Anda di halaman 1dari 10

KONSEP MUTU

PENDIDIKAN
EKA SUCI WULANDARI
PGSD
SEMESTER 6

Mutu sistem pendidikan

suatu negara merupakan penentu utama

bagi mutu tenaga kerja. Semakin tinggi mutu tenaga kerja (labor pool), semakin
tinggi pula mutu penerimaan tenaga kerja (entry-level employees). Semakin tinggi
mutu penerimaan tenaga kerja, semakin cepat mereka menjadi tenaga kerja yang
produktif

dan

berkontribusi

terhadap

persaingan

dalam

pekerjaan.

Sebagai

konsekuensinya, sistem pendidikan yang bermutu tinggi merupakan komponen


penting

bagi

kompetisi

yang

seimbang

(competitiveness

equation).

Dengan

demikian, indikator majunya suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumberdaya


manusia negeri tersebut. Hal di atas mengimplikasikan bahwa salah satu kriteria
lulusan lembaga pendidikan yang bermutu adalah cepat terserapnya mereka di
lapangan kerja dan diterimanya mereka di lembaga pendidikan lanjutan.

A
B
S
T
R
A
K

MUTU

UMUM, ABSOLUT, RELATIF

Definisi mutu secara umum setidaknya terdapat komponen yaitu:


1) terpenuhinya harapan pelanggan.
2) berfokus pada produk, layanan, orang, proses, dan lingkungan.
3) terjadinya perubahan keadaan (ever-changing state).

Dari ketiga komponen ini Goetsch dan Davis mendefinisikan mutu sebagai suatu kondisi
dinamis yang melibatkan produk, layanan, orang, proses, dan lingkungan dalam rangka
pemenuhan harapan.

Secara absolut mutu dimaknai sebagai sesuatu yang tidak bisa lagi ditawar atau bersifat
mutlak. Absolut dalam konteks mutu juga dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang
ditentukan secara sepihak, yakni oleh produsen. Dalam pandangan absolut, mutu diartikan
sebagai ukuran yang terbaik menurut pertimbangan produsen dalam memproduksi suatu
barang maupun jasa.

Ba
gi
an
1

MUTU

UMUM, ABSOLUT, RELATIF


Definisi relatif tentang mutu tersebut memiliki dua aspek. Pertama, adalah menyesuaikan
diri dengan spesifikasi. Kedua, adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Cara pertama,
penyesuaian diri terhadap spesifikasi, sering disimpulkan sebagai sesuai dengan tujuan dan
manfaat. Kadangkala definisi ini sering disebut definisi produsen tentang mutu. Selama sebuah
produk sesuai dengan spesifikasi dan standar pabriknya, maka produk tersebut adalah produk
yang memiliki mutu. Pendapat tentang mutu yang sedemikian seringkali disebut dengan istilah
mutu sesungguhnya (quality in fact).
Selanjutnya, konsep mutu yang relatif dimaknai sebagai mutu sesuai persepsi (quality in
perception). Sesuatu disebut bermutu apabila memuaskan dan melampaui keinginan dan
kebutuhan pelanggan. Mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang hanya ada di mata orang yang
melihatnya. Ini merupakan definisi yang sangat penting. Sebab, ada satu resiko yang seringkali
diabaikan dari definisi ini, yaitu kenyataan bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat
keputusan terhadap mutu. Pelanggan melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada produk
terbaik yang bisa bertahan dalam persaingan.

Bagian

MUTU

UMUM, ABSOLUT, RELATIF


Mutu

tidak bisa

diimplementasikan dalam setiap proses kerja. Kerja dapat dibagi ke dalam

empat kuadran:
1) harus dilakukan,
2) prioritas,
3) sebaiknya dan penting dilakukan,
4) sebaiknya dilakukan dan tidak penting.
Sistem ini menempatkan kerja dalam empat kuadran dan menetapkan jumlah sumberdaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas. Mutu hanya akan bekerja dalam kuadran

prioritas. Mutu tidak dapat digunakan di kuadran yang lain. Setiap usaha untuk menempatkan
prinsip-prinsip mutu ke dalam tugas dalam kuadran di luar kuadran prioritas akan gagal. Mutu tidak
akan berjalan dalam kuadran harus dilakukan karena tidak tersedia waktu untuk perencanaan atau
implementasi mutu. Dengan demikian mutu tidak dapat dihasilkan dari tindakan yang dilakukan
secara sporadis.

Bagian

MUTU PENDIDIKAN
Mutu adalah hal yang tidak mudah didefinisikan, terutamamutu atas suatu jasaseperti
pendidikan.

Hal

ini

disebabkan

karena

beragamnya

standar

yang

dibuat

atas

terpenuhinya mutu tersebut. Secara sederhana, Ishikawa mengartikan mutu sebagai


kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan di bidang pendidikan yang dimaksud adalah
kepuasan yang di dapat dari pelajar dan orang tua sebagai orang yang mengonsumsi
jasa. Menurut Supranta, mutu adalah sesuatu yang seharusnya dikerjakan dengan baik
oleh penyedia jasa. Hal ini sejalan dengan pemikiran Goetsch dan Davis yang telah
dipaparkan di atas yakni mengartikan mutu sebagai kondisi memenuhi bahkan melebihi
harapan atas suatu produk, jasa, proses, serta lingkungan. Sedangkan menurut Ace
Suryadi dan H.A.R Tilaar, mutu pendidikan adalah kemampuan suatu lembaga
pendidikan untuk memanfaatkan sumber-sumber pendidikan sebaik mungkin
guna meningkatkan kemampuan dalam belajar.

MUTU PENDIDIKAN
Mutu pendidikan tidak hanya berbicara soal hasil, tetapi juga proses dari
pendidikan itu sendiri. Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses belajar mengajar
berjalan dengan baik dan benar serta lancar. Begitu juga dengan hasil yang didapat akan
memuaskan. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar bila guru dan murid bisa
berkomunikasi dengan baik, lingkungan belajar yang nyaman, serta didukung sarana dan
prasarana yang dapat mendukung proses belajar mengajar ini. Mutu pendidikan bila
dilihat dari hasil, mengacu pada prestasi yang diperoleh murid maupun sekolah untuk
kurun waktu tertentu. Selain itu, kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusan-lulusan
terbaik juga menunjukkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Karena lulusan-lulusan
inilah yang akan berkontribusi untuk memajukan negara (Indonesia).

MUTU PENDIDIKAN
Pemaknaan mutu dalam konteks pendidikan yang dimaknai sebagai suatu sistem
(input, proses, dan output) menurut Mujamil Qomar dalam Manajemen Pendidikan
Islam terbitan Erlangga tahun 2007, terkorelasikan melalui tabel berikut.
KEADAAN INPUT

KEADAAN PROSES

KEADAAN OUTPUT

Baik

Baik

Pasti baik

Baik

Sedang

Menurun menjadi agak

Baik

Jelek

baik
Sedang

Sedang

Baik

Meningkat

Sedang

Sedang

Tetap

Sedang

Jelek

Semakin jelek

Rendah

Baik

Sedang

Rendah

Sedang

Cenderung sedikit

Jelek

meningkat
Pasti rendah

Rendah

Tabel. 1
Korelasi antara input, proses, dan output dalam pendidikan

MUTU PENDIDIKAN
Selanjutnya, terkait dengan usaha memproses peserta didik menjadi lebih baik ditampilkan
pada tabel di samping

Dari tabel 2 dipahami bahwa bila input


lembaga pendidikan keadaannya baik dan
diproses dengan sangat baik, output yang
dihasilkan

memiliki

kualitas

unggul

atau

istimewa. Bila input pendidikan keadaannya


sedang
istimewa

dan

selanjutnya

akan

diproses

menghasilkan

secara

output

KEADAAN

KEADAAN

KEADAAN

INPUT

PROSES

OUTPUT

Baik

Sangat baik

Unggul/istimewa

Sedang

Istimewa

Baik sekali

Rendah

Sangat
istimewa

Baik

Tabel 2.
Usaha Memproses Peserta Didik Menjadi Lebih Baik

baik

Selanjutnya,
bila input yang diterima lembaga pendidikan kualitasnya rendah yang selanjutnya
sekali.
diproses secara sangat istimewa, output yang dihasilkan berkualitas baik.

SEKIAN...

Anda mungkin juga menyukai