Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KURIKULUM, MANAJEMEN KESISWAAN,


MANAJEMEN KETENAGAKERJAAN, DAN MANAJEMEN
KEUANGAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah

Dosen pengampu
NURUL ILMIAH, S.Pd, M.Pd.
Disusun oleh :

WIDIAWATI KHOLIFA (3420190060)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO
2021

i
g

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu sector sentral yang sangat penting yang
dapat menunjukkan kemajuan suatu negara. Segala hal yang ada di dalam
pendidikan layaknya untuk dilihat dan diperhatikan dengan betul. Kualitas
sumber daya alam, jika tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia
yang tepat akan menghambat kemajuan suatu negara.

Perkembangan zaman yang semakin canggih, membuat teknologi


bergerak dengan sangat cepat dan akan selalu ada pembaharuan setiap
tahunnya. Untuk itu, siswa dituntut harus turut aktif dalam kegiatan
pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang aktif, tentunya harus diimbangi dengan


manajemen sekolah yang tepat. Karena setiap hal yang telah dirancang dan
diatur sedemikian rupa, pada praktiknya akan jauh lebih mudah. Oleh karena
itu, selain mengajar, tenaga pendidik juga harus memiliki kemampuan dalam
memahami setiap manajemen pendidikan yang ada di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen Kurikulum?
2. Apa pengertian manejemen kurikulum, kegiatan manajemen
kurikulum, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen kurikulum?
3. Apa pengertian manajemen kesiswaan?
4. Apa pengertian manejemen kesiswaan, kegiatan manajemen
kesiswaan, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen kesiswaan?
5. Apa pengertian manajemen Kepegawaian?
6. Apa pengertian manejemen kepegawian, kegiatan manajemen
kepegawaian, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen
kepegawaian?
7. Apa pengertian manajemen keuangan?

1
8. Apa pengertian manejemen keuangan, kegiatan manajemen keuangan,
ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen keuangan?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian manajemen Kurikulum
2. Memahami pengertian manejemen kurikulum, kegiatan manajemen
kurikulum, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen kurikulum
3. Memahami pengertian manajemen kesiswaan
4. Memahami pengertian manejemen kesiswaan, kegiatan manajemen
kesiswaan, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen kesiswaan
5. Memahami pengertian manajemen Kepegawaian
6. Memahami pengertian manejemen kepegawian, kegiatan manajemen
kepegawaian, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen
kepegawaian
7. Memahami pengertian manajemen keuangan
8. Memahami pengertian manejemen keuangan, kegiatan manajemen
keuangan, ruang lingkup, prinsip, dan fungsi manajemen keuangan

2
BAB II

A. Manajemen Kurikulum
1. Pengertian Manejemen Kurikulum

Menurut Zais,1 kurikulum dapat dipahami sebagai program


mata pelajaran, seperti halnya Bahasa Inggris, Aljabar, sejarah,
ekonomi, dan lainnya. Dengan kata lain kurikulum, mencakup suatu
daftar atau judul mata pelajaraan yang disampaikan oleh sekolah.
Pandangan lain menyebutkan bahwa kurikulum adalah isi mata
pelajaran tertentu dalam program atau data informasi yang terekam
dalam membimbing pelajar melalui buku catatan yang diperlukan dan
disediakan dalam rencana pembelajaran. Selain itu kurikulum adalah
pengalaman pembelajaran yang direncanakan sekolah. Saat ini
belakangan definisi kurikulum sudah berubah isi mata pelajaran dan
daftar mata pelajaran atau mata kuliah kepada semua pengalaman yang
diberikan kepada pelajar di bawah pengawasan dan pengaturan
sekolah.

2
Kemudian Ornstein dan Hunkins, mengajukan definisi yang
lebih luas tentang kurikulum berkenaan dengan pengalaman pelajar.
Tegasnya kurikulum adalah semua pengalaman anak di bawah
bimbingan guru-guru.

Dari pendapat di atas dipahami bahwa kurikulum merupakan


rencana pendidikan yang memberikan pedoman tentang jenis, lingkup
dan urutan materi, serta proses pendidikan. Jika dikaitkan dengan
pendidikan maka kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan dengan memperhatian tahap perkembangan peserta didik
dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan
manusia seutuhnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

1
Robert S. Zais. (1976). Curriculum Principles and Foundtaion, New Yorl: Harper and Row
Publisher, h.7
2
Allan C. Ornstein dan Francis P. Hunkins.(1978). Curriculum Foundations, Principles, and Issues.
New Jersey ; Prentice Hall, Englewood Cliffs, h.6.

3
(Hamalik, 1995:19). Tujuan yang hendak dicapai harus teruaikan
dalam progam yang termuat dalam kurikulum, bahkan program itulah
yang mencerminkan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran.

Dalam konteks ini dapat dikemukakan pendapat lain


menegaskan bahwa manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan
sitematik dalam rangka mewujudkan ketercapaiaan tujuan kurikulum.3

Manajemen kurikulum berkenaan dengan bagaimana


kurikulum dirancang, diimplementasikan (dilaksanakan) dan
dikendalikan (dievaluasi dan disempurnakan), oleh siapa, kapan, dan
dalam lingkup mana. Manajemen kurikulum juga juga berkaitan
dengan Kebijakan siapa yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung
jawab dalam merancang, melaksanakan, dan mengendalikan
kurikulum. Secara umum, dibedakan antara manajemen
pengembangan terpusat (centralized curriculum development
management atau top down curriculum, development) dan manejemen
pengembangan kurikulum tersebar (decentralized curriculum,
development management atau bottom up curriculum development)4.

2. Kegiatan Manajemen Kurikulum


Dalam konteks KTSP, Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang
siklus menajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap berikut:
a. Tahap Perencenaaan; meliputi langkah-langkah sebagai :1) analisis
kebutuhan; 2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofi; 3)
menentukan desain kurikulum; 4) membuat rencana induk:
pengembangan, pelaksaan, dan penilaian.
b. Tahap pengembangan, meliputi langkah-langkah: 1) perumusan
rasional atau dasar pemikiran; 2) perumusan visi, misi, dan tujuan;
3) penentuan struktur dan isi program; 4) pemilihan and

3
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, h.25
4
Teguh Triwiyanto. (2015). Manejemen Kurikulum, dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, h. 25

4
pengorganisasian materi; 5) pengorganisasian kegiatan
pembelajaran; 6) pemilihan sumber, alat dan sarana belajar; 7)
penentuan cara mengukur hasil belajar.
c. Tahap implementasi atau pelaksanaan melupuyi langkah : 1)
penyusunan rencana pembelajaran 2) Penjabaran materi; 3)
penentuan strategi dan metode pembelajaran; 4) penyediaan
sumber, alat, dan sarana pembelajaran; 5) penentuan cara dan alat
penilaian proses dan hasil belajar, dan 6) setting lingkungan
pembelajaran
d. Tahap penilaian; untuk melihat sejauh mana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangan, baik berupa
penilaian formatif maupun surmatif. Penilaian kurikulum dapat
menckup context, input, proses, produk (CIPP). Penilaian produk
berfokus pada mengukur pencapaian proses pada akhir program
(identic dengan evaluasi sumatif).5
3. Ruang Lingkup, Prinsip, dan Fungsi Manajemen Kurikulum
Menurut Dinn Wahyudin.6 Lingkup manajemen kurikulum
meliputi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi
kurikulum. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan manjemen kurikum, yakni sebagai berikut:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus
demokratis yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, yakni perlu adanya kerja sama positif dari berbagai
pihak
d. Efektifitas dan efisiensi

5
IbID., H. 19
6
Dinn Wahyudin. Op.cit. h. 20-21

5
e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum.
4. Karakteristik Manajemen Kurikulum
a. Karakteristik Perencanaan Kurikulum
1) Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas
2) Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja
yang kompherhensif
3) Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasi
4) Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan
perencanaan kurikulum.
5) Dalam perencanaan kurikulum harus diadakan evaluasi secara
kontinu.7
b. Karakteristik Pengorganisasian Kurikulum
1) Kurikulum mata pelajaran
2) Kurikulum dengan mata pelajarab berkolerasi
3) Kurikulum bidang studi
4) Kurikulum integrase
5) Kurikulum inti
c. Kegiatan manajemen Kurikulum
1) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, meliputi: 1)
pembagian tugas membelajarkan 2) pembagian tugas membina
kegiatan ekstrakulikuler
2) Kegiatan pelaksanaan pembelajaran, meliputi; 1) penyusunan
jadwal pelajaran; 2) penyusunan program pembelajaran; 3)
pengisian daftar kemajuan kelas; 4) kegiatan menelola kelas; 5)
Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar; 6) laporan hasil
pembelajaran; 7) kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
5. Manajemen Pengembangan Kurikulum Sentralistik
Manajemen pengembangan kurikulum sentralistik berarti terpusat,
yaitu pengembangan kurikulum bersal dari pusat (pemerintah). Pada
negara yang bersifat kesatuan seperti Indonesia, sentra;isasi ini berada

7
Ibid., h. 22-23

6
pada tingkat pemerintah pusat, sedangkan pada negara federa,
sentralisasi berada pada tingkat federa; (pusat) atau tingkat bagian.
Dalam manejemen pengembangan kurikulum yang terpusat atau
sentralistik, bukan hanya tugas, wewenang dan tanggung jawab
dipegang oleh pejabat pusat, tapi juga inisiatif, gagasan, bakan model
kurikulum yang dikembangkan dapat dari pemegang kekuasaan di
pusat. Biasanya daerah atau sekolah sebagai penyelenggara pendidikan
hanya mengembangkan kurikulu yang sudah ada.
6. Manejemen Pengembangan Kurikulum Desentralistik.
Dalam menajemen kurikulum desentralistik, penyusunan desain,
pelaksanaan, dan pengendalian kurikulum (evaluasi dan
penyempurnaan) dilakukan secara local oleh satuan pendidikan.
Penyusunan desain kurikulum dilakukan oleh guru-guru, ahli, komite
sekolah/madrasah, dan pihak-pihak lain di masyarakat yang memiliki
perhatian dan kepedulian terhadap kurikulum.
Pengembangan kurikulum demikian disebut dengan pengembangan
kurikulum berbasis sekolah (School Based Curriculum Development
atau SBDC) atau biasa disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kurikulum disusun pada setiap satuan pendidikan
sesuai dengna jenis, jalur, dan jenjang pendidikannya.

B. Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan merupakan proses segala hal yang


berkaitan dengan siswwa, pembinaan sekolah mulai dari penerimaan
siswa, pembinaan siswa berada di sekolah, sampai denan siswa
menamatkan pendidikanya mulai penciptaan suasana yang kondusif
terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.8

Mulyono mengemukanakan bahwa manajemen kesiswaan


adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan

8
W. Manja, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Malang:Elang Mas, 2007), hlm.35

7
secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seuruh siswa
(dalam Lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti
proses PBM secara efektif dan efisien.9

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa


manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa mulai dari penerimaan peserta didik hingga
keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.

2. Tujuan Manajemen Kesiswaan

Secara umum tujuan manajemen kesiswaan adalah untuk


mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancer, tertib, teratur,
serta dapat mencapai tujuan pendiidkan sekolah.10

Selain itu manajemen kesiswaan di sekolah secara baik dan


berdaya guna akan membantu seluruh staf maupun masyarakat untuk
memahami kemajuan sekolah. Mutu dan derajat sekolah tergambar
dalam system sekolahnya.11

Jadi tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur berbagai


kegiatan dalam bidang kesiswaan serta sebagai wahana bagi siswa
untuk mengembangkan diri seoptmal mungkin.

3. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan

Kegiatan administrasi siswa dapar didaftar melalui gambaran bahwa


Lembaga pendidikan diumpamakan sebuah transformasi, yang
mengenal masukan (input). Pengelolaan di dalam transformaso
(process) dan keluaran (output). Dengan demikian penyajian
penjelasan administrasi siswa dapat diurutkan menurut aspek-aspek

9
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Groups,
2008), hlm 78
10
Mulyasa, Lockcit., hlm. 46
11
Piet Sehertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya, Usaha Nasional,
1994), hlm 103

8
tersebut. Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai murid
meninggalkannya, terdapat 4 kelompok pengadministrasian yaitu :

a. Penerimaan Siswa Baru


1) Penetapan persyaratan siswa yang diterima
Penerimaan siswa baru harus dilakukan sedimikian rupa,
sehingga kegiatan mengajar-belajar sudah dapat dimulai pada
hari pertma setiap tahun ajaran baru.12
Setiap sekolah berbeda dalam menetapkan persyaratan calon
siswa baru yang akan diterima. Pada umumnya persyaratan itu
menyangkut aspek : umur, kesehatan, kemampuan hasil belajar
dan persyaratan administrasi lainnya.
2) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru
Panitia penerimaan siswa baru terdidi dari kepala sekolah dan
beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan yakni: a) syarat-syarat pendaftaran
murid baru; b) formulir pendaftaran; c) pengumuman; d) buku
pendaftaran; e) waktu pendaftaran’ f) jumlah calon yang
diterima.13
3) Masa Orientasi Siswa Baru
Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa di kelas-kelas,
ada sejumlah kegiatan yang harus diikuti oleh siswa baru
selama OSPEK. Kegiatan-kegitana itu di antaranya yaitu: a)
Perkenalan dengan para guru dan staf sekolah; b) Perkenalan
Dengan siswa lama dan pengurus OSIS; c) Penjelasan tentang
program sekolah d) penjelasan tentang tata tertib sekolah; e)
mengenal fasilitas pendidikan yang dimiliki sekolah; f)
penjelasan tentang struktur organisasi sekolah.14
b. Pendataan Kemajuan Belajar Siswa

12
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm 74
13
Suryosubroto, op.cit., hlm 74-75
14
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, (Universitas PendidikanIndonesia,
2003), hlm. 79

9
Dalam pendataan kemajuan belajar siswa untuk kemajuan dan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal dipelukan
buku catatan prestasi belajar murid, yaitu:
1) Buku Daftar Nilai
2) Buku Legger, yatu buku kumpulan nilai yang memuat semua
nilai untuk semua bidang studi yang diikuti oleh siswa di dalam
periode tertentu.
3) Buku raport, sebah buku yang memuat hasil bekar siswa
selama siswa tersebut mengikuti pelajaran di suatu sekolah15

Tujuan atau fungsi penilaian dar beberaap buku peting di atas


antara lain: a) penilaian berfungsi selektif; b) Penilaian bersifat
diagnosis; c) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan16.

c. Bimbingan dan Pembinaan Disiplin Siswa


Bimbingan adalah proses untuk membantu individu di dalam
membuat keputusan hidup yang positif, hal inidiperlukan di rumah,
sekolah, dan di lingkungan social serta d setiap individu berada17.
Secaa umum bimbingan yang diberikan pihak sekolah terhadap
siswa berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : pilihan bidang
studi, penyelesaian kepada situasi sekolah, kesukaran belajar,
kesukaan yang bertalian dengan keluarga dan lingkungan, gagal
dalam bidang studi tertentu, kebutuhan dan kesempatan rekreasi,
kurang minat terhadap bidang studi tertentu, kurang harga diri,
hambatan-hmbatan fisik, mental, emosi, pilihan pekerjaan
penyesuaian waktu tenggang, dan pertentangan antara ambisi dan
kesanggupan siswa18.
1) Fungsi-fungsi bimbingan
a) Fungsi pemahaman
b) Fungsi pencegahan
c) Fungsi pengentasan
15
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan hal 118-119
16
Ibid., h.5
17
Ibid., h.5
18
Harbangan Siagin,op.cit, hlm 114-115

10
d) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan19.

Disiplin sekolah ialah usaha sekolah untuk memelihara perilaku


siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk
dapat berperilaku sesuai dengan norma, peraturan, dan tata tertib
yang berlaku di sekolah20.

Kegiatan pembinaan disiplin siwa dapat dilaksanakan


melalui kegiatan organisasi kesiswaan (OSIS), kegiatan kulikuler,
dan ekstra kulikuler.

d. Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan
informasi tentang pelaksanaan suatu kegiatan yakni manajemen
kesiswaan. Kegiatan monitoring adalah suatu kegiatan memonitor atau
mengawasi seluruh aktivitas yang dilkaukan oleh seluruh warga
sekolah; dalam hal ini difokuskan pada aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh siswa21.
4. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan
Ada beberapa prinsip dasar yang harus mendapatkan perhatian berikut
ini yaitu:
a. Siswa harus diperhatikan sebagai subjek dan bukan obyek
b. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi
fisik, kemampuan intelektual, social ekonomi, minat, dan
sebagainya
c. Pada dasarnya siswa hanya akan termotifasi belajar, jika mereka
menyenangi apa yang diajarkan
d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah
kognitif, tetapi juga efektif dari psikomotorik.22

19
Dewa Ketut Sukardi, dan Desk P.E Nila Kusmawati Proses Bimbingan dan Konseling di SEKOLAH,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2008), hlm 7-8
20
Anisyapradani, Manajemen Peserta Didik,
https://anisyapradani.blogspot.com/2010/01/pertemuan-10-pembinaan-disiplin-siswa
21
Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelola Pendidikan, (Bandung:Permata Biru, 2010), hlm27
22
Hasbullah Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap
Penyelenggaan Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm 121-122

11
Adapun kewajiban siswa adalah: ikut menanggung biaya
penyelenggaraan pendidikan, mematuhi ketentuan peraturan yang
berlaku, menghormati tenaga kependidikan, ikut memelihara
sarana dan prasarana serta kebersihan dan ketertiban serta
keamanan sekolah yang bersangkutan.23

C. Manajemen Ketenagakerjaan/Personil Sekolah.

Proses kegiatan yang direncanakan diusahakan secara sengaja untuk


pembinaan secara kontinu para pegawai di sekolah, sehingga mereka dapat
membantu/menunjang kegiatan sekolah secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Para personel harus
dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan berairah dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari.

Pegawai pada masa kini memfasilitasi aktualisasi dan pengembangan


kompetensi para pegawai melalui program-program pengembangan dan
pemberdayaan pegawai merupakan bagian dari MSDM (Manajemen Sumber
Daya Manusia) yang memiliki fungsi untuk memperbaiki kompetensi,
adptibilitas dan komitmen para pegawai. Dengan cara demikian organisasi
memiliki kekuatan bukan saja sekadar bertahan (survival) , melainkan
tumbuh (growth), profukti (productive), dan kompetitif (competitive). Dan
dalam proses demikian, dukungan pegawai yang kuat melahirkan organisasi
yang memiliki adaptabilitas dan kapasitas memperbaharui dirinya
(adaptability and self-renewal capacity).

Upaya-upaya untuk merencanakan kebutuhan pegawai (SDM),


mengadakan, menyeleksi, menempatkan, dan memberi penugasan secara
tepat menjadi perhatian penting pada setiap organisasi yang kompetitif.
Demikian pula kebijakan kompensasi (penggajian dan kesejahteraan) dan
penilaian kinerja yang dilkaukan dengan adil dan tepat dapat melahirkan
motivasi berprestasi pada para pegawai. Fungsi-fungsi manajemen
kepegawaian seperti itu masih belum cukup, apabila tidak disertai dengan
23
Mulyono, Op.cit. hlm 179

12
kebijakan pengembangan dan pemberdayaan pegawai yang dilakukan
sitematik.

Ada lima aspek kajian manajemen kepegawaian, yaitu:

(1) Perencanaan kebutuhan


(2) Rekrutmen dan seleksi
(3) Pembinaan dan pengembangan
(4) Mutase dan promosi, serta
(5) Kesejahteraan

Manajemen SDM mencakup kegiatan sebagai berikut: (1)


Perencanaan SDM, (2) Analisis pekerjaan, (3) pengadaan pegawai, (4) seleksi
pegawai, (5) orientasi, penempatan dan penugasan, (6) kompensasi, (7)
penilaian kinerja, (8) pengembangan karir, (9) pelatihan dan pengembangan
pegawai, (10) penciptaan mutu kehidupan kerja, (11) perundingan
kepegawaian, (12) riset pegawai, dan (13) pension dan pemberhentian
pegawai.24

D. Manajemen Keuangan

Manajemen ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang


maksmial dalam hal pembiayaan sekolah yang meliputu biasa internal dan
eksternal serta pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

Manajemen keuangan merupakan salah satu cara gugusan substansi


administrasi pendidikan yang secara khusus menangani tugas-tigas yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang dimiliki dan digunakan di
sekolah.

Menurut para pakar administrasi pendidikan, manajemen keuangan


pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan
pendayagunaan uang secara tertib, efektif, efisien, dan dapat

24
Nurdiansyah, Andiek Widodo, Manajemen Sekolah Berbasis ICT, (Sidoarjo Nizamia Learning
Center, 2017) hlm 11-13

13
dipertanggungjawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan.

Berdasarkan pengertian sederhana di atas ada dua hal yang perlu


diperhatikan berkaitan dengan manejemen keuangan di sekolah, yaitu:

1) Manajemen keuangan itu merupakan proses upaya memperoleh dan


mendayagunakan semua dana. Dengan semikian, paling tidak ada dua
kegiatan besar dalam menajemen keuangan di sekolah. Pertama,
mencari sebanyak mungkin sumber-sumber keuangan dan berusaha
semaksimal mungkin untuk Lembaga oendidikan dana dari sumber-
sumber dana tersebut. Kedua, menggunakan semua dana yang tersedia
atau diperoleh semata-mata untuk kepentingan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
2) Penggunaan semua dana sekolah harus efektif, dan efisien. Selain itu
penggunaaan semua dana sekolah harus tertib, dan mudah
dipertanggung jawabkan kepada semua pihak terkait.

Tujuan manajemen keuangan di sekolah adalah untuk mengatur


sedemikian rupa sehingga semua upaya pemerolehan dana dari berbagai
sumber dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa prinsip yang
perlu dipegang teguh dalam manajemen keuangan di sekolah, yaitu sebagai
berikut:

1) Sumber dana pendidikan di sekolah tidak sedikit. Tidak hanya dari


pemerintah atau Yayasan yang menaunginya. Sekolah bisa secara kreatif
mencari sumber-sumber dana pendidikan dalam rangka eksistensinya
sebagai sekolah prasekolah. Namun dalam upaya memperoleh dana
pendidikan dari berbagai sumber dana, hendaknya dana yang tidak
mengikat Lembaga atau sekolah.
2) Dana pendidikan yang tersedia atau ada harus dimanfaatkan sekolah secara
efektif dan efisien. Efektif berarti semua dana yang ada digunakan semata-
mata untuk pendidikan sekolah. Sedangkan efisien berarti dana yang
tersedia, berapapun banyaknya, harusd didayagunakan sehemat mungkin.

14
Agar memenuhi prinsip tersebut, maka dianjurkan agar setiap
pendayagunaan dana selalu didahului dengan kegiatan perencanaan
anggaran.
3) Semua manajemen keungan di sekolah hendaknya didasarkan pada
peraturan perundang-undangan keungan yang berlaku, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
4) Pelaksanaan manajemen keuangan di sekolah merupakan tanggung jawab
kepala sekolah. Namun, pelaksanaannya dapat melibatkan sekolah
pendidik-pendidiknya. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBSD) misalnya, merupakan tanggung jawab kepala
sekolah.25

BAB III

25
Nurdiansyah, Andiek Widodo, Manajemen Sekolah Berbasis ICT, (Sidoarjo Nizamia Learning
Center, 2017) hlm 16-18

15
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensig, sistemik, dan sitematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaiaan tujuan kurikulum.
Manajemen kesiswaan merupakan proses segala hal yang berkaitan
dengan siswwa, pembinaan sekolah mulai dari penerimaan siswa,
pembinaan siswa berada di sekolah, sampai denan siswa menamatkan
pendidikanya mulai penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
Manajemen kepegawaian adalah proses kegiatan yang
direncanakan diusahakan secara sengaja untuk pembinaan secara kontinu
para pegawai di sekolah, sehingga mereka dapat membantu/menunjang
kegiatan sekolah secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen keuangan merupakan salah satu cara gugusan substansi
administrasi pendidikan yang secara khusus menangani tugas-tigas yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang dimiliki dan digunakan di
sekolah.

B. Saran
Makalah ini diakui memiliki banyak kekurangan terkait dengan
pembahasan yang kurang mendalam dan penyampaian materi yang kurang
lengkap, serta tentunya dengan kepenulisan yang masih kurang tepat. Pada
bagian ini, penulis akan menerima segala saran yang ada, sehingga di
pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

16
1. Allan C. Ornstein dan Francis P. Hunkins.(1978). Curriculum
Foundations, Principles, and Issues. New Jersey ; Prentice Hall,
Englewood Cliffs.
2. Anisyapradani, Manajemen Peserta Didik,
https://anisyapradani.blogspot.com/2010/01/pertemuan-10-pembinaan-
disiplin-siswa
3. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelola Pendidikan, (Bandung:Permata
Biru, 2010),
4. Dewa Ketut Sukardi, dan Desk P.E Nila Kusmawati Proses Bimbingan
dan Konseling di SEKOLAH, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008)
5. Hasbullah Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan
Implikasinya terhadap Penyelenggaan Pendidikan, (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2006)
6. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan,
(Jogjakarta:Ar-Ruzz Groups, 2008)
7. Nurdiansyah, Andiek Widodo, Manajemen Sekolah Berbasis ICT,
(Sidoarjo Nizamia Learning Center, 2017)

8. Piet Sehertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah,


(Surabaya, Usaha Nasional, 1994)
9. Robert S. Zais. (1976). Curriculum Principles and Foundtaion, New Yorl:
Harper and Row Publisher
10. Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara
11. Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan
12. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004)
13. Syarifuddin, Amiruddin, Manejemen Kurikulum, (Medan: Perdana
Publishing, 2017)

14. Teguh Triwiyanto. (2015). Manejemen Kurikulum, dan Pembelajaran.


Jakarta: Bumi Aksara.
15. Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan,
(Universitas Pendidikan Indonesia, 2003).
16. W. Manja, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Malang:Elang Mas,
2007).

17

Anda mungkin juga menyukai