Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT DAN KOMPONEN

KURIKULUM 2013
KELOMPOK 4
HUSNAINI. M_20500120051

UMMI KALSUM AZ-ZAHRAH_20500120056

BAU’ FEBRIANTI LAISA_20500120078


HAKIKAT KURIKULUM

a. Pengertian kurikulum
Kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan oleh siswa dalam periode waktu tertentu, untuk
mencapai gelar/ijazah tertentu. Pengertian ini sering disebut pengertian
trasional atau konservatif, sebab menunjukan kepada rumusan yang
pertama kali lahir dan memiliki sifat-sifat untuk cenderung dipergunakan
orang pada masanya. Kalau ditelaah lebih lanjut rumusantersebut pada
dasarnya sangat mengutamakan mata pelajaran (subject matter) sebagai isi
dari pada kurikulum. Oleh karena itu kurikulum dalam pandangan yang
tradisional, sering diidentifikasikn dengan “rencana pelajaran”.
Menurut pandangan modern dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah :
1) Program pendidikan suatu lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga tersebut.
2) Program pendidikan untuk suatu bidang studi tertentu yang memuat
tujuan, materi, utnuk suatu lembaga pendidikan tertentu.
3) Semua pengalaman belajar yang disusun dan siorganisir menurut pola dan
struktur tertentu dan disajikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa
Kurikulum adalah suatu pedoman yang terencana dan terorganisir dimana
didalamnya tercakup tujuan, pembelajaran, pebelajar, sarana dan prasarana,
alat/bahan, evaluasi untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada
pebelajar dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga penyelenggara
pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
b. Kurikulum sebagai sistem
Sistem adalah suatu kesatuan sejumlah elemen (objek, manusia, kegiatan,
informasi, dsb) yang terkait dalam proses atau struktur dan dianggap berfungsi
sebagai satu kesatuan organisasai dalam mencapai satu tujuan.
Jika pemahaman sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada
sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, dipandang sistem terhadapa kurikulum,
artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang
saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
c. Strategi pelaksanaan kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum
itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang
harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu
mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik
tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan
sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum
meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan
kegiatan sekolah
d. Evaluasi kurikulum
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian
tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan
sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi
merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh
informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah
siswa, guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi
dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan
upaya bimbingan yang diperlukan.
Jenis-jenis penilaian meliputi :
a) Penilaian awal pembelajaran (Input program)
b) Penilaian proses pembelajaran (Program)
c) Penilaian akhir pembelajaran.(output program)
Hakikat Kurikulum 13
Kurikulum 2013 disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Pengembangan kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik agar
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi
pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan
pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan ini diharapkan
siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Siswa akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka
bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di jamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada penjelasan Pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Penyusunan Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-
integratif mengacu pada kurikulum 2006 dimana ada beberapa permasalahan di antaranya;
1.konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya pelajaran
dan materi dan keluasan dan tingkat kesulitannya melampaui tingkat perkembangan usia
anak;
2.belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional;
3.kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan
soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum;
4.belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional maupun global;
5.standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru;
6.standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses
dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala;
7.dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.
Komponen Kurikulum 2013
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu :
1. Tujuan
Tujuan pendidikan direkomendasikan sebagai pengembangan pertumbuhan yang
seimbang dari potensi dan kepribadian total manusia, melalui latihan spiritual,
intelektual, perasaan dan kepekaan fisik, sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Para pakar pendidikan Islam telah sepakat bahwa tujuan dari pendidikan
bukanlah untuk mengisi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum
pernah mereka ketahui, akan tetapi:
a) Mendidik akhlak dan jiwa mereka
b) Menanamkam rasa keutamaan (fadhilah)
c) Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi
d) Mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan
penuh keikhlasan dan kejujuran.
Merujuk dari tujuan pendidikan di atas maka tujuan pendidikan Islam ialah
mendidik budi pekerti dan pembentukan jiwa atau secara singkat tujuan pokok dan
utama pendidikan Islam adalah fadhilah (keutamaan).
Dalam Pemendikbud No. 69 Tahun 2013 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan
pada Kurikulum 2013 yaitu : Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

2. Materi Pembelajaran
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori
pendidikan dikembangkan. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan
sistematis dalam bentuk :
1) Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan
menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2) Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan,
merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3) Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari
analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4) Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan
hubungan antara beberapa konsep.
6) Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
7) Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
8) Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
9) Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
10) Definisi: yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/kata dalam garis besarnya.
11) Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
3. Strategi Pembelajaran
Cara dalam melaksanakan pengajaran mencakup cara yang berlaku dalam
menyajikan tiap bidang studi, termasuk cara / metode mengajar dan alat
pelajaran yang digunakan. Dalam hal ini guru dapat menerapkan banyak
kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi
pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
Dalam pembelajaran K13 ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
bersama oleh para guru dalam melakssanakn pembeljaran, di antaranya:
1) Berpusat pada peserta didik
2) Mengembangkan kreativitas peserta didik
3) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
4) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestika
5)Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai
strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif,
efesien, dan bernakna.
4. Organisasi Kurikulum
Menurut peneliti, paling tidak terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum. yaitu:
1) Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang
terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran
lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat,
kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama.
2) Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-
kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah
menyampaikan pokok- pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik
memahami pelajaran tertentu.
3) Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa
mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan)
dalam satu bidang pengajaran.
4) Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5) Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana
masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya
diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata
pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6) Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum
yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
5. Evaluasi Kurikulum
Dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai
kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas
saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Luas atau
tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan
diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk
mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponen- komponen
tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu komponen
kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan
hasil belajar siswa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai