Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah kata yang
sudah lazim digunakan
dalam dunia pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum
maka tidak akan ada acuan
yang digunakan dalam
proses
belajar mengajar. Akibatnya
proses pembelajaran akan
menjadi tidak terarah dan tidak
terkontrol, sehingga sulit
untuk mengetahui apakah
tujuan diadakannya kegiatan
belajar mengajar telah
tercapai atau tidak. dalam
dunia pendidikan dewasa ini
para
ahli pendidikan memiliki
penafsiaran berbeda tentang
kurikulum.
Kurikulum diperuntukkan bagi
anak didik untuk dapat
mengembangkan peserta
didik sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Sebuah
kurikulum meliputi
perencanaan
pengalaman belajar, serta
perencanaan program
pembelajaran demi
tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, kurikulum tidak hanya
menyangkut perencanaan
materi yang akan dipelajari,
tetapi juga tentang tata cara
mengajarkan materi tersebut
kepada para siswa. Intinya,
kurikulum merupakan sebuah
dokumen perencanaan yang
berisi tentang tujuan yang
harus dicapai, isi materi dan
pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa, strategi dan
cara yang dapat
dikembangkan, evaluasi
sebagai tolak
ukur pencapaian tujuan, serta
implementasi dari dokumen
yang dirancang dalam
bentk nyata.
Kurikulum berbasis
kompetensi (KBK)
dikembangkan berdasarkan
latar belakang sbb:
1. Mutu pendidikan rendah.
2. Pendidikan sentralistik.
3. Kurikulum seragam secara
nasional.
4. Otonomi daerah.
5. Kebijaksanaan Broad-
Based Education.
6. School-Based
Management.
7. Life skills education.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah kata yang
sudah lazim digunakan
dalam dunia pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum
maka tidak akan ada acuan
yang digunakan dalam
proses
belajar mengajar. Akibatnya
proses pembelajaran akan
menjadi tidak terarah dan tidak
terkontrol, sehingga sulit
untuk mengetahui apakah
tujuan diadakannya kegiatan
belajar mengajar telah
tercapai atau tidak. dalam
dunia pendidikan dewasa ini
para
ahli pendidikan memiliki
penafsiaran berbeda tentang
kurikulum.
Kurikulum diperuntukkan bagi
anak didik untuk dapat
mengembangkan peserta
didik sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Sebuah
kurikulum meliputi
perencanaan
pengalaman belajar, serta
perencanaan program
pembelajaran demi
tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, kurikulum tidak hanya
menyangkut perencanaan
materi yang akan dipelajari,
tetapi juga tentang tata cara
mengajarkan materi tersebut
kepada para siswa. Intinya,
kurikulum merupakan sebuah
dokumen perencanaan yang
berisi tentang tujuan yang
harus dicapai, isi materi dan
pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa, strategi dan
cara yang dapat
dikembangkan, evaluasi
sebagai tolak
ukur pencapaian tujuan, serta
implementasi dari dokumen
yang dirancang dalam
bentk nyata.
Kurikulum berbasis
kompetensi (KBK)
dikembangkan berdasarkan
latar belakang sbb:
1. Mutu pendidikan rendah.
2. Pendidikan sentralistik.
3. Kurikulum seragam secara
nasional.
4. Otonomi daerah.
5. Kebijaksanaan Broad-
Based Education.
6. School-Based
Management.
7. Life skills education.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah kata yang
sudah lazim digunakan
dalam dunia pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum
maka tidak akan ada acuan
yang digunakan dalam
proses
belajar mengajar. Akibatnya
proses pembelajaran akan
menjadi tidak terarah dan tidak
terkontrol, sehingga sulit
untuk mengetahui apakah
tujuan diadakannya kegiatan
belajar mengajar telah
tercapai atau tidak. dalam
dunia pendidikan dewasa ini
para
ahli pendidikan memiliki
penafsiaran berbeda tentang
kurikulum.
Kurikulum diperuntukkan bagi
anak didik untuk dapat
mengembangkan peserta
didik sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Sebuah
kurikulum meliputi
perencanaan
pengalaman belajar, serta
perencanaan program
pembelajaran demi
tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, kurikulum tidak hanya
menyangkut perencanaan
materi yang akan dipelajari,
tetapi juga tentang tata cara
mengajarkan materi tersebut
kepada para siswa. Intinya,
kurikulum merupakan sebuah
dokumen perencanaan yang
berisi tentang tujuan yang
harus dicapai, isi materi dan
pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa, strategi dan
cara yang dapat
dikembangkan, evaluasi
sebagai tolak
ukur pencapaian tujuan, serta
implementasi dari dokumen
yang dirancang dalam
bentk nyata.
Kurikulum berbasis
kompetensi (KBK)
dikembangkan berdasarkan
latar belakang sbb:
1. Mutu pendidikan rendah.
2. Pendidikan sentralistik.
3. Kurikulum seragam secara
nasional.
4. Otonomi daerah.
5. Kebijaksanaan Broad-
Based Education.
6. School-Based
Management.
7. Life skills education. BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah kata yang sudah lazim digunakan dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya
kurikulum maka tidak akan ada acuan yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Akibatnya proses pembelajaran akan menjadi tidak terarah dan tidak terkontrol, sehingga sulit untuk
mengetahui apakah tujuan diadakannya kegiatan belajar mengajar telah tercapai atau tidak.
dalam dunia pendidikan dewasa ini para ahli pendidikan memiliki penafsiaran berbeda tentang
kurikulum.
Kurikulum diperuntukkan bagi anak didik untuk dapat mengembangkan peserta didik sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, serta
perencanaan program pembelajaran demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Jadi,
kurikulum tidak hanya menyangkut perencanaan materi yang akan dipelajari, tetapi juga tentang
tata cara mengajarkan materi tersebut kepada para siswa. Intinya, kurikulum merupakan sebuah
dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman
belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi
sebagai tolak ukur pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam
bentk nyata.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dikembangkan berdasarkan latar belakang sbb:
1. Mutu pendidikan rendah.
2. Pendidikan sentralistik.
3. Kurikulum seragam secara nasional.
4. Otonomi daerah.
5. Kebijaksanaan Broad-Based Education.
6. School-Based Management.
7. Life skills education.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan defenisi dan konsep dari Pendekatan pengembangan kurikulum?
2. Jelaskan empat pendekatan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum?
3. Jelaskan model-model Pengembangan Kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dan konsep dari Pendekatan pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui empat pendekatan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui model-model Pengembangan Kurikulum.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendekatan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan-gagasan yang
dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian menjadi dokumen
kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum. Istilah kurikulum memiliki berbagai
tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu
sampai dengan dewasa iniKurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah
mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-
orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Untuk mendapatkan
rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang
beragam.Dalam pandangan tradisional (klasik), kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran
di suatu sekolah.
Dalam konteks pendidikan nasional, secara formal kurikulum lebih diartikan sebagai suatu
rencana atau dokumen tertulis. Hal ini bisa dilihat dari pengertian kurikulum sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi
bahwa < kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, menurut Sukmadinata (2001:1),
pengembangan kurikulum bisa berarti penyususnan kurikulum yang sama sekali baru (Curriculum
Construction) bisa juga menyempurnakan kurikulum yang sudah ada (Curriculum Improvement).
Pada satu sisi beliau juga menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum berarti menyusun
seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata
pelajaran, garis-garis besar program pengajaran, sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan
(Macro curriculum).
B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti
langkah- langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik.
Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan langkah-langkah atau cara kerja dengan
menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijadikan sesuai dengan langkah-
langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Menurut Hilda Taba dalam Syarif Hidayat (2013:125) bahwa pada hakikatnya kurikulum
merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota produktif
dalam masyarakatnya. Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan
tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan
belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar Didalam teori kurikulum setidaknya terdapat empat
pendekatan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum yaitu :
1. Pendekatan Subjek Akademis
Kurikulum disajikan dalam bagian- bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di integrasikan,
ciri- ciri ini berhubungan dengan maksud, metode, organisasi dan evaluasi. Pendekatan subjek
akademis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematis disiplin
ilmu masing-masing.
2. Pendekatan Humanistik
Pendekatan Humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide Memanusiakan
manusia<, penciptaan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih
humanis, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar
evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan.
3. Pendekatan Rekontruksi Sosial
Pendekatan kurikulum ini sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat
dan politik perkembangan ekonomi. Kurikulum ini bertujuan untuk menghadapkan peserta didik
pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan. Permasalahan yang muncul tidak harus
pengetahuan sosial saja, tetapi disetiap disiplin ilmu termasuk ekonomi, kimia, matematika dan
lain- lain.Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional, menurut mereka
pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama.Melalui interaksi ini siswa
berusaha memecahkan problema- problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik.
4. Pendekatan Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas- tugas dengan
standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Menurut Zainal Arifin (2011) dalam bukunya <Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum=,
jika dilihat dari aspek perencanaannya ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam
pengembangan kurikulum, antara lain sebagai berikut.
5. Pendekatan Kompetensi (Competency Approach)
Kompetensi adalah jalinan terpadu yang unik antara pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang direfleksikan dalam pola berfikir dan pola bertindak. Pendekatan kompetensi
menitikberatkan pada semua ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
6. Pendekatan Sistem (System Approach)
Sistem adalah totalitas atau keseluruhan komponen yang saling berfungsi, berinteraksi, dan
interdepensi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ciri-ciri sistem adalah adanya
tujuan, fungsi, komponen, interaksi dan interdepensi, penggabungan yang menimbulkan jalinan
keterpaduan, proses transformasi, umpan balik untuk perbaikan, dan lingkungan.
7. Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach)
Klarifikasi nilai adalah langkah pengambilan keputusan tentang prioritas atas keyakinan sendiri
berdasarkan pertimbangan yang rasional, logis, sesuai dengan perasaannya dan perasaan orang lain
serta aturan yang berlaku.
8. Pendekatan Komprehensif (Comprehensive Approach)
Pendekatan ini melihat, memperhatikan, dan menganalisis kurikulum secara keseluruhan. Semua
masalah yang berkaitan dengan kurikulum diidentifikasi secara global oleh pengembang kurikulum.
Pengembang kurikulum dapat menetapkan langkah pertama yang akan dilakukan dan apa yang
akan dicapai sebagai sasaran dengan merumuskan filsafat pendidikan, visi-visi dan tujuan
pendidikan serta sasaran yang ingin dicapai.
9. Pendekatan yang Berpusat pada Masalah (Problem-Centered Approach)
Pengembangan kurikulum dengan pendekatan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi
berbagai masalah kurikulum secara khusus. Para guru diminta berbagai informasi tentang
masalah-masalah, keinginan, harapan, dan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam
matapelajaran, seperti perbaikan cara penampilan, penggunaan multi metode dan media dalam
pembelajaran, serta sistem penilaian.
10. Pendekatan Terpadu (Integrated Approach)
Pendekatan terpadu adalah suatu pendekatan yang memadukan keseluruhan bagian dan indikator-
indikatornya dalam suatu bingkai kurikulum untuk mencapai tujuan tertentu.
C. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum
Model atau konstruksi merupakan ulasan teoritis tentang suatu konsepsi dasar Zainal Arifin
menjelaskan dalam buku pengembangan kurikulum, model dapat merupakan ulasan teoritis
tentang suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula merupakan ulasan tentang
salah satu bagian kurikulum Untuk melakukan pengembangan kurikulum ada berbagai model
pengembangan kurikulum yang dapat dijadikan acuan atau diterapkan sepenuhnya.
Toto Ruhimat, dkk dalam Noerdian Dana (2013) model pengembangan kurikulum merupakan
suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan
mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Model pengembangan kurikulum adalah model yang
digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum
dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk
dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.
D. Model-model Pengembangan Kurikulum
Secara umum pemilihan model pengembangan kurikulum dilakukan dengan cara menyesuaikan
system pendidikan yang di anut dan model konsep yang digunakan.Terdapat banyak model
pengembangan kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli.
1. The Administrative (Line Staff) Model
Model pengembangan kurikulum yang paling awal dan sangat umum dikenal adalah model
administrative karena model ini menggunakan prosedur "garis-staf" atau garis komando "dari
atas ke bawah" (top-down). Maksudnya inisiatif pengembangan kurikulum berasal dari pejabat
tinggi (Kemdiknas), kemudian secara stuktural dilaksanakan ditingkat bawah.
2. The Grass-Roots Model
Inisiatif pengembangan kurikulum ini berada ditangan guru-guru sebagai pelaksana kurikulum
disekolah, baik yang bersumber dari satu sekolah maupun dari berbagai sekolah sekaligus.
Model ini didasarkan oleh dua pandangan pokok, yaitu Pertama, implementasi kurikulum akan
lebih berhaasil apabila guru-guru sebagai pelaksana sudah dari sejak semula terlibat secara
langsung dalam pengembangan kurikulum. Kedua, pengembangan kurikulum tidak hanya
melibatkan personel yang professional (guru) saja, tetapi juga siswa, orang tua dan masyarakat.
3. The Demonstration Model
Model ini dikembangkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kurikulum dalam skala kecil.
Dalam pelaksanaanya, model ini menuntut para guru dalam satu sekolah untuk mengorganisasikan
dirinya dalam memperbaruhi kurikulum. Model demonstrasi dapat dilaksanakan baik secara formal
maupun tidak formal.

4. Beauchamp's System Model


Sistem yang diformulasikan oleh G.A Beauchamp mengemukakan adanya lima langkah kritis
dalam mengambil keputusan pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Menentukan arena pengembangan kurikulum. Arena itu bisa berupa kelas, sekolah, sistem
persekolahan regional atau sistem pendidikan nasional.
2. Memilih dan mengikutsertakan pengembang kurikulum.
3. Pengorganisasian dan penentuan prosedur perencanaan kurikulum yang meliputi menetapkan
tujuan kurikulum, memilih materi pelajaran, mengembangkan kegiatan pembelajaran dan
mengembangkan desain.
4. Pelaksanaan kurikulum secara sistematis.
5. Evaluasi kurikulum, yang meliputi empat dimensi: penggunaan kurikulum oleh guru, desain
kurikulum, hasil belajar peserta didik, dan sistem kurikulum.
5. Taba's Inverted Model
Model ini dimulai dengan melaksanakan eksperimen, diteorikan, kemudian diimplementasikan.
Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan antara teori dan praktek, serta menghilangkan sifat
keumuman dan keabstrakan kurikulum, sebagaimana sering terjadi apabila tanpa kegiatan
eksperimen
6. Roger's Interpersonal Relations Model
Model ini berasal dari seorang psikolog Carl Rogers. Dia berasumsi bahwa "kurikulum
diperlukan dalam rangka mengembangkan individu yang terbuka, luwes daan adaptif terhadap situasi
perubahan." Kurikulum demikian hanya dapat disusun dan diterapkan oleh pendidik yang
berpengalaman, luwes dan berorientasi pada proses.
7. The Systematic Action-Reasearch Model
Tiga faktor utama yang dijadikan bahan pertimbangan dalam model ini adalah adanya
hubungan antarmanusia, organisasi sekolah dan masyarakat, serta otoritas ilmu. Langkah-langkah
dalam model ini antara lain :

 Merasakan adanya suatu masalah dalam kelas atau sekolah yang perlu diteliti secara
mendalam.
 Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
 Merencanakan secara mendalam tentang bagaimana pemecahan masalahnya.
 Menentukan keputusan-keputusan apakah yang perlu diambil sehubungan dengan masalah
tersebut.
 Melaksanakan keputusan yang diambil dan menjalankan rencana yang disusun.
 Mencari fakta secara meluas
 Menilai tentang kekuatan dan kelemahannya.
8. Emerging Technical Model
Model teknologis ini terdiri dari tiga variasi model, yaitu model analisis tingkah laku, model
analisis sistem, dan model berdasarkan komputer.

 Model analisis tingkah laku memulai kegiatannya dengan jalan melatih kemampuan anak
mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks secara bertahap.
 Model analisis sistem memulai kegiatannya dengan jalan menjabarkan tujuan-tujuan secara
khusus (output), kemudian menyusun alat-alat ukur untuk menilai keberhasilannya,
kemudian mengidentifikasi sejumlah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses
penyelenggaraannya.
 Model berdasarkan komputer memulai kegiatannya dengan jalan mengidentifikasi unit-unit
kurikulum lengkap dengan tujuan-tujuan pembelajaran khususnya.

E. Landasan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan
pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka
penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum
membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam.
Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal
terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap
kegagalan proses pengembangan manusia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan. Pengebangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan
tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan
kurikulum suatu satuan pendidikan.
2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
3. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta didik.
4. Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal),
lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan hidup (bioekologi), serta
lingkungan alam (geoekologis).
5. Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi,
kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa
untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, kurikulum juga rencana tertulis yang berisi tentang ide-
ide dan gagasan-gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum.
Pendekatan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan
mengikuti langkah- langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang
lebih baik. Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan langkah-langkah atau cara kerja dengan
menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijadikan sesuai dengan
langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
B. SARAN
Sebaiknya pemerintah mengevaluasi kembali tentang kebijakan program program kurikulum l
sebab dalam pelaksanaannya berkaitan dengan kurikulum masih ada terjadi kesulitan dalam
menerapkannnya. Guru dan siswa juga harus bisa menjadi teman kerja sama yang baik agar
dapat menjalankan aktivitas sekolah terkait pelaksaan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengejar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009)
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
https://www.hashmicro.com/id/blog/software-adalah/
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-perangkat-lunak-bisnis-untuk-bantu-kembangkan-
usaha/

Anda mungkin juga menyukai