PENDAHULUAN
1
1. Apakah pengertian rubrik?
2. Apa saja tipe rubrik?
3. Bagaimana cara mendesain rubrik dan menggunakan rubrik?
4. Bagaimana menskor pekerjaan siswa?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sama halnya dengan Goodrich, Nitko juga mendefinisikan scoring rubric
secara sederhana, singkat, dan jelas.
Secara umum, rubrik yang dimaksudkan merupakan hirarki dari standar-
standar yang digunakan untuk menskor kerja siswa (NCTM,2000b). Rubrik
ini dapat dikembangkan oleh guru, atau oleh guru bersama-sama siswa.
4
Guru yang berbeda memiliki ide yang berbeda pula tentang apa yang
merupakan kriteria yang dapat diterima. Detail ekstra dalam rubrik analitik
akan membantu nilai peserta didik dengan menekankan beberapa kriteria
yang sama.
Adapun contoh dari Rubrik Holistik dan Analitik secara umum adalah :
1. Rubrik Analitik
Keterangan Nilai dan Kriteria Umum
5
2. Rubrik Holistik
6
5. Konstruksikan petunjuk-petunjuk tugas sedemikian rupa sehingga tugas
anak didik menjadi benar-benar jelas.
6. Komunikasikan dengan jelas ekspektasi kinerja dalam kaitannya dengan
kriteria yang akan dijadikan dasar penilaian kinerja.
7
Selain langkah-langkah diatas, agar kita memiliki gambaran mengenai apa
yang dimaksud dengan rubrik, berikut ini diberikan contoh format rubrik
analitik.
Skala 1 2 3 4
Krteria/Sub Kriteria
1. ..........................................
.....................................
.....................................
......................................
8
2. Sub Kriteria
Seringkali beberapa kriteria memiliki beberapa kategori yang disebut
sub-kriteria. Sebagai contoh, jika seorang siswa membuat presentasi
sebagai bagian dari tugas yang diselesaikan maka kriteria penilaian dapat
berupa “kualitas presentasi” dengan sub kriterianya bisa berupa “kejelasan
dalam menyajikan”, “orisinal dan kesungguhan” dan “keterlibatan semua
anggota kelompok”.
3. Skala Penilaian
Dalam menentukan skala yang digunakan ada hal-hal penting yang
harus diperhatikan seperti berikut ini.
a. Tujuan Penilaian
Hal ini akan mempengaruhi banyaknya angka pada skala penilaian.
Jika rubrik digunakan untuk melihat kemajuan atau perkembangan
siswa maka angka pada skala akan lebih banyak daripada rubric yang
digunakan untuk penilaian saja. Rubrik yang digunakan untuk
perkembangan akan mencerminkan jangkauan usia siswa. Sebagai
contoh adalah rubrik keterampilan menggambarkan grafik yang
dikembangkan untuk siswa TK sampai siswa kelas XII akan sangat
disarankan memuat 10 angka. Untuk siswa TK sudah dianggap baik
sekali apabila mencapai tingkat 2 tetapi kalau siswa kelas X yang
mencapai tingkat ini tentu tidak sesuai dengan tingkatannya.
b. Ganjil atau Genap
Untuk tujuan penilaian, umumnya skala genap lebih disarankan.
Skala ganjil memuat nilai tengah yang nyata. Penilaian yang ragu-ragu
cenderung untuk memberi nilai angka tengah. Dalam hal ini penilaian
harus membuat keputusan untuk memberi penilaian yang pasti. Skala
penilaian yang disarankan adalah skala 4 (0 – 3 atau 1 – 4) atau skala 6
(0 – 5 atau 1 – 6). Perlu dipertimbangkan bahwa semakin besar skala
akan banyak memakan waktu untuk melakukan penilaian.
4. Membagi Skala
Sangat penting untuk menentukan batasan yang memenuhi dan
tidak memenuhi. Pada skala 5, misal 1 – 5, mudah menentukan batasan
9
memenuhi dan tidak memenuhi. Skala 1 dan 2 dapat dianggap sebagai
unjuk kerja yang tidak memenuhi, skala 3 dianggap unjuk kerja yang
cukup memenuhi, skala 4 adalah unjuk kerja yang baik dan skala 5 adalah
unjuk kerja yang sangat baik. Namun untuk skala 4, skala antara yang
memenuhi dan tidak memenuhi perlu dipikirkan masak-masak.
5. Sebutan untuk Setiap Tingkat
Sehubungan dengan keperluan untuk mendefinisikan batasan
antara memenuhi dan tidak memenuhi adalah penyebutan untuk setiap
tingkat. Pada skala 4, contoh sebutan ini adalah “tingkat 1”, “tingkat 2”,
“tingkat 3” dan “tingkat 4”. Selain itu sebutan dapat juga diungkapkan
dengan kata-kata yang positif seperti “pemula”, “mampu”, “baik” dan
“sangat baik” atau kata-kata lain yang sejenis.
6. Deskripsi unuk Tingkat Penampilan yang Berbeda
Deskripsi tingkat penampilan hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
a. Bahasa yang Digunakan
Kata-kata yang digunakan harus deskriptif dan tidak komparatif.
Sebagai contoh kata “rata-rata” haruslah dihindari.
b. Deskripsi Semua Sub Kriteria
Jika kriteria memuat sub kriteria maka tiap-tiap sub kriteria harus
dideskripsikan dengan jelas. Sebagai contoh jika kriteria presentasi
memuat ketepatan, orisinalitas, dan keterlibatan setiap anggota
kelompok, maka deskripsi penampilan setiap tingkat harus meliputi
semua sub kriteria tadi.
7. Menghitung Skor
Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai tugas unjuk kerja
yang dikerjakan siswa. Skor yang diperoleh masih harus dirubah dalam
skala angka yang ditetapkan (misal dalam bentuk 0 – 100). Beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan adalah :
a. Bobot pertanyaan. Apakah bobot dari masing-masing pertanyaan sama
atau berbeda?
10
b. Cara menghitung. Bagaimana menghitung nilai dari senua skor yang
diperoleh?
1. Kejelasan presentasi
Sistematika dan organisasi
Bahasa yang digunakan
Suara
2. Pengetahuan
Penguasaan materi presentasi
Memberikan contoh-contoh yang
relevan
Dapat menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
presentasi
3. Penampilan
Presentasi menarik, menggunakan
alat-alat bantu dan media yang
sesuai
Kerapian, kesopanan, dan rasa
percaya diri
11
sedangkan yang lainnya diberi bobot 1. Misalkan seorang siswa yang
bernama Siska melakukan presentasi dan diberi nilai berdasarkan rubrik
tersebut sebagai berikut.
Skala 1 2 3 4 Skor
Kriteria/Sub Kriteria
2. Pengetahuan (Bobot 2)
Penguasaan materi presentasi 4
Memberikan contoh-contoh
yang relevan 4
Dapat menjawab pertanyaan
yang berhubungan dengan
4
materi presentasi
3. Penampilan (Bobot 1)
Presentasi menarik, 4
menggunakan alat-alat bantu
dan media yang sesuai
Kerapian, kesopanan, dan 4
rasa percaya diri
Jumlah skor 29
Skor maksimum 44
Nilai 66
Penjelasan :
Skor yang diperoleh = tingkat x bobot
Skor untuk kejelasan presentasi = (3 x 1) + (3 x 1) + (3 x 1) = 9
Skor untuk pengetahuan = (2 x 2) + (2 x 2) + (2 x 2) = 12
Skor untuk kejelasan presentasi = (4 x 1) + (4 x 1) = 8
12
Skor total = 29
Skor maksimum = 12 + 24 + 8 = 44
Nilai Siska jika dikonversikan ke skala 0 – 100 adalah :
29/44 x 100 = 65,91 = 66
Jadwal Stand
Misalkan Anda diberi tugas untuk menjadwalkan orang-orang yang
bekerja dalam stand barang-barang antic di suatu pameran. Susunlah jadwal
yang memenuhi criteria di bawah ini dan sajikan dengan cara yang baik dan
terorganisir sehingga mudah dimengerti baik oleh pemilik stand maupun oleh
para penjaga stand.
Syarat-syarat penyusunan jadwal adalah sebagai berikut.
1. Stand buka pada pukul 9.00 – 19.00 hanya pada dua hari Sabtu dan dua
hari Minggu
2. Akan ada satu, dua atau tiga penjaga stand dalam suatu shift tergantung
pada ramainya pengunjung pada shift tertentu. Satu shift terdiri dari 2 jam.
3. Tiap-tiap penjaga stand dibayar Rp 17.000,- per jam dan setiap penjaga
tidak boleh bekerja lebih dari satu shift per hari.
4. Total anggaran untuk membayar penjaga stand selama 4 hari adalah Rp
1.400.000,- tetapi Anda tidak harus menghabiskan uang tersebut.
5. Jika mungkin, untuk tiap-tiap shift yang berbeda, pasangan penjaga stand
tidak sama. Penjaga stand tidak harus bekerja setiap hari.
13
Tugas Anda selengkapnya meliputi :
a. Jadwal untuk 4 hari (dua Sabtu dan dua Minggu) dengan identifikasi
masin-masing shift dan jumlah pekerja tiap-tiap shift.
b. Jumlah pekerja tiap-tiap shift menunjukkan perkiraan Anda seberapa
ramainya pengunjung stand.
c. Jumlah penjaga stand yang Anda perlukam.
d. Rencana anggaran untuk membayar para penjaga stand.
e. Deskripsi tertulis mengapa Anda anggap bahwa jadwal tersebut adalah
yang terbaik.
Konsep Matematika
Dalam menyelesaikan masalah ini, siswa diminta untuk mengorganisasi
informasi yang kompleks dan mengerjakan rencana anggaran.
Penyelesaian :
Akan ada banyak penyelesaian untuk masalah ini, salah satunya adalah
sebagai berikut.
Jam Jumlah Jumlah Jumlah Upah per Upah hari Upah 2 hari
Shift pekerja hari pekerja jam kerja jam Sabtu dan Sabtu dan
Sabtu hari Minggu dua hari
Minggu Minggu
9 - 11 2 - 4 Rp 17.000 Rp 68.000 Rp 136.000
14
Rubrik
Kriteria 1 2 3 4
Pengorganisasian Tidak Ada Terorganisir, Sangat
dan perencanaan terorganisir,atau perencanaan dan ada terorganisir,
tidak ada bukti kasar tetapi perencanaan sistematik
perencanaan tidak cukup untuk dalam
untuk membuat menyusun
mengorganisir jadwal dan jadwal dan
informasi yang anggaran anggaran
kompleks
Ketepatan Banyak Ada beberapa Tidak ada Seperti tingkat
perhitungan kesalahan kesalahan, kesalahan dan 3, ditambah
perhitungan tetapi bisa mendapatkan jadwal dan
menghasilkan kesimpulan rencana
kesimpulan yang benar anggaran
yang benar mencerminkan
asumsi situasi
yang bagus
Penjelasan Sedikit atau Ada Sangat jelas, Sangat jelas
tidak ada penjelasan, hanya proses dan proses
penjelasan, atau tetapi sukar berfikir berfikir mudah
tidak bisa untuk kadang- diikuti
diikuti dimengerti kadang tidak
mudah diikuti
Selain cara mendesain rubrik seperti diatas, ada beberapa langkah untuk
mengajarkan siswa untuk mendesain sendiri rubriknya:
1. Sebelum siswa mendesain rubriknya sendiri, minta siswa mengisi kertas nilai dengan
rubrik yang telah dikembangkan oleh guru.
2. Mulai dari soal yang mudah atau satu level dibawah kemampuan mereka dan berikan
contoh yang baik dari masing-masing tingkatan seperti yang dideskripsikan pada
rubrik.
15
3. Lanjutkan dengan soal yang memiliki satu jawaban yang benar. Soal dengan banyak
solusi lebih susah untuk mengkonstruksi rubrik.
4. Minta siswa untuk membagi kertas menjadi dua tumpukan, tinggi dan rendah.
Kemudian minta mereka membagi pekerjaannya menjadi empat tumpukan, masing-
masing tumpukan mewakili salah satu dari empat tingkatan dari rubrik. Minta siswa
untuk berpikir tentang jenis pemikiran matematika dari masing-masing tingkatan isi.
5. Biarkan siswa menggunakan kamus atau tesaurus untuk membantu mereka
menemukan kata-kata yang menunjukkan tingkatan kemampuan.
16
Oleh karena dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf
B atau S maka kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor
serta huruf di mana kita menghendaki untuk melingkari (atau dapat juga diberi
tanda X).
Ada baiknya kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum
menyusun soalnya agar
Pertama : dapat diketahui imbangan antara jawab B dan S.
Kedua : dapat diketahui letak atau pola jawaban B dan S.
Bentuk betul-salah sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jumlah
jawaban B hampir sama banyaknya dengan jawaban S, dan tidak dapat ditebak
karena tidak diketahui pola jawaban.[1]
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bentuk B – S ini kita dapat
menggunakan 2 cara yaitu:
a. Tanpa hukuman atau tanpa denda.
b. Dengan hukuman atau dengan denda.
Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka yang diperoleh siswa
sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci. Sedangkan dengan hukuman (karena
diragukan adanya unsur tebakan), digunakan 2 macam rumus, tetapi hasilnya
sama.
Pertama, dengan rumus:
S=R–W
Singkatan dari:
S = Score
R = Right
W = Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi
dengan jumlah soal yang salah.
Kedua, dengan rumus:
S = T – 2W
T singkatan dari Total, artinya jumlah soal dalam tes.
17
b. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan
ganda (multiple choice)
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu
huruf didepan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda
lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2
macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman
apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan
kunci jawaban.
Dengan hukuman menggunakan rumus:
S = R – W/(n-1)
Dimana:
S = Score
W = Wrong
n = banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di Indonesia 3, 4,
atau 5)
c. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab
singkat (short answer test)
Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban
berbentuk kata atau kalimat pendek. Melihat namanya, maka jawaban untuk tes
tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat
mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka
bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
Tes untuk lisan, dianggap setaraf dengan tes jawab singkat ini.
Kunci jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan
nomornya.
Bagaimana kunci pemberian skornya?
Dengan mengingat jawaban yang hanya satu pengertian saja, maka angka
bagi tiap nomor soal mudah ditebak. Usaha yang dikeluarkan oleh siswa sedikit,
tetapi lebih sulit daripada tes bentuk betul-salah atau bentuk pilihan ganda.
18
Sebaliknya setiap soal diberi angka 2 (dua). Dapat juga angka itu kita samakan
dengan angka pada bentuk betul-salah atau pilihan ganda jika memang jawaban
yang diharapkannya ringan atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawaban
bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya
dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2; 1,5; dan 1.
19
3) Memberikan angka bagi soal pertama.
4) Membeca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban,
dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.
5) Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal tes ketiga, keempat, dan
seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.
6) Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk
tes bentuk uraian.
Apa yang diterangkan diatas ini adalah cara memberikan angka dengan
menggunakan atau mendasarkan pada norma kelompok (norm reference test).
Apabila dalam memberikan angka menggunakan atau mendasarkan pada standar
mutlak (criterion referenced test), maka langkah-langkahnya akan lain. Apa yang
dilalui diatas, tidak diperlukan.
Yang dilakukan haruslah demikian
1) Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan
dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
2) Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban.
3) Menjumlahkan skor-skor yang telah dituliskan pada setiap soal, dan
terdapatlah skor untuk bagian soal yang berbentuk uraian.
Dengan cara kedua ini maka skor siswa tidak dibandingkan dengan
jawaban paling lengkap yang diberikan oleh siswa lain, tetapi dibandingkan
dengan jawaban lengkap yang dikehendaki dan sudah ditentukan oleh guru.
20
4) Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
5) Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah
ditentukan oleh dosen.
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengn rumus:
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Secara umum ada dua tipe rubrics, yaitu holistik dan analitik. Rubrics
holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian tentang
kinerja (produk atau proses) secara keseluruhan, terlepas dari bagian-
bagian komponennya. Sedangkan rubrics analitik menuntut pemberi skor
untuk menilai komponen-komponen yang terpisah atau tugas-tugas
individual yang berhubungan dengan kinerja yang dimaksud.
2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rubrik penilain
antara lain:
1. Jenis Kriteria
2. Sub Kriteria
3. Skala Penilaian
4. Membagi Skala
5. Sebutan untuk Setiap Tingkat
6. Deskripsi unuk Tingkat Penampilan yang Berbeda
7. Menghitung Skor
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan pada bagian sebelumnya maka saran
yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Mengingat pentingnya penilaian unjuk kerja (rubrik) dalam proses belajar
mengajar, maka dipandang perlu sebuah pemahaman akan pengertian
rubrik, tipe-tipe rubrik serta cara mendesainnya yang nantinya akan
digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses penilaian.
2. Kepada pihak-pihak lain yang terkait yang dalam dunia pendidikan agar
dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi dan acuan dalam
pelaksanaannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
---. 2012. CARA MENGOLAH SKOR ATAU NILAI DAN MENCARI NILAI
AKHIR. Diakses pada tanggal 14 september 2012 dari
http://kampusryan.blogspot.com/2012/06/cara-mengolah-skor-atau-nilai-
dan.html.
23