Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lianwah Tanudjaja ( semester 2

NIM : 22015003
Tugas : Evaluasi Pendidikan (Merangkum)
BAB II

PENGEMBANGAN KRITERIA DALAM EVALUASI PROGRAM

Program adalah realisasi dari suatu kebijakan.

Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program, atau dengan
kata lain untuk mengetahui implementasi dari suatu kebijakan.

Kegiatan evaluasi program mengacu pada tujuan, atau dengan kata lain, tujuan tersebut dijadikan
ukuran keberhasilan.

Perbedaan yang mencolok antara penelitian dan evaluasi program adalah pada arah kegiatannya.

Evaluasi program mempunyai ukuran keberhasilan yang dikenal dengan istilah kriteria.

A. PENGERTIAN KRITERIA
Istilah kriteria dalam penilaian sering juga dikenal dengan kata” tolak ukur” atau “standar”,
kriteria atau standar dapat disamakan dengan “takaran”.
Untuk menengetahui berat menggunakan timbangan,Panjang benda menggunakan
meteran, maka kriteria atau tolak ukur digunakan untuk menakar kondisi objek yang dinilai.
Tentang batas yang ditunjuk oleh kriteria, sebagian orang mengatakan tolak ukur adalah ”
batas atas”artinya adalah batas maksimal yang harus dicapai.
Sebagaian orang mengatakan bahwa tolak ukur atau kriteria adalah “ batas bawah” yaitu
batas minimal yang harus dicapai.

Permasalahan didalam kriteria evaluasi program adalah aturan tentang Bagaimana


menentukan peringkat-peringkat kondisi sesuatu atau rentangan-rentanganan nilai,agar data
yang diperoleh dapat dipahami oleh orang lain dan bermakna bagi pengambilan keputusan
dalam rangka menentukan kebijakan lebih lanjut.

B. MENGAPA PERLU KRITERIA

Kriteria atau tolak ukur perlu dibuat oleh evaluator karena evaluator terdiri dari beberapa
orang yang memerlukan kesepakatan didalam menilai,

Ada beberapa alasan lain yang lebih luas dan dapat lebih dipertanggung jawabkan, yaitu

1. Dengan adanya kriteria atau tolak ukur, evaluator dapat lebih mantap dalam melakukan
penilaian terhadap objek yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti.
2. Kriteria atau tolak ukur yang sudah dibuat dapat digunakan untuk menjawab atau
mempertanggung jawabkan hasil penilitian yang sudah dilakukan, jikaq ada orang yang ingin
menelusuri lebih jauh atau ingin mengkaji ulang.
3. Kriteria atau tolak ukur digunakan untuk mengekang masuknya un sur subjektif yang ada
pada diri penilai.
4. Dengan adanya kriteria atau tolak ukur maka hasil evaluasi akan ssama meskipun dilakukan
dalam waktu yang berbedadan dalam kondisi fisik penilai yang berbeda pula.
5. Kriteria atau tolak ukur memberikan arahan kepada evaluator apabila banyaknya evaluator
lebih satu orang.

C. APA DASAR PEMBUATAN KRITERIA

Yang dimaksud dengan istilah “dasar” dalam pembuatan standar atau kriteria adalah sumber
pengambilan kriteria secara keseluruhan.

Kriteria adalah suatu ukuran yang menjadi patokan yang harus dicapai maka kriteria tersebut
harus “top” kondisinya.

Kiteria atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama dan dibuat oleh orang-orang yang
menggunakannya,agar pada waktu penerapan tidak ada masalah karena sudah memehami,
bahkan tahu apa yang melatar belakanginya.

Sumber-sumber kriteria:

1. Sumber Pertama
Apabila yang dievaluasi merupakan suatu implementasi kebijakan maka yang dijadikan
kriteria atau tolak ukur adalah peraturan atau ketentuan yang sudah dikeluarkan berkenaan
dengan kebijakan yang bersangkutan.
2. Sumber kedua
Dalam mengeluarkan kebijakan biasanya disertai dengan buku pedoman atau petunjuk
pelaksanaan.di dalamnya tertuang informasi yang lengkap yang dapat digunakan sebagai
dasar pertimbangan dikeluarkannya kebijakaan,prinsip,tujuan,sasaran,dan rambu-rambu
pelaksanaannya.
3. Sumber ketiga
Apabila tidak ada ketentuan atau petunjuk pelaksanaan yang dapat digunakan oleh
penyusun sebagai sumber kriteria maka penyusun menggunakan konsep atau teori-teori
yang terdapat dalam buku-buku ilmiah.
4. Sumber keempat.
Jika tidak ada ketentuan,peraturan atau petunjuk pelaksanaan dan juga tidak ada teori yang
diacu,penyusun disarankan untuk menggunakan hasil penelitian.
5. Sumber kelima
Apabila penyusun tidak menemukan acuan yang tertulis dan mantap, dapat minta bantuan
pertimbangan pada orang yang dipandang mempunyai kelebihan dalam bidang yang
dievaluasi sehingga terjadi Langkah yang dikenal dengan expert judsment.
6. Sumber keenam
Apabila sumber acuan tidak ada, sedangkan ahli yang dapat diandalkansebagai orang yang
lebih memahami masalah dibanding penyusun juga sukar dicari atau dihubungi maka
penyusun dapat menentukan kriteria secara bersama dengan anggota tim atau beberapa
orang yang mempunyai wawasan tentang program yang akan dievaluasi.
7. Sumber ketujuh
Dalam keadaan terpaksa karena acuan tidak ada,hli juga tidak ada, sedangkan untuk
menyelenggarakan diskusi terlalu sulit maka jalan terakhir adalah melakukan pemikiran
sendiri.
CARA MENYUSUN KRITERIA

Wujud dari kriteria adalah tingkatan atas gradasi kondisi sesuatu yang dapat ditransfer jadi nilai.

Ada dua macam kriteria yaitu :

1. Kriteria Kuantitatif
Kriteriaq kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1) Kriteria tanpa pertimbangan,dan
(2) Kriteria dengan pertimbangan.
a. Kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan
Kriteria yang disusun hanya dengan memperhatikan rentang bilangan tanpa
pertimbangan apa-apa yang dilakukan dengan membagi rentangan bilangan.
b. Kriteria kuantitatif dengan pertimbangan
Ada beberapa hal yang kurang tepat jika kriteria kuantitatf dikategorikan dalam
membagi begitu saja rentangan yang ada menjadi rentangan sama rata.
2. Kriteria Kualiltatif
Yang dimaksud dengan kriteria kualitatif adalak kriteria yang dibuat tidak menggunakan
angka-angka. Kriteria kualitatif dibedakan menjadi dua,yaitu
1. Kreteria kualitatif tanpa pertimbangan
Dalam menyusun kreteria kualitatif tanpa pertimbangan,penyusun kriteria tinggal
menghitung banyaknyaq indikator dalam komponen yang dapat memenuhi
persyaratan.
2. Kreteria kualitatif dengan pertimbangan
Dalam Menyusun kreteria, terlebih dahulu tim evaluator perlu merundingkan jenis
kreteria mana yang akan digunakan, yaitu memilih kriteria tanpa pertimbangan atau
kreteria dengan pertimbangan.

Kriteria kualitatif dengan pertimbangan disusun melalui dua cara, yaitu

1. Dengan mengurutkan indikator


Jika penyusun memilih kriteria kualitatif dengan pertimbangan menurutkan indikator
dengan urutan prioritas maka dihasilkan kriteria kualitatif dengan pertimbangan sebagai
berikut.
- Nilai 5, jika memenuhi semua indikator
- Nilai 4, jika memenuhi (b),(c), dan (d) atau (a)
- Nilai 3, jika memenuhi salah satu dari (b)atau(c) saja, dan salah satu dari (d) atau (a)
- Nilai 2, jika memenuhi salah satu dari empat indikator
- Nilai 1, jika tidak ada satupun indikator yang memenuhi.
2. Dengan menggunakan pembobotan
Selain mempertimbangkan indikator sebagai unsur untuk menentukan tingkatan nilai
dalam kriteria, ada juga cara lainnya yaitu pembobotan.
Kalau sudah ditentukan pembobotnya, para penilai tinggal memilih akan menggunakan
skala berapa dalam menilai objek. Yang penting adalah proses pada waktu menentukan
nilai akhir indikator.
Cara memperoleh nilai akhir indikator adalah:
1. Mengalihkan nilai masing-masing subindikator dengan bobotnya:
2. Membagi jumlah nilai akhir subindikator dengan jumlah bobot
Rumus nilai indikator:

Jumlah bobot subindikator x nilai subindikator


Nilai indikator= Jumlah bobot

Adapun rumus nilai akhir komponen, yaitu:

Jumlah bobot indikator x nilai indikator


Nilai komponen = jumlah bobot

Anda mungkin juga menyukai