Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAKIKAT KURIKULUM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kurikulum PAI tingkat dasar
Dosen Pengampu : Kun Fuaidah Latifah, M.S.I

Disusun oleh kelompok 1 :


M. Husni Labib : 11910222
Siti Zulaikhah : 11910205
M. Badruddin : 11910005

PROGRAM STUDI PAI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN SEMARANG A2 GENUK
KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG 2021/2022

7
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh
keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi
pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Kun Fuaidah
Latifah, M.S.I yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat
memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam
khususnya mengenai “Hakekat Kurikulum ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal
baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat
menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas
dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-
teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbicara tentang kurikulum adalah berbicara tentang kontens dan struktur keilmuan
dalam pendidikan.Kurikulum sebagai komponen utama harus mendapat aksentuasi
yang mendalam bagi setiap pengembang dan praktisi di setiap satuan
pendidikan.Kurikulum pendidikan Islam, seperti yang diinginkan para pakar dan ahli
pendidikan Islam, harus dibangun dari formulasi pemahaman terhadap wahyu ilahiyah
dan realitas empirik yang mewadahinya (kauniyah). Kurikulum pendidikan Islam
memiliki misi untuk menjabarkan pesan kitab suci dan sunnah Nabi agar dapat
membenahi kualitas hidup manusia ke arah lebih baik. Suatu misi (risalah)
kemanusiaan yang sangat mulia dalam rangka membentuk sikap mental lulusan yang
berperadaban dan menjunjung tinggi nilai insani.Sesuai dengan konteks Indonesia,
pendidikan Islam sangat dipengaruhi oleh budaya, ideologi dan cara keberagamaan
yang kuat. Oleh karenanya, kurikulum pendidikan Islam diformat yang mampu
menyentuh sesuatu yang substansial seperti yang dikehendaki oleh nilai-nilai budaya,
ideologi dan tingkat keberagamaan yang terdapat dalam bangsa ini.Kontekstualisasi
kurikulum pendidikan Islam diharapkan memberikan kontribusi yang positif terhadap
prilaku peserta didik, terutama pembetukan budi pekerti, kesadaran spiritualitas
keagamaan, serta kematangan intelektual dan profesional.Kurikulum pendidikan
Islam harus dibangun secara integral antara dimensi kewahyuan, dimensi kealaman
dan dimensi sosial kemanusiaan.Melalui integralisasi dimensi- dalam dunia
pendidikan (Islam).Secara filosofis, tingkat kemajuan hidup manusia sangat
ditentukan oleh rekayasa pendidikan yang berbasis kurikulum unggul, maju dan
integral. Atas dasar itulah kurikulum pendidikan Islam tidak boleh mengalami
stagnasi inovasi dan memikirkan masa depan yang akan berkembang. Kurikulum
Pendidikan Islam harus menjadi kekuatan (power) yang ampuh untuk menghadapi
wacana kehidupan yang lebih krusial.Ketika globalisasi menjadi bagian dari
kehidupan manusia, persoalan-persoalan baru muncul dengan aneka ragam
bentuknya.Tantangan semacam ini harus direspons secara apresiatif agar kurikulum
pendidikan Islam tidak dikatakan sebagai out of date (ketinggalan zaman).Refleksi
pemikiran dan rumusan kurikulum pendidikan Islam harus bernafaskan kekinian (up
to date).Dalam kaca mata historis memang boleh melihat masa lalu sebagai pelajaran
(ibrah), tetapi jangan sampai lupa menaruh perhatian masa kini dan mendatang
sebagai modal untuk melakukan improvisasi dan perubahan yang mendasar.
Supaya pendidikan Islam tidak jatuh ke lubang kehancuran, maka proses
improvisasi kurikulum harus dilakukan adaptasi dan kontekstualisasi secara terus-
menerus. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum
pendidikan Islam jangan pernah berhenti, jika memang ingin menjaga kepercayaan

7
(amanat) dan menegakkan kemajuan masyarakat.Kurikulum pendidikan Islam harus
mencari terobosan baru yang sesuai dengan nafas pola hidup umat manusia yang
menitik beratkan nilai kemajuan dan terbebas dari kebodohan dan kemiskinan.Sebab
secara substantif, antara kebodohan dan kemiskinan itu merupakan dua sifat manusia
yang mengkristal dan menjadi lawan nyata bagi dunia pendidikan pada umumnya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka untuk memudahkan
pembahasan, kami buat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah hakekat kurikulum pendidikan Islam?
2. Apakah asas-asas kurikulum pendidikan Islam?
3. Apakah prinsip-prinsip yang mendasari kurikulum pendidikan Islam?
4. Apakah isi dari kurikulum pendidikan Islam?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah agar mahasiswa/pembaca tahu tentang:
1. Hakekat kurikulum pendidikan Islam?
2. Asas-asas kurikulum pendidikan Islam?
3. Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam?
4. Isi kurikulum pendidikan Islam?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Kurikulum Pendidikan Islam


Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, curir yang artinya pelari
dan curure yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Istilah ini pada mulanya
digunakan dalam dunia olahraga yang berarti a little racecourse (suatu jarak yang harus
7
ditempuh dalam pertandingan olahraga). Sementara pendapat lain mengemukakan bahwa
kurikulum merupakan sebuah arena pertandingan tempat pelajar bertanding untuk
menguasai pelajaran guna mencapai gelar. Berdasarkan pada istilah ini, maka dalam
konteks pendidikan kurikulum dapat diartikan sebagai circe of instruction yakni suatu
lingkungan pengajaran dimana guru dan peserta didik terlibat di dalamnya. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa kurikulum sebagai produk (hasil pengembangan
kurikulum), kurikulum sebagai program (alat yang dilakukan sekolah untuk mencapai
tujuan), dan kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh peserta didik
(meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan tertentu) Kurikulum menurut Ali
Muhammad alKhawli adalah seperangakat perencanaan dan media untuk mengantar
lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.
Sedangkan menurut Muhammad Omar Muhammad al Thoumy al Syaibany,
kurikulum pendidikan Islam dikenal dengan istilah manhaj yang berarti jalan terang yang
dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap mereka. Selain itu kurikulum juga dipandang sebagai suatu
program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Ketiga pengertian ini merupakan konsep dasar dari kurikulum pendidikan
yang mempunyai tujuan pendidikan yang sama.
Kurikulum dapat juga diartikan menurut fungsinya :
a) Kurikulum sebagai program studi; kurikulum sebagai perangkat mata pelajaran
yang mampu dipelajari oleh peserta didik.
b) Kurikulum sebagai konten; kurikulum adalah sebagai data atau informasi yang
tertera dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lain yang
memungkinkan timbulnya belajar.
c) Kurikulum sebagai kegiatan terencana; kurikulum adalah merupakan kegiatan yang
direncanakan tentang hal-hal yang akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal itu
dapat diajarkan dengan berhasil.
d) Kurikulum sebagai hasil belajar;kurikulum sebagai seperangkat tujuan yang utuh
untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasi atau menjelaskan secara
terperinci cara-cara yang dituju untuk memperoleh hasil tersebut, atau seperangkat hasil
belajar yang direncanakan dan diinginkan.
e) Kurikulum sebagai reproduksi cultural; kurikulum sebagai transfer dan refleksi
butuir-butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan dipahami anak-anak generasi
muda masyarakat tersebut.
f) Kurikulum sebagai pengalaman belajar; kurikulum sebagai keseluruhan
pengalaman belajar yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah.
g) Kurikulum sebagai produksi; kurikulum sebagai seperangkat tugas yang harus
dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu. Kurikulum juga bisa
diartikan sebagai sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga dan

7
kecakapan yang disediakan oleh sekolah bagi murid-muridnya dengan maksud untuk
menolongnya berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dalam mengubah tingkah
laku mereka sesuai dengan tujuan pendidikan.
Adapun secara terminologis, kurikulum adalah a plan for learning yang disiapkan dan
direncanakan oleh para ahli pendidikan untuk pelajaran anak didik baik berlangsung di
dalam kelas maupun di luar kelas. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa
kurikulum pendidikan Islam pada hakekatnya merupakan kegiatan yang mencakup
berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi
pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup pada
kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengacu pada nilai-
nilai ajaran Islam.
Adapun ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1) Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode
dan tehniknya yang bercorak agama.
2) Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi
intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3) Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4) Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik.
5) Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan
perubahan apabila dipandang perlu.[4]
B. Asas Kurikulum Pendidikan Islam
Suatu kurikulum tak terkecuali kurikulum pendidikan Islam harus mengandung
beberapa unsur utama, seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan
penilaian.Kesemua unsur tersebut harus tersusun dan mengacu pada sumber kekuatan
yang menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber kekuatan tersebut dikatakan
sebagai asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan Muhammad al Thoumy al Syaibany
mengemukakan asas-asas pembentuk kurikulum sebagai berikut:
1. Asas religius/agama
Kurikulum pendidikan Islam yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah
sehingga dengan adanya dasar ini kurikulum diharapkan dapat menolong
peserta didik untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama,
berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan
akhirat.
2. Asas falsafah
Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis
maka kurikulum akan mengandung suatu kebenaran terutama kebenaran di
bidang nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu
kebenaran.
3. Asas Psikologis

7
Asas ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang berkaitan
dengan perkembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-lain,
sehingga dengan landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang belajar bagi
anak-anak dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam keadaan
bagaimana anak itu bisa memberikan hasil yang sebaik-baiknya.
4. Asas Sosiologis
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap
peserta didik, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan
kemahiran yang akan menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam
membina umat dan bangsanya.
Selanjutnya perlu ditekankan bahwa satu asas dengan asas lainnya merupakan
suatu kesatuan yang integral sehingga dapat membentuk kurikulum pendidikan Islam
yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan anak didik
dalam unsur ketauhidan, keagamaan, pengembangan pribadinya sebagai individu dan
pengembangannya dalam kehidupan sosial.

B. Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam


Pada tingkat dasar, penyusunan struktur kurikulum sedapat mungkin bersifat
mendasar, umum, terpadu, dan merata bagi semua anak didik yang mengikutinya.Untuk
menentukan isi kurikulum pendidikan Islam dibutuhkan syarat yang perlu diajukan dalam
perumusannya, yaitu;
a) Materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
b) Adanya Relevansi Dengan Tujuan Pendidikan Islam.
c) Sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
d) Perlunya membawa anak didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan
mempunyai fungsi pragmatis. Sehingga mereka mempunyai ketrampilan- ketrampilan
yang riil.
e) Penyusunan kurikulum yang bersifat integral, terorganisir dan terlepas dari segala
kontradiksi antara materi satu dengan materi yang lain.
f) Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan masalah- masalah yang
mutakhir, yang sedang dibicarakan dan relevan dengan tujuan negara setempat.
g) Adanya metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan
memperhatikan perbedaan masing- masing individu.
h) Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
i) Memperhatikan aspek – aspek sosial.
j) Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap peserta didik.

7
k) Memperhatikan kepuasan pembawaan fitrah, seperti memberikan waktu istirahat
dan refresing untuk menikmati suatu kesenian.
Adapun mengenai penyusunan kurikulum pendidikan Islam sendiri harus menganut
prinsip-prinsip berikut:
1. Kurikulum pendidikan Islam harus memiliki pertautan sempurna dengan agama.
Oleh karena itu, setiap hal yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk filsafat, tujuan,
kandungan, metode pembelajaran serta hubungan-hubungan yang berlaku dalam lembaga
pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada agama dan akhlak Islam serta terisi dengan
jiwa ajaran Islam. Prinsip ini harus tetap dijaga bukan hanya terhadap ilmu syariat
melainkan pada segala hal yang terkandung dalam kurikulum termasuk ilmu akal dan
segala macam kegiatan dan pengalaman.
2. Menyeluruh pada tujuan-tujuan kurikulum yang meliputi segala aspek pribadi
peserta didik. Oleh karena itu apabila segala tujuan harus meliputi harus meliputi segala
kepribadian peserta didik, maka segala kandungannya harus meliputi segala yang berguna
untuk membina pribadi peserta didik.
3. Keseimbangan relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum. Jika kurikulum
memberi perhatian besar kepada perkembangan spiritual dan ilmu-ilmu syariat, maka
aspek spiritual itu tidak boleh melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan.
C. Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Materi pembelajran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan Islam pada masa
sekarang nampaknya semakin luas. Hal ini karena dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya, selain juga semakin beratnya beban yang ditanggung oleh pihak
sekolah sebagai penyelenggata pendidikan. Oleh karena tuntutan perkembangan yang
demikian pesatnya maka para perancang kurikulum pendidikan Islam juga dituntut untuk
memperluas cakupan yang terkandung dalam kurikulum pendidikan Islam, antara lain
berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
Sebagaimana dikutip oleh alAbrasyi, bahwa Kurikulum Pendidikan Islam terbagi
dalam dua tingkatan, yaitu:Tingkatan pemula (manhaj ibtida’i) yang mencakup materi
kurikulum pemula difokuskan pada pembalajaran al Qur’an dan as Sunnah, dan tingkatan
atas (manhaj ‘ali) yakni kurikulum yang mempunyai dua kualifikasi, yaitu ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan dzatnya sendiri , seperti ilmu syari’ah yang mencakup fiqh, tafsir, hadits,
ilmu kalam dan ilmu- ilmu yang ditujukan untuk ilmu-ilmu lain, dan bukan berkaitan dengan
dzatnya sendiri, seperti, ilmu bahasa, matematika dan mantiq (logika). AlGhazali membagi
isi Kurikulum Pendidikan Islam dengan empat kelompok dengan mempertimbangkan jenis
dan kebutuhan ilmu itu sendiri, yaitu : 1). Ilmu- ilmu Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama,
misalnya fiqh, tafsir dan sebagainya, 2). Ilmu bahasa sebagai alat untuk mempelajari ilmu al
Qur’an dan ilmu agama. 3). Ilmu-ilmu yang fardlu kifayah, seperti matematika, kedokteran,
industri, pertanian dan lain-lain. 4). Ilmu-ilmu beberapa cabang ilmu filsafat.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk
dan pada diri mereka sendiri (anfus), sehingga jelaslah bagi mereka bahwa alQur’an itu

7
adalah benar.Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagikamu) bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu?”
Dalam ayat ini terkandung tiga isi Kurikulum Pendidikan Islam, yaitu:
1. Isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”
Ilmu ini meliputi ilmu kalam, fiqh, akhlaq/tasawuf, ilmu-ilmu tentang al Qur’an dan lain-
lain.
2. Isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”.
Ilmu ini berkaitan dengan perilaku manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sosial,
berbudaya dan berakal.Ilmu ini meliputi ilmu sejarah, politik, bahasa, filsafat, psikologi dan
lain-lain.
3. Isi kurikulum yang berorientasi pada“kealaman”.
Ilmu ini berkaitan dengan alam semesta, seperti : ilmu fisika , kimia, pertanian, perikanan,
biologi danlain-lain.

BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan makalah di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Hakekat kurikulum pendidikan Islam adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana
kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi pendidikan, saran-saran
strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai
tujuan yang diinginkan dengan mengacu pada nilai-nilai ajaran Islam.
2) Asas-asas kurikulum pendidikan Islam meliputi; asas religius/agama, asas falsafah, asas
psikologis dan asas sosiologis.
3) Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam adalah;
a) Memiliki pertautan sempurna dengan agama.
b) Menyeluruh pada tujuan-tujuan kurikulum yang meliputi segala aspek pribadi peserta
didik.
c) Keseimbangan relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum.
d) Berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
7
e) Pemeliharaan perbedaan individu diantara para peserta didik dalam bakat, minat,
kemampuan, kebutuhan dan segala masalahnya.
f) Menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan
tempat.
g) Berkaitan dengan berbagai mata pelajaran dan pengalaman-pengalaman serta aktifitas
yang terkandung dalam kurikulum.
h) Isi kurikulum pendidikan Islam meliputi; isi kurikulum yang berorientasi pada
“ketuhanan”; isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”; dan isi kurikulum yang
berorientasi pada“kealaman”.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2006, hlm. 156.
Muhammad Ali al-Kahwli, Qomus Tarbiyah, English-Arab, Beirut:Dar al’Ilm almaliyyin,tt.
Oemar Muhammad al Toumy al Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1979, hlm. 478.
]Muhammad Athiyah al-Abrasy, Tarbiyah Islamiyah wa falasifuha, Kairo: al- Habibi, 1969,
hlm.
Abdul Mujib dan Mudzakkir Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media,
2006, hlm.
Referensi :
http://mts-ma-walisongo-ngabar-ponorogo.blogspot.com/2011/04/hakekat-kurikulum-
pendidikan-islam.html

Anda mungkin juga menyukai