Anda di halaman 1dari 7

Nama: Amanda Putria Angkat

Npm: 2106104210049
Mk: Kajian Kurikulum

LANDASAN KURIKULUM

Kurikukulum adalah inti dari pendidikan dimana kurikulum dapat diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu landasan pengembangan kurikulum dapat
diartikan sebagai suatu gagasan, asumsi atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik
tolak dalam mengembangkan kurikulum. Adapun yang menjadi landasan dalam
mengmbangkan sebuah kurikulum di antaranya: landasan religius, landasan filosofis
(perenialisme, esensialisme, eksistensialisme, profresivisme, rekonstruktivisme),
landasan yuridis, landasan psikologis, landasan sosiologis atau sosial budaya serta
landasan organisatoris.

1. Landasan Filosofis
Berbicara mengenai pendidikan, hal tersebut akan selalu berhubungan dengan
manusia, baik itu subyek, obyek, maupun pengelola kegiatan pendidikan tersebut.
Apabila dianalisis lebih detail, pendidikan disusun oleh enam unsur, yaitu 1) peserta
didik; 2) guru (tenaga pendidik); 3) isi pendidikan; 4) tujuan pendidikan; 5) alat; dan
6) lingkungan pendidikan..Berdasarkan pendekatan elektrik (electric model)
kurikulum sebagai program pendidikan memiliki empat unsur, yaitu (Sukirman,
2007):
1) goals, aims, objectives;
2) 2) content,
3) 3) Learning activities;
4) 4) evaluation.
Kurikulum pendidikan menjadi penting karena akan sangat mempengaruhi kehidupan
peserta didik di masa depan.Sedikit banyak pendidikan yang diperoleh seseorang di
sekolah akan mempengaruhi cara pandangnya.
Berdasarkan filsafat pendidikan, dasar pandangan hidup seseorang mencakup tiga hal,
yaitu logika, etika, dan estetika.Ketiga hal tersebut sangat dibutukan dalam
pendidikan, terutama untuk mengembangkan kurikulum pendidikan, dan khususnya
untuk menentukan arah/tujuan pendidikan, materi/isi, proses dan metodologi, serta
sistem evaluasi yang digunakan, sehingga tingkat pencapaian pendidikan dapat
diketahui. Berikut landasan kurikulum pendidikan secara filosofis (Mudyahardjo,
2017).
1. Landasan Filosofis Pendidikan (Idealisme)
Berdasarkan pemikiran filsafat idealisme, dikatakan bahwasanya pembentukan
karakter dan kebaikan sosial (sesuai hakikat kemanusiaan), merupakan hal yang harus
dikembangkan dalam pembentukan tujuan pendidikan. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan dari mulai tingkat pusat (ideal) sampai pada rumusan tujuan yang lebih
operasional (pembelajaran) harus merefleksikan pembentukan karakter dan kebaikan
sosial (sesuai hakikat kemanusiaan).

Isi kurikulum (sumber pengetahuan) dirancang untuk mengembangkan kemampuan


berpikir manusia. Selain itu, secara praktis juga dirancang untuk menyiapkan
keterampilan kesiapan di dunia kerja. Sedangkan bagi guru atau tenaga pendidik, isi
kurikulum dirancang agar guru memiliki keunggulan kompetitif dalam segi moral
maupun intelektual, serta menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif.

2. Landasan Filosofis Pendidikan (Fragmatisme)


Fragmatisme merupakan hasil evolusi sosial, biologis, maupun psikologis. Seseorang
tidak dibekali keyakinan, gagasan, norma, maupun bahasa ketika lahir. Dianggap baik
atau buruknya suatu nilai merupakan hasil eksperimen dari pengalaman hidup, apabila
hasilnya baik dan berguna maka hal tersebut akan dianggap baik pula.Pendidikan
merupakan rekonstruksi yang terjadi secara terus menerus sepanjang kehidupan
seseorang. Oleh karena itu, pendidikan tujuan pendidikan tidak memiliki batas akhir.
Rasulullah bersabda, "tuntutlah ilmu sejak dalam buaian, hingga liang lahat." Dalam
hal ini, tujuan pendidikan sebagai upaya memperoleh pengalaman yang berguna
untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi secara individu maupun sosial.

Berdasarkan hal tersebut, kurikulum pengembangan isi dan bahan kurikulum harus
memuat minat dan kebutuhan siswa, serta pengalaman-pengalaman yang telah teruji.
Warisan sosial dan masa lalu tidak menjadi masalah, karena fokus pendidikan
menurut faham fragmatisme adalah menyongsong kehidupan yang lebih baik pada
saat ini maupun di masa yang akan datang.

Hal tersebut berarti bahwa proses pendidikan dan pembelajaran secara metodologis
harus diarahkan pada upaya pemecahan masalah, penyelidikan dan penemuan. Dalam
hal ini pendidik berperan sebagai pemimpin dan pembimbing peserta didik untuk
belajar tanpa harus mendikte mereka.
Landasan pengembangan kurikulum yang pertama adalah landasan filosofis, yang
berkaitan dengan hakikat dari filsafat dan juga pendidikan. Filsafat atau pandangan
hidup dalam dunia pendidikan bertujuan untuk memberikan arah bagi peserta didik
dalam belajar.Ketika memiliki arah belajar yang jelas, peserta didik dapat
mengeksploitasi kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga dapat mencapai hasil
terbaiknya. Berkaitan dengan filsafat, setiap bangsa atau pada kelompok masyarakat
memiliki tujuan yang berbeda-beda. Maka dari itu arah pendidikan sering kali tidak
sama, tetapi hasilnya akan sama yaitu membentuk karakter peserta didik dengan
baik.Indonesia memiliki landasan pengembangan kurikulum yang jelas yaitu
pancasila. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan Indonesia adalah membentuk manusia
yang dapat hidup bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat dengan tuntunan nilai-
nilai pancasila.Sistem pendidikan di negara ini juga telah tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional).
Adanya undang-undang tersebut, maka pelaksanaannya di Indonesia harus
berlandaskan pada peraturan tersebut agar tidak melenceng dari arah yang seharusnya
dicapai.

2. Landasan Teoritis/Keilmuan

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standart dan teori
pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standart adalah pendidikan
yang menetapkan standart nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang
berlaku untuk setiap kurikulum. Standart kualitas nasional dinyatakan sebagai
Standart Kompetensi Lulusan. Standart Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas
minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. SKL mencangkup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (PP nimor 19 tahun 2005).
3. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum

Di dalam mengembangkan kurikulum, terdapat dua cabang psikologi yang sangat


penting, yaitu psikologi belajar dan pengembangan. Kaitannya dengan kurikulum,
psikologi belajar memberikan sumbangan kaitannya dengan strategi pelaksanaan
kurikulum di kelas. Sedangkan psikologi pengembangan memberikan sumbangan
kaitannya dengan isi kurikulum, seperti tingkat kedalaman dan keluasan materi,
tingkat kesulitan dan kelayakannya serta manfaat materi yang selalu disesuaikan
dengan perkembangan peserta (Sukirman, 2007). didik

4. Landasan Sosiologis, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Pengembangan


Kurikulum

Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang
berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik dihadapkan dengan budaya manusia,
dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan
dirinya menjadi manusia yang berbudaya.Di sisi lain bahwa pendidikan merupakan
usaha menyiapkan subjek didik (siswa) menghadapi kehidupan yang selalu
mengalami perubahan dengan pesat dan bahkan sulit untuk ditebak. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang (Sukirman,
2007).Teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya
untuk memcahkan masalah masalah praktis.Kurikulum pada dasarnya harus
mengakomodasi aspek-aspek sosial dan budaya. Aspek sosiologis adalah yang
berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang sangat beragam, seperti masyarakat
industri, pertanian, nelayan, dan sebagainya. Pendidikan di sekolah pada dasarnya
bertujuan mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi
dan beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas
hidupnya sebagai mahluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum
sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan
kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan
kecakapan.Ditambahkan juga oleh Abdullah idi bahwasanya dalam mengembangkan
kurikulum pendidikan harus mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu dan
kebutuhan masyarakat. Karena itu sudah sewajarnya kalau pendidikan memerhatikan
aspirasi masyarakat, dan pendidikan mesti memberi jawaban atas tekanan-tekanan
yang datang dari kekuatan sosio-politik-ekonomi yang dominan.

5. Landasan Yuridis

Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada
dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Landasan yuridis
kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22
tahun 2006 tentang Standart isi.

1. RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahan Metodologi


Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
2. PP. No.19 tahun 2005 tentang Standart Nasional pendidikan.

3. INPRES No. 1 tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan Prioritas pembangunan


Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan
nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya asing dan karakter bangsa. Beberapa
landasan yuridis dari Undang-Undang sebagai berikut:

a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

b. UU nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

c. UU no. 17 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional,


beserta segala ketentuan yang dituangkan rencana pembangunan jangka menengah
nasional, dan
d. Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan PP no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional
pendidikan.
REFERENSI

https://gurubaru.com/2022/04/22/prinsip-pengembangan-pembelajaran-berdiferensiasi-pada-
kurikulum-fleksibel-merdeka-belajar-landasan-filosofis-sosiologis-dan-hukum/
https://www.gramedia.com/literasi/pengembangan-kurikulum/

Anda mungkin juga menyukai