Anda di halaman 1dari 6

Kendang atau kendhang adalah instrumen dalam gamelan Jawa

Tengah dan Jawa Barat yang salah satu fungsi utamanya mengatur
irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.
Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut
kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama
kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing
yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.
Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk
wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.

Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama
menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga
bila dimainkan oleh satu orang dengan orang lain maka akan berbeda nuansanya.

Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang


terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong
ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini
tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.

Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan


nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah
dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih
belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan
. perunggunya menjadi lebih tipis.

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda)


yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat
Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini
dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan
pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang
bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada
dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di
Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu,
yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama
dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi.

Calung Renteng atau Calung Runtuy merupakan


deretan buluh-buluh bambu yang di tata serta
panjangnya berurutan sesuai nadanya. Deretan
buluh-buluhnya di ikat yang merupakan untaian
yang selanjutnya di rentangkan pada dua batang
bambu yang melengkung. Di tabuh memakai dua
slat pukul (panakol) dan di pegang oleh tangan kiri
satu dan tangan kanan satu. Bergerak dari kiri ke
kanan atau sebaliknya. Ada pula buluh-buluh tersebut merupakan untaian pada tali. Ujung
satunya yaitu buluh yang paling pendek di ikatkan pada tiang atau pohon. Ujung yang satunya
lagi, talinya di ikatkan pada pinggang si penabuh. Di tabuh menggunakan dua alat pemukul
(panakol) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Sasando adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan
dengan dipetik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote,
Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut
asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat
yang bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya
dengan alat musik dawai lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan
harpa.

Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa


terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari
atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar
(dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan
ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini
ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat
seperti kipas.

Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri


dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat
musik ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung
yang lebih besar dan drum. Kolintang merupakan bagian
dari budaya gong Asia Tenggara, yang telah dimainkan
selama berabad-abad di Kepulauan Melayu Timur -
Filipina, Indonesia Timur, Malaysia Timur, Brunei, dan
Timor.[6] Alat musik ini berkembang dari tradisi pemberian isyarat sederhana menjadi
bentuk seperti sekarang.[5] Kegunaannya bergantung pada peradaban yang menggunakannya.
Dengan pengaruh dari Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Barat, Kulintang merupakan tradisi
gong yang terus berkembang.

Sampek merupakan alat musik tradisional Suku


Dayak.[1] Penyebutan alat musik yang dimainkan
dengan cara dipetik ini berbeda-beda dalam
tradisi masing-masing Sub suku dayak yang ada di
Kalimantan Timur.
Talempong adalah sebuah alat musik pukul
tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya
hampir sama dengan instrumen bonang dalam
perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat
dari kuningan, namun ada pula yang terbuat
dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari
jenis kuningan lebih banyak digunakan.

Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian
bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol
berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang
berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.

Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan,


seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Gelombang. Talempong juga
digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya
butuh kejelian dimulai dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si.[butuh rujukan]
Talempong biasanya dibawakan dengan iringan akordeon, instrumen musik sejenis organ yang
didorong dan ditarik dengan kedua tangan pemainnya. Selain akordeon, instrumen seperti
saluang, gandang, serunai dan instrumen tradisional Minang lainnya juga umum dimainkan
bersama Talempong.

Saluang adalah alat musik tradisional


khas Minangkabau, Sumatera Barat.
Yang mana alat musik tiup ini terbuat
dari bambu tipis atau talang
(Schizostachyum brachycladum Kurz).
Orang Minangkabau percaya bahwa
bahan yang paling bagus untuk dibuat
saluang berasal dari talang untuk
jemuran kain atau talang yang
ditemukan hanyut di sungai[1]. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tetapi lebih
sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang
saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang
adalah wadah untuk membuat lamang (lemang), salah satu makanan tradisional Minangkabau.
dalam mebuat saluang ini kita harus menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu
untuk menentukan pembuatan lubang, kalau saluang terbuat dari bambu, bagian atas saluang
merupakan bagian bawah ruas bambu. pada bagian atas saluang diserut untu dibuat meruncing
sekitar 45 derajat sesuai ketebalan bambu. untuk membuat 4 lubang pada alat musik
tradisional saluang ini mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu, yang diukur dari bagian
atas, dan untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkaran bambu. untuk
besar lubang agar menghasilkan suara yang bagus, haruslah bulat dengan garis tengah 0,5 cm.

Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan
menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal
dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus
menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan angok (menyisihkan napas)./
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian
Timur, khususnya Maluku dan Papua. Alat musik ini
bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu
yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis
alat musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa
Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.

Tifa mirip dengan alat musik gendang yang dimainkan


dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari
sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi,
dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan
suara yang bagus dan indah. Bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran. Setiap suku di
Maluku dan Papua memiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.

Tifa biasanya digunakan untuk mengiringi tarian perang dan beberapa tarian daerah lainnya
seperti tari Lenso dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik totobuang, tarian
tradisional suku Asmat dan tari Gatsi.

Alat musik tifa dari Maluku memiliki nama lain, seperti tahito atau tihal yang digunakan di
wilayah-wilayah Maluku Tengah. Sedangkan, di pulau Aru, tifa memiliki nama lain yaitu titir.
Jenisnya ada yang berbentuk seperti drum dengan tongkat seperti yang digunakan di Masjid.
Badan kerangkanya terbuat dari kayu dilapisi rotan sebagai pengikatnya dan bentuknya
berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya.

Siter dan celempung adalah alat musik


petik di dalam gamelan Jawa. Ada
hubungannya juga dengan kecapi di
gamelan Sunda.

Siter dan celempung masing-masing


memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri
khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar
memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan,
sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta disetel satu
oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang
dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik
berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama
dengan gambang (temponya cepat).

Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan dengan Bahasa
Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan.

Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran
ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua
tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan
jari tangan kiri berada di atas senar.
Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik
tiup kayu atau terbuat dari bambu. Suara suling
berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat
musik lainnya dengan baik.

Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat


dari perak, emas atau campuran keduanya.
Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat
dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.

Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai


jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan
tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada
kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah
middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu
alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang
lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling
kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya
digunakan dalam orkes.

Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh
Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke
atas dan profesional.

Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang
di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat
konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para
ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara
untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang
sangat tepat.

Kacapi merupakan alat musik Sunda yang


dimainkan sebagai alat musik utama dalam
Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran
dan kacapi suling.

Rincian unsur nada dalam sebuah kacapi


parahu.

Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya
kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi.
Rebab adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling
lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan
Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian
dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki
tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan
dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, namun
terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang
disebut sebagai robab atau rubab).

Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang


tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba
dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher tipis panjang
dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak
ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di
pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung
daripada biola.

Rebab, meskipun dihargai karena nada suara, tetapi memiliki rentang yang sangat terbatas
(sedikit lebih dari satu oktaf), dan secara bertahap diganti di banyak dunia Arab oleh biola
dan kemenche. Hal ini terkait dengan instrumen Irak, Joza, yang memiliki empat senar.

Banjo adalah alat musik petik yang dikembangkan


oleh budak Afrika di Amerika Serikat, dan
merupakan gabungan beberapa alat musik Afrika.
Nama banjo umumnya dianggap berasal dari istilah
Kimbundu, mbanza. Meski demikian, penelitian
menyatakan bahwa istilah ini mungkin berasal dari istilah Senegambia yang menunjuk pada
tongkat bambu yang digunakan untuk leher alat musik ini.

Anda mungkin juga menyukai