Anda di halaman 1dari 8

Desain pengembangan kurikulum dan implementasinya untuk program

PAI di Sekolah
Fadliyah Wahyuni Khasanah
214110402264
fadliyahwahyuni@gmail.com
Universitas Islam Negeri Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

PENDAHULUAN
Segala program pendidikan yang ada pada berbagai tingkat dan jenis pendidikan telah
dirancang untuk mencapai tujuan pelatihan. Rancangan program pendidikan di semua jenjang
dan jenis pendidikan tersebut disebut kurikulum. Kurikulum adalah representasi maksud dan
harapan dalam bentuk program yang diterapkan oleh guru di sekolah. Kurikulum merupakan
alat penting dalam membentuk dan mengembangkan peserta didik agar menjadi individu
yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Bagian yang sering diabaikan dalam pendidikan adalah kurikulum, padahal memiliki
kepentingan strategis sebagai gambaran umum visi, misi, dan tujuan pendidikan negara.
Kurikulum juga menjadi pusat nilai-nilai yang akan ditransfer kepada para siswa. Setiap kali
terjadi perubahan kurikulum di tingkat sekolah, hal itu dilakukan sesuai dengan prinsip
pengembangan kurikulum yang berbeda. Perubahan tersebut tetap memiliki tujuan
mencerdaskan kehidupan masyarakat sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia
sebagaimana diatur dalam UUD 1945.
Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam mendukung
perkembangan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT, serta membangun
karakter akhlak yang mulia. Untuk mencapai keimanan, ketaqwaan, dan akhlak yang
diinginkan, pendidikan agama Islam memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang
komprehensif dan akurat mengenai ajaran agama Islam, sehingga peserta didik dapat
menginternalisasikan dan mengamalkannya dengan benar. Maka dari itu perencanaan
kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus mampu memberikan peserta
didik pemahaman yang seimbang dan mendalam mengenai ilmu agama Islam, serta melatih
mereka untuk menerapkan ajaran tersebut dan mengembangkan nilai-nilai moral.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam perlu dipertimbangkan dengan matang,
terutama dalam hal implementasinya dalam proses belajar mengajar. Sampai saat ini,
mayoritas masyarakat mengharapkan keberadaan Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat
menggabungkan pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
membantu meningkatkan integritas moral dan spiritual peserta didik. Asumsi tersebut perlu
diperhatikan, karena konsekuensinya bisa sangat berbahaya jika diabaikan. Saat ini, peran
Pendidikan Agama Islam tidak hanya berfokus pada pendidikan agama semata, tetapi juga
diharapkan dapat terintegrasi dengan pendidikan umum.
Pengembangan kurikulum juga harus disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan
psikomotorik, kognitif dan afektif siswa dan pada tataran yang semakin baik (Andhara et al.,
2020). Desain yang baik dapat menghasilkan lulusan yang mau berkontribusi dan
mempengaruhi masa depan dan yang penting bagi pembangunan bangsa dan negara (Amin,
2013). Kurikulum yang baik dapat memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan, dengan
memperhatikan semua kelompok kepentingan, yaitu. mahasiswa, orang tua, masyarakat ,
lulusan, bangsa dan negara (Masykur, 2019). Selain itu, artikel ini disajikan kepada pembaca
dengan penekanan pada sifat perencanaan kurikulum dan perencanaan pengembangan
kurikulum, organisasi kurikulum, model perencanaan kurikulum dan penerapannya didalam
pengajaran.

KAJIAN TEORI
Dalam merancang penelitian ini, peneliti melakukan penelusuran terhadap berbagai
karya dan penelitian terdahulu yang dinilai relevan dengan tema utama dalam penelitian ini.
Perencanaan dapat dirumuskan sebagai proses berpikir secara sadar, merencanakan dan
memilih bagian-bagian, teknik dan prosedur yang akan memandu tujuan. Desain kurikulum
dapat diartikan sebagai rencana atau susunan unsur-unsur kurikulum yang terdiri dari tujuan,
isi, pengalaman belajar dan penilaian (Oemar Hamalik, 2007, p. 194).
Fred Percifal dan Henry Ellington (1984) berpendapat bahwa desain kurikulum adalah
pengembangan dari desain kurikulum, validasi, implementasi, dan proses evaluasi. Delapan
prinsip berikut telah diusulkan Saylor sebagai acuan untuk pengembangan desain kurikulum.
1. Perencanaan kurikulum dapat memfasilitasi dan mendorong pemilihan dan
pengembangan jenis yang relevan dengan pencapaian semua hasil pembelajaran yang
konsisten dengan hasil yang diharapkan.
2. Desainnya mencakup berbagai pengalaman belajar yang bermakna untuk mencapai
tujuan pendidikan.
3. Perencanaan harus mengaktifkan dan mengaktifkan guru untuk menerapkan prinsip-
prinsip pembelajaran dalam pemilihan, bimbingan dan pengembangan kegiatan
pembelajaran yang berbeda di sekolah
4. Desain memungkinkan guru menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan,
kemampuan dan tingkat kematangan siswa.
5. Desain mendorong mengembangkan berbagai pengalaman belajar anak pengetahuan
yang diperoleh di luar sekolah dan menghubungkannya dengan pembelajaran di
sekolah.
6. Rancangan tersebut dapat memberikan pembelajaran yang berkelanjutan sehingga
kegiatan belajar siswa berkembang dan berlanjut sesuai dengan pengalaman
sebelumnya.
7. Kurikulum harus dirancang untuk membantu siswa mengembangkan karakter mereka.
Kepribadian, pengalaman dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai budaya, dan h.
Perencanaan kurikulum harus realistis, layak dan dapat diterima (Oemar Hamalik,
2007, p. 194-).

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, digunakan yaitu pendekatan kualitatif untuk memahami
fenomena yang dilakukan oleh subjek atau objek penelitian melalui metode deskriptif
yang menggunakan kata-kata dan bahasa. Pendekatan kualitatif, menurut Moleong
(2008), merupakan penelitian yang berusaha memahami secara spesifik kemampuan yang
akan dipelajari, seperti perilaku, persuasi, inspirasi, tindakan, dan lain sebagainya, dengan
cara yang komprehensif melalui uraian dalam kata-kata dan bahasa menggunakan metode
alami yang berbeda. Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan. Menurut Sugiyono
(2015), penelitian kepustakaan melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber
kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian, seperti artikel penelitian yang
dimodifikasi, catatan, tes, jurnal, dan referensi lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengumpulkan materi penelitian dari literatur yang ada dan menjadikan dunia teks
sebagai objek analisis utama.
Dalam proses penulisan penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan sumber data atau
literatur berupa jurnal, artikel, buku, dan e-book. Kemudian dilakukan pembacaan dan
tinjauan materi, mencatat informasi seiring berkembangnya topik, mendeskripsikan
informasi berdasarkan pembahasan penelitian. Selain itu, analisis materi dilakukan
dengan memilah dan memilih informasi yang relevan dengan topik penelitian untuk
kemudian ditarik kesimpulan atau menghasilkan temuan yang sesuai. Proses ini dilakukan
dengan kendali yang baik. Dari hasil analisis data tersebut, kemudian diambil kesimpulan
yang komprehensif dan sistematis dalam laporan penelitian

PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, fokus utamanya adalah model pengembangan kurikulum
Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun, sebelum membahasnya secara rinci, penting
untuk memahami semangat dan tujuan dari PAI. Pada akhir penelitian, penulis juga
membahas faktoran m yang menghambat pengembangan kurikulum.
Ada beberapa pengertian pendidikan agama Islam menurut para ahli. Zakiyah
Daradjat, misalnya, pendidikan agama Islam diartikan sebagai pengajaran berdasarkan
ajaran Islam yang bertujuan untuk membimbing peserta didik agar mereka memahami,
mengikuti, dan mengamalkan ajaran agama setelah menyelesaikan pendidikan. Daradjat
juga menjelaskan pendidikan agama Islam bertujuan untuk membina dan mendidik
peserta didik agar mereka paham apa yang diajarkan Islam secara menyeluruh dan
menjadikannya sebagai pedoman hidup. Sementara itu, menurut Zuhairin, pendidikan
agama Islam adalah upaya sistematis dan pragmatis untuk membentuk kepribadian
peserta didik agar hidup sesuai dengan ajaran Islam dan mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 27, Pasal 1 menegaskan bahwa tujuan pendidikan
agama adalah membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan memiliki akhlak mulia. Kurikulum 2004 kemudian menjelaskan bahwa
pembelajaran PAI bertujuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam
dalam kehidupan sehari-hari, mengadopsi perilaku hidup bersih dan sehat, berpikir logis,
kritis, kreatif, serta mengemban hak dan kewajiban dengan tanggung jawab terhadap
lingkungan, serta mampu menyikapi dan melaksanakan ajaran agama sebagai landasan
dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan dan perilaku masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan
kegiatan pengajaran dan latihan yang sadar dan direncanakan untuk mencapai tujuan
tertentu, seperti memantapkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik sesuai dengan ajaran Islam, serta mengembangkan kesalehan sosial dan etos
kerja. Arifin juga menjelaskan beberapa kekhasan pendidikan agama Islam, seperti
menekankan pada kepercayaan kepada tauhid sebagai tujuan utama, penyesuaian
kurikulum dengan fitrah manusia, penggunaan materi tes berdasarkan Al-Qur'an dan As-
Sunnah, pembinaan minat dan keterampilan peserta didik, pengembangan kemampuan
akademik dan keterampilan yang terkait dengan kehidupan konkret, serta pembaruan
kurikulum pendidikan Islam secara berkelanjutan.
A. Tujuan pendidikan Agama Islam
Tujuan PAI tidak hanya fisik, tetapi juga aspek emosional dan intelektual
untuk menjadi manusia seutuhnya. Perilaku manusia berdasarkan pendidikan Islam
pada hakekatnya penuh dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam
konsep lain, ini disebut muslim yang ikhlas dan beriman.. Secara fungsional,
pendidikan agama Islam secara umum memiliki tujuan membimbing anak menjadi
muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, serta berguna bagi
masyarakat, agama, dan negara. Tujuan ini ialah tujuan setiap individu yang
mengajarkan agama. Karena dalam pendidikan agama pertama-tama harus diajarkan
keimanan yang teguh, karena keimanan yang teguh membawa pada ketaatan terhadap
pemenuhan kewajiban agama. Tujuan umum pendidikan agama itu sendiri tidak
dapat dicapai sekaligus, melainkan memerlukan proses dalam tahapan-tahapan
tertentu; dan setiap bagian juga memiliki tujuan khusus yang disebut tujuan khusus.

B. Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam


Pengembangan Kurikulum ialah suatu rencana pendidikan yang mencakup
pengalaman yang diberikan kepada siswa di sekolah. Rencana ini bertujuan untuk
membantu pendidik dalam mendorong perkembangan siswa agar mencapai tujuan
yang diinginkan oleh siswa sendiri, keluarga mereka, dan masyarakat. Konsep ini juga
berlaku dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI).
Pengembangan kurikulum sekolah membutuhkan landasan teori yang menjadi
dasar pelaksanaan kegiatan tersebut. Sebuah konstruk merupakan pandangan teoretis
tentang suatu konsep dasar. Dalam pengembangan kurikulum, model tersebut
menggambarkan secara teoretis seluruh proses pengembangan kurikulum atau hanya
sebagian dari kurikulum tersebut. Terdapat model yang memberikan gambaran
menyeluruh tentang proses kurikulum, sementara ada model lain yang lebih fokus
pada mekanisme pengembangan, bahkan hanya sebagai gambaran pengembangan
organisasi. Pemilihan model pengembangan kurikulum yang baik tidak hanya
didasarkan pada keunggulan dan potensi hasil yang optimal, tetapi juga harus
disesuaikan dengan sistem pendidikan yang digunakan. Model pengembangan
kurikulum dapat berbeda antara sistem pendidikan dan administrasi yang bersifat
sentralistik dengan yang bersifat desentralisasi. Selain itu, model pengembangan
kurikulum untuk mata pelajaran akademik dapat berbeda dengan kurikulum di bidang
humaniora, teknologi, atau rekonstruksi sosial. Ada beberapa model yang digunakan
dalam proses pengembangan kurikulum, yang telah dikemukakan oleh para ahli
pendidikan.

C. Implementasi dan Perencanaan Pengembangan Kurikulum Islam


Kurikulum sering diartikan sebagai desain pendidikan. Namun, dalam dunia
pendidikan, kurikulum tidaklah statis, melainkan bergerak secara dinamis seiring
waktu. Penting untuk menjaga kesesuaian kurikulum dengan agar tetap relevan pada
perkembangan zaman sekarang ini dan sesuai prinsip kelanjutan, sambil tetap
berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Desain dan implementasi kurikulum
merupakan tugas yang harus dilakukan oleh guru dan lembaga pendidikan. Mereka
bertanggung jawab dalam mengelola, mengkoordinasikan, dan melaksanakan
kurikulum, serta merencanakan kurikulum yang memahami tujuan mulia tentang
pengaturan kehidupan bernegara Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945.
Perencanaan kurikulum melibatkan pengelolaan tujuan, isi, dan proses pembelajaran
untuk setiap tingkat pendidikan.
Desain kurikulum memiliki peran fundamental dalam pendidikan. Hal ini menjadi
dasar untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia dan menjalankan proses
pendidikan yang berkesinambungan dengan meningkatkan keterampilan dan
Pengetahuan. Desain kurikulum dilakukan berdasarkan prinsip yang tercantum dalam
rencana, yang mencakup isi pembelajaran, kegiatan dan sumber belajar, serta
penilaian. Tujuan dari desain kurikulum adalah mencerminkan visi dan misi institusi
pendidikan serta menciptakan pembelajaran yang komprehensif dan sejalan dengan
tujuan pendidikan. Dengan memahami konsep-konsep tersebut, lembaga pendidikan
dapat merencanakan dan melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan
zaman dan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, sambil tetap menjaga kesesuaian
dengan masyarakat yang dilayani.
Rancangan kurikulum diperoleh melalui berbagai cara, yaitu menyalin dan
memodifikasi kurikulum yang sudah ada untuk diklasifikasikan ke dalam jurusan
sebagai pengelolaan pengembangan kurikulum, menguji aspek rancangan baru, dan
menggabungkan kedua strategi tersebut. Kurikulum didasarkan pada disiplin berbasis
konteks yang diterima oleh siswa dan masyarakat (Andhara et al., 2020). Kurikulum
disusun dan dirancang sesuai dengan mekanisme pengembangan kurikulum umum
sekolah (Nursalim dan Verdianto, 2020). Pendidikan agama Islam ialah salah satu
mata pelajaran wajib yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari SD
sampai perguruan tinggi. Pendidikan agama Islam membantu mengembangkan dan
mewujudkan kemampuan peserta didik yang berkualitas dan kompeten sesuai
pendidikan Islam untuk mensucikan ajaran tauhid dan meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah SWT (Azis, 2018). Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam
diartikan sebagai merencanakan, membuat, melaksanakan, mengevaluasi dan
menyempurnakan kurikulum yang lebih baik dengan menciptakan sinergi timbal balik
antar kelompoknya.
Bagi sekolah atau madrasah penyelenggara pendidikan agama Islam melalui guru
yang merencanakan dan mengembangkan kegiatan pendidikan secara serasi,
menghubungkan komponen-komponen secara sistematis dan sesuai rencana.
Kurikulum terdiri dari capaian, materi, metode, media dan penilaian. Tujuan adanya
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam adalah untuk memastikan proses
belajar mengajar pendidikan agama Islam berlangsung sesuai dengan yang
diharapkan. (Irsad, 2016). Telah terjadi pergeseran paradigma dalam kurikulum
pendidikan agama Islam, namun tidak semua perubahan itu terjadi dan sebagian tetap
ada. Kurikulum didasarkan pada kebutuhan dasar siswa, melihat dari aspek psikologis
mereka. Struktur kurikulum meliputi pembelajaran yang berkesinambungan dan
berkesinambungan menjadi sangat penting. Proses pengembangan kurikulum dapat
melibatkan beberapa langkah, sebagaimana dijelaskan oleh Baharun (2018): (1)
Menetapkan tujuan dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (RAI); (2) Mendesain
program pembelajaran PAI yang mencakup topik utama, metode dan pendekatan,
media dan sumber pembelajaran, serta penilaian sebagai bentuk evaluasi hasil
pembelajaran; (3) menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan; (4)
Mengembangkannya menjadi sebuah proposal, setelah itu proposal tersebut
diimplementasikan di sekolah atau madrasah. Desain Pengembangan kurikulum
direncanakan oleh guru dan dilaksanakan secara bergantian dalam pembelajaran agar
efektif. Dalam konteks ini, siswa diharapkan untuk bekerja sama dan berpartisipasi
aktif dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran mata pelajaran yang sebenarnya
memiliki konsekuensi logis dan merupakan salah satu faktor penting dalam sifat
pembelajaran (Pramita et al., 2016). Kurikulum ini bertujuan untuk mempersiapkan
siswa dan memberi mereka pemahaman menyeluruh tentang bagaimana menghadapi
dunia metaverse saat ini (Nursalim dan Verdianto, 2020). Mengikuti era globalisasi,
Mahrus (2021) mengusulkan beberapa model pendidikan agama yang dapat
diterapkan di madrasah dan sekolah Islam, antara lain: (1) Pengembangan pendidikan
agama yang bertujuan untuk mencapai sintesis yang relatif dan bermanfaat tanpa
kebingungan. siswa; (2) memadukan materi agama Islam dengan materi pendidikan
karakter seperti kewarganegaraan atau mata pelajaran lainnya; (3) Memperkuat
keragaman/religiusitas di lingkungan sekolah. Metode pembelajaran seperti
pembelajaran visual, kelas terbalik, pembelajaran yang berpusat pada siswa,
mengembangkan pengalaman siswa, pembelajaran berbasis hasil dan ruang
kolaboratif dapat dikembangkan untuk mempromosikan desain pendidikan agama
Islam yang efektif (Destriani, 2022).

KESIMPULAN

Pengembangan kurikulum termasu Pendidikan Agama Islam (PAI), membutuhkan


model yang menjadi dasar teoritis untuk mencapai kegiatan tersebut. Sebuah konstruk
adalah pandangan teoretis dari suatu konsep dasar. Dalam pengembangan kurikulum,
model tersebut dapat menjadi gambaran teoretis dari seluruh proses pengembangan
kurikulum atau hanya sebagian dari kurikulum itu sendiri. Ada model yang memberikan
gambaran menyeluruh tentang proses kurikulum, sementara yang lain hanya fokus pada
mekanisme pengembangan, dan itu pun hanya sebagai gambaran pengembangan
organisasi. Pengembangan kurikulum sekolah dan madrasah direncanakan oleh guru
untuk kemudian diarahkan dan dilaksanakan secara bergantian dalam proses
pembelajaran agar dapat berjalan efektif. Dalam hal ini, siswa diharapkan untuk bekerja
sama dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Umam, K. MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM DAN FAKTOR-FAKTOR PENYERTANYA
Mahrus. (2021). “Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam”
Sugian, A. (2019). PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DAN IMPLEMENTASINYA DI MTS NURUL UMMAH YOGYAKARTA
Humaedah. DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Tanthowi, M. (2020). Desain Pengembanga Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah .
Sanjaya, H. Analis Desain Pengembangan Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai