Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI Dr.Hj. Risnawati, M.Pd


Dr. Kuncoro Hadi, M.Sc
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran PAI

Disusun Oleh:

1. Evi Nurhidayah : 22190123340


2. Sri Imelda : 22190124169

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM 2021/2022
KATA PENGANTAR

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬


Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang telah memberikan nikmat, taufiq, serta hidayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaiakan Makalah Konsep dasar evaluasi pembelajaran PAI.

Makalah ini, disusun untuk memenuhi tugas Kelompok satu Mata kuliah yang
dibimbing oleh Ibu Dr.Hj. Risnawati, M.Pd dan Bapak Dr. Kuncoro Hadi, M.Sc.

Tak lupa ucapan terima kasih kami haturkan kepada Dr.Hj. Risnawati, M.Pd
dan Bapak Dr. Kuncoro Hadi, M.Sc sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan evaluasi pembelajaran PAI. Dan kami kelompok dua yang berusaha
menyelesaikan makalah ini, dan kepada para pembaca yang Insyaa Allah yang
dirahmati oleh Allah.

Kami menyadari bahwa Makalah yang kami buat ini bukan makalah yang
sempurna. Untuk itu, kami memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna penulisan yang lebih baik. Dan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca yang budiman.

Pekanbaru, 16 september 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Konsep dasar evaluasi pembelajaran PAI.................................................3


1. Pengukuran..........................................................................................4
2. Penilaian………………......................................................................5
3. Evaluasi...............................................................................................6
4. Asesmen..............................................................................................7
5. Tes.......................................................................................................8

B. Fungsi, Tujuan dan Alat-Alat Evaluasi serta Contoh-Contohnya


dalam Evaluasi dalam Pembelajaran……………………………………..10
1. Fungsi Evaluasi………………………………………………………...10
2. Tujuan Evaluasi ...................................................................................12
3. Alat-Alat Evaluasi.................................................................................13
4. Contoh Evaluasi....................................................................................16

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

Kesimpulan.....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang pendidik atau calon pendidik pada dasarnya tidak hanya
diharuskan mampu mengajar, tetapi juga harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan kegiatan evaluasi dengan baik. Sebelum melakukan evaluasi
pembelajaran, seorang pendidik atau calon pendidik harus memahami apa itu
pengertian evaluasi pembelajaran, tujuan, fungsi, ruang lingkup, prinsip
penilaian pembelajaran dan model-model dari evaluasi pembelajaran serta
mampu menyusun prosedur, jenis-jenis, dan bentuk penilaian pembelajaran.
Maka dari itu, penulis dalam makalah ini akan menjelaskan mengenai konsep
dasar evaluasi pembelajaran, karena hal ini sangatlah penting terutama bagi
pendidik maupun yang diorientasikan menjadi seorang pendidik.
Pendidikan di suatu negara mesti diperhatikan baik dari segi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, karena pendidikan merupakan salah
satu bidang yang akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan sebagai bagian dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa mesti mendapat perhatikan penuh dari pemangku kebijakan
yang ada di negeri ini, sebagaimana tercantum dalam pasal 31 Undang-
Undang Dasar 1945 amandemen ke 4 bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan. Raharjo (2012) mencatat bahwa pendidikan di
Indonesia diselenggarakan melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Jalur
pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan. Terdapat tiga jalur pendidikan yaitu jalur pendidikan formal,
nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

1
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju
keberhasilan dalam proses belajar mengajar dan pendidikan secara
keseluruhan. Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan yang
ditetapkan berdasarkan perencanaan sebelumnya dan kemudian benar-benar
diusahakan oleh guru untuk peserta didik. Betapapun baiknya evaluasi apabila
tidak didasarkan atas tujuan yang telah ditetapkan, tidak akan tercapai
sasarannya (Miswanto, 2014). Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan
yang biasanya dinyatakan dalam bahasa prilaku. Dikarenakan tidak semua
perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi
menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang yang harus disadari oleh para
guru (Sukardi, 2011: 1). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk
membahas konsep dasar evaluasi pembelajaran PAI di sekolah. Pembahasan
ini diharapkan mampu menyelesaikan salah satu penyebab permasalahan yang
ada dalam dunia pendidikan, salah satunya berkaitan dengan permasalahan
evaluasi pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep dasar evaluasi pembelajaran?
2. Apa pengertian pengukuran, penilaian, evaluasi, asesmen dan tes?
3. Apa saja fungsi, tujuan dan alat-alat evaluasi serta contoh-contohnya
dalam pembelajaran evaluasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar evaluasi pembelajaran
2. Memahami pengertian pengukuran, penilaian, evaluasi, asesmen dan tes
3. Mengetahui fungsi, tujuan dan alat-alat evaluasi serta contoh-contohnya
dalam pembelajaran evaluasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran


Secara harfiyah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation,
dalam bahasa Arab ‫دير‬SS‫ التق‬, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Asal
katanya adalah value, dalam bahasa Arab ‫ القيمة‬,dalam bahasa Indonesia berarti
nilai. Sedangkan secara istilah evaluasi adalah suatu tindakan/proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu tersebut. 1
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah komponen penting
dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru
dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Dengan demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki
seorang pendidik adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses
pembelajaran maupun penilaian hasil belajar. Kemampuan melaksanakan
evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh
seorang pendidik maupun calon pendidik sebagai salah satu kompetensi
professionalnya. Evaluasi pembelajaran merupakan satu kompetensi professional
seorang pendidik. Kompetensi tersebut sejalan dengan instrumen penilaian
kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi
pembelajaran.2

1
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada,
2007), hal. 1.
2
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan pembelajaran,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011) hal. 7.

3
Belajar merupakan proses yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan yang positif. Proses adanya evaluasi ialah untuk
mengetahui dampak dan efektivitas penggunaannya dalam kegiatan
pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran lengkap perlu dilakukan evaluasi
baik terhadap proses maupun hasilnya. aspek yang ingin diketahui dalam proses
antara lain dampak media dan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Sedangkan dari hasilnya, yang ingin dinilai ketercapaian
kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan untuk peserta didik.
Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep dasar
evaluasi pembelajaran yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk
mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan
(peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun
penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Sedangkan
evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menentukan penilaian
terhadap individu/peserta didik guna mencapai perubahan yang positif.
1. Pengukuran
Measurement atau pengukuran diartikan sebagai proses untuk
menentukan luas atau kuantitas sesuatu (Wondt, Edwin and G.W. Brown,
1957:1), dengan pengertian lain pengukuran adalah suatu usaha untuk
mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan, hal ini
dapat diperoleh dengan jalan tes atau cara lain.3
Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil
pengamatan dengan kriteria. Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan
angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel &
Frisbie, 1986: 14). Allen & Yen mendefinisikan pengukuran sebagai
penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan
individu (Djemari Mardapi, 2000: 1), esensi dari pengukuran adalah
kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu

3
Hamzah B. uno dan Stria Kono, Assesment Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara,2012)
h. 5.

4
menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor.4
2. Penilaian
Penilaian (assessment) hasil belajar merupakan komponen penting
dalam kegiatan pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Penilaian
dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil
pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Menurut Djemari Mardapi kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil
penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang lebih baik. The Task Group on Asessment
and Testing (TGAT) mendeskripsikan asessment sebagai semua cara yang
digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. Popham
mendefinisikan asessment dalam konteks pendidikan sebuah usaha formal
untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan
pendidikan. Boyer & Ewel mendefinisikan asessment sebagai proses yang
menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau
program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem
institusi. Jadi dapat disimpulkan bahwa asessment atau penilaian dapat
diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan
kriteria maupun aturan-aturan tertentu.
Menurut Chittenden kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran perlu
diarahkan pada empat hal, yaitu :
1) Penelusuran, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menelusuri apakah
proses pembelajaran telah berlangsung sesuai yang direncanakan atau
tidak.
2) Pengecekan, yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat
kekurangankekurangan pada peserta didik selama proses pembelajaran.

4
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Gravindo,1991).h. 2

5
3) Pencarian, yaitu untuk mencarai dan menemukan penyebab kekurangan
yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Penyimpulan, yaitu untuk menyimpulkan tentang tingkat pencapaian yang
diperoleh peserta didik.

Teknik penilaian dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui


keberhasilan belajar siswa. Namun, tidak ada satu pun teknik penilaian yang
paling tepat untuk semua kompetensi untuk setiap saat. Teknik penilaian yang
digunakan sangat tergantung pada kecakapan yang akan dinilai. Untuk menilai
kecakapan akademik akan berbeda dengan kecakapan vokasional maupun
kecakapan personal. Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat
dilakukan dengan tes, (tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan), pemberian
tugas, penilaian kinerja (performance assessment), penilaian proyek ,
penilaian hasil kerja peserta didik (product assessment), penilaian sikap, dan
penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment). Setiap teknik
penilaian penilaian mempunyai keterbatasan. Penilaian yang komprehensif
memerlukan lebih dari satu teknik penilaian.5

3. Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris
evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran, Sedangkan menurut
pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai sesuatu aktivitas secara
terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Evaluasi
merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari
tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu
membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan

5
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran.(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2009).h. 29-34.

6
pemahaman terhadap fenomena. Evaluasi juga merupakan penyediaan
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan.6
Kegiatan evaluasi memerlukan penggunaan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan
membuat keputusan-keputusan pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu saja
akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan sistem nilai yang ada pada si
pembuat keputusan.7
4. Asesmen
Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai
penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu
asesmen diartikan oleh Kumano (2001) sebagai “ The process of Collecting
data which shows the development of learning”. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian
proses belajar siswa. Namun meskipun proses belajar siswa merupakan hal
penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak
dikesampingkan.
Gabel (1993: 388-390) mengkategorikan asesmen ke dalam kedua
kelompok besar yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen
yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes
melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam
asesmen alternatif (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian
proyek, kuesioner, inventori, daftar Cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat,
penilaian diri (self assessment), portofolio, observasi, diskusi dan interviu
(wawancara). Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana
yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa.
Oleh karena itu, maka Popham (1995) menyatakan bahwa asesmen
sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal

6
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Gravindo,2004).h. 2
7
Daryanto, Evaluasi Pendidikan.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009).h. 6-7.

7
yang terpisahkan. Resnick (1985) menyatakan bahwa pada hakikatnya
asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa. Berkaitan
dengan hal tersebut, Marzano et al. (1994) menyatakan bahwa dalam
mengungkap penguasaan konsep siswa, asesmen tidak hanya mengungkap
konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan
bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini asesmen tidak
hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan
belajarnya.
5. Tes
Tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk
mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian
(Jacobs & Chase, 1992; Alwasilah, 1996). Jawaban yang diharapkan dalam
tes menurut Sudjana dan Ibrahim (2001) dapat secara tertulis, lisan, atau
perbuatan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) tes didefinisikan sebagai
pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut
psikologis tertentu. Setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai
jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan demikian apabila suatu
tugas atau pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh seseorang, tetapi tidak
ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka tugas atau
pertanyaan tersebut bukanlah tes.
Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang
digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa
dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang
telah ditentukan (Calongesi, 1995). Tes terdiri atas sejumlah soal yang harus
dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes menghadapkan siswa pada suatu tugas
dan menyediakan kondisi bagi siswa untuk menanggapi tugas atau soal
tersebut.
Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk
soal atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil

8
pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan
tertentu terhadap peserta didik.8
Tes menurut Arikunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan
menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus
dibedakan pengertian antara tes, testing, testee, tester. Testing adalah saat
pada waktu tes tersebut dilaksanakan (saat pengambilan tes). Sementara itu
Gabel (1993) menyatakan bahwa testing menunjukkan proses pelaksanaan tes.
Testee adalah responden yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan
dinilai atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seseorang yang
diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes kepada responden.
Dewasa ini tes masih merupakan alat evaluasi yang umum digunakan untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran (Subekti & Firman, 1989).
Menurut Faisal (1982:219), seringkali skor tes ini dipergunakan
sebagai satu-satunya indikator 4 dalam menilai penguasaan konsep, efektivitas
metode belajar, guru serta aspek lainnya terhadap siswa di dalam praktek
pendidikan. Padahal dengan mempergunakan tes, aspek kemampuan afektif
siswa kurang terukur, sehingga sangatlah penting untuk tidak membuat
generalisasi kemampuan siswa hanya melalui tes saja.
Tes dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai kelompok. Berdasarkan
bentuknyadikenal adanya tes uraian (essay test) dan tes objektif (objective
test). Tes Uraian berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni tes uraian terbatas (restricted essay test) dan tes uraian bebas (extended
essay test). Tes objektif, berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan menjadi 3,
yakni tes benar salah (true-falsetest), tes menjodohkan (mathcing test), dan tes
pilihan ganda (multiple choice test).

8
Asrul, Rusydi Ananda dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Citapustaka Media,
2015), h. 2.

9
Beberapa tipe tes tersebut masih dapat dikelompokkan lagi menjadi
beberapa jenis tes berdasarkan ragam dan karakternya. Tes berdasarkan cara
melakukannya juga dapatdipilih menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan.
B. Fungsi, Tujuan dan Alat-Alat Evaluasi serta Contoh-Contohnya dalam
Evaluasi dalam Pembelajaran
1. Fungsi Evaluasi
Evaluasi yang sudah menjadi pokok dalam proses keberlangsungan.
Pembelajaran sebaiknya dikerjakan setiap hari dengan skema yang sistematis
dan terencana. Guru dapat melakukan evaluasi tersebut dengan
menempatkannya satu kesatuan yang saling berkaitan dengan
mengimplementasikannya pada satuan materi pembelajaran. Bagian penting
lainnya yaitu bahwa guru perlu melibatkan peserta didik dalam evaluasi
sehingga secara sadar dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil belajar
pembelajaran mereka, Sehingga salah satu komponen dalam pelaksanaan
pendidikan. Evaluasi mempunyai beberapa fungsi. Berdasarkan UU RI
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 58 ayat 1 bahwa evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan untuk membantu proses, kemajun, dan perkembangan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Menurut M. Ngalim Purwanto bahwa kewajiban bagi setiap guru untuk
melaksanakan kegiatan evaluasi itu. Mengenai bagaimana dan sampai dimana
penguasaan dan kemampuan telah dicapai oleh peserta didik tentang materi
dan keterampilan-keterampilan mengenai mata pelajaran yang telah
diberikannya.9
Jahja Qohar, mengemukakan bahwa fungsi evaluasi dari sisi peserta
didik secara individual, dan dari segi program pengajaran meliputi antara lain:

Lihat M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Cet. I; Bandung: PT
9

Remaja Rosdakarya, 2005), h. 26.

10
a. Dilihat dari segi peserta didik secara individu, evaluasi berfungsi:
Mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dalam suatu proses
pembelajaran yaitu:
1) Menetapkan keefektifan pengajaran dan rencana kegiatan.
2) Memberi basis laporan kemajuan peserta didik
3) Menetapkan kelulusan
b. Dilihat dari segi program pengajaran, evaluasi berfungsi:
1) Memberi dasar pertimbangan kenaikan dan promosi peserta didik
2) Memberi dasar penyusunan dan penempatan kelompok peserta didik
yang homogen.
3) Diagnosis dan remedial pekerjaan peserta didik.
4) Memberi dasar pembimbingan dan penyuluhan.
5) Dasar pemberian angka dan rapor bagi kemajuan belajar peserta didik
6) Memberi motivasi belajar bagi peserta didik
7) Mengidentifikasi dan mengkaji kelainan peserta didik.
8) Menafsirkan kegiatan sekolah ke dalam masyarakat
9) Untuk mengadministrasi sekolah
10) Untuk mengembangkan kurikulum
11) Mempersiapkan penelitian pendidikan di sekolah10
Sedangkan Nana Sudjana menjelaskan bahwa, evaluasi berfungsi
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus. Dengan
fungsi ini dapatlah diketahui bahwa tingkat penguasaan bahan pelajaran
yang dikuasai oleh peserta didik. Dengan kata lain, dapat diketahui bahwa
hasil belajar peserta didik tesebut baik atau tidak baik
2) Untuk mengetahui keaktifan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Rendahnya capaian hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak
semata-mata disebabkan oleh ketidakmampuan peserta didik itu sendiri.

10
Lihat Jahja Qohar Al-Haj, Evaluasi Pendidikan Agama (Cet.I; Jakarta: Ciawi Jaya, 2005),
h. 3.

11
Tetapi boleh jadi karena guru yang kurang bagus dalam mengajar. Dengan
penilaian yang dilakukan akan dapat diketahui apakah hasil belajar itu
karena kemampuan peserta didik atau juga karena faktor guru, selain itu
dengan penilaian tersebut dapat menilai guru itu sendiri dan hasilnya dapat
dijadikan sebagai bahan dalam memperbaiki tindakan mengajar
berikutnya.11
Sementara itu menurut rumusan fungsi yang dipaparkan oleh pihak
Departemen Agama RI, bahwa penilaian adalah sebagai berikut:
1) Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
cara belajar mengajarnya, mengadakan perbaikan bagi peserta didik, serta
menempatkan pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimilki oleh peserta didik.
2) Menentukan nilai hasil belajar peserta didik ang antara lain diperlukan
untuk pemberian laporan pada orang tua sebagai penentuan kenaikan
kelas dan penentuan kelulusan peserta didik.
3) Menjadi bahan untuk menyusun laporan dalam rangka penyempurnaan
program pembelajaran yang sedang berlangsung12
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan
evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh
kepastian mengenai keberhasilan belajar peserta didik dan memberikan
masukan kepada guru mengenai apa yang dia lakukan dalam kegiatan
pengajaran.
Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk
mengetahui bahan-bahan pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi
oleh peserta didik ataukah belum. Dan selain itu, apakah kegiatan pegajaran
yang dilaksanakannya itu sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau

11
Lihat Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Cet. I; Bandung: Sinar Baru,
2005), h. 111.
12
Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Madrasah Aliyah (Jakarta: Dirjen
Binbaga Islam Proyek Madrasah Aliyah, 1988/1989), h. 2.

12
belum. Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan penilaian dalam proses
pembelajaran adalah:
a. Mengambil keputusan tentang hasil belajar
b. Memahami peserta didik
c. Memperbaiki dan mengembangkan program pembelajaran13
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi adalah
untuk memperbaiki cara, pembelajaran, mengadakan perbaikan dan
pengayaan bagi peserta didik, serta menempatkan peserta didik pada situasi
pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimilikinya. Tujuan lainnya adalah untuk memperbaiki dan mendalami dan
memperluas pelajaran, dan yang terakhir adalah untuk memberitahukan atau
melaporkan kepada para orang tua/ wali peserta didik mengenai penentuan
kenaikan kelas atau penentuan kelulusan peserta didik.
3. Alat-Alat Evaluasi
Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai suatu tujuan.14 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Dalam hal
evaluasi, alat sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu penilaian, baik
dalam penilaian secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Dari pengertian
umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai
tujuan secara lebih efektif dan efisien. 
Kata “alat” biasa disebut juga dengan istilah“instrumen”.Dengan
demikian, alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Dalam
kegiatan evaluasi, fungsi alat adalah untuk memperoleh hasil belajar yang
lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi.15 Pemahaman tentang
instrumen ini menjadi penting karena dalam praktik evaluasi dan penilaian,

13
Lihat, Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan (Cet. I; Bandung: Sinar Baru 2005), h. 242.
14
Pupuh, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 15.

15
Ibid., hlm 18

13
pada umumnya guru selalu mendasarkan pada proses pengukuran. Dalam
pengukuran tentu harus ada alat ukur (instrumen). Banyak alat atau instrument
yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi hasil pembelajaran, salah
satunya adalah tes.
Amir Daien Indrakusumah dalam bukunya yang berjudul Evaluasi
Pendidikan mengatakan bahwa tes adalah suatu alat ukur atau prosedur yang
sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-
keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh
dikatakan tepat dan cepat. Selanjutnya menurut Muhtar Bukhori dalam
bukunya Teknik-Teknik Evaluasi bahwa tes ialah suatu percobaan yang
diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu
pada seseorang murid atau kelompok murid.
Dilihat dari jumlah peserta didik, tes dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu tes kelompok dan tes perseorangan. Dilihat dari kajian psikologi, tes
dapat dibagi menjadi empat jenis, yakni tes intelegensi umum, tes kemampuan
khusus, tes prestasi belajar,dan tes kepribadian. Sedangkan jika dilihat dari
cara penyusunannya, tes juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes buatan
guru, dan tes standar. Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, tes dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yakni tes tertulis, tes lisan,dan tes
tindakan.Sementara yang tergolong teknik non-tes adalah: skala bertingkat
(rating scale), skala sikap (attitude scale), kuesioner (questioner), daftar
cocok (checklist ), wawancara (interview) dan riwayat hidup.
Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan
belajar-mengajar yang dilakukan siswa dan guru dalam mencapai tujuan-
tujuan pengajaran.Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keaktifan
dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah
laku siswa. Maka penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama
lain sebab hasil merupakan akibat dari proses.16

16
Ibid., hlm 54

14
Alat evaluasi proses belajar biasanya dilakukan dengan bentuk non-test
seperti :
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
suatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan, “rating gives a
numerical value to some kind of judgement”, maka suatu skala selalu
disajikan dalam bentuk angka.Contoh : skor yang diberikan guru di sekolah
untuk menggambarkan minat siswadalam proses belajar pelajaran tertentu.
b. Kuesioner (Questionair)
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya,
kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang diisi oleh orang yang akan
diukur (responden).Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang
keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dan
lain- lain.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah lakuin dividu maupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi
buatan.Dengan kata lain pengamatan dapat mengukur atau menilai hasil
dan proses belajar. Misalnya mengamati tingkah laku siswa saat belajar,
tingkah laku guru saat mengajar, kegiatan diskusi siwa, partisipasi siswa
dalam simulasi.
d. Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang
individu yang dianggap mengalami kasus tertentu. Kasus-kasus tersebut
biasanya dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup
lama. Studi kasus dalam pembelajaran bias dilakukan oleh guru, guru
pembimbing, wali kelas, terutamauntuk kasus-kasus siswa di sekolah.

15
Misalnya mempelajari khusus anak nakal,anak yang tidak bias bergaul
dengan orang lain, anak yang selalu gagal belajar dan lain-lain. 17
4. Contoh Alat dalam Evaluasi Pembelajaran
Saat ini masyarakat hidup di era digital, perkembangan teknologi sangat
pesat. Kemajuan teknologi yang begitu pesat ini memberikan kemudahan
dalam kehidupan masyarakat dan tidak bisa lepas dari semakin luasnya
jaringan internet di Indonesia. Sehingga perkembangan Teknologi Informasi
Komunikasi ini juga memberi dampak perubahan dalam kehidupan
masyarakat, termasuk pada dunia pendidikan. Pendidikan merupakan bagian
dari kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan (Hamdanah, 2017: 2).
Dalam Pendidikan, Kurikulum sebagai sarana untuk mengukur kemampuan
diri dan konsumsi pendidikan.
Kurikulum 2013, menyatakan bahwa “Pemerintah menuntut guru untuk
mampu mengintegrasikan pembelajaran dengan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), guru harus menguasai TIK dan
menerapkannya dalam proses belajar mengajar, sehingga peserta didik dapat
mengakses berbagai pengetahuan dari berbagai sumber yang ada Seiring
perkembangan ilmu TIK saat ini, smartphone menawarkan beberapa aplikasi
yang bisa digunakan dalam hal evaluasi pembelajaran berbasis online.
a. Google Form
Salah satu yang bisa dimanfaatkan sebagai alat evaluasi pembelajaran
berbasis internet/online yaitu Google Form, yakni merupakan bagian dari
komponen Google Docs yang disediakan oleh raksasa teknologi google
sebagai software yang dapat diakses secara gratis serta cukup mudah dalam
mengoperasikannya.
Google Form merupakan aplikasi yang tersedia di Google Drive
yang mempunyai beberapa kegunaan. Yakni, untuk membantu

17
Suharsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT.Bumi Aksara, 2012)
h.41-42

16
merencanakan suatu acara, mengirim survei, memberikan kuis serta
mengumpulkan informasi lainnya secara mudah dan efisien.
b. Teknik Tes
Teknik tes ialah suatu teknik dalam evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat tes. Fungsi
teknik tes ialah Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik dan sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
Teknik tes digolongkan menjadi:
1) Menurut sifatnya : Tes Verbal dan Tes Non Verbal
2) Menurut tujuannya : Tes Bakat (Aptitude Test), Tes Intelegensi
(Intellegenci Test), Tes Prestasi Belajar (Achievement Test), Tes
Diagnostik (Diagnostic Test), Tes Sikap (Atitude Testt) danTes Minat.
3) Menurut pembuatannya : Tes Terstandar (Standard Direct Test) dan Tes
Buatan Guru (Teacher Made Test)
4) Menurut bentuk soalnya : Tes Objektif (Objective Test) dan Tes Uraian
(Essay Test)
5) Ditinjau dari objek yang dites : Tes Individual dan Tes Kelompok
C. Teknik Nontes
Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan
pengamatan secara sistematis. Bentuk-bentuk teknik non tes: observasi
(pengamatan), interview (wawancara) dan angket (quistionnaire).18

BAB III
18
Ibid, hal. 43-44.

17
PENUTUP

Dari uraian diatas tentang konsep dasar evaluasi pembelajaran


pendidikan Islam dapat ditarik kesimpulan : evaluasi adalah suatu proses dan
tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan,
pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan
(pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan
dasar untuk membuat keputusan.
Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil
pengamatan dengan kriteria. Pengukuran dinyatakan sebagai proses
penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan
tertentu. Sedangkan Penilaian (assessment) hasil belajar merupakan
komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem
penilaiannya.
Evaluasi juga merupakan penyediaan informasi yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. ini asesmen tidak
hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan
belajarnya.
Evaluasi mempunyai beberapa fungsi. Berdasarkan UU RI Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 pasal 58 ayat 1 bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik
dilakukan untuk membantu proses, kemajun, dan perkembangan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang
disengaja dan bertujuan.
Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai suatu tujuan. Alat-alat evaluasi diantaranya yaitu skala bertingkat,
kuesioner, pengamatan, studi kasus. Adapun contoh-contohnya yaitu google
form, teknik tes dan teknik nontes.

DAFTAR PUSRTAKA

18
Arikunto Suharsismi , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT.Bumi Aksara,
2012.
Asrul, Rusydi Ananda dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Citapustaka
Media, 2015.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Madrasah Aliyah, Jakarta:
Dirjen Binbaga Islam Proyek Madrasah Aliyah, 1988/1989.
Lihat M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Cet. I; Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Lihat, Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan, Cet. I; Bandung: Sinar Baru 2005.
Pupuh, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama, 2009.
Qohar Al-Haj Jahja Lihat, Evaluasi Pendidikan Agama, Cet.I; Jakarta: Ciawi Jaya,
2005.
Sudjana Nana Lihat , Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. I; Bandung:
Sinar Baru, 2005.
Sudijono Anas , “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, Jakarta: PT: Raja Grafindo
Persada, 2007.
Thoha Chabib M. , Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Gravindo,2004.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan
pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
Uno B. Hamzah dan Stria Kono, Assesment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara,2012.

19

Anda mungkin juga menyukai