Dosen pengampu
NURUL ILMIAH, S.Pd, M.Pd.
Disusun oleh :
i
g
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu sector sentral yang sangat penting yang
dapat menunjukkan kemajuan suatu negara. Segala hal yang ada di dalam
pendidikan layaknya untuk dilihat dan diperhatikan dengan betul. Kualitas
sumber daya alam, jika tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia
yang tepat akan menghambat kemajuan suatu negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen Kurikulum?
2. Apa pengertian manejemen kurikulum, kegiatan manajemen
kurikulum, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen kurikulum?
3. Apa pengertian manajemen kesiswaan?
4. Apa pengertian manejemen kesiswaan, kegiatan manajemen
kesiswaan, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen kesiswaan?
5. Apa pengertian manajemen Kepegawaian?
6. Apa pengertian manejemen kepegawian, kegiatan manajemen
kepegawaian, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen
kepegawaian?
7. Apa pengertian manajemen keuangan?
1
8. Apa pengertian manejemen keuangan, kegiatan manajemen keuangan,
ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen keuangan?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian manajemen Kurikulum
2. Memahami pengertian manejemen kurikulum, kegiatan manajemen
kurikulum, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen kurikulum
3. Memahami pengertian manajemen kesiswaan
4. Memahami pengertian manejemen kesiswaan, kegiatan manajemen
kesiswaan, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen kesiswaan
5. Memahami pengertian manajemen Kepegawaian
6. Memahami pengertian manejemen kepegawian, kegiatan manajemen
kepegawaian, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen
kepegawaian
7. Memahami pengertian manajemen keuangan
8. Memahami pengertian manejemen keuangan, kegiatan manajemen
keuangan, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen keuangan
2
BAB II
A. Manajemen Kurikulum
1. Pengertian Manejemen Kurikulum
2
Kemudian Ornstein dan Hunkins, mengajukan definisi yang
lebih luas tentang kurikulum berkenaan dengan pengalaman pelajar.
Tegasnya kurikulum adalah semua pengalaman anak di bawah
bimbingan guru-guru.
1
Robert S. Zais. (1976). Curriculum Principles and Foundtaion, New Yorl: Harper and Row
Publisher, h.7
2
Allan C. Ornstein dan Francis P. Hunkins.(1978). Curriculum Foundations, Principles, and Issues.
New Jersey ; Prentice Hall, Englewood Cliffs, h.6.
3
(Hamalik, 1995:19). Tujuan yang hendak dicapai harus teruaikan
dalam progam yang termuat dalam kurikulum, bahkan program itulah
yang mencerminkan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran.
3
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, h.25
4
Teguh Triwiyanto. (2015). Manejemen Kurikulum, dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, h. 25
4
pengorganisasian materi; 5) pengorganisasian kegiatan
pembelajaran; 6) pemilihan sumber, alat dan sarana belajar; 7)
penentuan cara mengukur hasil belajar.
c. Tahap implementasi atau pelaksanaan melupuyi langkah : 1)
penyusunan rencana pembelajaran 2) Penjabaran materi; 3)
penentuan strategi dan metode pembelajaran; 4) penyediaan
sumber, alat, dan sarana pembelajaran; 5) penentuan cara dan alat
penilaian proses dan hasil belajar, dan 6) setting lingkungan
pembelajaran
d. Tahap penilaian; untuk melihat sejauh mana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangan, baik berupa
penilaian formatif maupun surmatif. Penilaian kurikulum dapat
menckup context, input, proses, produk (CIPP). Penilaian produk
berfokus pada mengukur pencapaian proses pada akhir program
(identic dengan evaluasi sumatif).5
3. Ruang Lingkup, Prinsip, dan Fungsi Manajemen Kurikulum
Menurut Dinn Wahyudin.6 Lingkup manajemen kurikulum
meliputi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi
kurikulum. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan manjemen kurikum, yakni sebagai berikut:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus
demokratis yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, yakni perlu adanya kerja sama positif dari berbagai
pihak
d. Efektifitas dan efisiensi
5
IbID., H. 19
6
Dinn Wahyudin. Op.cit. h. 20-21
5
e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum.
4. Karakteristik Manajemen Kurikulum
a. Karakteristik Perencanaan Kurikulum
1) Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas
2) Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja
yang kompherhensif
3) Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasi
4) Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan
perencanaan kurikulum.
5) Dalam perencanaan kurikulum harus diadakan evaluasi secara
kontinu.7
b. Karakteristik Pengorganisasian Kurikulum
1) Kurikulum mata pelajaran
2) Kurikulum dengan mata pelajarab berkolerasi
3) Kurikulum bidang studi
4) Kurikulum integrase
5) Kurikulum inti
c. Kegiatan manajemen Kurikulum
1) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, meliputi: 1)
pembagian tugas membelajarkan 2) pembagian tugas membina
kegiatan ekstrakulikuler
2) Kegiatan pelaksanaan pembelajaran, meliputi; 1) penyusunan
jadwal pelajaran; 2) penyusunan program pembelajaran; 3)
pengisian daftar kemajuan kelas; 4) kegiatan menelola kelas; 5)
Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar; 6) laporan hasil
pembelajaran; 7) kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
5. Manajemen Pengembangan Kurikulum Sentralistik
Manajemen pengembangan kurikulum sentralistik berarti terpusat,
yaitu pengembangan kurikulum bersal dari pusat (pemerintah). Pada
negara yang bersifat kesatuan seperti Indonesia, sentra;isasi ini berada
7
Ibid., h. 22-23
6
pada tingkat pemerintah pusat, sedangkan pada negara federa,
sentralisasi berada pada tingkat federa; (pusat) atau tingkat bagian.
Dalam manejemen pengembangan kurikulum yang terpusat atau
sentralistik, bukan hanya tugas, wewenang dan tanggung jawab
dipegang oleh pejabat pusat, tapi juga inisiatif, gagasan, bakan model
kurikulum yang dikembangkan dapat dari pemegang kekuasaan di
pusat. Biasanya daerah atau sekolah sebagai penyelenggara pendidikan
hanya mengembangkan kurikulu yang sudah ada.
6. Manejemen Pengembangan Kurikulum Desentralistik.
Dalam menajemen kurikulum desentralistik, penyusunan desain,
pelaksanaan, dan pengendalian kurikulum (evaluasi dan
penyempurnaan) dilakukan secara local oleh satuan pendidikan.
Penyusunan desain kurikulum dilakukan oleh guru-guru, ahli, komite
sekolah/madrasah, dan pihak-pihak lain di masyarakat yang memiliki
perhatian dan kepedulian terhadap kurikulum.
Pengembangan kurikulum demikian disebut dengan pengembangan
kurikulum berbasis sekolah (School Based Curriculum Development
atau SBDC) atau biasa disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kurikulum disusun pada setiap satuan pendidikan
sesuai dengna jenis, jalur, dan jenjang pendidikannya.
B. Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan
8
W. Manja, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Malang:Elang Mas, 2007), hlm.35
7
secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seuruh siswa
(dalam Lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti
proses PBM secara efektif dan efisien.9
9
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Groups,
2008), hlm 78
10
Mulyasa, Lockcit., hlm. 46
11
Piet Sehertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya, Usaha Nasional,
1994), hlm 103
8
tersebut. Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai murid
meninggalkannya, terdapat 4 kelompok pengadministrasian yaitu :
12
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm 74
13
Suryosubroto, op.cit., hlm 74-75
14
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, (Universitas PendidikanIndonesia,
2003), hlm. 79
9
Dalam pendataan kemajuan belajar siswa untuk kemajuan dan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal dipelukan
buku catatan prestasi belajar murid, yaitu:
1) Buku Daftar Nilai
2) Buku Legger, yatu buku kumpulan nilai yang memuat semua
nilai untuk semua bidang studi yang diikuti oleh siswa di dalam
periode tertentu.
3) Buku raport, sebah buku yang memuat hasil bekar siswa
selama siswa tersebut mengikuti pelajaran di suatu sekolah15
10
d) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan19.
d. Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan
informasi tentang pelaksanaan suatu kegiatan yakni manajemen
kesiswaan. Kegiatan monitoring adalah suatu kegiatan memonitor atau
mengawasi seluruh aktivitas yang dilkaukan oleh seluruh warga
sekolah; dalam hal ini difokuskan pada aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh siswa21.
4. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan
Ada beberapa prinsip dasar yang harus mendapatkan perhatian berikut
ini yaitu:
a. Siswa harus diperhatikan sebagai subjek dan bukan obyek
b. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi
fisik, kemampuan intelektual, social ekonomi, minat, dan
sebagainya
c. Pada dasarnya siswa hanya akan termotifasi belajar, jika mereka
menyenangi apa yang diajarkan
d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah
kognitif, tetapi juga efektif dari psikomotorik.22
19
Dewa Ketut Sukardi, dan Desk P.E Nila Kusmawati Proses Bimbingan dan Konseling di SEKOLAH,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2008), hlm 7-8
20
Anisyapradani, Manajemen Peserta Didik,
https://anisyapradani.blogspot.com/2010/01/pertemuan-10-pembinaan-disiplin-siswa
21
Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelola Pendidikan, (Bandung:Permata Biru, 2010), hlm27
22
Hasbullah Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap
Penyelenggaan Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm 121-122
11
Adapun kewajiban siswa adalah: ikut menanggung biaya
penyelenggaraan pendidikan, mematuhi ketentuan peraturan yang
berlaku, menghormati tenaga kependidikan, ikut memelihara
sarana dan prasarana serta kebersihan dan ketertiban serta
keamanan sekolah yang bersangkutan.23
12
kebijakan pengembangan dan pemberdayaan pegawai yang dilakukan
sitematik.
D. Manajemen Keuangan
24
Nurdiansyah, Andiek Widodo, Manajemen Sekolah Berbasis ICT, (Sidoarjo Nizamia Learning
Center, 2017) hlm 11-13
13
dipertanggungjawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan.
14
Agar memenuhi prinsip tersebut, maka dianjurkan agar setiap
pendayagunaan dana selalu didahului dengan kegiatan perencanaan
anggaran.
3) Semua manajemen keungan di sekolah hendaknya didasarkan pada
peraturan perundang-undangan keungan yang berlaku, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
4) Pelaksanaan manajemen keuangan di sekolah merupakan tanggung jawab
kepala sekolah. Namun, pelaksanaannya dapat melibatkan sekolah
pendidik-pendidiknya. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBSD) misalnya, merupakan tanggung jawab kepala
sekolah.25
BAB III
25
Nurdiansyah, Andiek Widodo, Manajemen Sekolah Berbasis ICT, (Sidoarjo Nizamia Learning
Center, 2017) hlm 16-18
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensig, sistemik, dan sitematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaiaan tujuan kurikulum.
Manajemen kesiswaan merupakan proses segala hal yang berkaitan
dengan siswwa, pembinaan sekolah mulai dari penerimaan siswa,
pembinaan siswa berada di sekolah, sampai denan siswa menamatkan
pendidikanya mulai penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
Manajemen kepegawaian adalah proses kegiatan yang
direncanakan diusahakan secara sengaja untuk pembinaan secara kontinu
para pegawai di sekolah, sehingga mereka dapat membantu/menunjang
kegiatan sekolah secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen keuangan merupakan salah satu cara gugusan substansi
administrasi pendidikan yang secara khusus menangani tugas-tigas yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang dimiliki dan digunakan di
sekolah.
B. Saran
Makalah ini diakui memiliki banyak kekurangan terkait dengan
pembahasan yang kurang mendalam dan penyampaian materi yang kurang
lengkap, serta tentunya dengan kepenulisan yang masih kurang tepat. Pada
bagian ini, penulis akan menerima segala saran yang ada, sehingga di
pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
16
1. Allan C. Ornstein dan Francis P. Hunkins.(1978). Curriculum
Foundations, Principles, and Issues. New Jersey ; Prentice Hall,
Englewood Cliffs.
2. Anisyapradani, Manajemen Peserta Didik,
https://anisyapradani.blogspot.com/2010/01/pertemuan-10-pembinaan-
disiplin-siswa
3. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelola Pendidikan, (Bandung:Permata
Biru, 2010),
4. Dewa Ketut Sukardi, dan Desk P.E Nila Kusmawati Proses Bimbingan
dan Konseling di SEKOLAH, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008)
5. Hasbullah Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan
Implikasinya terhadap Penyelenggaan Pendidikan, (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2006)
6. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan,
(Jogjakarta:Ar-Ruzz Groups, 2008)
7. Nurdiansyah, Andiek Widodo, Manajemen Sekolah Berbasis ICT,
(Sidoarjo Nizamia Learning Center, 2017)
17