. Lutfi Istijabah
Anggota :
1. Azzahra Maharani Rustiawan
2. George Frans Wiliam Patipailuh
3. Gusti Arsi Ramdhan
4. M. Ilham Fadillah
5. Vicky Fernandes
Kelas : IV C

SD NEGERI 03 PONDOK RANGGON


TAHUN AJARAN 2017/2018
Kalimantan Tengah

1. Japen
Japen merupakan alat musik tradisional dari Provinsi
Kalimantan Tengah yang paling populer. Alat musik ini serupa
seperti alat musik kecapi dan dimainkan dengan cara dipetik.
Nada yang dihasilkan oleh instrumen japen juga mirip dengan
nada-nada musik dari kecapi. Petikan dawai yang dimainkan
akan menghasilkan suara atau bunyi yang akrab dengan
kebudayaan Tionghoa.

2. Gandang Dayak atau Gandang Tatau


Gandang atau gendang khas suku dayak Provinsi Kalimantan
Tengah ini bernama Gandang Tatau. Alat musik ini merupakan
alat musik yang dimainkan dengan cara ditepuk dengan
menggunakan telapak tangan di bagian membrannya. Membran
dari Gandang Tatau terbuat dari kulit hewan seperti kulit sapi,
kulit ruas, atau kulit panganen (ular piton). Supaya tidak
merenggang, membran dari kulit hewan pada instrumen ini
dikuatkan oleh tali rotan yang dipasak.
Gandang tatau umumnya dimainkan di dalam beberapa acara
adat, seperti upacara bantang, wara, tiwah, atau upacara
penyambutan tamu agung.

3. Garantung
Gong yang menjadi alat musik umum di dalam kebudayaan
Melayu dikenal juga di dalam kebudayaan Suku Dayak di
Provinsi Kalimantan Tengah. Disana, alat musik berupa gong ini
disebut dengan nama Garantung. Ukuran dari Gong garantung
ini cenderung lebih kecil dibandingkan dengan gong di dalam
gamelan adat Jawa. Oleh sebab itu gong garantung ini
menghasilkan suara yang lebih tinggi dan dengan frekuensi yang
lebih pendek. Di dalam pertunjukan kesenian khas Dayak,
biasanya disediakan 3 sampai dengan 5 buah gong garantung
dengan ukurannya yang berbeda-beda. Masing-masing akan
menghasilkan nada yang berbeda-beda pula. Gong garantung ini
dimainkan bersama dengan alat musik tradisional lainnya,
seperti alat musik gandang tatau dan kangkanong.
4. Guriding
Gurinding merupakan alat musik tradisional dari Provinsi
Kalimantan Tengah yang terbuat dari pelepah kayu jako, yaitu
sejenis palmae yang banyak tumbuh subur di tepian sungai
Barito dan Kapuas. Alat musik ini termasuk ke dalam jenis
instrumen tiup yang dimainkan dengan cara meniup serta
menarik tali di perangkatnya guna menghasilkan suara atau
bunyi yang menderu. Dahulunya, gurinding ini dipakai sebagai
sarana pengusir roh halus di dalam pengobatan supranatural
suku Dayak pedalaman. Namun, saat ini alat musik guriding
lebih populer dijadikan mainan anak-anak.

5. Katambung
Katambung merupakan alat musik tradisional dari Provinsi
Kalimantan Tengah yang berupa gendang perkusi panjang. Alat
musik ini terbuat dari batang kayu ulin bulat dan memiliki
panjang 75 centimeter dengan diameter 20 centimeter. Bagian
dalam dari kayu ini dibuang dan pada bagian salah satu ujungnya
diberi balutan kulit dari ikan buntal yang sudah dikeringkan.
Bunyi yang dihasilkan oleh instrumen katambung ketika ditepuk
oleh para pemainnya terbilang sangat etnik, apalagi jika
dipadukan dengan bunyi-bunyian dari alat musik tradisional suku
dayak lainnya.

6. Kecapi
Kecapi atau Kacapi di dalam kebudayaan suku dayak di Provinsi
Kalimantan Tengah berbeda dengan kecapi yang biasa kita lihat
didalam kebudayaan Tionghoa. Kecapi dayak dibuat dari bahan
kayu ulin dengan 3 (tiga) dawai tali nilon. Nada yang dihasilkan
oleh alat musik khas suku dayak ini adalah bernada mayor,
berbeda dengan alat musik kecapi Tionghoa yang justru
menghasilkan nada minor.
7. Rebab

Rebab atau arbab merupakan satu-satunya alat musik tradisional


gesek yang ditemukan di dalam kebudayaan suku dayak
Provinsi Kalimantan Tengah. Yang khas dan juga membedakan
rebab satu ini dengan rebab lainnya adalah bahan
pembuatannya. Rebab khas dari suku dayak ini dibuat dari
bahan sederhana, diantaranya adalah tempurung kelapa, kulit
binatang, rotan, kayu, dan juga senar dari serat pisang.

8. Sarun
Sarun merupakan salah satu alat musik tradisional dari suku
dayak Provinsi Kalimantan Tengah yang terbuat dari bahan
logam atau besi. Sarun ini sama halnya dengan alat musik saron
di tanah Jawa, namun tentu saja mempunyai suatu hal yang khas
yang menjadikan alat musik sarun ini berbeda dari alat musik
saron. Sebut saja dari segi jumlah lempengan logam sarun yang
hanya mempenyai 5 (lima) buah lempeng sehingga mempunyai
nada "Do, Re, Mi, Sol dan La", berbeda dengan peralatan musik
lainnya yang hanya mempunyai nada lengkap "Do, Re, Mi, Fa,
Sol, La dan Si".

Cara memainkan alat musik Sarun ini pun cukup dengan cara
menabuhnya secara bergantian sesuai dengan nada yang ingin
dihasilkan disetiap lempengan pada alat musik sarun yang
disusun secara berjajar dibagian dasar.

9. Suling Balawung
Suling balawung merupakan alat musik tradisional suling yang
berasal dari suku dayak yang berada disepanjang sungai
katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Alat musik ini termasuk
ke dalam alat musik tiup yang terpopuler dan juga disakralkan
oleh masyarakat suku dayak. Suling balawung ini terbuat dari
bambu tamiang serta mempunyai 5 buah nada pentatonik (do-
re-mi-so-la). Alat musik suling balawung adalah salah satu dari
sekian banyak tipe suling di Provinsi Kalimantan Tengah yang
banyak dimainkan oleh para kaum wanita dayak.
10. Suling Bahalang
Berbeda halnya dengan suling balawung yang mempunyai 5
lubang (mempunyai 5 nada), suling bahalang ini merupakan alat
musik tiup bertipe suling dengan mempunyai 7 (tujuh) lubang.
Alat musik tradisional ini masih merupakan alat musik yang
dibuat dari bahan dasar bambu.

11. Serupai
Tote atau yang disebut juga dengan serupai ini merupakan alat
musik tiup yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah. Alat
musik ini terbuat dari buluh atau bambu kecil yang sudah
dikeringkan dan pada bagian salah satu sisi ujung sebelah
dalamnya diberi sebuah lidah atau rit. Pada bagian sisi batang
dibuat 2 (dua) atau 3 (tiga) buah lubang.

Instrumen bambu ini dimainkan dengan cara ditiup pada bagian


ujung yang diberi lidah atau rit. Bunyi yang akan dihasilkan oleh
Tote atau Serupai adalah sedikit melengking, tetapi
menghasilkan bunyi yang merdu dan juga menyayat kalbu.

12. Salung
Salung merupakan alat musik tradisional dari Provinsi
Kalimantan Tengah yang hampir mirip dengan alat musik sarun.
Berbeda halnya dengan sarun yang terbuat dari logam atau besi,
salung ini berbentuk bilah dan terbuat dari bahan kayu. Bilah-
bilah kayu ini di bentuk dan kemudian disusun berderet diatas
sebuah kotak resonansi sesuai dengan urutan nadanya.
Alat musik salung ini dimainkan atau dibunyikan dengan cara
memukulnya dengan menggunakan stick pemukul yang terbuat
dari bahan dasar kayu, jumlah stick pemukul pun ada sebanyak
2 (dua) buah. Masing-masing stick tersebut dipegang memakai
tangan kanan dan juga kiri. Pada bagian ujung stick bisa
dibentuk tonjolan bundar, tonjolan tersebut dimaksudkan supaya
suara yang dihasilkan oleh instrumen ini lebih nyaring. Panjang
stick dapat 15 centimeter sampai 20 centimeter, tergantung
keinginan si pemusik.
Kalimantan Selatan

1. Panting
Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk
seperti gambus Arab tetapi ukurannya lebih kecil. Panting
merupakan alat musik dari Kalimantan Selatan, pada umumnya
adalah orang / masyarakat Banjar. Tokoh yang paling terkenal
sebagai pemain Panting adalah A. Sarbaini. Dan ada juga grup-
grup musik Panting yang lain. Tetapi sekarang ini seiring dengan
adanya perkembangan zaman grup musik Panting menjadi
semakin sedikit bahkan jarang ditemui.

2. Kintung
Kintung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Provinsi
Kalimantan Selatan. Alat musik kintung dipergunakan untuk
mengiringi pertunjungan musik kintung. Adapun bentuk alat
musik tradisional ini mirip dengan alat musik angklung / calung
dari Jawa Barat, yaitu dari bambu dan dibunyikan dengan cara
dipukul. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan bagian
atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan
itu makin ke atas semakin mengecil sebagai pegangannya.
Sedang bagian bawahnya tetap seperti biasa. Panjangnya
biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian tengahnya
(dalam) dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi
biasanya tergantung pada rautan bagian atasnya. Semakin
dibuang atasnya itu akan menimbulkan nada yang lebih tinggi.

3. Kalang Kupak
Kalang Kupak adalah alat musik tradisional dari Kalimantan
Selatan yang juga dibuat dari bambu, biasanya dari jenis
bambu tamiang. Sama halnya dengan kintung, Kalang Kupak
terdiri dari 8 ruas bambu yang masing-masing dipotong
setengahnya dan meruncing di bagian ujung. Ruas-ruas bambu
tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga
bentuknya menyerupai calung dari Jawa Barat. Kalang Kupak
berperan sebagai pembawa melodi, dimainkan bersama alat
musik agung (gong), babun (gendang), lumba (gendang), dan
kecapi untuk mengiringi upacara adat Balian, yaitu upacara
keselamatan bagi kehidupan masyarakat setempat yang
dilaksanakan setiap tahun dan untuk mengiringi tarian adat,
seperti tari Gintor.
4. Kurung - Kurung
Kurung-kurung adalah alat musik tradisional yang berasal dari
Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Alat musik
Kurung - kurung ini terbuat dari kayu panjang dan dibawahnya
terbuat dari bambu dan peralatan lainnya. Musik ini bisa
mengeluarkan bunyi setelah dihentak-hentak dulu ke tanah dan
setiap alat musik mengeluarkan bunyi berbeda satu sama lain,
sehingga bila pemainnya ingin menciptakan irama, maka
caranya menghentakan alat itu secara bergantian sesuai irama
yang dikehendaki.

5. Bumbung
Alat musik bumbung dibuat dari bambu, merupakan alat musik
tradisional Kalimantan Selatan. Bumbung sendiri berawal
dari bumbung “Bumbung lamang” (Beras ketan yang dibakar
dalam bumbu) yang dimodifikasi menjadi alat musik diatonik,
terdiri dari 7 nada dasar. Untuk membuat alat musik bumbung
biasanya terbuat dari 2 ruas bambu.

Alat musik bumbung ini dapat ditemukan di Desa Berikin


Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

6. Kalampat
Kalampat adalah alat musik tradisional dari Kalimantan Selatan,
khususnya masyarakat daerah Labuhan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah. Kalampat adalah sejenis gendang berkepala tunggal.
Badan gendang terbuat dari batang batung atau bambu tebal
berdiamter besar. Kalampat dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan pemukul dari rotan. Kalampat dimainkan bersama
dengan agung (gong) sebagai pengiring dalam upacara
Bawanang (panen padi), Babalian (bahiaga atau upacara
pengobatan yang bersifat magis).
7. Terbang Mahidin
Mahidin adalah salah satu pertunjukan seni di Kalimantan
Selatan yang menggunakan alat musik tradisional terbang.
Madihin sebagai suatu karya sastra lisan yang dipentaskan
mempunyai fungsi sebagai penyajian estitis (tontonan) yang
dinikmati penonton ( Syukrani,1994:6 ).

Alat musik terbang sendiri telah kita ketahui adalah sejenis alat
musik pukul yang terbuat dari kayu berbentuk bulat dengan
lubang ditengahnya. Salah satu lubang tersebut ditutup dengan
kulit binatang yang apabila dipukul akan mengeluarkan bunyi
dengan nada yang sesuai dengan diameter kayu tersebut.

8. Sarunai Banjar
Musik ini tergolong aerofon atau alat musik tiup, perkataan
Sarunai atau Sarunai, yang diambil dari kata Surnai bahasa
Persia. Surna dari bahasa Arab dan Sahnai dari bahasa india.
Musik ini terbuat dari Bambu atau kayu seperti suling terompet
namun pendek, terdiri dari 4 bagian yaitu mulut, sekar bibir,
badan (batang) dan corong satu sama lainya bisa dilepas dan
dipasang kembali. Serunai berfungsi sebagai alat musik
pertunjukan pancak silat. Disuku Bukit/Dayak berpungsi sebagai
pengiring musik upacara adat.

Kalimantan Timur

1. Sampek
Alat musik tradisional Sampe' ini terbuat dari bahan kayu pilihan
yang banyak terdapat di Kalimantan Timur, antara lain kayu
meranti, kayu pelantan, kayu adau, kayu marang, kayu tabalok,
dan sejenisnya. Adapun bentuk alat musik sampe' ini mirip
dengan gitar, namun demikian namun sampe agak berbeda
dengan gitar dalam cara memainkannya. Dalam memainkan gitar
harus menggunakan satu tangan saja untuk memetik senar,
sedangkan tangan lainnya difungsikan untuk mengatur nada pada
dawai yang terdapat pada gagang gitar. Lain halnya dengan
sampe di mana alat musik ini dapat dimainkan justru dengan jari-
jari dari kedua belah tangan. Selain itu, apabila gitar pada
umumnya memiliki 6 senar, pada sampe biasanya hanya terdapat
3 senar meskipun ada juga sampe yang bersenar 4 dan seterusnya.
Pada bagian kepala sampe (ujung gagang), dipasang hiasan
ukiran yang menggambarkan taring-taring dan kepala burung
enggang.
2. Kadire’/ Kaduri / Keluri
Kadire/kaduri/Keluri adalah termasuk alat musik tiup yang
bentuknya menyerupai keledi terbuat dari tempurung
kelapa, buah labu kering dan memiliki lima buah pipa
bambu. Sumber bunyi kadire tidak diperoleh dengan
meniup buah labu yang dikeringkan, melainkan tempurung
kelapa. Tempurung kelapa ini berfungsi sebagai pengatur
nada. Kadire dimainkan saat upacara adat masyarakat
Dayak Kenyah,Kayan,Bahau,Penan (rumpun apau kayan).

3. Gemer (Gendang)
Gemer merupakan alat musik tradisional Kalimantan Tumur yang
dibunyikan dengan cara dipukul, terbuat dari batang kayu
berlubang dan pada ujungnya ditutup dengan kulit binatang.
Gemer atau yang lebih dikenal masyarakat Indonesia sebagai
gendang, terdiri dari 4 jenis yang dibedakan berdasarkan bentuk
dan ukurannya, yaitu prahi, gimar, tuukng tuat dan pampong.
Gemer dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan sehingga
dapat menghasilkan pola irama tertentu. Gemer digunakan
sebagai alat pendukung pengiring upacara dan tarian daerah.

4. Jatung Utang
Jatung Utang adalah alat musik tradisional khas dayak
Kalimantan Timur. Alat musik Jatung Utang merupakan alat
musik pukul sejenis gendang besar yang panjangnya kurang lebih
3 m, dengan diameter kurang lebih 50 cm. Alat musik tradisional
ini digunakan untuk tanda atau isyarat pada penyelenggaraan
upacara-upacara adat dan agama.

Jatung utang ada juga yang berupa seperti gambang, terbuat dari
batangan kayu yang satu sama lainnya dirangkai dan diikat
dengan tali. Tiap lempengan kayu yang tersusun tersebut
memiliki nada tersendiri. Cara memainkannya adalah dengan
cara dipukul menggunakan 2 buah batang kayu yang terpisah,
sehingga kedua tangan (kanan dan kiri) berfungsi aktif. Jatung
Utang digunakan sebagai alat pendukung pengiring upacara adat
dan tarian daerah.
5. Klentangan
Klentangan adalah merupakan salah satu alat musik tradisional
dari Kalimantan Timur, merupakan alat musik pukul yang terdiri
dari 6 buah gong kecil yang terbuat dari logam / perunggu dan
disusun berdasarkan nada-nada tertentu pada sebuah tempat
dudukan berbentuk kotak persegi panjang (rancak).

Cara memainkannya adalah dengan cara dipukul menggunakan 2


buah batang kayu yang terpisah, sehingga kedua tangan (kanan
dan kiri) berperan aktif. Klentangan digunakan sebagai alat
pendukung pengiring upacara adat dan tarian daerah.

6. Suliikng
Suliikng merupakan alat musik tiup yang merupakan alat musik
tradisional Kalimatan Timur. Suliikng berbahan dasar batang
bambu yang diberi lubang-lubang. Tiap lubang tersebut dapat
menghasilkan nada yang berbeda. Suliikng dimainkan dengan
cara ditiup sambil menutup salah satu / beberapa lubang dengan
jari-jari tangan sehingga menghasilkan alunan nada dengan pola
tertentu.

Sulawesi Utara

1. Kolintang
Kolintang adalah alat musik yang tersusun dari beberapa bilah
kayu dengan ukuran panjang bilahnya yang berbeda-beda dan
menghasilkan bunyi melodis ketika dipukul. Kolintang
merupakan alat musik tradisional yang memang akrab dengan
kebudayaan masyarakat Melayu di Indonesia. Akan tetapi, alat
musik Kolintang khas Sulawesi Utara ini ternyata mempunyai
beberapa perbedaan. Meskipun sama-sama terbuat dari bahan
dasar kayu serta dimainkan dengan cara dipukul, tetapi proses
pembuatan dari alat musik Kolintang khas Provinsi Sulawesi
Utara ini sangatlah berbeda.
2. Salude
Salude merupakan jenis alat musik yang dibilang sangat unik
dan juga tidak ditemukan di dalam kebudayaan masyarakat
Melayu lainnya. Alat musik ini terbuat dari 1 (satu) ruas bambu
besar yang dilubangi di bagian salah satu sisinya serta
dilengkapi dengan dawai yang terbuat dari bahan kulit ari
bambu. Bambu besar tersebut berfungsi sebagai resonator dan
berguna dalam mengatur suara atau bunyi. Sementara itu pada
dawainya dipetik memakai pelepah pinang.

3. Oli
Sama halnya dengan alat musik Salude, alat musik Oli ini juga
terbuat dari bahan dasar bambu. Bedanya, alat musik ini justru
dimainkan dengan cara ditiup dan rongga mulut para pemainnya
berfungsi sebagai resonator. Model alat musik Oli ini juga
banyak ditemukan di kebudayaan masyarakat sub suku Melayu
lainnya di Indonesia, meskipun dengan nama yang berbeda.

4. Bansi
Bansi di dalam bahasa Minahasa artinya adalah suling. Sama
seperti suling pada umumnya, bansi ini terbuat dari bahan dasar
bambu dengan beberapa lubang nada pada bagian sisinya. Alat
musik ini dimainkan dengan cara ditiup pada bagian ujungnya.
Bansi umumnya dimainkan bersama dengan alat musik lainnya
sebagai pelengkap.
5. Sasesahang
Sasesahang merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari
bahan dasar bambu dengan bentuk ujungnya yang meruncing
dan seperti garputala. Alat musik ini dimainkan dengan cara
dipukul-pukul memakai kayu pemukul berlapis karet. Nada
yang dihasilkan oleh Sasesahang ini termasuk ke dalam nada
melodis bila dibuat secara tersusun dengan panjang bambu yang
saling berbeda-beda

Sulawesi Barat

1. Kecapi
Kecapi Mandar adalah alat musik tradisional yang berasal dari
Polewali Mandar. Bentuk Kecapi Mandar terlihat seperti
miniatur kapal. Kecapi Mandar terbuat dari kayu dan memiliki 2
dawai. Kecapi Mandar ini sangatlah langka. Hanya tersisa 2
orang saja yang masih memainkan alat musik ini.

Awalnya, Kecapi Mandar hanya dimainkan untuk diri sendiri di


rumah rumah. Namun karena berkembangnya jaman, Kecapi
Mandar ini menjadi hiburan untuk acara perkawinan dan
sunatan. Kecapi Mandar juga dimainkan dari rumah ke rumah
yang lain.

2. Calong
Calong adalah alat musik tradisional yang berbahan dasar
batok kelapa dan bambu. Biasanya alat musik ini dimainkan
sendiri, namun berkembangnya jaman alat musik calong ini
dimainkan secara masal. Alat musik calong juga sempat
dimainkan dalam pertunjukan pembukaan Pekan Olahraga
Provinsi Sulawesi Barat pertama yang diselenggarakan oleh
Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2007. Calong juga
tidak jarang dipentaskan diatas panggung untuk pagelaran seni.
3. Gongga Lima
Gongga Lima adalah alat musik tradisional yang terbuat dari
bambu. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukulkan di
tangan. Secara bahasa, Gongga Lima terdiri dari 2 suku kata dan
memiliki arti sendiri yaitu gongga yang diartikan alat itu sendiri
dan lima adalah tangan dalam bahasa Mandar.

4. Rebana
Rebana dalam bahasa Mandar adalah rawana. Kehadiran alat musik
ini merupakan penggabungan antara budaya Mandar dan budaya
Arab. Rebana terbuat dari kayu sebagai bingkainya dan kulit yang
direntangkan sebagai penghasil suaranya. Maka dari itu rebana
termaksud jenis alat musik membrapon

Sulawesi Tengah

1. Tutuba
Tutuba adalah merupakan alat musik tradisional yang berasal
dari Sulawesi Tengah yang merupakan alat musik berdawai
yang terbuat dari bambu. Tutuba adalah alat musik khas suku To
Wana.

Suku Wana (To Wana), adalah penduduk asli di kawasan


Wana Bulang yang berada di wilayah kabupaten Morowali,
pemukiman berada di kecamatan Mamosolato, Petasia, dan
Soyojaya, dan tedapat juga di wilayah pedalaman di kabupaten
Luwuk Banggai - Sulawesi Tengah. Suku Wana disebut juga
sebagai Tau Taa Wana yang berarti "orang yang tinggal di
hutan". Sedangkan mereka lebih suka menyebut diri mereka
sebagai Tau Taa, atau "orang Taa".
2. Geso - Geso
Geso-geso adalah alat musik gesek yang berasal dari Sulawesi
Tengah. Sama halnya dengan tutuba dan tatali, geso-geso
merupakan alat musik khas suku To Wana. Akan tetapi ada pula
alat musik serupa yang dipergunakan oleh masyarakat toraja
atau tepanya di Kecamatan Saluputti.

Alat musik geso-geso terbuat dari kayu dan tempurung kelapa


yang diberi dawai. Cara membunyikan dawai adalah dengan
digesek dengan alat khusus yang terbuat dari bilah bambu dan
tali sehingga menimbulkan suara khas. Alat ini mengeluarkan
nada sesuai dengan tekanan jari si pemain pada dawai.

3. Popondo
Alat musik Popondo di Sulteng juga disebut dengan alat musik
Talindo atau Popondi (Sulsel). Alat musik Popondo ini terbuat
dari kayu, tempurung kelapa, dan senar. Talindo/Popondi
merupakan alat musik jenis sitar berdawai satu (one stringed
stick zilher). Tempurung kelapa berfungsi sebagai resonator.
Alat musik ini dimainkan secara tunggal setelah para petani
merayakan pesta panen dan untuk mengisi waktu senggang bagi
para remaja.

4. Pare’e
Alat musik pare'e merupakan alat musik tradisional dari
Sulawesi Tengah, berbentuk seperti garpu tala dan berfungsi
sebagai alat hiburan diwaktu senggang dan dapat pula
digunakan sebagai alat perkenalan atau pergaulan antar anggota
kelompok masyarakat.

Alat musik tradisional Pare'e ini dapat dimainkan dengan cara


berdiri maupun duduk. Cara memainkan alat musik Pare'e
adalah dengan cara dipukul-pukulkan pada telapak tangan. Alat
musik ini biasanya berwarna kecoklatan sesuai dengan warna
bambu yang sudah kering. Alat musik ini terbuat dari bahan
buluh tui dan rotan.
5. Lalove
Lalove adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Tengah yang
terbuat dari bambu. Alat musik ini biasa kita kenal dengan
seruling/suling bambu. Pada mulanya alat musik Lalove ini
tidak sembarangan boleh ditiup karena bagi sebagian orang yang
sering kerasukan roh akan spontan kerasukan jika mendengar
suara alat musik ini. Lalove berfungsi sebagai salah satu alat
pengiring Tarian Tradisional Balia. Tari tradisional yang di
sebut Balia, merupakan ritual penyembuhan pada suku Kaili di
Sulawesi Tengah.

6. Santu
Alat musik tradisional dari Sulawesi Tengah bernama Santu.
Santu merupakan alat musik tradisional jenis sitar tabung
yang termasuk dalam kelompok idio-kodofon. Kulit ari pada
bagian badan bambu dibentuk empat dan di tengah badan
dibuat lubang sebagai resonator. Alat musik Santu dimainkan
dengan cara dipetik setelah para petani merayakan pesta
panen dan saat mengisi waktu senggang bagi para remaja.

Sulawesi Tenggara

1. Baasi
Seperangkat alat musik bambu (10 buah). Terbuat dari bambu
dan rotan. Alat ini dimainkan untuk mengiringi lagu daerah
dan nusantara pada waktu pertunjukkan.
2. Kanda Wuta
Alat musik ini dibuat dari kayu, tanah liat, rotan dan pelepah
sagu. Kanda wuta dimainkan selama tiga malam berturut-
turut. Malam pertama terbit empas bulan di langit (Melamba);
malam kedua terbit lima belas bulan di langit (Mata Omehe);
malam ketiga terbit enam belas bulan di langit (Tombara
Omehe). Alat musik ini untuk mengiringi khusus tarian lulo
ngganda setelah panen.

3. Kecapi
Alat musik ini terbuat dari kayu dan senar. Alat musik ini
dimainkan untuk mengiringi tarian dan lagu-lagu daerah

4. Ladolado
Ladolado berasal dari daerah Sulawesi Tenggara. Alat musik
tradisional ini dimainkan dengan cara digesek.

5. Gambus
Gambus adalah alat musik petik yang seperti mandolin.
Biasanya paling banyak memiliki tiga senar. Alat musik ini
sebenarnya berasal dari Timur Tengah. Permulaan masuknya
alat musik gambus ini ke tanah air sebenarnya karena pengaruh
dari penyebaran agama Islam di beberapa daerah di Indonesia
termasuk di Sulawesi Tenggara ini. Alat musik ini pada
perkembangannya akhirnya juga digunakan untuk melantunkan
lagu-lagu tidak hanya berbahasa arab seperti aslinya, namun
juga berbahasa melayu.
6. Ore-Ore Nggae
Alat musik ini terbuat dari bambu dan rotan. Alat musik ini
biasanya dimainkan oleh kaum wanita (gadis) mengungkapkan
perasaan hatinya terhadap seorang pria.

7. Dimba Nggowuna (Gendang Bambu)


Alat musik ini terbuat dari bambu dan rotan. Alat musik ini
dimainkan oleh kaum wanita sebagai sarana hiburan setelah
selesai membuat tenunan.

8. Seruling Bambu
Seruling bambu juga merupakan salah satu alat musik
tradisional Sulawesi Tenggara. Banyak sekali jenis dari
seruling bambu yang ada di Sulawesi Tenggara seperti
informasi dari beberapa artikel yang saya baca. Ada yang
ukurannya sedang, kecil, dan bahkan besar sampai
menggunakan dua ruas bambu berukurang cukup besar
sebagai alat musik tiup sejenis seruling ini.

Anda mungkin juga menyukai