MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas dalam Mata Kuliah Telaah
Kurikulum PAI
Oleh:
Dosen Pendamping
Dr. Yusutria, S.Pd.I, M.A
1
Yudi Candra Hermawan, Wikanti Iffah Juliani, dan Hendro Widodo, “Konsep Kurikulum
dan Kurikulum Pendidikan Islam”, dalam jurnal Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan
Agama Islam Vol.10, No. 1 (2020): 34.
B. Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam di Madrasah
Kurikulum pendidikan Islam di madrasah sangat penting dan wajib
ada, karena merupakan wujud praktik dalam pendidikan akan berjalan
dengan baik dan kurikulum pendidikan Islam di madrasah menjadi pedoman
yang terdapat berbagai konsep dan landasar untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam.
As-Syaibani telah menetapkan lima dasar pokok kurikulum
pendidikan. Pertama, ialah dasar religious. Dasar ini ditetapkan atas dasar
nilai- nilai yang terdapat pada al-Qur'an dan hadits yang nilai kebenarannya
mutlak. Kedua, dasar falsafah. Dasar ini memberikan arah dan tujuan
pendidikan yang mengandung kebenaran. Ketiga, yaitu dasar psikologis
yang mempertimbangkan psikis peserta didik. Keempat, dasar sosiologis
yaitu kurikulum pendidikan memegang peran penting dalam
menyampaikan dan mengembangkan kebudayaan sosial individu dan
masyarakat. Kelima, dasar organisatoris merupakan bentuk penyajian bahan
pelajaran yakni organisasi kurikulum.2
Kurikulum pendidikan Islam di madrasah diharapkan mampu
menciptakan peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, mampu mengenal dan mengambangkan pengetahuan dan
teknologi, serta mampu bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya
untuk mewujudkannya kurikulum memerlukan komponen sebagai
pendukung, antara lain; Tujuan, yaitu hal yang hendak dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan dengan meliputi tujuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Materi, merupakan komponen yang membantu proses
pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis agar tercapainya
tujuan pendidikan. Metode, yaitu cara yang digunakan pendidik untuk
menunjang proses pembelajaran agar dalam penyampaian materi dapat
2
Ali Mustofa, “Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Pesantren,
Madrasah dan Sekolah” dalam jurnal Jurnal Pikir: Jurnal Studi Pendidikan dan Hukum Islam,
Vol.1, No. 2 (2015): 89–121, http://ejournal.staida-
krempyang.ac.id/index.php/pikir/article/view/98.
mudah diterima peserta didik. Evaluasi, bertujuan menilai sejauh mana
kurikulum berjalan dalam mencapai tujuan pendidikan.3
3
Salman Alfarisi, “Analisis Pengembangan Komponen Kurikulum Pendidikan Islam di
Madrasah Diniyah” dalam jurnal Rayah Al-Islam Vol. 4, No. 02 (2020): 347–367.
4
Mustofa, “Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Pesantren, Madrasah
dan Sekolah.”
D. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di
Madrasah
Berikut beberapa pendekatan pengembangan kurikulum pendidikan
Islam di madrasah:
1. Pendekatan subjek akademis
Pelaksanaan pendekatan ini terlebih dahulu menetapkan mata
pelajaran yang akan dikaji oleh peserta didik dalam upaya
mempersiapkan pengembangan ilmu. Pada madrasah aspek
pembahasan ini lebih disistematisasi menjadi mata pelajaran ibadah
muamalah dalam ilmu fikih, ilmu akidah, quran hadis, sejarah
kebudayaan Islam. Pada pendekatan ini, dapat dilakukan dengan
memasukkan aspek keimanan dalam rumpun ilmu tauhid, ibadah dalam
rumpun ilmu fikih, dan sebagainya.
2. Pendekatan humanistis
Pendekatan ini menjadikan kurikulum menjadi lebih humanis dan
harkat martabat manusia lebih tinggi. Allah telah meniupkan ruh kepada
manusia, sehingga manusia tercipta bukan hanya jasmani namun juga
rohani. Pertanggungjawaban dikehidupan selanjutnya juga potensinya
pada rohaniyahnya. Oleh karena itu, peserta didik diberi kesempatan
untuk mengaktualkan potensi diri sebagai fitrah manusia yang juga
merupakan eksistensi dari humanis.
3. Pendekatan teknologis
Pada pendekatan ini, pendidikan Islam disesuaikan dengan analisis
tugas tertentu dalam segala aspek pembelajarannya. Tidak semua materi
PAI dapat diaplikasikan pendekatan ini karena, beberapa materi tidak
bersifat teknis. Contohnya, materi seperti penanaman keimanan yang
tidak dapat dinilai atau diukur secara konkret.
4. Pendekatan rekontruksi sosial
Permasalahan yang dihadapi masyarakat selanjutnya membutuhkan
problem solving merupakan titik tolak adanya penyusunan kurikulum
sehingga menjadi solusi dalam permasalahan untuk menuju masyarakat
yang lebih baik.5
E. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam harus memenuhi beberapa kriteria,
yaitu:
1. Sistem pengajaran dan materi yang sejalan dengan fitrah manusia,
yang bertujuan mensucikan jiwa manusia, memelihara dari
penyimpangan, dan menjaga keselamatan fitrah manusia.
2. Kurikulum pendidikan Islam yang disusun harus menjadi landasan
kebangkitan Islam, baik dalam aspek intelektual, pengalaman,
fisikal, maupun sosial.
3. Harus sesuai dengan tingkatan pendidikan baik dalam hal
karakteristik, tingkat pemahaman, jenis jantina serta tugas-tugas
kemasyarakatan yang telah dirancang dalam kurikulum.
4. Kurikulum pendidikan Islam sebagai cermin nilai-nilai keadaban
dan spiritualitas, baik secara personal maupun kolektif (sosial).
5. Tidak bertentangan dengan konsep dan ajaran Islam, melainkan
harus sesuai dengan konteks ajaran Islam.
6. Rancangan kurikulum harus realistis sehingga dapat diterapkan dan
sesuai dengan keadaan masyarakatnya.
7. Memilih metode dan pendekatan yang relevan dengan kondisi
materi, belajar mengajar, dan suasana lingkungan pembelajaran.
8. Kurikulum pendidikan Islam harus efektif, dapat memberikan hasil
pendidikan yang bersifat pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan.
9. Harus sesuai dengan berbagai tingkatan usia peserta didik. Dalam
hal ini yang paling penting adalah tingkat penguasaan bahasa yang
dicapai oleh peserta didik. Secara psikologis kurikulum tersebut
dapat sesuai dengan kematangan peserta didik.
5
Nur Azizah Ashari, “Pengembangan Kurikulum PAI Di Madrasah”, dalam jurnal An-
Nur : Jurnal Studi Islam Vol.13, No. 2 (2021): 153–167, https://jurnalannur.ac.id/index.php/An-Nu.
10. Memperhatikan aspek pendidikan tentang segi perilaku yang
bersifat aktivitas langsung seperti berjihad, dakwah Islam, serta
penciptaan lingkungan sekolah yang Islami, etis dan anggun.6
F. Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Madrasah
6
A Pendahuluan, B Pengertian Kurikulum, dan Pendidikan Islam, “Konsep Kurikulum
dalam Pendidikan Islam” Vol. 15, No. 28 (2017): 68–74.
7
Ashari, “Pengembangan Kurikulum PAI Di Madrasah.”
8
Ibid., hlm. 31
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kurikulum terdapat empat
peran yang harus dilakukan guru, antaralain: pertama, guru merupakan
pelaksana kurikulum, kedua, gru memiliki peran untuk mengembangkan
kurikulum sekolah, ketiga, guru harus mampu menyesuaikan kurikulum
dengan kondisi lembaga pendidikan. Keempat, guru sebagai peneliti dan
pengembang kurikulum di lembaga pendidikan.9
H. Tata Cara Pengembangan Kurikulum Madrasah
Pengembangan kurikulum dilakukan melalui tata cara yang telah
ditentukan, yaitu: pertama, menetukan model dalam pengembangan.
Kedua, analisis kebutuhan dan situasi lembaga pendidikan. Ketiga,
menetukan apa saja yang menjadi objektivitas, aims, dan goals. Keempat
merumuskan isi dalam kurikulum. Kelima, menentukan metode yang
digunakan dalam mengembangkan kurikulum. Keenam, melakukan
evaluasi terhadap kurikulum. Ketujuh, pelaksanaan kurikulum. Kedelapan,
umpan balik yang diberikan dari adanya perubahan kurikulum.
I. Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam di madrasah memiliki tujuan untuk
menciptakan peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, mampu mengenal dan mengambangkan pengetahuan dan
teknologi, serta mampu bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya
dalam pelaksanaan tersebut haruslah sesuai dengan tata cara dan juga
sejalan dengan konsep-konsep yang telah ditentukan.
Pelaksanaan pengembangan kurikulum PAI di madrasah juga
memerlukan peran penting dari guru, guru harus mampu menentukan serta
menyesuaikan antara kurikulum dengan kondisi lembaga pendidikan. Agar
nantinya pelaksanaan kurikulum dapat berjalan dengan efektif.
9
Ibid., hlm 35
Daftar Pustaka