Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Madrasah

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas dalam Mata Kuliah Telaah
Kurikulum PAI

Oleh:

Arum Sulistyowati 1900031337

Dosen Pendamping
Dr. Yusutria, S.Pd.I, M.A

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2022
A. Pendahuluan
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir
yang berarti pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Atau dapat
diartikan sebagai mata pelajarn yang harus ditempuh untuk mendapatkan
suatu gelar. Adapun kurikulum menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
merupakan seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan Pendidikan dan silabusnya pada setiap
pendidikan.
Kurikulum tidak hanya sebatas bidang studi yang termuat di
dalamnya maupun kegiatan belajarnya saja, melainkan mencakup segala
sesuatu yang mempengaruhi perkembangan serta pembentukkan pribadi
peserta didik yang bersesuaian dengan tujuan Pendidikan yang hendak
dicapai sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.1 Kurikulum
dibentuk dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan pendidikan. Oleh
karena itu, kurikulum sangat erat kaitannya dengan pendidikan.
Pada dasarnya kurikulum merupakan sistem yang terdiri atas
beberapa komponen. Pada pelaksanaan kurikulum pendidikan Islam di
madrasah terdapat komponen di dalamnya yaitu; Hakikat kurikulum;
prinsip pengembangan kurikulum; pendekatan pengembangan kurikulum;
karakteristik; landasan; pengembangan; serta tata cara pengembangan
kurikulum.
Mengingat pentingnya pemahaman terkait komponen kuriulum
pendidikan Islam di madrasah, maka penulis menyusunnya menjaddi
sebuah makalah yang berkaitan dengan hal tersebut. Kiranya adanya
makalah ini dapat menambah sedikit pengetahuan pembaca terkait
kurikulum.

1
Yudi Candra Hermawan, Wikanti Iffah Juliani, dan Hendro Widodo, “Konsep Kurikulum
dan Kurikulum Pendidikan Islam”, dalam jurnal Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan
Agama Islam Vol.10, No. 1 (2020): 34.
B. Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam di Madrasah
Kurikulum pendidikan Islam di madrasah sangat penting dan wajib
ada, karena merupakan wujud praktik dalam pendidikan akan berjalan
dengan baik dan kurikulum pendidikan Islam di madrasah menjadi pedoman
yang terdapat berbagai konsep dan landasar untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam.
As-Syaibani telah menetapkan lima dasar pokok kurikulum
pendidikan. Pertama, ialah dasar religious. Dasar ini ditetapkan atas dasar
nilai- nilai yang terdapat pada al-Qur'an dan hadits yang nilai kebenarannya
mutlak. Kedua, dasar falsafah. Dasar ini memberikan arah dan tujuan
pendidikan yang mengandung kebenaran. Ketiga, yaitu dasar psikologis
yang mempertimbangkan psikis peserta didik. Keempat, dasar sosiologis
yaitu kurikulum pendidikan memegang peran penting dalam
menyampaikan dan mengembangkan kebudayaan sosial individu dan
masyarakat. Kelima, dasar organisatoris merupakan bentuk penyajian bahan
pelajaran yakni organisasi kurikulum.2
Kurikulum pendidikan Islam di madrasah diharapkan mampu
menciptakan peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, mampu mengenal dan mengambangkan pengetahuan dan
teknologi, serta mampu bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya
untuk mewujudkannya kurikulum memerlukan komponen sebagai
pendukung, antara lain; Tujuan, yaitu hal yang hendak dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan dengan meliputi tujuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Materi, merupakan komponen yang membantu proses
pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis agar tercapainya
tujuan pendidikan. Metode, yaitu cara yang digunakan pendidik untuk
menunjang proses pembelajaran agar dalam penyampaian materi dapat

2
Ali Mustofa, “Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Pesantren,
Madrasah dan Sekolah” dalam jurnal Jurnal Pikir: Jurnal Studi Pendidikan dan Hukum Islam,
Vol.1, No. 2 (2015): 89–121, http://ejournal.staida-
krempyang.ac.id/index.php/pikir/article/view/98.
mudah diterima peserta didik. Evaluasi, bertujuan menilai sejauh mana
kurikulum berjalan dalam mencapai tujuan pendidikan.3

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di


Madrasah
Prinsip pengembangan kurikulum pendidikan Islam di madrasah
terdapat sepuluh prinsip yang harus diterapkan. Pertama, adanya prinsip
peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti luhur dan nilai-nilai
budaya. Kedua, prinsip keyakinan yang dianut oleh masyarakat. Ketiga,
prinsip yang bertitik pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta tuntutan
lingkungan peserta didik. Keempat, prinsip keseimbangan beretika, logika,
estetika, dan kinestetika. Sehingga dapat menciptakan peserta didik yang
terormat, cerdas, rasional, dan unggul. Kelima, prinsip penguatan integritas
nasional. Prinsip tersebut bertujuan menanamkan kesadaran akan
keberagaman di Indonesia.
Keenam, prinsip pengetahuan dan teknologi informasi. Kurikulum
mendorong peserta didik agar mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehinga membantu juga dalam proses belajar peserta didik.
Ketujuh, prinsip pengembangan keterampilan hidup. Adanya prinsip
tersebut diharapkan setelah peserta didik lulus sekolah, dapat menjalani
hidup di lingkungannya berada sesuai dengan pilihan masing-masing
individu. Kedelapan, prinsip pilar pendidikan yang dijadikan sebagai
prinsip pengembangan kurikulum di madrasah. Kesembilan, prinsip
berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi serta bahan
kajian disusun secara berurutan. Kesepuluh, prinsip belajar sepanjang hayat,
kurikulum mencerminkan unsur pendidikan formal, informal dan nonformal
dengan memperhatikan kondisi dan lingkungan yang selalu berkembang.4

3
Salman Alfarisi, “Analisis Pengembangan Komponen Kurikulum Pendidikan Islam di
Madrasah Diniyah” dalam jurnal Rayah Al-Islam Vol. 4, No. 02 (2020): 347–367.
4
Mustofa, “Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Pesantren, Madrasah
dan Sekolah.”
D. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di
Madrasah
Berikut beberapa pendekatan pengembangan kurikulum pendidikan
Islam di madrasah:
1. Pendekatan subjek akademis
Pelaksanaan pendekatan ini terlebih dahulu menetapkan mata
pelajaran yang akan dikaji oleh peserta didik dalam upaya
mempersiapkan pengembangan ilmu. Pada madrasah aspek
pembahasan ini lebih disistematisasi menjadi mata pelajaran ibadah
muamalah dalam ilmu fikih, ilmu akidah, quran hadis, sejarah
kebudayaan Islam. Pada pendekatan ini, dapat dilakukan dengan
memasukkan aspek keimanan dalam rumpun ilmu tauhid, ibadah dalam
rumpun ilmu fikih, dan sebagainya.
2. Pendekatan humanistis
Pendekatan ini menjadikan kurikulum menjadi lebih humanis dan
harkat martabat manusia lebih tinggi. Allah telah meniupkan ruh kepada
manusia, sehingga manusia tercipta bukan hanya jasmani namun juga
rohani. Pertanggungjawaban dikehidupan selanjutnya juga potensinya
pada rohaniyahnya. Oleh karena itu, peserta didik diberi kesempatan
untuk mengaktualkan potensi diri sebagai fitrah manusia yang juga
merupakan eksistensi dari humanis.
3. Pendekatan teknologis
Pada pendekatan ini, pendidikan Islam disesuaikan dengan analisis
tugas tertentu dalam segala aspek pembelajarannya. Tidak semua materi
PAI dapat diaplikasikan pendekatan ini karena, beberapa materi tidak
bersifat teknis. Contohnya, materi seperti penanaman keimanan yang
tidak dapat dinilai atau diukur secara konkret.
4. Pendekatan rekontruksi sosial
Permasalahan yang dihadapi masyarakat selanjutnya membutuhkan
problem solving merupakan titik tolak adanya penyusunan kurikulum
sehingga menjadi solusi dalam permasalahan untuk menuju masyarakat
yang lebih baik.5
E. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam harus memenuhi beberapa kriteria,
yaitu:
1. Sistem pengajaran dan materi yang sejalan dengan fitrah manusia,
yang bertujuan mensucikan jiwa manusia, memelihara dari
penyimpangan, dan menjaga keselamatan fitrah manusia.
2. Kurikulum pendidikan Islam yang disusun harus menjadi landasan
kebangkitan Islam, baik dalam aspek intelektual, pengalaman,
fisikal, maupun sosial.
3. Harus sesuai dengan tingkatan pendidikan baik dalam hal
karakteristik, tingkat pemahaman, jenis jantina serta tugas-tugas
kemasyarakatan yang telah dirancang dalam kurikulum.
4. Kurikulum pendidikan Islam sebagai cermin nilai-nilai keadaban
dan spiritualitas, baik secara personal maupun kolektif (sosial).
5. Tidak bertentangan dengan konsep dan ajaran Islam, melainkan
harus sesuai dengan konteks ajaran Islam.
6. Rancangan kurikulum harus realistis sehingga dapat diterapkan dan
sesuai dengan keadaan masyarakatnya.
7. Memilih metode dan pendekatan yang relevan dengan kondisi
materi, belajar mengajar, dan suasana lingkungan pembelajaran.
8. Kurikulum pendidikan Islam harus efektif, dapat memberikan hasil
pendidikan yang bersifat pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan.
9. Harus sesuai dengan berbagai tingkatan usia peserta didik. Dalam
hal ini yang paling penting adalah tingkat penguasaan bahasa yang
dicapai oleh peserta didik. Secara psikologis kurikulum tersebut
dapat sesuai dengan kematangan peserta didik.

5
Nur Azizah Ashari, “Pengembangan Kurikulum PAI Di Madrasah”, dalam jurnal An-
Nur : Jurnal Studi Islam Vol.13, No. 2 (2021): 153–167, https://jurnalannur.ac.id/index.php/An-Nu.
10. Memperhatikan aspek pendidikan tentang segi perilaku yang
bersifat aktivitas langsung seperti berjihad, dakwah Islam, serta
penciptaan lingkungan sekolah yang Islami, etis dan anggun.6
F. Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Madrasah

Pertama, landasan agama. Seperti halnya dengan Pancasila pertama


yang bermakna kepercayaan terhadap Tuhan YME yang sesuai baik dengan
agama maupun dari kepercayaan para pemeluknya dijadikan dasar
pengembangan kurikulum. Kedua, landasan filsafat. Dengan berfilsafat
menjadikan segala aspek pengetahuan manusia dapat terpenuhi.

Keiga, landasan psikologi belajar anak. Adanya landasan ini dapat


menyesuaiakan dengan tahapan potensi dan bakat peserta didik. Keempat,
landasan sosial. Kurikulum harus sesuai dengan prinsip budaya sosial
keagamaan. Hal ini juga tercermin pada dasar sosial yang mengandung ciri
bahwa masyarakat memiliki budaya dan tradisi, sehingga aspek ini penting
untuk dijadikan pandangan dan mengakar terhadap masyarakat.7 Beberapa
landasan di atas merupakan upaya untuk mempersiaplam peserta didik
menghadapi perubahan dan perkembangan zaman. Diharapkan kurikulum
yang disusun relevan dengan apa saja yang menjadi cita-cita dan tujuan
masyarakat.

G. Pengembangan Kurikulum di Madrasah


Adapun pengembangan kurikulum menurut Muhaimin8 ada tiga
pandangan. Pertama, suatu kegiatan yang produknya berupa kurikulum.
Kedua, proses mengkaitkan beberapa komponen sehingga tercipta
kurikulum yang lebih efektif dan baik. Ketiga, kegiatan berupa penyusunan,
pelaksanaan, evaluasi, dan penyempurnaan kurikulum yang dapat juga
diartikan sebagai pengembangan kurikulum.

6
A Pendahuluan, B Pengertian Kurikulum, dan Pendidikan Islam, “Konsep Kurikulum
dalam Pendidikan Islam” Vol. 15, No. 28 (2017): 68–74.
7
Ashari, “Pengembangan Kurikulum PAI Di Madrasah.”
8
Ibid., hlm. 31
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kurikulum terdapat empat
peran yang harus dilakukan guru, antaralain: pertama, guru merupakan
pelaksana kurikulum, kedua, gru memiliki peran untuk mengembangkan
kurikulum sekolah, ketiga, guru harus mampu menyesuaikan kurikulum
dengan kondisi lembaga pendidikan. Keempat, guru sebagai peneliti dan
pengembang kurikulum di lembaga pendidikan.9
H. Tata Cara Pengembangan Kurikulum Madrasah
Pengembangan kurikulum dilakukan melalui tata cara yang telah
ditentukan, yaitu: pertama, menetukan model dalam pengembangan.
Kedua, analisis kebutuhan dan situasi lembaga pendidikan. Ketiga,
menetukan apa saja yang menjadi objektivitas, aims, dan goals. Keempat
merumuskan isi dalam kurikulum. Kelima, menentukan metode yang
digunakan dalam mengembangkan kurikulum. Keenam, melakukan
evaluasi terhadap kurikulum. Ketujuh, pelaksanaan kurikulum. Kedelapan,
umpan balik yang diberikan dari adanya perubahan kurikulum.
I. Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam di madrasah memiliki tujuan untuk
menciptakan peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, mampu mengenal dan mengambangkan pengetahuan dan
teknologi, serta mampu bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya
dalam pelaksanaan tersebut haruslah sesuai dengan tata cara dan juga
sejalan dengan konsep-konsep yang telah ditentukan.
Pelaksanaan pengembangan kurikulum PAI di madrasah juga
memerlukan peran penting dari guru, guru harus mampu menentukan serta
menyesuaikan antara kurikulum dengan kondisi lembaga pendidikan. Agar
nantinya pelaksanaan kurikulum dapat berjalan dengan efektif.

9
Ibid., hlm 35
Daftar Pustaka

Alfarisi, Salman. “Analisis Pengembangan Komponen Kurikulum Pendidikan


Islam Di Madrasah Diniyah.” Rayah Al-Islam 4, no. 02 (2020): 347–367.
Ashari, Nur Azizah. “Pengembangan Kurikulum PAI Di Madrasah.” An-Nur :
Jurnal Studi Islam 13, no. 2 (2021): 153–167.
https://jurnalannur.ac.id/index.php/An-Nu.
Hermawan, Yudi Candra, Wikanti Iffah Juliani, and Hendro Widodo. “Konsep
Kurikulum Dan Kurikulum Pendidikan Islam.” Jurnal MUDARRISUNA:
Media Kajian Pendidikan Agama Islam 10, no. 1 (2020): 34.
Mustofa, Ali. “Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Pesantren,
Madrasah Dan Sekolah.” Jurnal Pikir: Jurnal Studi Pendidikan dan Hukum
Islam 1, no. 2 (2015): 89–121. http://ejournal.staida-
krempyang.ac.id/index.php/pikir/article/view/98.
Pendahuluan, A, B Pengertian Kurikulum, and Pendidikan Islam. “Konsep
Kurikulum Dalam Pendidikan Islam” 15, no. 28 (2017): 68–74.

Anda mungkin juga menyukai