TUGAS
MK MANAJEMEN PENDIDIKAN
Disusun oleh:
Paulus.R.Hindrarto
NIM. 942015022
PASCA SARJANA PROGDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
Disusun oleh:
Paulus.R.Hindrarto
NIM. 942015022
ABSTRAK
BAB .I.
PENDAHULUAN
keniscayaan. Fakta di lapangan sesudah tahun 2000 sebagian besar sekolahsekolah milik Yayasan Perguruan Kristen (YPK) Pusat Salatiga mengalami
penurunan jumlah peserta didik dari tahun ke tahun berikutnya, dan bahkan ada
sekolah-sekolah miliknya seperti SMP Kristen 3, telah ditutup. Sedangkan TK
Kristen 5, SD Kristen 2 (Laboratorium), SD Kristen 3, SD Kristen 4, SMP
Kristen 2 dan lain-lain telah dikelolala atau dimiliki oleh pihak-pihak lain.
Kondisi seperti saat ini tentu sangat memprihatinkan karena Yayasan Perguruan
Kristen (YPK) Pusat Salatiga pernah berjaya pada masa-masa sebelum tahun
2000 dengan memiliki sekolah-sekolah yang bermutu dan jumlah peserta didik
yang signifikan. Munculnya image di masyarakat bahwa sekolah yang
dipandang bermutu adalah sekolah yang memiliki jumlah peserta didik
memadai bahkan memiliki murid banyak, serta adanya ketentuan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 khususnya
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dimana dalam pasal 2 ayat 1 PP No.
19 tahun 2005 dinyatakan bahwa ruang lingkup SNP meliputi: (1) standar isi; (2)
standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan sekolah;
(7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Juga Keputusan
Mendiknas Nomor. 060/U/2002 Tentang Pedoman Pendirian Sekolah khusunya
tentang Jumlah Rombongan Belajar ; PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru akan
diberlakukan mulai 1 Januari 2016 (rasio siswa per-Rombel dalam satuan pendidikan)
itulah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.
1.5 Asumsi
1.6 Hipotesis
Penelitian ini merupakan kajian deskriptif analitis, karena akan mengukur dan
melihat bagaimana gambaran variabel dengan cara mencari rata-rata masingmasing dari 4 (empat) variabel yakni strategi keunggulan bersaing masingmasing sekolah, strategi keunggulan bersaing Yayasan Perguruan Kristen (YPK)
Pusat Salatiga, motivasi / kinerja pengelola sekolah dan peserta didik.
Kemudian diteliti korelasi antar variabel dengan menghitung koefisien korelasi
untuk melihat apakah ada pengaruh dan arah pengaruhnya. Untuk melihat
seberapa kuatnya pengaruh antar variabel, maka dicari dengan rumus regresi.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Konsep Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi
kurun waktu tertentu.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai
tujuan secara efektif.
Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, stratgos. Adapun
Stratgos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer' pada zaman demokrasi
Athena.
Pengertian Strategi Menurut Para Ahli
Yang akan dibahas dalam tulisan ini khusus tentang pengertian strategi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya :
1. A.Halim. strategi merupakan suatu cara dimana sebuah lembaga atau organisasi akan
mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi
serta kemampuan internal dan sumber daya.
2. Morrisey mengatakan bahwa strategi ialah proses untuk menentukan arah yang harus
dituju oleh perusahaan supaya dapat tercapai segala misinya.
3. Pearce dan Robinson, strategi menurut mereka adalah rencana main dari suatu
perusahaan, yang mencerminkan kesadaran suatu perusahaan mengenai kapan, dimana
dan bagaimana ia harus bersaing dalam menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan
tertentu.
4. Rangkuti mengatakan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.
5. Siagaan. Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang mendasar
yang dibuat oleh menejemen puncak dan diterapkan seluruh jajaran dalam suatu
organisasi demi pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Strategi biaya rendah (Cost Leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk
standar sama dalam segala aspek dengan biaya per-unit yang sangat rendah. Produk ini
baik harga maupun jasa biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah
terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai
faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai
dengan keutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku lowinvolvement,
ketika konsumen tidak atau terlalu peduli terhadap perbedaan merek, dan cenderung
relatif tidak membutuhkan perbedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen
memiliki kekuatan tawar menawar yang signifikan. Terutama dalam pasar komoditi,
strategi ini tidak hanya membuat perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga
yang terjadi tetapi juga dapat menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan
harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi diatas rata-rata dan stabil
melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan keefektifan biaya. Sumber dari
keefektifan biaya (cost effectiveness) ini bervariasi. Termasuk di dalamnya adalah
pemanfaatan skala ekonomi (economies of scale), investasi dalam teknologi yang terbaik,
sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi, dampak kurva pembelajaran
dan pengalaman (learning and experience curve), optimal kapasitas utilitas, dan akses
yang baik terhadap bahan baku atau saluran distribusi. Pada prinsipnya, alasan utama
pelaksanaan strategi integrasi ke hulu (backward integration), ke hilir (forward
integration). Maupun kesamping (horizontal integration) adalah untuk memperoleh
berbagai keuntungan dari strategi biaya rendah ini. Biasanya strategi ini dijalankan
beriringan dengan strategi diferensiasi. (porter, 1980). Untuk dapat menjalankan strategi
biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang,
yaitu : sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan
jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, yaitu : kuat akan
modal, trampil pada rekayasa proses ( Process engineering), pengawasan yang ketat,
mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang
organisasi, perusahaan harus memiliki : kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat,
informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target alokasi insentif berbasis
hasil. (Umar, 1999).
dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu
untuk melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen terkait, merekrut tenaga yang
berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif.
(Umar, 1999)
Tabel 2.2 Keterampilan, Sumber Daya dan Persyaratan Organisasi dari Tiga Strategi
Bersaing Generik Porter
Strategi
No Strategi
1
Low Strategi
1.
2.
3.
DibutuhkanSistem Organisasi
yang dibutuhkan
1.
2.
3.
4.
kuantitaif
rendah
Differentiation
Focus
1.
2.
3.
Analisis SWOT
Dalam menyusun strategi biasanya diawali dengan menganalisis situasi internal dan eksternal
perusahaan. Analisis SWOT digunakan untuk memahami kondisi internal dan eksternal
perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan meliputi analisis kekuatan ( Strength)
dan kelemahan (Weakness). Sedangkan analisis lingkungan eksternal perusahaan meliputi
analisis peluang (Opportunity) dan ancama (Threat). Setiap perusahaan memerlukan analisis
dalam rangka perumusan strategi dan menyusun program. Analisis tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan konsep analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi yang
sistematis dari faktor-faktor internal dan eksternal yang mengacu pada asumsi bahwa suatu
strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kekurangan
dan ancaman perusahaan (Pierce & Robinson, 1994: 175).
Analisis PEST
Analisis PEST merupakan akronim dari faktor-faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi
(Oxford University Press, n.d). Faktor-faktor tersebut merupakan beberapa aspek lingkungan
makro yang selalu berubah dan harus diperhatikan dalam kegiatan pengambilan keputusan
oleh suatu manajer atau pemimpin organisasi atau bisnis. Sehingga keputusan yang
diambilpun dapat menyesuaikan keadaan perusahaan dengan keadaan lingkungan makro.
Tiap-tiap faktor tersebut akan dianalisis, yang kemudian akan diteliti pula bagaimana faktor-
faktor tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi satu dengan lainnya untuk
mendapatkan efek terhadap organisasi yang menyeluruh. Manajer juga perlu untuk
mengetahui dari beberapa faktor tersebut, faktor yang mana saja yang paling berpengaruh
terhadap kelangsungan organisasinya, jadi tidak hanya kemungkinan yang terjadi sajalah
yang diukur, melainkan juga besarnya efek yang ditimbulkan oleh faktor tersebut (Oxford
University Press, N.d).
PEST analysis terkait dengan pengaruh lingkungan pada suatu bisnis. PEST merupakan suatu
cara atau alat yang bermanfaat untuk meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis.
PEST harus ditindaklanjuti dengan pertimbangan bagaimana bisnis harus menghadapi
pengaruh dari lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Penggunaan pendekatan
analisis PEST dapat digunakan sebagai panduan untuk mengetahui faktor-faktor sebagai
berikut :
a). Faktor Politik; menyangkut kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, seperti
seberapa besar intervensi dari pemerintah pada bidang ekonomi. Yangdipertimbangkan
adalah hal-hal seperti barang dan jasa yang ingin disediakan pemerintah untuk rakyatnya, ada
tidaknya subsidi untuk perusahaan dari pemerintah, prioritas pemerintah dalam menyokong
kegiatan bisnis. Keputusan-keputusan bisnis tersebut akan mempengaruhi tindakan
pemerintah yang notabene juga mempengaruhi kegiatan bisnis; seperti pendidikan rakyat
yang mempengaruhi kesiapan konsumen dan tenaga kerja, kesehatan masyarakat, dan
kualitas dari infrastruktur yang disediakan pemerintah yang terkait erat dengan distribusi atau
cakupan kegiatan bisnis.
b). Faktor Ekonomi; termasuk di dalamnya tingkat suku bunga pajak, perkembangan
ekonomi, inflasi dan nilai tukar uang. Dengan adanya suku bunga yang tinggi berarti akan
lebih sulit untuk meminjam uang, dengan nilai tukar uang yang tinggi dibanding negara lain
maka penjual akan kesulitan untuk mengekspor produknya ke negara lain, inflasi dapat
mempengaruhi tingkat kenaikan gaji dan biaya dalam beroperasi, dan dengan perkembangan
ekonomi yang positif maka dapat berpengaruh positif terhadap permintaan barang jika barang
tersebut termasuk barang lux atau berpengaruh negatif jika barang tersebut termasuk barang
inferior.
c). Faktor Sosial Budaya; adanya perubahan dari trend sosial atau struktur sosial akan
berpengaruh terhadap permintaan dari sebuah produk, seperti jenis produk yang diinginkan.
Contohnya adalah banyaknya populasi dengan umur tua di Inggris menyebabkan banyak
pelaku bisnis yang memanfaatkan hal ini dan mulai mempekerjakan karyawan yang berumur
lebih tua untuk mendapat tenaga lebih. Hal ini juga berpengaruh terhadap permintaan produk,
dimana semakin banyak permintaan untuk obat-obatan dan perlengkapan untuk generasi
berumur tua dan penurunan dari permintaan akan barang-barang mainan, pendidikan dan
kesehatan, perubahan demografi dan pendapatan distribusi.
d). Faktor Teknologi; dengan adanya teknologi baru maka hal tersebut
memungkinkan proses-proses bisnis yang baru pula. Seperti adanya internet yang mengubah
teknik pemasaran secara drastis, dapat menekan biaya, memperbaiki kualitas dan
menimbulkan inovasi.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (ayat 7), biaya pendidikan, KTSP,
ujian, ulangan, evaluasi, akreditasi, BNSP dan LPMP.
Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari suatu
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Dalam konteks pendidikan pengertian
mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan
perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya
proses. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru
termasuk guru BP, karyawan, siswa/ peserta didik) dan sumber daya selebihnya
(peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak meliputi
struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas,
rencana, program, dsb. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan
sasaran-sasaran yang ingin dicapai sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan
agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya
mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat
kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
dari
kualitasnya,
efektivitasnya,
produktivitasnya,
efesiensinya,
inovasinya, dan moral kerjanya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan
kegiatan yang saling berhubungan seperti perencanaan, pelaksanaan, dan
Tingkat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode
Metode penelitian merupakan cara-cara atau pendekatan yang digunakan dalam
keseluruhan tahap penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif analitis, dimana data yang berupa
angka-angka yang akan dideskripsikan dan dianalisa hubungan dan korelasinya
dan kekuatan hubungan tersebut. Selanjutnya analisis korelasi antar variabel
dengan bantuan rumus statistik dicari berapa r1, r2, r3, dan R-nya. Untuk
menganalisis seberapa kuat pengaruhnya antar variabel dibuat skema variabel
penentu (independen) dengan satu variabel dependen.
Dasar pemilihan populasi dan sampel adalah adanya kebutuhan penelitian . Oleh
karena itu dilakukan pemetaan. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bagian
dari school review atau evaluasi diri sekolah dan Yayasan Perguruan Kristen
(YPK) Pusat Salatiga, sehingga pada penelitian ini Yayasan Perguruan Kristen
(YPK) Pusat Salatiga dan sekolah-sekolah miliknya dijadikan unit penelitian.
Pada penelitian ini responden merupakan sampel dengan teknik pemilihan
disproportionate stratified random sampling karena populasi berstrata dan
kurang proporsional dan dengan teknik pertimbangan tertentu (purposeful
sampling) yakni orang-orang yang langsung bertanggung jawab melaksanakan
yang memiliki kapasitas atau yang terlibat dibidangnya. Karena jumlahnya
sedikit maka sampel Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Guru-guru Inti dan
Peserta Didik merupakan juga sebagai populasi (sugiono, 2007: 121).
C. Instrumen.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tiga macam instrument untuk
mengukur strategi keunggulan bersaing yakni melalui instrumen mutu sekolah
yakni instrumen standar kompetensi kelulusan yang disusun berdasarkan
sandingan teori. Instrumen motivasi kinerja guru merupakan modifikasi dari
instrumen yang penulis dapatkan dari web guru pembaharuan yang sesuai
dengan standar pendidik dan standar proses. Instrumen yang paling umum untuk
menilai pendidikan untuk memperbaiki atau menguatkan mutu adalah kuiseoner
yang diperlua dan akan diisi oleh responden. Instrumen Pengurus Yayasan
merupakan modifikasi dari instrumen yang penulis dapatkan dari web tentang
strategi keunggulan bersaing. Instrumen termaksud terdiri dari item pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA