Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
Jl. KH. Bisri Syansuri Waru Sidoarjo Tlp. 031-8532477 fax. 031-8542563

UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
SEMESTER/KELAS : III (TIGA) C / PAGI
DOSEN PENGAMPU : DR. BACHTIAR HARIYADI, M.Si.
HARI/TANGGAL : KAMIS, 17 NOVEMBER 2022
WAKTU : 16.00 - .30 WIB
NAMA : ZHUNNUN QOTHRUNNADA
NIM/PRODI : 202105010055/PAI B PAGI

Jawablah Pertanyaan berikut.

1. Kurikulum sebagai suatu sistem artinya, kurikulum itu terdiri dari


banyak komponen yang saling terkait dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan kurikulum. Sebutkan dan jelaskan komponen-
komponen yang ada dalam kurikulum?
2. Kurikulum sebagai rencana pendidikan memiliki peran yang strategis
dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, sehingga
penyusunan/pengembangannya harus dilakukan secara cermat dan
sempurna yang didasarkan pada azas-azas tertentu sebagai
penopangnya, salah satunya adalah azas sosiologis. Jelaskan apa yang
dimaksud azas sosiologis sebagai dasar pengembangan kurikulum
PAI?
3. Sebutkan keterampilan abad 21 yang harus dikembangkan dan
diimplementasikan pada proses pembelajaran.

Selamat Mengerjakan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
Jl. KH. Bisri Syansuri Waru Sidoarjo Tlp. 031-8532477 fax. 031-8542563

1. Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan yang luas menurut Syaodih
Sukmadinata teridentifikasi dalam unsur atau anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah
terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau sistem
penyampaian dan media, serta evaluasi, yang mana keempatnya berkaitan erat satu dengan
lainnya. Sedangkan Hamid Syarief menguraikan kurikulum secara struktural terbagi menjadi
beberapa komponen, diantaranya:
a. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan erat dengan arah atau hasil yang diharapan secara mikro
maupun makro. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi dari mulai tujuan yang sangat
umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian
dinamakan dengan kompetensi.
b. Komponen Isi
Komponen isi adalah komponen yang didesain untuk mencapai komponen tujuan. Yang
dimaksud komponen materi adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan,
nilai, pengalaman, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran
guna mencapai komponen tujuan. Komponen materi harus dikembangkan untuk mencapai
komponen tujuan, oleh karena itu komponen tujuan dengan komponen materi atau dengan
komponen-komponen yang lainnya haruslah dilihat dari sudut hubungan yang fungsional
Pada hakekatnya materi kurikulum adalah isi kurikulum. Dalam Undang-undang tentang
Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa "Isi kurikulum merupakan bahan kajian
dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan
dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional".
c. Komponen Strategi
Komponen strategi dan metode merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat
penting, dikarenakan berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi pembelajaran
merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain strategi
memiliki dua hal yang penting yaitu rencana yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan dan
strategi disusun untuk mencapai tujuan terentu. Sedangkan metode adalah upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan belajar nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal.
Strategi menuju pada pendekatan, metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam
pengajaran. Pada hakekatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja,
tetapi menyangkut berbagai macam yang diusahakan oleh guru dalam membelajarakan
siswa tersebut. Dengan kata lain mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun
penunjang dalam sistem pengajaran. Subandijah, memasukkan komponen evaluasi kedalam
komponen strategi. Hal ini berbeda pula dengan pendapat para ahli lainnya yang
mengatakan bahwa komponen evaluasi adalah komponen yang berdiri sendiri.
d. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat diperbandingkan seperti
halnya penjaga gawang dalam permainan sepak bola, memfungsikan evaluasi berarti
melakukan seleksi terhadap siapa yang berlak untuk diluluskan dan siapa yang belum
berhak diluluskan, karena itu siswa yang dapat mencapai targetlah yang berhak untuk
diluluskan,sedangkan siswa yang tidak mencapai target (prilaku yang diharapkan) tidak
berhak untuk diluluskan. Dilihat dari fungsi dan urgeni evaluasi yang demikian, Dari sudut
komponen evaluasi misalnya, berapa banyak guru yang mengerjakan suatu mata pelajaran
yang sesuai dengan latar belakang pendidikan guru dan ditunjang pula oleh media dan
sarana belajar yang memedai serta murid yang normal.
e. Evaluasi hasil belajar mengajar
Untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-tujuan khusus yang telah
ditentukan, diadakan suatu evaluasi. Evaluasi ini disebut juga evaluasi hasil belajar
mengajar. Dalam evaluasi ini disusun butir-butir soal untuk mengukur pencapaian tiap
tujuan khusus yang telah ditentukan. Untuk tiap tujuan khusus minimal disusun satu butir
soal. Menurut lingkup luas bahan dan jangka waktu belajar dibedakan antara evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif.
f. Evaluasi pelaksanaan mengajar
Komponen yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya hasil belajar mengajar tetapi
keseluruhan pelaksanaan pengajaran, yang meliputi evaluasi komponen tujuan mengajar,
bahan pengajaran (yang menyangkut sekuens bahan ajar), strategi dan media pengajaran,
serta komponen evaluasi mengajar sendiri.
2. Asas sosiologis yaitu landasan yang menjadi tumpuan berfikir yang berdasarkan kepentingan
nilai-nilai masyarakat serta norma-norma tradisi yang melekat pada masyarakat. sosiologis yang
terdapat nilai-nilai masyarakat bersumber dari manusia dengan karyanya melalui nalar akal
budinya sehingga dalam melestarikan dan menyebarluaskannya. Pada pendidikan juga terdapat
proses interaksi antara manusia sehingga menjadikan manusia sebagai makhluk yang
berbudaya. Pada konteks ini peserta didik berada di fenomena budayanya, diharapkan siswa
bisa dibina serta dikembangakan sinkron dengan nilai budayanya. Kebudayaan yang diharapkan
siswa merupakan budaya yang positif memiliki efek baik bermanfaat bagi insan dan warga.
Asas sosiologis sebagai landasan kurikulum pendidikan tentuanya berperan besar dalam
mendasari bagaimana kurikulum tersebut dapat diimplementasikan peserta didik kepada
masyarakat. Fakta bahwa terdapat beragam budaya tentunya mempengaruhi konsep kurikulum
pendidikan. Aspek terpenting dalam sosiologis adalah system nilai yang mengatur kehidupan
bermasyarakat, maka dari itu pada kurikulum pendidikan dengan asas sosiologis menjadi solusi
untuk merangkai kurikulum yang tepat agar setiap perbedaan budaya dapat dilakasanakan
peserta didik dengan baik sehingga tercapainya pendidikan yang sesuai kondisi sosiologis
khususnya di Indonesia.
Asas ini menggambarkan kurikulum pendidikan agama Islam diserasikan pada nilai-nilai sosial
yang berciri khas masyarakat Islam serta kebudayaannya. Hal ini terdiri dari sisi etika,
pengetahuan, pola pikir, dan tradisi adat istiadat masyarakat sesuai cirikhas kebudayaannya.
Kurikulum pendidikan agama Islam harus berkesinambungan dengan perkembangan yang ada
pada masyarakat. Asas sosiologis bagi kurikulum pendidikan agama Islam akan menghasilkan
produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Khususnya Indonesia yang memiliki
keragaman budaya dan tradisi tentu akan mempengaruhi proses pendidikan kedepannya.
Ditambah lagi faktor geografis di Indonesia juga memperlihatkan betapa banyaknya budaya
yang berbeda di setiap tempatnya. Asas sosiologis bagi kurikulum pendidikan agama Islam
diharapakan dapat memberikan formula yang tepat bagi peserta didik dalam menjalai proses
pendidikan sehingga nilai-nilai sosial seperti toleransi, gotong royong dan interkasi sosial
berjalan dengan baik.
3. Dalam pengembangannya, konsep pembelajaran abad 21 yang memberikan tantangan global
terhadap generasi yang saat ini sedang berkembang tentu perlu diperhatikan kebutuhan belajar
seperti apa yang nantinya mereka perlukan dalam proses kehidupannya yang akan datang.
Karena pada dasarnya, siswa belajar saat ini untuk bekal dalam kehidupannya pada masa yang
akan datang.
Keterampilan abad 21 sangat penting untuk dikembangkan berdasarkan National Education
Asociation (NEA) merekomendasikan tentang pentingnya pengembangan "Four Cs. Four Cs
yang dimaksud, diantaranya:
a. Critical thinking and problem solving, di dalamnya mencakup kemampuan berargumen
secara efektif, berpikir sistemik, membuat pembenaran dan keputusan, dan memecahkan
masalah.
b. Communication, mampu menyampaikan pikiran dan gagasan secara efeltif dalam bentuk
oral, tulis, dan non verbal lainnya, terampil mendengar (listening skills), mampu
menggunakan perangkat komunikasi secara efektif dan fungsional, mampu berkomunikasi
dengan berbagai kalangan, berbagai tujuan, dan berbagai konteks budaya.
c. Collaboration, kemampuan bekerja secara efektif dalam tim, fleksibel dan mau membantu
untuk berkompromi demi tercapainya tujuan bersama, dan mampu berbagi tanggung jawab
dan menghargai kontribusi dari anggota tim.
d. Creativity and Innovation, adalah kemampuan untuk berpikir kreatif, bekerja secara kreatif
dengan yang lain, mampu mengimplementasikan ide-ide kreatif dalam praktik.
Salah satu cara untuk meningkatkan pedidikan nasional indonesia yaitu dengan merevisi atau
merombak kurikulum sekolah, Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013 yang
diterapkan secara nasional di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum 2013 ini telah
diimplementasikan di abad ke-21 saat perkembangan teknologi berkembang dengan sangat
pesat dan kemudahan mengakses informasi. Abad ke-21 merupakan era berkompetisi, siswa
dituntut untuk memiliki kemampuan bagaimana belajar dan berfikir dengan cerdas dan selektif
dalam memilih informasi yang valid dan relevan oleh sebab itu pada tahun 2013 kurikulum di
revisi demi meningkatkan kualitas pendidikan nasional Indonesia yang memiliki perhatian
terhadap 3 hal spesifik yaitu mempersiapkan populasi anak muda Indonesia yang besar untuk
pasar tenaga kerja di masa depan, memperkuat kesadaran siswa dan apresiasi terhadap masalah
sosial budaya dan lingkungan di Indonesia, dan meningkatkan kinerja siswa Indonesia pada
berbagai perbandingan internasional.
Selain melalui kuriklum 2013, pemerintah indonesia juga mengimplementasikan pembelajaran
abad 21 dari program penguatan pendidikan karakter disekolah yang diharapkan dapat
menumbuhkan karakter siswa untuk dapat berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi, dan
berkolaborasi, yang mampu bersaing di abad 21. Hal itu sesuai dengan empat kompetensi yang
harus dimiliki siswa di abad 21 yang disebut 4C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving
(berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills
(kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja
sama). Usaha lainnya yang dilakukan pemerintah dalam rangka mnggalakkan pendidikan abad
21 yaitu dengan menyediakan layanan belajar gratis berbasis digital yang dikelola oleh Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) yang dinamai
portal rumah belajar.

Anda mungkin juga menyukai