Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Tentang
“HAKIKAT KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM”

DISUSUN OLEH :

Melany Andhita 2214070089


Chelsy Aulia Putri 2214070102
Wahyuni Reffy 2314070299

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Muhammad Kosim, M. A.

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


(4PGMC) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI IMAM
BONJOL PADANG
1445 H/2024 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan mengucapkan Alhamdulillah kami. ucapkan


kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini demi memenuhi mata
kuliah Filsafat Pendidikan Islam.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen yang mengampu mata Filsafat Pendidikan Islam yaitu Dr.
Muhammad Kosim, M. A. yang telah memberikan amanah kepada kami
untuk membuat makalah tentang “Hakikat Kurikulum Dalam Perspektif
Filsafat Pendidin Islam”
Kami sebagai pemakalah memakalah menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik
kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak terutama bagi kami sebagai pemakalah dan terima kasih
kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.

Padang, 20 Maret 2024


Pemakalah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan esensi manusia. Jika manusia tidak
memiliki pendidikan yang baik maka ia tidak akan bisa berkreasi, berinovasi serta
melangsungkan kehidupannya dengan baik. Oleh karena itu, peranan manusia
menjadi khalifah mempunyai kewajiban buat menempuh pendidikan sepanjang
hayat. Pada proses pendidikan terdapat beberapa komponen yang wajib menjadi
prioritas supaya berlangsungnya pendidikan menggunakan baik. Pada antaranya
pendidik, anak didik serta kurikulum. Bagi orang yang bergelut dalam global
pendidikan, istilah kurikulum bukanlah istilah asing. Sebab kurikulum bagian dari
dunia pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan tidak terlepas dari
sebuah kurikulum. Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta
sekaligus pedoman dalam pelaksanaan pedagogi pada seluruh jenis serta tingkat
pendidikan.
Setiap bangsa serta negara tentu mempunyai kurikulum yang tidak sama satu
sama lainnya. oleh sebab setiap bangsa dan negara memiliki pandangan dan
tujuan akhir dari hasil pendidikan. Bahwa hasil akhir dari pendidikan adalah
membekali manusia mempunyai ilmu dan akhlak. Untuk mendapatkan tujuan
pendidikan ini ada beberapa tahap yang dilewati. Di antaranya menggunakan
rencana tujuan secara matang serta menentukan proses dan materi yang akan
diberikan kepada anak didik. oleh sebab pendidikan secara tidak langsung
mempengaruhi pikiran serta pola tingkah laku anak. Untuk merumuskan ini harus
benar-sahih direncanakan menggunakan matang tanpa melupakan substansi ilmu
dan relevansinya dengan zaman yang dihadapi anak.1
Pada saat ini perubahan yang tampak dalam kehidupan masyarakat pada
antaranya arus globalisasi. Globalisasi memberikan dampak terhadap kehidupan
masyarakat semisal kehidupan yang tanpa sekat dan global. Kehidupan

1
Agus Salim. “Kurikulum Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.” EduTech: Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Ilmu Sosial 5.2 (2019).hal.105
masyarakat yang tanpa jarak ini menjadikan perbedaan kebudayaan masyarakat
satu menggunakan yang lainnya semakin tampak konkret. Jika perbedaan
kebudayaan serta latar belakang ini tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan hal
ini akan menyebabkan benturan kebudayaan. oleh karena itu pendidikan Islam
harus bisa masuk pada ruang yang dibutuhkan agar kekhawatiran akan benturan
tersebut tidak menjadi kenyataan. Diantara ikhtiyar untuk menuju kehidupan yang
harmoni dan terhindar dari pertarungan-konflik yang diakibatkan oleh perubahan
dunia sebagaimana disebut di atas merupakan pendidikan yang sadar akan
pengembangan nilai-nilai multikultural mirip toleransi, demokratis, moderat serta
penghargaan terhadap disparitas. pada itu pendidikan Islam sebagai pendidikan
yang bisa mengejawantahkan nilai-nilai ajaran Islam diharapkan juga merespon
nilai-nilai multikultural yang sejatinya juga tidak bertentangandengan nilai-nilai
dalam aktivitas pendidikannya makna asas kurikulum pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat kurikulum dalam perspektif filsafat pendidikan islam?
2. Bagaimana asas-asas kurikulum pendidikan?
3. Bagaimana karakteristik kurikulm dalam perspektif filsafat pendidikan
islam?
4. Bagaimana kompenen dalam kurikulum pendidikan?
5. Bagaimana ruang lingkup kurikulum penididkan islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hakikat kurikulum dalam perspektif filsafat pendidikan
islam
2. Untuk mengetahui asas-asas kurikulum pendidikan
3. Unutk mengetahui karakteristik kurikulm dalam perspektif filsafat
pendidikan islam
4. Untuk mengetahui kompenen dalam kurikulum pendidikan
5. Untuk mengetahui ruang lingkup kurikulum penididkan islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat kurikulum dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

Secara etimologi kata kurikulum berasal dari bahasa Latin curriculum


yang berarti bahan pengajaran, ada pula yang mengatakan bahwa kata tersebut
berasal dari bahasa Perancis Courier yang berarti berlari. Secara terminologi, kata
kurikulum bisa dimaknai sebagai : (1) circle of instruction, yaitu lingkaran
pengajaran dimana guru dan murid terlibat di dalamnya, (2) seluruh program
pembelajaran dan pengalaman pendidikan yang dipersiapkan oleh perancang
pendidikan, sekolah, pendidikan atau guru untuk mengantarkan peserta didik ke
arah tujuan pendidikan

Kurikulum adalah segala rencana yang tercakup dalam proses pendidikan,


dan kurikulum juga dapat diartikan sebagai segala upaya lembaga pendidikan
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Kurikulum adalah rencana
pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang ditawarkan kepada
siswa sekolah. Kurikulum disusun oleh pelatih/ahli kurikulum, pakar ilmu
pengetahuan, pendidik, lembaga pendidikan, pengusaha dan masyarakat lainnya.
Mengenai pengertian kurikulum dalam pedidikan islam, maka kurikulum tersebut
dikenal dengan istilah manhaj, yang disandarkan pada bahasa Arab. Dalam hal ini
Al-Syaibany menjelaskan bahwa kurikulum (manhaj) merupakan jalan terang
yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau
dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka.

Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa


kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis
diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitas,
pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan
oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.
Kurikulum pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam
pemikiran dan hati generasi muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa
rohani. Ia juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara kontinu,
gabungan pengetahuan dan kerja, kepercayaan dan akhlak, serta penerapan
amalan teori dalam hidup.2

Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk mengem- bangkan


seluruh potensi manusia baik lahir maupun batin agar terben- tuknya pribadi
Muslim seutuhnya. Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk
mengem- bangkan seluruh potensi manusia baik lahir maupun batin agar terben-
tuknya pribadi Muslim seutuhnya. Manusia adalah makhluk yang memerlukan
bantuan dan perto- longan orang lain, dia tidak bisa hidup sendiri tanpa
pertolongan. Per- tolongan sejak awal kepadanya adalah bagian dari pendidikan.
Ketika orangtuanya pertama kali memberi pertolongan kepadanya, maka itulah
awal pendidikan baginya setelah dia lahir. Pertolongan yang diberikan kepadanya
ada dalam dua bentuk per- tolongan yaitu: perawatan fisik, kedua pertolongan
dalam pembentukan rohani. Pertolongan dalam bentuk fisik adalah memberinya
makanan yang bergizi, merawat fisiknya dengan sebaik-baiknya, memeriksa
kesehatan dan merawatnya, menyediakan tempat tinggal yang layak, pakaian yang
pantas untuk dipakainya; demikanlah seterusnya, dan selanjutnya memberikan
pendidikan jiwanya.3

Manusia adalah makhluk yang memerlukan bantuan dan perto- longan orang lain,
dia tidak bisa hidup sendiri tanpa pertolongan. Per- tolongan sejak awal
kepadanya adalah bagian dari pendidikan. Ketika orangtuanya pertama kali
memberi pertolongan kepadanya, maka itulah awal pendidikan baginya setelah dia
lahir.

Menurut Armai Arief, dalam perkembangannya sejarah kurikulum terbagi


pada tiga masa, yaitu:
2
Ramadhan Saleh Lubis, jurnal pendidikan dan sastra arab, Esensi Kurikulum dalam perspektif
Filsafat Pendidikan Islam, vol 3. No.1 2017
3
a. Masa Klasik

Pada masa Rasulullah saw. dan masa sahabat disebut dengan masa klasik.
Materi pendidikan pada masa ini tidak terlepas dari masalah pembinaan dan
pemantapan umat serta pembinaan kerukunan sesama umat. Adapun lembaga
pendidikannya adalah majelis pengajaran dan masjid tempat Rasulullah saw.
menyampaikan pengajaran dan pendidikannya.

b. Masa Pertengahan

Masa pertengahan terdapat masa kemajuan dan kemunduran. Masa


keemasan dapat dilihat pada masa pemerintahan Bani Abbasyiah, khususnya pada
masa pemerintahan Ar-Rasyid. Pada masa ini banyak lembaga pendidikan sesuai
dengan jenjang pendidikan anak-anak dan dewasa. Pada masa ini jenjang
pendidikan dimulai dari al-kuttab (sekolah tingkat rendah). Untuk jenjang anak-
anak masa pendidikannya kurang lebih 5 tahun. Lalu dilanjutkan dengan
pendidikan menengah dan jenjang perguruan tinggi. Pada jenjang ini ada beberapa
jurusan di antaranya ilmu agama, kesustraan serta ilmu hikmah. Sedangkan masa
kemundurannya pendidikan Islam dipengaruhi meletusnya perang salib. Pada
masa ini para ulama banyak yang wafat dan musnahnya ribuan bahkan jutaan
kitab. Seiring dengan musnahnya perpustakaan ketika itu.

c. Masa Modern

Kurikulum dewasa ini tetap mengikuti prinsip yang berlaku dalam


memilih bentuk suatu kurikulum tertentu. Di antara prinsip itu adalah:

a. Kurikulum selain memberikan nilai keilmuan yang murni seharusnya juga


memberikan tuntunan terhadap anak didik agar mampu memanfaatkan ilmu sesuai
dengan bakat dan keahliannya.

b. Seharusnya kurikulum Islam dapat mengintegrasikan ilmu yang berkaitan


dengan keduniaan. Contohnya dapat dilihat dari sosok ulama kharismatik yang
bernama Abu Hanifah. Selain fakih dalam masalah agama beliau juga seorang
yang cakap dalam berdagang.
Dilihat dari rentang muncul dan berkembangnya Islam bahwa kurikulum
pendidikan Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. secara utuh dikembangkan
secara bertahap dari masa ke masa. Pada masa Nabi Muhammad saw. ajaran dan
nilai-nilai kebaikan Islam dibina dan diajarkan kepada sahabat dengan sarana dan
prasana seadanya sesuai dengan kondisi ketika itu. Lalu usaha besar ini lalu
dilanjutkan oleh para sahabat. Usaha-usaha ini lalu dikembangkan oleh generasi
seterusnya sehingga muncul berbagai lembaga pendidikan dan materi pendidikan
Islam sehingga Islam mencapai puncak kejayaannya. Dengan demikian kurikulum
pendidikan Islam berkembang seiring dengan perkembangan Islam. Begitu juga
sebaliknya pendidikan Islam mengalami kemunduran seiring dengan kemunduran
Islam.

Kurikulum pendidikan Islam juga memiliki ciri-ciri yang menjadikannya


berbeda dengan kurikulum pada umumnya, adapun ciri-ciri kurikulum
pendidikan islam sebagai berikut;
1. Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di
amalkan harus berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ijtihad para
ulama
2. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi
siswa dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta
kegiatan pengajaran
4. Dalam kurikulum pendidikan Islam, tujuan utamanya adalah pembinaan anak
didik untuk bertauhid. Oleh karena itu, semua sumber yang dirunut berasal dari
ajaran Islam
5. Kurikulum harus disesuaikan dengan fitrah manusia, sebagai makhluk yang
memiliki keyakinan kepada Tuhan.
6. Kurikulum yang disajikan merupakan hasil pengujian materi dengan
landasan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
7. Mengarahkan minat dan bakat serta meningkatkan kemampuan akliah
anak didik serta keterampilan yang akan diterapkan dalam kehidupan konkret.
Berdasarkan ciri-ciri kurikulum diatas, bahwa kurikulum pendidikan
Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk berakhlak atau
berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan lingkungan
sekitarnya. Isi kurikulum mencerminkan dikotomi keilmuan dan masih
membeda-bedakan ilmu dari Allah dan ilmu produk manusia. Padahal dalam
epistemology Islam dinyatakan bahwa semua ilmu itu merupakan produk Allah
semata, sedangkan manusia hanya menginterpretasikannya.4 ditetapkan dalam
kurikulum. Juga segala hal yang diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik
harus terjabarkan ke dalam kurikulum. Dari beberapa pengertian tersebut di atas,
dapat diketahui pengertian bahwa kurikulum adalah landasan yang digunakan
pendidik untuk membimbing peserta didik kearah tujuan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.mental. Ini berarti bahwa proses kependidikan Islam
bukanlah sustu proses yang dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya
mengacu pada konseptualisasi manusia paripurna melalui transformasi sejumlah
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mental yang harus tersusun dalam kurikulum
pendidikan Islam. Di sinilah peran filsafat pendidikan Islam dalam memberikan
pandangan filosofis tentang hakekat pengetahuan. Keterampilan, dan sikap mental
yang dapat dijadikan pedoman dalam pembentukan manusia yang paripurna.
Berdasarakan perkembangan zaman pula, dunia pendidikan turut
mengikuti pula arah perkembangan. Oleh sebab itu, para perancang kurikulum
dewasa harus menyesuaikan pula kurikulum pendidikan agar sesuai dengan
tuntutan dan arah perkembangan zaman dengan tidak meninggalkan kaidah-
kaidah Islam. Setidaknya, para perancang kurikulum pendidikan telah menetapkan
empat unsur utama di dalam kurikulum saat ini, diantaranya yaitu:
(1).Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan.Maksudnya orang
yang bagaimana yang
ingin kita bentuk melalui kurikulum itu.
(2). Pengalaman (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas-
aktifitas, dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu,bagian
ini pulalah yang di masukkan di silabus.
4
Agus Salim, KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM, Jurnal
Edutech, Vol.5, no.2 2019, hlm.106
(3). Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru untuk
mengajar dan mendorong peserta didik belajar dan membawa mereka kearah yang
dikehendaki oleh kurikulum.
(4).Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan
menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam
kurikulum, seperti ujian tengah semeseter, ujian akhir, dan lain-lain.
Berangkat dari keempat hal yang menjadi aspek pokok kurikulum, maka
jika dikaitkan dengan filsafat pendidikan yang dikembangkan pada pendidikan
Islam tentu semua akan menyatu dan terpadu dan terintegrasi dengan ajaran Islam
itu sendiri. Pendidikan yang merupakan suatu proses memanusiaan manusia pada
hakekatnya adalah sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh
karena itu, setiap proses pendidikan akan berusaha mengembangkan seluas-
luasnya potensi individu sebagai sebuah elemen penting untuk mengembangkan
dan mengubah masyarakat (agent of change). Dalam upaya itu, setiap proses
pendidikan membutuhkan seperangkat sistem yang mampu mentransformasi
pengetahuan, pemahaman, dan perilaku peserta didik. Dan salah satu komponen
operasional pendidikan sebagai sistem adalah kurikulum, dimana ketika kata itu
dikatakan, maka akan mengandung pengertian bahwa materi yang diajarkan atau
dididikkan telah tersusun secara sistematik dengan tujuan yang hendak dicapai.
B. Asas-Asas Kurikulum Pendidikan Islam
Secara etimologi, asas bermakna hukum dasar, dasar sesuatu yang menjadi
tumpuan berfikir, atau dasar cita-cita. Kata ini sebenarnya berasal dari kosa kata
bahasa Arab, yaitu al-asas yang bermakna fundamen (alas, dasar) bangunan atau
dapat juga berarti asal, pangkal, atau dasar dari segala sesuatu. Karenanya, yang
dimaksud dengan asas dalam bahasan ini adalah landasan yang menjadi dasar
dalam pembentukan kurikulum Pendidikan Islami. Dalam konteks ini, bangunan
dan semua unsur yang membentuk bangunan kurikulum Pendidikan Islam
tersebut harus tersusun dan mengacu kepada suatu sumber kekuatan yang menjadi
landasan dalam pembentukannya. Sumber kekuatan itulah yang disebut dengan
asas-asas pembentuk kurikulum Pendidikan Islam. Dalam menghasilkan dan
mengembangkan kurikulum, harus sesuai hal-hal yang bisa mewujudkan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Tidak hanya membentuk tanpa terdapat dasar
yang jelas, sehingga terkesan kurikulum abal-abal. Maka dari nasution, hendaknya
kurikulum memiliki empat asas yaitu:
a. Asas filosofis berperan menjadi penentu tujuan umum pendidikan islam. Bisa
diartikan bahwa kurikulum tidak tanggal dari filsafat.
b. Asas sosiologi berperan untuk menyampaikan dasar dalam menentukan apa
saja yang akan dipelajari sesuai menggunakan kebutuhan masyarakat
kebudayaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Asas organisatoris berfungsi untuk menyampaikan dasar pada bentuk
bagaimana bahan pelajaran itu disusun serta penentuan luas urutan mata
pelajaran.
d. Asas psikologi tentang perkembangan siswa dalam berbagai aspek, serta cara
menyampaikan bahan pelajaran agar dapat dicerna serta dikuasai oleh anak
didik sesuai dengan tahap perkembangannya.5

C. Karakteristik Kurikulum Dalam Pendidikan Islam

Kurikulum pendidikan Islam tentu memiliki karakteristik atau ciri khas


tersendiri dibandingkan dengan kurikulum pendidikan pada umumnya. Dalam
pandangan al-Syaibany,
ada lima karakteristik kurikulum pendidikan Islam, yang secara ringkas dapat
disbutkan
sebagai berikut;
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan
kandungankandungan, metode-metode, alat-alat, dan tekhiniknya bercorak agama
2. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya. Yaitu kurikulum betul-
betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh.
Disamping itu juga luas dalam perhatiannya. Ia memperhatikan pengembangan
dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual,
psikologis, sosial, dan spiritual
5
Ananta permayshela, Hakikat Kurikulum dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam, Jurnal
Medika Nusantara,Vol.1, No.3, 2023, hal. 20
3. Bersikap seimbang dianatara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum
yang akan digunakan. Selain itu juga seimbang antara pengetahuan yang berguna
bagi pengembangan individual maupun sosial
4. Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan
oleh anak didik.
5. Kurikulum yang disusun selalu sesuai dengan minat dan bakat anak didik.
Karakteristik kurikulum sebagai program pendidikan islam sebagaimana
yang dikemukakan diatas, selanjutnya tidak hanya menempatkan peserta didik,
melainkan juga sebagai subjek didik yang sedang mengembangkan diri menuju
kedewasaan sesuai dengan konsep islam. Oleh karena itu kurikulum tidak akan
bermakna apabila tidak dilaksanakan dalam suatu situasi dan kondisi yang dapat
menciptakan interaksi edukatif timbal balik antar pendidik disatu sisi, dan antar
peserta didik disisi lain.6
MenurutAbudurrahman al-Nahlawi, menjelaskan bahwa kurikulum
pendidikan Islam harus memenuhi beberapa
kriteria, yaitu:
1. Memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah manusia
serta bertujuan untuk mensucikan jiwa manusia, memelihara dari penyimpangan,
dan
menjaga keselamatan fitrah manusia sebagaimana diisyaratkan hadits Qudsi
sebagai berikut:"hamba-hamba ku
diciptakan dengan kecenderungan (pada
kebenaran). Lalu Syethan menyesatkan mereka."
2. Tujuan pendidikan Islam yaitu memurnikan
ketaatan dan peribadatan hanya kepada Allah. Kurikulum pendidikan Islam yang
disusun harus menjadi landasan kebangkitan Islam, baik dalam aspek
intelektual, pengalaman, fisikal, maupun sosial. Ibadah tidak hanya sekedar
diartikan shalat atau zikir akan tetapi pekerjaan dan
perbuatan pun merupakan ibadah.
3. Harus sesuai dengan tingkatan pendidikan baik dalam hal karakteristik, tingkat
6
Alfiah Hairani, dkk. HAKIKAT KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM, Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, Vol.2, No.3, 2023, Hlm.216
pemahaman, jenis jantina serta tugas-tugas
kemasyarakatan yang telah dirancang dalam kurikulum.
4. Memperhatikan tujuan-tujuan masyarakat
yang realistis, menyangkut penghidupan dan bertitik tolak dari keislaman yang
ideal. Kurikulum pendidikan Islam sebagai cermin nilai-nilai keadaban dan
spiritualitas, baik secara personal maupun kolektif (sosial).7
Karakteristik kurikulum sebagai program pendidikan Islam sebagaimana
yang dikemukakan di atas, selanjutnya tidak hanya menempatkan peserta didik
sebagai objek didik, melainkan juga sebagai subjek didik yang sedang
mengembangkan diri menuju kedewasaan sesuai dengan konsep Islam. Oleh
karena itu, kurikulum tidak akan bermakna apabila tidak dilaksanakan dalam
suatu situasi dan kondisi yang dapat menciptakan interaksi edukatif timbal-balik
antarpendidik di satu sisi, dan antarpeserta didik di sisi lain. Di sini, terlihat ciri
khas kurikulum pendidikan Islam yang memandang peserta didik sebagai
makhluk potensial yang dapat mengembangkan dirinya sendiri melalui berbagai
aktivitas kependidikan. Pendidik dan seluruh komponen kependidikan lainnya,
termasuk kurikulum, hanya merupakan media atau sarana yang harus menciptakan
situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses pengembangan totalitas
potensi yang dimiliki peserta didik menuju kesempurnaannya secara optimal.
8
Makna pertama dan terpenting: Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
didasarkan pada landasan, tujuan, metodologi, prinsip, standar fundamental
sumber-sumber iman Islam, yang datang sebagai wahyu dari Allah, di mana Allah
SWT.
Di mana berdasarkan metodologi dan tujuan pemikiran, pandangan,
kemampuan dan filosofi manusia, mereka mungkin tidak cocok atau sepenuhnya
cocok untuk kehidupan manusia pada umumnya. Orang tidak akan membuat
(aturan) syariah untuk diri mereka sendiri. Mereka tidak memiliki kemampuan
untuk menciptakan metodologi yang sempurna untuk hidup mereka, karena

7
Noorzanah, KONSEP KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN ISLAM, Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017, Tanggerang. Hlm.72
8
M. Bakri Marzuki.FALSAFAH KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN ISLAM.STAIN
Datokarama Palu, Diponegoro,Jurnal Hunafa Vol.5 No.1, April 2008.hal,28-31
mereka tidak mengetahui diri mereka sendiri dan konsekuensi dari tindakan
mereka, dan sebagian besar didorong oleh nafsu mereka. Itulah mengapa ada
bahaya besar bahwa metode ini didasarkan pada hidupnya.
D. Komponen Kurikulum Pendidikan Islam
a. Tujuan Pendidikan Islam
Dalam hal ini tujuan pendidikan adalah menempati posisi yangpaling sentral
dan menjadi faktor identitas dan pembeda institusi pendidikan. Menurut
penjelasan Ibnu Khaldun, tujuan pendidikan Islam dibagi menjadi dua bagian:
1. Tujuan pendidikan untuk orientasi akhirat. Ibn Khaldun menjelaskan
dalam "Kitab Muqaddimah" bahwa mengajar anak-anak untuk belajar
Alquran adalah simbol dan ciri Islam. Umat Islam memiliki Alquran dan
mengamalkan ajaran mereka, dan dalam semua Ajaran Ta'lim dipraktikkan
di kota-kota. Hal ini akan menginspirasi dan memperkuat keyakinan
dengan keyakinan, serta memperkuat keyakinan terhadap Alquran dan
Hadits.
2. Tujuan pendidikan adalah untuk orientasi duniawi, Ibnu Khaldun juga
menjelaskan dalam "kitab Muqadimah" bahwa pendidikan merupakan
salah satu industri pembangunan sosial. Ibn Khaldun percaya bahwa
industri ini berkembang di masyarakat manapun karena sangat penting
untuk kehidupan pribadi di dalamnya.
Tujuan pendidikan Islam pada akhirnya bermuara pada tujuan menciptakan
kebahagian dunia akhirat, pembinaan akhlakmahmudah, pengembangan akal,
kalbu, skill dan membersihkan diri (tazkiyatun nufus) hal ini dimaksudkan untuk
manusia supaya dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang hamba. Jika
manusia masih memegang teguh prinsip tujuan pendidiakn yang selaras dengan
tujuan sebagai seorang hamba sesuai QS. Adz dzariat:56 maka akanterciptanya
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan saat ini dan menjadi manusia yang
memiliki integritas tinggi.
b. Materi Pendidikan Islam
Materi kurikulum pendidikan Islam meliputi meteri ilmu, penanaman nilai dan
pembentukan sikap. Materi yang disiapkan gunamencapai tujuan pendidikan
Islam ada dua tipe yaitu eksplisit dan implisit (merupakan hidden curriculum)
sesuai dengan pendapat An-Nahlawi bahwasanya materi merupakan asal
pengetahuan, peserta didik harus memiliki sikap dan keterampilan nilai, hal ini
untuk memenuhi standar kompetensi yang sejatinya sudah ada.Berikut sumber
dalam memilih dan menetapkan materi.
1. Hukum alam dan wahyu merupakan sumber utama dalam ilmu-ilmu
pengetahuan dan agama Islam, maksudnya adalahharus ilmiah bukan
mitos atau sejenisnya.
2. Masyarakat dengan agama atau falsafah yang mereka anut dan budaya
mereka. Sehingga erat kaitannya dengan fungsipendidikan yang fungsi
konservatif (mewariskan budaya dan nilai-nilai) dari generasi yang yang
saat ini kepada kgenerasi yang akan datang.
3. Peserta didik dengan realitas psiko-fisik dan potensi serta kebutuhan-
kebutuhannya.
Hal yang sangat penting dan perlu diingat mengenai kurikulumpendidikan Islam
yaitu, dapat menghsilkan outcome yang dibekali dengan pengetahuan ilmu-ilmu
duniawi sekaligus dibekali ilmu-ilmu keagamaan.

c. Metode Pendidikan Islam


Dalam pendidikan Islam terdapat istilah (ajarkanlah anakmu dengan kadar
atau metode sesuai dengan zamannya) yang artinya metode yang benar harus
digunakan untuk mendidik setiap orang agar dapat menyampaikan makna belajar
dengan benar dan benar dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut,
nilai-nilai Islam merupakan tempat pendidikan harus terus berjalan dan terus
berkembang untuk mencapai tujuannya.
Al-syaibani mengemukakan pendapatnya tujuh metode yang harus dimiliki
pendidik,
1. mengetahui minat bakat dana pa yang dibutuhkan anak serta dapat
memotivasi
2. memahami pendidikan yang sudah disahkan sebelum melaksanakan
pembelajaran
3. memahami tumbuh kembang anak didik dan segala perubahanya
4. mengetahui perbedaan anak didik
5. memahami cara berfikir
6. menjadikan sebuah pengalaman yang tak terlupakan dengan proses
pembelajaran yang menyenangkan
7. menjadi teladan yang baik (uswatun hasanah) 24 Sehingga nantinya dapat
menerepkan metode pendidikan yang cocok bagi peserta didik ketika
sudah memahami keadan peserta didik untuk disesuaikan dengan metode
yang komprehensif ke semua peserta didik.
Apabila metode yang sesuai sudah digunakan dalam pendidikan Islam, maka
secara fungsional sudah mencapai batas ideal dalam tujuan pendidikan Islam. Ada
tiga aspek yang harus diwujudkan yaitu, 1) Terbentuknya hamba-hamba Allah
yang berbakti kepada-Nya 2) Pendidikan, mengacu pada petunjuk Alquran dan
Hadits 3) Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnyamencontohkan sikap
motivasi dan disiplin.
d. Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi adalah proses membandingkan kondisi yang ada dengan standar
tertentu untuk memperoleh informasi dan menggunakannya untuk menyusun
penilaianuntuk mengambil keputusan, pendapat ini di kemukakakn oleh Abuddin
Nata. 26 Ada padanan kata evaluasi di dalam Al-Quuran diamtaranya adalah, Al-
hisab (QS. Al- Baqarah: 284), Al-Hukm (A-Naml: 78), Al-Qodo (QS. Thoha: 72),
An-Nazhar (QS. An- Naml: 27), musibah (QS. Alilmran :165), bala (Al-Mulk :2),
dan fitnah (QS. Al-Anfal: 25).
Dari berbagai kata yang dipakai di dalam Al-Qur'an tersebut menunjukan
beberapa makna evaluasi dalam Islam yaitu, pertama evaluasi sangat penting
dalam hidup khususnya dalam bidang pendidikan, kedua evaluasi dituntukan
untuk memperbaiki kualitas hidup dan ketakwaan seseorang (peserta didik),
ketiga evaluasi bertujuan untuk melatih kesabaran kehidupan seseorang dalam
menghadapi hidup supaya lebih bersyukur, keempat evalusibertujuan untuk
melatih seseoran untuk selalu istikamah sekalipun dalam menghadapi tantangan
hidup yang sulit, kelima evaluasi dalam Islam dilakukan terus menerus.
Menurut Suharsimi Arikunto, Evaluasi merupakan aktivitas pendidikan yang
dinilai keadaan dan kejadiannya. 29 Penilaian sebenernya selalu berhubungan erat
denga tujuan pendidikan, karena pendidikan Islam tidak hanya asepek kognitifnya
aja yang diperhatikan namun aspek perilaku dan akhlak juga. Berikut beberapa
prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam adalah (1) prisnsip kesinambungan
(kontinuitas) prinsip ini menekankan untukmemakai prinsip ini jika hendak
mengambil keputusan sehingga menjadi valid dan stabil, karena sebelum
mengambil keputusandicek kembali keputusan yang mau dimabil secara continue
atau bertahap hal ini tertuang dalam QS. Al-Ahqof :13-14. (2) prinsip menyeluruh
(komprehensif) prinsip ini digunakan untuk melihat dari berbagai macam aspek
ayang ada pada peserta didik, baik itu intelektual, kreatifitas, karakter,
kedisiplinan, keikhlasan maupun keterampilan dan lain sebagainya hal ini
dijelaskan dalam QS. Al- Zalzalah: 7-8. (3) prinsip objektifitas (keadilan) prinsip
ini mempunyai maksud untuk melakukan sesuatu hal secara proporsional dan
tidak dibuat-buat. Dalam mengevaluasi nantinya supaya tidak terpengaruh oleh
apapun seperti, kedekatan emosional, status sosial, suap dan lain halnya yang
berkaitan dengan menaikanprestasi peserta didik hal ini termaktub dalam QS. Al-
Maidah :8.309

E. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Cakupan kurikulum Pendidikan Islam meliputi seluruh kawasan kehidupan


manusia muslim, baik dalam ruang lingkup wilayah kekhilafahan maupun
pengabdiannya kepada Allah SWT. sebagai makhluk ibadah. Karena itu, dalam
konteks wilayah kekhalifahan manusia, maka kurikulum Pendidikan Islam harus
memuat tentang:
1. Hakikat manusia sebagai Kreasi atau makhluk yang diciptakan Allah
SWT, Makhluk yang dianugrahi potensi jismiyah dan ruhiyah sehingga
berkemampuan membelajarkan diri, Makhluk yang dipilih sebagai
9
Futihatul Janah,dkk.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM: HAKIKAT DAN KOMPONEN
PENGEMBANGANNYA.Jurnal Ilmu Pendidikan Islam KUTTAB Prodi Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Lamongan Vol. 06, No. 02, September 2022,hal.254-256
khalifah dimuka bumi yang diberi tugas untuk memimpin dan
memakmurkan kehidupan di dalamnya.
2. Kapasitas atau kemampuan manusia dalam meneladani dan
mengembangkan sifat-sifat ketuhanan yang tersimpul dalamal-asmâ al-
husna ke dalam dirinya.
3. Adab atau akhlaq al-karimah, yakni nilai-nilai universal untuk menata
kehidupan diri sendiri, masyarakat dan alam semestayang sejahtera,
anggun dan mulia.
4. Al-‘ilm, yaitu ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk mampu
menjalankan tugas kekhalifahannya, baik ilmu-ilmu yang didatangkan
Allah SWT melalui Nabi dan Rasul-Nya di alam semesta dan dalam diri
manusia, yang dapat didekati manusia lewat pengindraan, pemikiran dan
eksperimentasi ilmiah. Karenanya, dalam konteks ini, kurikulum
Pendidikan Islam harus memuat ilmu-ilmu kealaman dan ilmu-ilmu
terapan.
5. Sunnah Allah, yaitu perubahan dan perkembangan alam serta kehidupan
manusia dimana mereka dipersyaratkan untuk membekali diri dengan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian agar mampu menyiasati dan
mewarnai perubahan tersebut kearah yang lebih baik.10
Adapun ruang lingkup kurikulum Pendidikan islam, diantaranya yaitu :
1. Hubungan manusia dengan Allah swt.
Hubungan vertikal antara manusia dengan penciptanya menjadi prioritas
kurikulum ini karena ajaran dasar inilah yang harus ditanamkan terlebih dahulu
kepada siswa. Tujuan Silabus Dalam Hubungan Manusia Dengan Allah SWT. Ini
mencakup aspek iman, rukun Islam dan Ihsan. Termasuk membaca Al-Qur’an dan
menulis huruf-huruf Al-Qur’an.11
2. Hubungan antar pribadi
Komunikasi manusia, sebagai mata pelajaran penting pendidikan agama Islam,

10
Salminawati, Op.Cit. Hlm.148
11
Siti Yumnah, dkk. Bunga Rampai: Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam. (Surabaya: Cipta
Media
Nusantara, 2022).h.45
ditempatkan sebagai prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini. Sasaran
kurikulum yang ingin dicapai dalam kurikulum ini adalah aspek kewajiban dan
larangan dalam hubungan dengan orang lain serta hak dan kewajiban atas harta
dan jasa, pola hidup bersih dan sehat jasmani dan rohani, serta kepribadian yang
baik.
3. Hubungan manusia dengan alam
Islam mengajarkan kita banyak tentang bagaimana Tuhan memberdayakan
lingkungan dan manusia. Khalifah di muka bumi. Manusia dapat menggunakan
alam dan mengambil manfaat darinya sepanjang garis yang ditentukan oleh
agama. Dalam kurikulum pendidikan agama Islam, yang sudah memasukkan
aspek ini: Hubungan antara manusia dan alam memiliki dua makna dalam
kehidupan siswa:
1. Mendorong siswa untuk belajar tentang alam. Maka, cintai dan gunakan
sebanyak mungkin. Tentu saja, hal ini secara tidak langsung mendorong mereka
untuk berpartisipasi dalam pembangunan bagi diri mereka sendiri maupun bagi
masyarakat dan negara.
2. Mengenal dan mencintai alam, siswa merasakan keindahan dan luasnya
alam
semesta. Hal ini meningkatkan keimanan mereka kepada Allah SWT. Sebagai
pencipta Tujuan kurikulum harus terpenuhi dan mereka mencintai alam serta
berpartisipasi dalam pemeliharaan, pengolahan dan pemanfaatan lingkungan
alam; sikap bersyukur atas nikmat Allah SWT.
a. Hubungan antar pribadi
Komunikasi manusia, sebagai mata pelajaran penting pendidikan agama Islam,
ditempatkan sebagai prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini. Sasaran
kurikulum yang ingin dicapai dalam kurikulum ini adalah aspek kewajiban dan
larangan dalam hubungan dengan orang lain serta hak dan kewajiban atas harta
dan jasa, pola hidup bersih dan sehat jasmani dan rohani, serta kepribadian yang
baik.
b. Hubungan manusia dengan alam
slam mengajarkan kita banyak tentang bagaimana Tuhan memberdayakan
lingkungan dan manusia. Khalifah di muka bumi. Manusia dapat menggunakan
alam dan mengambil manfaat darinya sepanjang garis yang ditentukan oleh
agama. Dalam kurikulum pendidikan agama Islam, yang sudah memasukkan
aspek ini:
Hubungan antara manusia dan alam memiliki dua makna dalam kehidupan
siswa:
1. Untuk mendorong siswa untuk belajar tentang alam. Maka, cintai dan gunakan
sebanyak mungkin. Tentu saja, hal ini secara tidak langsung mendorong mereka
untuk berpartisipasi dalam pembangunan bagi diri mereka sendiri maupun bagi
masyarakat dan negara.
3. Mengenal dan mencintai alam, siswa merasakan keindahan dan luasnya alam
semesta. Hal ini meningkatkan keimanan mereka kepada Allah swt. Sebagai
pencipta Tujuan kurikulum adalah cinta alam dan partisipasi dalam perlindungan,
budidaya dan pemanfaatan lingkungan; sikap bersyukur terhadap nikmat Allah
swt; mengetahui hukum-hukum agama tentang makanan dan minuman.12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam

Kurikulum adalah segala rencana yang tercakup dalam proses pendidikan,


dan kurikulum juga dapat diartikan sebagai segala upaya lembaga pendidikan
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Kurikulum adalah rencana
12
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pt Remaja Rosdakaraya, 2013), h.97-100.
pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang ditawarkan kepada
siswa sekolah. Kurikulum disusun oleh pelatih/ahli kurikulum, pakar ilmu
pengetahuan, pendidik, lembaga pendidikan, pengusaha dan masyarakat lainnya.
Mengenai pengertian kurikulum dalam pedidikan islam, maka kurikulum tersebut
dikenal dengan istilah manhaj, yang disandarkan pada bahasa Arab. Dalam hal ini
Al-Syaibany menjelaskan bahwa kurikulum (manhaj) merupakan jalan terang
yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau
dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat
dan menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca. Dalam penulisan makalah
ini pemakalah menyadari masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saran dan
kritikan yang membangun sangat pemakalah harapkan untuk dapat
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Salim, Agus. “Kurikulum Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.” EduTech: Jurnal
Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial 5.2 (2019). Indeks: Sinta 4.
Ramadhan Saleh Lubis, jurnal pendidikan dan sastra arab, Esensi Kurikulum dalam perspektif
Filsafat Pendidikan Islam, vol 3. No.1 2017
Nuriyanti, Nuriyanti, “Filsafat Pendidikan Islam Tentang Kurikulum,” HUNAFA: Jurnal
Studia Islamika, 5.3 (2008).
M. Bakri Marzuki.FALSAFAH KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN ISLAM.STAIN
Datokarama Palu, Diponegoro,Jurnal Hunafa Vol.5 No.1, April 2008.
Ananta permayshela, Hakikat Kurikulum dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam, Jurnal
Medika Nusantara,Vol.1, No.3, 2023, hal. 20
Alfiah Hairani, dkk. HAKIKAT KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM, Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, Vol.2, No.3, 2023
umnah, Siti. dkk. Bunga Rampai: Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam. (Surabaya: Cipta
Media Nusantara, 2022).
afsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pt Remaja Rosdakaraya, 2013)

Anda mungkin juga menyukai