Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Anggun Darweni
2. Arya Kusuma Perdana
3. Dessy Fitriyani
4. Dwi Sherli Astuti
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penyusunan makalah yang
berjudul “Kurikulum Pendidikan Islam” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikukum merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan suatu system pendidikan, karena itu kurikulum merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan semua tingkat
pendidikan.
Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum karena
merupakan suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks
pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang
dilakukan untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensinya
berupa fisik, intelektual, emosional, social keagamaan, dan lain
sebagainya.
Mengingat pentingnya peran kurikulum dalam dunia pendidikan
terutama lebih khususnya dalam Pendidikan Islam, maka pada
pembahasan kali ini akan dibahas mengenai Kurikulum Pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum pendidikan Islam?
2. Apa fungsi dari kurikulum pendidikan Islam?
3. Apa saja asas-asas yang terdapat dalam kurikulum pendidikan
Islam?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam kurikulum pendidikan Islam?
5. Apa saja orientasi kurikulum pendidikan islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui fungsi dari kurikulum pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui asas-asas yang terdapat dalam kurikulum
pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam
1
5. Untuk mengetahui orientasi kurikulum pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi, hlm. 1, 2005. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
2
Muhaimin, op. cit. hlm. 1
3
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 53, 2002. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
4
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, hlm. 153, 2001. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2
Dengan demikian, aspek yang tercakup dalam kurikulum semakin
luas, mencakup semua pengalaman sejauh yang terjangkau pengawasan
sekolah. Proses pendidikan di sekolah tidak hanya di dalam kelas, akan
tetapi juga dalam pergaulan peserta didik, kegiatan olahraga, pramuka,
laboratorium, dan sebagainya yang diorganisir oleh sekolah.
Menurut kelompok kami, kurikulum pendidikan Islam merupakan
suatu rancangan dan konsep yang dijadikan petunjuk atau patokan dalam
proses pendidikan serta pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan Islam.
3
1. Sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang
diinginkan.
2. Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-
hari.5
Menurut kelompok kami, fungsi kurikulum pendidikan Islam
adalah sebagai program kegiatan dan alat untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan,
C. Asas-asas Kurikulum Pendidikan Islam
S. Nasution mengemukakan dalam menyusun kurikulum biasanya
didasarkan pada asas atau dasar-dasar:
1. Asas filosofis, berperan sebagai penentuan tujuan umum
pendidikan.
2. Asas psikologis, berarti dalam penyusunan kurikulum harus
memperhatikan perkembangan kepribadian dan kebutuhan anak.
Berperan memberikan berbagai prinsip tentang perkembangan
anak didik dalam berbagai aspeknya, serta cara menyampaikan
bahan pelajaran agar dapat dicerna dan dikuasai oleh anak didik
sesuai dengan tahap perkembangannya.
3. Asas sosiologis, berarti dalam penyusunan kurikulum harus
memperhatikan kepentingan masyarakat. Berperan memberikan
dasar untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari sesuai
dengan kebutuhan masyaraakat, kebudayaan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Asas organisatoris, yaitu bentuk penyajian bahan pelajaran yang
memperhatikan bentuk pola organisasi kurikulum. Berfungsi
memberikan dasar-dasar dalam penyusunan mata pelajaran,
penentuan luas dan sempitnya uraian serta urutan dan susunan
mata pelajaran tersebut.6
5
Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam Cet., ke III, hlm. 122, 1996. Jakarta: Bumi Aksara.
6
S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, hlm. 11, 2003. Jakarta: Bumi Aksara.
4
Al-Syaibany memberikan kerangka dasar yang jelas tentang
kurikulum islam, seperti dipaparkan dibawah ini:
1. Dasar agama
Dasar ini hendaknya menjadi ruh dan target tertinggi dalam
kurikulum. Dasar agama dalam kurikulum pendidikan islam jelass
harus diajarkan pada al-quran, al-sunnah, dan sumber-sumber yang
bersifat furu’ lainnya.
2. Dasar falsafah
Dasar ini memberikan pedoman bagi tujuan pendidikan islam
secara filosofis, sehingga tujuan, isi, dan organisasi kurikulum
mengandung suatu kebenaran dan pandangan hidup dalam bentuk
nilai-nilai yang diyakini sebagai suatu kebenaran, baik ditinjau dari
segi ontology, epistemology, maupun aksiologi.
3. Dasar psikologis
Dasar ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yang
sejalan dengan ciri-ciri perkembangan psikis peserta didik, sesuai
dengan tahap kematangan dan bakatnya, memperhatikan
kecakapan pemikiran dan perbedaan perorangan antara satu peserta
didik dengan lainnya.
4. Dasar sosial
Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan islam
yang tercermin pada dasar social yag mengandung ciri-ciri
masyarakat islam dan kebudayaannya, baik dari segi pengetahuan,
nilai-nilai ideal, cara berpikir dan adat kebiasaan, seni dan
sebagainya. Sebab, tidak ada suatu masyarakat yang tidak
berbudaya dan tidak ada suatu kebudayaan pun tidak barada pada
masyarakat. Kaitannya dengan kurikulum pendidikan islam, sudah
tentu kurikulum harus mengakar terhadap masyarakat dan
perubahan serta perkembangannya.
Menurut kelompok kami, asas-asas kurikulum perlu diperhatikan
dalam mengembangkan kurikulum pendidikan Islam karena jika
5
kurikulum pendidikan tidak memiliki landasan yang kuat maka output
pendidikan yang dihasilkan tidak akan terjamin kualitasnya.
D. Prinsip-prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum dalam pendidikan Islam berdasarkan pada tujuh prinsip
sebagai berikut:
1. Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran
dan nilai-nilai. Setiap bagian yang terdapat dalam kurikulum, mulai
dari tujuan, kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan, dan
sebagainya harus berdasar pada agama, dan akhlak Islam. Yakni
harus terkait dengan jiwa agama Islam, keutamaan, cita-cita, dan
kemauan yang baik sesuai dengan ajaran Islam.
2. Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan
kandungan kurikulum, yakni mencangkup tujuan pembinaan
akidah, akal dan jasmaninya, dan hal lain yang bermanfaat bagi
masyarakat dalam perkembangan spiritual, kebudayaan, sosial,
ekonomi, politik, termasuk ilmu agama, bahasa, kemanusiaan,
fisik, praktis, profesional,seni rupa, dan sebagainya.
3. Prinsip keseimbangan yang relatif sama antara tujuan dan
kandungan kurikulum.
4. Prinsip keterkaitan antara bakat, minat, kemampuan, dan
kebutuhan pelajar. Begitu juga dengan alam sekitar baik yang
bersifat fisik maupun sosial di mana pelajar itu hidup dan
berinteraksi.
5. Prinsip pemeliharaan perbedaan individual di antara para pelajar,
baik dari segi minat maupun bakatnya.
6. Prinsip menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan
perkembangan zaman dan tempat.
7. Prinsip keterkaitan antara berbagai mata pelajaran dan pengalaman
dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.
6
Selain yang telah dipaparkan diatas, Moh. Roqib mengemukakan
bahwa kurikulum hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan
Islam diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip Integrasi
Integrasi merupakan sebuah prinsip yang memandang adanya
wujud kesatuan kehidupan dunia akhirat. Kehidupan di dua alam
ini dipandang sebagai satu perjalanan yang tiada terputus. Hal
tersebut diletakkan sebagai jembatan menuju alam akhirat yang
abadi.
2. Prinsip Keseimbangan
Proses penentuan materi atau kebijakan kependidikan tidak
lepas dari perbedaan individualitas dan kolektivitas subjek didik.
Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan di dalam menyusun
kurikulum dan menetapkan materi ajar. Keseimbangan yang
dimaksud yaitu seimbang berdasarkan porsi yang diberikan pada
suatu hal secaraproporsional.
3. Prinsip Persamaan dan Pembebasan
Prinsip ini berdasarkan dari adanya keyakinan bahwa manusia
diciptakan oleh Tuhan yang sama dan juga dari asal yang sama.
Sedangkan prinsip pembebasan merupakan sebuah proses menuju
ke arah kemerdekaan, yaitu ia mampu menyuarakan apa yang ada
di dalam benaknya.
4. Prinsip Pendidikan Kontinue
Prinsip ini disebut juga dengan prinsip pendidikan seumur
hidup. Proses pendidikan Islam harus terus berjalan seiring dengan
perkembangan zaman.
5. Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan
Merupakan sebuah prinsip yang mengharuskan pendidikan
membawa manusia ke arah yang baik dan bermanfaat serta menuju
ke arah yang lebih utama. Dengan prinsip kemaslahatan dan
keutamaan ini, pendidikan bukan hanya sebuah kerja mekanis,
7
melainkan sebuah proses yang agung guna mengembalikan dan
meningkatkan potensi-potensi dan moral utama manusia.7
Menurut kelompok kami, prinsip kurikulum pendidikan Islam
berkaitan dengan sumber pokok agama yaitu al-Qur’an dan Hadist. Prinsip
harus mengacu pada dasar pemikiran yang islami dan mengarahkan pada
tujuan pendidikan yang dilandasi oleh kaidah-kaidah islami.
E. Orientasi Kurikulum Pendidikan Islam
Pada dasarnya, orientasi kurikulum pendidikan pada umumnya
dapat di rangkum menjadi lima, yaitu:
1. Orientasi Pelestarian Nilai-nilai
Dalam pandangan Islam,nilai terbagi atas dua macam, yaitu
nilai yang turun dari Allah Swt. Yang di sebut dengan nilailahiah,
dan nilai yang tumbuh dan berkembang dari peradaban manusia
sendiri yang di sebut dengan nilai insaniyah. Kedua nilai tersebut
selanjutnya membentuk norma-norma atau kaidah kehidupan yang
di anut dan melembaga pada masyarakat yang mendukungnya.
Disisi lain nilai-nilai pada suatu masyarakat mengalami
perubahan dalam pergeseran dengan nilai-nilai lain. Perubahan dan
pergeseran nilai masyarakat, menurut Amin Rais M, dapat di
klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu pertama, konserfatif,
mengarah pada pelestarian nilai-nilai lama yang sudah mapan,
sungguhpun nilai itu irasional; kedua, radikal-revolusioner,
mengarah pada pencabutan semua nilai-nilai ke akar-akarnya,
karena pelestarian nilai lama itu mengakibatkan stagnasi sosial,
iptek, dan lainya sehingga klsifikasi ini cenderung pada ”change
for the sake change” yakni, mengubah asal mengubah;
ketiga, reformis, mengarah pada perpaduan antara konserfatif dan
radikal-revolusioner, yakni perubahan dan pergeseran nilai dengan
berlahan-lahan sesuai tuntutan Rasullah SAW.
7
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga, dan Masyarakat, hlm. 87, 2009. Yogyakarta: LKiSYogyakarta.
8
2. Orientasi Pada Kebutuhan Sosial (Social Demand)
Orientasi kurikulum adalah bagaimana memberikan
kontribusi positif dalam perkembangan sosial dan kebutuhanya,
sehinnga output dilembaga pendidikan mampu menjawab dan
mengeja wantahan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.
Untuk mewujudkan orientasi kebutuhan sosial, Abu A’la
Al-Maududi merumuskan enam pola prinsip umum pengaturan
kehidupan sosial, yang mungkin dapat diterapkan dan dijadikan
pedoman dalam rumusan kurikulum pendidikan islam yaitu:
1. Saling menolong dalam perbuatan kebajikan dan taqwa dan
jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan
permusuhan (QS.Al Maidah:2);
2. Manusia adalah sebaik-baik umat yang mengajak kepada
kebajikan dan melarang perbuatan kemungkaran (QS.Ali-
Imron:110);
3. Jauhilah dirimu dari perbuatan buruk sangka, karena buruk
sangka itu sedusta-dusta pembicaraan dan janganlah
menyebarkan keburukan orang lain, serta jauhilah selalu
mengintai seseorang, dan jangan saling mendengki dan
membenci, tetapi hendaklah menjadi hamba Allah yang
bersaudara (QS. Al Hujurat:10-12);
4. Janganlah membantu orang jahat kalu sudah di
ketahui bahwa ia akan berbuat jahat (Al Hadits);
5. Mendukung masyarakat yang salah sama halnya dengan
orang yang jatuh ke sumur sambil memegang ekornya unta
yang hampir jatuh ke sumur pula (Al-Hadits);
6. Sayangilah orang lain sebagaimana engkau menyanyangi
dirimu sendiri (Al-Hadits).
Dari keenam prinsip itu, terbentuk suatu hubungan
masyarakat yang harmonis dalam segala aspeknya, baik dalam
9
masalah tenaga kerja, perkembangan iptek, pelestarian tradisi
masyarakat,masalah ekonomi dan politik.
3. Orientasi Pada Tenaga Kerja
Dengan pendidikan, pengalaman dan pengetahuan
seseorang dapat bertambah dan dapat menentukan kualitas dan
kuantitasnya bekerja.
Sebagai konsekuensinya, kurikulum pendidikan di arahkan
untuk memenuhi kebutuhan bekerja. Setelah lulus dari lembaga
sekolah, peserta didik di harapkan memiliki kemampuan dan
ketrampilan yang professional, produktif, kreatif, dan dengan
inovatif, mampu mendayagunakan sumber daya alam dan sumber
daya situasi yang mempengaruhinya.
4. Orientasi Pada Peserta Didik
Orientasi ini memberikan kompas pada kurikulum untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik yang disertakan yang di
sesuaikan dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.
5. Orientasi Pada Masa Depan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Dengan iptek masalah yang rumit menjadi lebih mudah,
benda yang tak berguna menjadi lebih berguna, masalah yang
using dan yang buruk kemudian di bumbui dengan produk iptek
menjadi lebih menarik.
Melihat kondisi seperti itu, tuntutan kita selanjutnya adalah
membuat dan mengaplikasikan kurikulum pendidikan yang selaras
dengan kemajuan iptek. Hal tersebut bisa di lakukan dengan
landasi dengan kurikulum tersebut dengan nilai-nilai universal
yang abadi, dan mengorientasikanya pada futuristik dengan
menelaah sejarah dan peristiwa masa lalu untuk diantisipasi dan
dibuat referensi pada perkembangan masa depan.
Menurut kelompok kami, orientasi kurikulum pendidikan Islam
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidik dan peserta didik tentang
10
agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah Swt.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu rancangan dan
konsep yang dijadikan pedoman dalam proses pendidikan serta
pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam pendidikan Islam.
Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mendidik generasi muda
dengan baik dan mendorong mereka untuk membuka dan mengembangkan
kesediaan-kesediaan, bakat-bakat, dan keterampilan serta menyiapkan
mereka dengan baik untuk melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di
muka bumi.
Asas-asas kurikulum pendidikan Islam ada empat, yaitu asas
filosofis, asas psikologis, asas sosiologis, dan asas organisatoris.
Kurikulum pendidikan Islam memiliki tujuh prinsip, yaitu prinsip
pertautan yang sempurna dengan agama, prinsip menyeluruh pada tujuan-
tujuan dan kandungan kandungan kurikulum, prinsip keseimbangan yang
relatif sama antara tujuan dan kandungan kurikulum, prinsip keterkaitan
antara bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhan pelajar, prinsip
pemeliharaan perbedaan individual di antara para pelajar, baik dari segi
minat maupun bakatnya, prinsip menerima perkembangan dan perubahan
sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat, serta prinsip keterkaitan
antara berbagai mata pelajaran dan pengalaman dan aktivitas yang
terkandung dalam kurikulum.
Adapun lima orientasi kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai
berikut, orientasi pada nilai-nilai, orientasi pada kebutuhan sosial (social
demand), orientasi pada tenaga kerja, orientasi pada peserta didik, serta
orientasi pada masa depan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rakhim, A. A. (2015, April 7). Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, Zainal
Arifin. Retrieved from Scribd:
https://www.scribd.com/document/324722898/Konsep-Dan-Model-
Pengembangan-Kurikulum-Zainal-Arifin
12